PERCOBAAN IV
ISOLASI KASEIN SUSU
OLEH
NAMA
: ALFIN
STAMBUK
: F1D1 14 001
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN
: HASRUL SANI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mamae
pada mamalia
yaitu susu. Susu merupakan cairan yang tidak tergolong klostrum untuk
memberi nutrisi pada keturunannya. Susu tergolong cairan yang banyak
mengandung protein. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari
asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida. Protein pada bagian
padat disebut kasein dan pada bagian cair disebut whey. Kasein merupakan
protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa protein whey. Kadar
kasein dalam susu mencapai 80% selebihya merupakan whey. Protein whey
merupakan protein yang terdapat dalam susu berupa cairan. Pemanasan,
pemberian enzim proteolitik (renin), dan pengasaman dapat memisahkan
kasein dengan protein whey.
Proses pemisahan suatu senyawa dengan menghasilkan suatu zat
tunggal yang murni merupakan proses isolasi. Isolasi kasein susu adalah
kegiatan memisahkan kasein dengan susu murninya. Kasein adalah salah satu
asam amino penyusun susu. Kasein dalam bentuk
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam mengisolasi kasein susu?
2. Berapa persentase dari isolasi kasein susu?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam mengisolasi kassein susu.
2. Untuk mengetahui berapa persentase isolasi kasein susu.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam mengisolasi kasein susu.
2. Dapat mengetahui berapa persentase isolasi kasein susu.
Alat
Kegunaan
1.
2.
Gelas kimia
Gelas ukur
3.
4.
Gelas erlenmeyer
Timbangan analitik
Pipet volume
saring
Untuk mengambil larutan dengan volume yang
Batang pengaduk
Hot plate
Oven
Thermometer
Pipet tetes
Kamera
Alat tulis
akurat
Untuk mengaduk larutan
Untuk memanaskan larutan
Untuk mengerinkan kasein susu
Untuk mengukur suhu kasein susu
Untuk mengambil larutan
Untuk mendokumentasikan objek pengamatan
Untuk mencatat hasil pengamatan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2. Bahan
Bahan yang pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahan
ASI
Lactogen
Prenagen
SGM
Dancow
Asam asetat glasial
Aquades
Kertas saring
Kegunaan
Sebagai sumber kasein
Sebagai sumber kasein
Sebagai sumber kasein
Sebagai sumber kasein
Sebagai sumber kasein
Untuk mengendapkan kasein
Untuk melarutkan susu bubuk
Untuk menyaring larutan kasein
C. Prosedur kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
1. Susu ASI
Erlenmeyer 250 ml
- Dimasukkan 50 mL ASI
- Dipanaskan pada hot plate - suhu 40 oC
Ditambahkan asam asetat glasial setetes demi setetes
- Diaduk sampai kasein mengandap.
- Dikeringkan.
- Ditimbang.
- Dihitung presentase (%) kasein yang
diperoleh.
Hasil pengamatan
2. Susu Bubuk
- 250
Dimasukkan
10 gram susu bubuk
Erlenmeyer
ml
- Dilarutkan dalam 50 mL aquades
- Dipanaskan pada hot plate - suhu 40 oC
Ditambahkan asam asetat glasial setetes demi setetes
- Diaduk sampai kasein mengandap.
- Dikeringkan.
- Ditimbang.
- Dihitung presentase (%) kasein yang
diperoleh
Hasil pengamatan
Jenis Perlakuan
ASI 50 mL+
dipanaskan sampai
suhu 40 0 C+ asam
asetat glasial
diaduk sampai
kasein
mengendap
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
disaring
endapannya
dikeringkan
dihitung % kasein
yang diperoleh
2
Keterangan : Belum
terdapat endapan,
sebelum penyaringan
Keterangan: Terdapat
endapan kasein, setelah
penyaringan
Keterangan : Belum
terdapat endapan,
sebelum penyaringan
Keterangan : Terdapat
endapan kasein, setelah
penyaringan
Keterangan : Belum
terdapat endapan,
sebelum penyaringan
Keterangan: Terdapat
endapan kasein, setelah
penyaringan
disaring
endapannya
dikeringkan
dihitung % kasein
yang diperoleh
Keterangan : Endapan
Keterangan: Belum
terdapat endapan,
sebelum penyaringan
5
Susu Lactogen 10
gram + 50 mL
aquades
dipanaskan sampai
suhu 40 0 C + asam
asetat glasial
diaduk sampai
kasein mengendap
disaring
endapannya
dikeringkan
dihitung % kasein
yang diperoleh
Keterangan : Belum
terdapat endapan,
sebelum penyaringan
Keterangan : Endapan
kasein susu Lactogen
setelah dikeringkan
selama 24 jam
B. Analisis Data
1. ASI
Dik : Berat kertas saring
= 1,18 gram
Berat awal
= 50 mL = 50 gram
Berat setelah penyaringan = 4.96 gram
Dit : % kasein ASI ?
Penyelesaian :
Berat akhir ASI
berat akhir
X 100
berat awal
3.78 gram
50 gram
X 100 %
7.56 %
2. Susu SGM
Dik : Berat kertas saring
= 1,19
Berat awal
= 10 gram
Berat setelah penyaringan = 5.71 gram
Dit : % kasein SGM ?
Penyelesaian :
Berat akhir kasein SGM berat setelah 24 jam berat kertas saring
5.71 gram 1,19 gram
4.52 gram
berat kasein=
berat akhir
X 100
berat awal
4.52 gram
10 gram
X 100 %
45.2 %
3. Susu Prenagen
Dik : Berat kertas saring
= 1,18 gram
Berat awal
= 10 gram
Berat setelah penyaringan = 4.67 gram
Dit : % kasein Prenagen ?
Penyelesaian :
Berat akhir kasein Lactogen berat setelah 24 jam berat kertas saring
4.67 gram 1,18 gram
3.49 gram
berat kasein=
berat akhir
X 100
berat awal
3.49 gram
10 gram
X 100 %
= 34.9 %
4. Susu Dancow
Dik : Berat kertas saring
= 1,16 gram
Berat awal
= 10 gram
Berat setelah penyaringan = 8.44 gram
Dit : % kasein Dancow ?
Penyelesaian :
Berat akhir kasein Dancow berat setelah 24 jam berat kertas saring
8.44 gram 1,16 gram
7.28 gram
berat kasein=
berat akhir
X 100
berat awal
7.28 gram
10 gram
X 100 %
72.8 %
5. Susu Lactogen
Dik : Berat kertas saring
= 1,17 gram
Berat awal
= 10 gram
Berat setelah penyaringan = 6,13 gram
Dit : % kasein Lactogen ?
Penyelesaian :
Berat akhir kasein Lactogen berat setelah 24 jam berat kertas saring
6,13 gram 1,17 gram
5.06 gram
berat kasein=
berat akhir
X 100
berat awal
5.06 gram
10 gram
X 100 %
50.6 %
C. Pembahasan
Susu merupakan salah satu bahan makanan yang mudah dicerna dan
bernilai gizi tinggi dan sangat dibutuhkan oleh manusia dari berbagai umur.
Susu juga mempunyai sifat yang mudah rusak sehingga sangat cepat
mengalami perubahan rasa, bau, dan warna. Dalam keadaan normal, susu
hanya bertahan maksimal 2 jam setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan
maupun penurunan kualitas. Susu adalah produk pangan memiliki nilai gizi
yang tinggi dan bersala dari sekresi kelenjar susu hewan menyusui. Susu saat
ini banyak digunakan sebegai bahan dasar berbagai produk makanan dan
minuman melalui proses hasil fermentasi atau kimiawi.
Komposisi susu sangat beragam tergantung dari beberapa faktor yaitu
waktu pemerahan, urutan pemerahan, umur sapi, kerapatan dan pH. Susu
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu air, lemak dan protein. Protein yang
terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis yaitu, kasein dan whey. Protein kasein
terdiri dari dua kelompok, yaitu kasein sensitif terhadap kalsium dan kasein
tidak sensitif terhadap kalsium. Kedua kelompok tersebut jika dicampurkan
akan menghambat terjadinya endapan dari kelompok yang sensitive terhadap
kalsium. Kasein yang tidak sensitive terhadap kalsium yaitu (s1), (s2) dan k
kasein, sedangkan kasein adalah kasein yang sangat sensitif terhadap
kalsium. Kasein adalah komponen terbesar dalam susu dan sisanya berupa
whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein tidak
hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat anorganik
seperti kalsium, fosfor, dan magnesium.
Tahapan dalam mengisolasi kasein susu yaitu untuk ASI memasukan
susu ASI sebanyak 50 mL atau susu bubuk 10 gram, kemudian dipanaskan
dengan suhu 40 oC, serta ditambahkan asam asetat glasial, diaduk sampai
mengendap,
keringkan
endapannya
dan
timbang
kemudian
hitung
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini dapat disimpulan
adalah sebagai berikut :
1. Tahapan dalam isolasi kasein susu yaitu, memasukan 10 mL ASI atau susu
bubuk 10 gram, dipanaskan dengan suhu 40 oC, ditambahkan asam asetat
glasial, diaduk sampai mengendap, keringkan endapannya dan timbang
kemudian hitung persentasenya.
2. Persentase kasein masing-masing susu diperoleh yaitu, ASI 7.56%, SGM
42.5%, prenagen 34.9%, dancow 72.8%, dan lactogen 50.6%. Persentase
kasein terendah terdapat pada susu ASI dan persentase kasein tertinggi
pada susu dancow.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknya
semua kelompok tetap berada dimasing-masing kelompoknya agar tetap
memperhatikan poses dalam mengisolasi kasein susu.
DAFTAR PUSTAKA
Maharani, Azmi, J., dan Copryadi, J., 2010, Isolasi Karakterisasi dan Penentuan
Kadar Laktalbumin Susu Sapi Fries Holdstein dengan Metode Lowry,
J. Natur Indonesia, 13 (2) : 134-137
Marsono, Y., Utami, T., Indrati, R., dan Yusmairi, 2010, Aktifitas Proteolitik
Bakteri Asam Laktat dalam Fermentasi Susu Kedelai, J. Teknol dan
Indrustri Pangan, 21 (2) : 129-134
Legowo, M. A., 2002, Sifat Kimiawi, dan Mikrobiologis Susu, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Handiwirawan, E., dan Hasinah, H., 2007, Pemanfaatan Penciri Gen Kasein Untuk Seleksi pada Sapi dan Kerbau, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Wardana, S. A., 2012, Teknologi Pengolahan Susu, Universitas Slamet Riyadi,
Surakarta.
Witarto, B. A., 2001, Protein Engineering: Perannya dalam Bioindustri dan
Prospeknya di Indonesia, Department of Biotechnology, Tokyo
University of Agriculture and Technology And Working Group on Life
Sciences, Institute for Science and Technology Studies (ISTECS)
chapter Japan.