2. SecaraPraktek
Berat protein = Berat kaca arloji & kasein Berat kaca arloji
= 85,22 83,48
= 1,74
Berat Susu
Takaran saji = Massa yang disajikan
Volume saji Volume yang dibutuhkan
27 gram = X
185 ml 50 ml
X = 1350
50 ml
X = 7,3 gram
Dita Ratna Sari (06111410011)
% 06 , 19
100% X
Gram 7,3
Gram 392 , 1
100% X
Susu Berat
Sampel Kasein
Kasein %
gr 392 , 1
gr 1,74
100
80
gr 1,74 80%
Protein Berat protein dalam kasein persentase Kasein Berat
% 0023 , 0
% 100
3 , 7
74 , 1
% 100
susu berat
Protein berat
Protein Berat %
praktek
x
x
3. % Kesalahan
% 116,59
100% X
% 8 , 8
% 19,06 % 8 . 8
100% X
Teori %
Praktek % Teori %
Kasein Kesalahan %
% 97 , 99
100% X
% 11
% 0023 . 0 % 11
100% X
Teori %
Praktek % Teori %
Protein Kesalahan %
Dita Ratna Sari (06111410011)
IX. Persamaan Reaksi
N H
2
NH
R
1
R
2
O
.
+
H
3
N
R
1
O
-O
+
+
H
3
N
R
2
O
-O
Hidrolisis Protein
Protein
Asam amino
Asam amino
Dalam suasana asam
+
H
3
N
R
O
-O
CH
3
COOH
+
H
3
N
R
O
HO
Asam amino Asam amino dalam asam
Penambahan etanol 95 %
+
H
3
N
R
O
HO
C
2
H
5
OH
H
2
N
R
O
HO
+
H
3
N
R
O
-O
Asam amino
Penambahan Eter
+
CH
3
CH
2
OCH
2
CH
3
+
H
3
N
R
O
CH
3
+
CH
3
CH
2
OH
Dietil eter
Dita Ratna Sari (06111410011)
X. Pembahasan
Pada percobaan 7 kali ini yaitu mengenai pembuatan kasein, yang bertujuan untuk
Memisahkan kasein dalam susu dengan menggunakan alkohol dan menghitung % rendemen
pada berat kasein. Pada pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini ialah dengan
menggunakan susu bubuk putih.
Percobaan pertama yang dilakukan ialah memanaskan 7,3 gram susu bubuk dalam air
panas sehingga temperatur susu naik 40
o
C. Proses pemanasan ini bertujuan untuk
menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang
sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga
mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami
pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan
tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah
stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Selanjutnya ialah menambahan asam asetat glasial pada susu setelah pemanasan
setetes demi setetes sampai kasein mengendap. Pada penambahan asam cuka (asam asetat
glasial) pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi dari ion H
+
yang
kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus
hiroksil bebasnya. Semakin banyak konsentrasi H
+
yang ditambahkan maka semakin banyak
pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila pH
isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan
sehingga akan terbentuk gumpalan. Dan dengan penambahan asam dapat menghilangkan
muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat,
sehingga kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
Kemudian larutan dan endapan yang terbentuk disaring dengan menggunakan kain
panjang dan diperas untuk memisahkan endapannya. Sehingga akan didapatkan endapan
kasein yang berwarna putih, lalu endapan tersebut ditimbang dan didapatkan berat endapan
sebesar 7,21gram. Setelah endapan ditimbang, maka endapan yang terbentuk tersebut
disuspensi dengan etanol 95%. Proses ini bertujuan karena kasein tidak larut dalam etanol,
maka dapat untuk memisahkan kasein dengan protein lain sehingga diperoleh hanya kasein
saja. Protein selain kasein akan melarut sedangkan kasein tetap berbentuk endapan yang tidak
dapat melarut.
Setelah itu endapan yang diperoleh tersebut disuspensi kembali dengan campuran
etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari
endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan
Dita Ratna Sari (06111410011)
lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan
protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk
endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih
murni.
Setelah itu disaring kembali dan endapat berwarna putih yang didapat ditimbang,
didapatkan sebesar 13,6 gram. Kemudian larutan tersebut diberi 25ml eter hingga mengendap
dan disaring kembali. Hasil saringan yang didapat ialah sebesar 13,16 gram dan ditaruh diatas
kaca arloji. Kemudian dioven sampai kering dengan suhu 40
o
C, setelah kasein benar-benar
kering kemudian ditimbang dan didapatlah berat kaseinnya setelah dikurangi dengan berat
kaca arloji ialah sebesar 1,74gram.
Berdasarkan hasil analisa yang didapat % kasein teori yang didapat adalah sebesar
8,8% sedangkan % kasein untuk praktek yang didapat adalah sebesar 19,06. Dari hasil
perhitungan tersebut terlihat hasil yang didapat sangat jauh berbeda. Dan nilai pada %
kesalahan yang didapat juga sangat besar, % kesalahan ini terjadi bisa disebabkan oleh
banyak faktor yaitu bisa saja karena ketidak telitian praktikan saat menimbang,
mengencerkan larutan, mencampurkan larutan, kebersihan alat penyaringan dan pada saat
proses penyaringan. Seharusnya setelah penyaringan semua cairannya juga perlu diperas agar
diperoleh kasein yang optimal karena dimungkinkan masih terdapatnya kasein pada cairan
tersebut meskipun sangat sedikit.
XI. Kesimpulan
1. Proses pemanasan yang dilakukan pada percobaan ini bertujuan untuk menurunkan
kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang
sesuai.
2. Penambahan asam asetat glasial ialah dapat menghilangkan muatan listrik dari
partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga
kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
3. Disuspensikannya endapan dengan campuran etanol dan eter bertujuan untuk
memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama
dengan eter.
4. Persen kesalah yang didapat pada praktikum kali ini sangat besar.
5. Pada pembuatan kasein ini etanol digunakan untuk melarutkan senyawa polar yang
terdapat pada endapan tersebut.
Dita Ratna Sari (06111410011)
XII. Daftar Pustaka
Rarasanti.2011.Laporan Praktikum Biokimia. (Online).
(http://rarasanti.blogspot.com, diakses pada tanggal 10 Nvember 2013).
Rasyid, Erica.2012. Laporan Praktikum Biokimia Pemisahan. (Online).
(http:// //erikunib.blogspot.com,diakses pada tanggal 10 November 2013).
Alkemis, Nawan. 2011. Pembuatan Kasein. (Online).
(http:// nawanalkemis.blogspot.com,diakses pada tanggal 10 November
2013).
Dita Ratna Sari (06111410011)
XIII. Lampiran
Gambar
Setelah di oven