PRAKTIKUM I
ANALISIS NUMERIK FENETIK
OLEH :
NAMA : ALFIN
STAMBUK : F1D1 14 001
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri adalah bagian dari studi mikrobiologi, yaitu ilmu yang mempelajari
mikrobia. Di dalam mikrobiologi, bakteri dimasukkan dalam dunia bakteri. Dunia lain yang
dipelajari dalam mikrobiologi mencakup dunia fungi, arkhaea, protista, dan organisme
aseluler (virus), dan menempati domain bacteria. Semua anggota domain ini memiliki
kesamaan yaitu untuk memperbanyaknya menggunakan metode khusus yaitu kultur murni
Keberadaan bakteri dapat diamati dengan melihat gejala atau pengaruh yang
beranekaragam dan memiliki banyak karakter yang bersifat umum dan khusus. Sistematika
mikrobia adalah salah satu cabang ilmu mikrobiologi yang menitikberatkan pada
karakterisasi mikrobia. Salah satu cara karakterisasi yang dilakukan dalam sistematika
mikrobia adalah menggunakan taksonomi numerik yang berasal dari taxo-species concept.
yaitu bakteri. Cara karakterisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
taksonomi numerik fenetik yang berdasarkan kemiripan sifat yang dimiliki oleh bakteri.
Pada paktikum ini digunakan enam strain bakteri yang akan dikarakterisasi dan
karakter. Strain bakteri yang digunakan sama dan jumlah serta macam karakter yang
digunakan juga sama, namun dianalisis dengan indeks similaritas yang berbeda yaitu dapat
dilakukan dengan Simple Matching Coeficient (Ssm) dan Jaccard Similarity Coeffficient
(Sj).
Taksonomi numerik menggambarkan persamaan, kemiripan dan perbedaan
karakteristik bakteri. Jaccard Similarity Coeffficient (Sj) menyatakan sifat- sifat yang sama
tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan praktikum Analisis Numerik Fenetik
khususnya pada spesies maka dapat dihasilkan suatu pengelompokan (clustering ) kemiripan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
L-asparaginase tersebar luas di alam dan banyak ditemukan pada jaringan hewan,
bakteri, tanaman dan dalam serum tikus, namun tidak dijumpai pada manusia (EL-Sayed et
al., 2012 dalam Sanaa et al., 2012). Biswaprakash dkk., (2013) melaporkan L-asparaginase
dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam kelompok mikroorganisme dari genus
bakteri yang diamati meliputi karakter morfologi koloni dan sel, sifat biokimia, kemampuan
sumber karbon. Ciri-ciri morfologi koloni yang diamati adalah pigmentasi medium dan
koloni, bentuk dan diameter koloni, sedangkan morfologi sel yang diamati meliputi bentuk
dan ukuran sel, reaksi pewarnaan Gram, motilitas dan kebutuhan oksigen (Lay, 1994).
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi perlu
(fisiologi), patogenitas dan serologinya. Morfologi yang diamati meliputi morfologi secara
morfologinya sama mungkin berbeda dalam sifat-sifat biokimianya, kebutuhan nutrisi serta
persyaratan ekologi lainnya seperti temperatur, pH, dan lain-lain (Jutono, 1973).
Tujuan utama dari penerapan taksonomi numerik adalah untuk meningkatkan
objektifitas dalam pengolahan data dan repitabilitas hasil klasifikasi yang diperoleh. Hal ini
penting bagi taksa yang klasifikasinya masih menjadi perdebatan karena pebedaan dalam
penempatan taksa pada kategori tertentu. Jauh dekatnya hubungan kekerabatan (kemiripan)
antara setiap OTU yang dibandingkan dinyatakan dengan dua cara yaitu berdasarkan data
koefisien korelasi dan koefisien asosiasi (Sneath dan Sokal, 1973 dalam Arrijani, 2003).
dengan sistem klasifikasi yang lain. Metode klasifikasi yang lain hanya berdasarkan pada
morfologinya, juga dilakukan uji fisiologis dan biokimiawi terhadap mikrobia yang akan
strain mikroorganisme yang didasarkan atas adanya kemiripan sifat antar satu
morfologi sel bakteri, morfologi koloni, sifat biokimiawi uji sensitivitas terhadap antibiotik
menggunakan metode disk diffusion (Kirby- Bauer). Klasifikasi Numerik Fenetik terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu koleksi data, pengkodean data dan analisis data. Koleksi data
ditentukan Operational Taxonomical Units (OTU) yaitu strain bakteri uji, kemudian
ditentukan unit karakter. Pengkodean unit karakter dilakukan dengan cara diberi skor, unit
karakter yang positif (+) diberi skor 1, sedangkan unit karakter yang negatif (-) diberi skor 0.
Data yang telah diolah dianalisis dengan program MVSP (Mult Variate Statistical Package)
untuk mengetahui hubungan similaritas antara strain satu dan strain yang lainnya digunakan
SSM (Simple Matching Coefficients). Pengklusteran dilakukan dengan menggunakan
algoritma UPGMA (Unweighted Pair Group Methode with Averages). Hasil analisis
dipresentasikan dalam bentuk dendogram menggunakan program Paint Shop Pro dan diedit
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 1 November 2017 pukul
13.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Unit Mikrobiologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
1. Alat
2. Bahan
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Koleksi Data
(OTU) yaitu 6 strain bakteri dari spesies Gluconobacter (n=6), kemudian menentukan 50
unit karakter dari masing-masing spesies Gluconobacter (t=50). Data tersebut selanjutnya
b. Pengkodean Data
unit karakter yang positif (+) diberi skor 1, sedangkan unit karakter yang negatif (-) diberi
skor 0.
c. Analisis Data
Data yang telah dikode pada masing-masing spesies kemudian dianalisis dengan
similaritas antara strain satu dan strain yang lainnya digunakan SSM (Simple Matching
UPGMA (Unweighted Pair Group Methode with Averages). Setelah itu hasil analisisnya
hidup ke dalam suatu taksa atau kelompok yang sudah teridentifikasi. Klasifikasi merupakan
bagian dari bidang ilmu sistematik. Klasifikasi dan identifikasi mikroorganisme haruslah
diketahui terlebih dahulu karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme. Tujuan klasifikasi ialah
mengatur kedudukan dari berbagai organisme termasuk mikroorganisme di alam. Jika diketahui
ciri-ciri suatu mikroorganisme, maka dapat dilakukan perbandingan sehingga terlihat persamaan
fenetik didasarkan pada kemiripan sifat diantara mikroba. Sedangkan klasifikasi filogenetik
didasarkan pada hubungan evolusi atau kekerabatan diantara mikroba. Praktikum kali ini
menggunakan sistem taksonomi numerik yang merupakan bagian dari klasifikasi fenetik. Prinsip
Metode yang dilakukan pada praktikum karakterisasi fenotipik adalah dengan klasifikasi
numerik-fenetik terhadap 6 strain bakteri uji khusus spesies Erwinia menggunakan 30 karakter.
Karakter fenotipik tersebut antara lain meliputi morfologi koloni dan sel, karakter biokimiawi
yang mencakup reaksi metabolisme suatu strain bakteri yang dapat menghasilkan berbagai
macam enzim, kemampuannya dalam memfermentasi berbagai jenis gula dan karakter fisiologis.
Tahap selanjutnya adalah melakukan pengkodean masing-masing unit karakter dengan cara
memberi skor, unit karakter yang positif (+) diberi skor 1, sedangkan unit karakter yang negatif
(-) diberi skor 0. Hasil karakterisasi strain bakteri uji tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakter masing-masing spesies Erwinia
Kode isolat
No
E. trachelphila
E. nigrifluens
E. amylovoa
E. cacticida
E. mativora
E. quertina
Karakter
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Gram - - - - - -
2 Motil + + + + + +
3 Anaerob Fakultatif + + + + + +
4 27-30C + + + + + +
5 Oksidase - - - - - -
6 Katalase + + + + + +
7 D-Adonitol - - - - - -
8 Selobiosa - - + - - -
9 Dulcitol - - - - - -
10 Esculin - + - + + -
11 Fruktosa + + + + + +
12 D-Galaktosa + + + + + +
13 D-Glukosa + + + + + +
14 Gliserol - + + + + -
15 Myo-Inositol - - - + - -
16 Inulin - - - - - -
18 Laktosa - - - - - -
19 Maltose - - - - - -
20 D-Manitol - + + + + -
21 D-Manose - + + + + -
22 Melezitose - - - - - -
23 -CH2-D-Glukosida - - - - + -
24 Rifinose - - - + - -
25 L-Ramnose - + + - - -
26 Ribose + + + + + -
27 Salicin - + - + + -
28 Pati - - - - - -
29 Sucrose + + + + + +
30 -Metil Glukoside + + + + + +
Ket : (+) memiliki karakter, (-) tidak memiliki karakter
Data hasil analisis karakteristik yang telah dikode selanjutnya dianalisis dengan program
MVSP (Multi Variate Statistical Package). Untuk mengetahui hubungan similaritas antara strain
satu dan strain yang lainnya digunakan SSM (Simple Matching Coefficients). Hasil analisis
sistematik numerik berdasarkan karakter fenotipik ini divisualisasikan dalam bentuk dendogram
seperti disajikan pada Gambar 1. Matriks similaritas antar strain bakteri uji ditampilkan pada
Tabel 4.
Gambar 1. Dendrogram yang menunjukkan hubungan similaritas antara 6 strain bakteri uji
8yang didasarkan atas analisis simple matching coefficient (SSM) dan algoritma
unweighted pair-group method with arithmetic average (UPGMA).
bahwa ada 2 kelompok (cluster) yang terbentuk. Cluster 1 yang beranggotakan Erwinia
amylovoa dan Erwinia trachelphila dengan nilai similaritas sebesar 96,7%, sedangkan yang
tergolong cluster 2 yaitu terdiri dari 2 subcluster, subcluster 1 Erwinia carticida dan Erwinia
quertina dengan nilai similaritas 93,3%. Kemudian keduanya bergambung pada subcluster ke 2
analisis numerik fenetik, kekerabatan dari isolat bakteri khususnya Erwinia dapat diketahui.
Erwinia merupakan kelompok bakteri yang, bersifat Gram negatif, motil, uji katalase positif,
uji oksidase negatif dan bersifat anaerob fakultatif. Positif mampu memfermentasi D-
Tabel 4. Matriks similaritas disusun berdasarkan perhitungan nilai hubungan similaritas antar 6
strain bakteri uji menggunakan Simple Matching Coefficient (SSM).
Kode Isolat
E.trachelphila
E. nigrifluens
E. amylovoa
E. cacticida
E. mativora
E. quertina
Nama Spesies
E. amylovoa 100
E. cacticida 80 100
E. mativora 83,3 90 100
E. nigrifluens 76,7 90 80 100
E. quertina 80 93,3 83,3 90 100
E.trachelphila 96,7 76,7 80 73,3 76,7 100
V. PENUTUP
A. Simpulan
1. Metode analisis numerik fenetik dilakukan dengan menggunakan aplikasi MVSP (Multi
2. Indeks similaritas strain bakteri uji yaitu Erwinia amylovoa dan Erwinia trachelphila
dengan nilai similaritas sebesar 96,7%, sedangkan yang tergolong cluster 2 yaitu terdiri
dari 2 subcluster, subcluster 1 Erwinia carticida dan Erwinia quertina dengan nilai
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebaiknya untuk penentuan
OUT harus diperhatikan kembali agar karakter sifat yang digunakan bisa terwakili untuk
Arrijani, 2003, Kekerabatan Fenetik Anggota Marga Knema, Horsfieldia, dan Myristica di Jawa
berdasarkan Bukti Morfologi Serbuk Sari, Biodiversitas, 4(2) : 83-88
Biswaprakash P, Sashi KD, dan Sabuj S. 2013. Screening and Characterization of Extracelluler
L-asparaginase Producing Bacillus subtilis strain hswx88, Isolated from Taptapani Hot
Spring Of Odisha, India. Asian Pasific J of Tropical Biomedicine 3(12): 937-940.
Darmawati, S. Sembiring, L., Asmara, W. dan Artama, W.T. 2011. Klasifikasi Numerik-fenetik
Salmonella typhi Asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Hasil
Karakterisasi Fenotipik. Biota 16 (1) : 128-132
Joetono, Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Darmosuwito, S., and Soesanto, 1973,
Pedoman Praktikum Mikrobiologi untuk Perguruan Tinggi, UGM, Yogyakarta
Lay, W.B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanaa TE, Amal AF, and Amira MG. 2012. Immobilization, Properties and Anti Tumor Activity
of L-Asparaginase of Vicia Faba and Phaseolus Vulgaris Seeds. Australian J of Basic
and Applied Sciences. 6(3): 785.
Sembiring, L., 2002, Petunjuk Praktikum Sistematika Mikrobia S-2, Laboratorium Mikrobiologi,
Fakultas Biologi, UGM, Yogyakarta.