Anda di halaman 1dari 13

Dita Ratna Sari (06111410011)

Laporan Praktikum Biokimia I


Pembuatan Kasein






Disusun Oleh:

Nama Anggota : Rizky Novita Putri (06111410003)
Ummi Khairani Urfa (06111410004)
Dita Ratna Sari (06111410011)
Prodi : Pend. Kimia (Palembang)
Kelompok : 3
Dosen Pembimbing : Drs. Made Sukaryawan, M.Si
Desi, S.Pd., M.T






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Dita Ratna Sari (06111410011)

I. Nomor Percobaan : VII
II. Nama Percobaan : Pembuatan Kasein
III. Tujuan Percobaan : Memisahkan Kasein Dalam Susu Dengan
Menggunakan Alkohol Dan Menghitung %
Rendemen Pada Berat Kasein
IV. Dasar Teori
Protein berasal dari kata pionios yang artinya penting/utama. Protein merupakan faktor utama
dalam sel yaitu 30 % dari berat kering sel. Secara umum protein dalam susu mencapai 3,25%.
Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-
ikatan peptida Jenis utama protein dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No.
Fungsi Jenis Contoh
1. Katalitor. Enzim. Amilase, pepsin.
2. Struktural. Protein struktural. Kalogen (pengikat jaringan/ tulang)
3. Mortil (mekanik). Protein kontraktol. Keraten, miosin (otak).
4. Penyimpanan. Protein angkutan. Kasein dan albumin.
5. Pengangkutan. Protein angkutan Albumin dan Hb.
6. Pengatur. Protein hormon. Insulin, hormon tumbuh.
7. Perlindungan. Antibiotik. Imuglubin.
8. Tanggap toksit. Protein toksit. Bisa ular.
Molekul protein mempunyai tingkat keragaman yang sangat tinggi, untuk ini protein dapat
digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya, salah satu diantaranya berdasarkan fungsi biologinya, antara
lain:
1. Enzim
Enzim merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat beragam dan spesifik. Enzim
mempunyai fungsi sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia. Hampir seluruh reaksi-reaksi
kimia dari senyawa-senyawa biomolekul dalam sel dikatalsis oleh enzim.
2. Protein transpor
Protein transpor dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul-molekul spesifik atau
ion dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin dari sel darah merah mengikat oksigen pada
saat darah melalui paru-paru dan membawanya ke jaringan periferal, di mana dilepaskan
untuk proses oksidasi bahan makanan.

Dita Ratna Sari (06111410011)
3. Protein bahan makanan
Sebagian protein dalam sel tersimpan dalam bahan makanan, seperti yang ada pada biji-bijian
yang digunakan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Kasein merupakan protein yang
terbanyak dalam air susu dan protein ini merupakan protein bahan makanan.
4. Protein kontraktil
Beberapa protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi untuk kontraksi dengan
mengubah bentuk atau bergerak.
5. Protein struktur
Beberapa protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau pelindung untuk memberikan
kekuatan dan proteksi dari struktur biologi (sel).
6. Protein pertahanan
Beberapa protein berfungsi untuk menjaga organisme dari invasi oleh organisme lain atau
melindungi dari luka. Immunglobin atau antibodi merupakan protein khusus yang dibuat oleh
jaringan limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan invasi bakteri,
virus atau protein asing dari spesies lain.
7. Protein regulator
Beberapa protein berfungsi untuk mengatur metabolisme sel atau aktivitas fisiologi. Di
anataranya adalah hormon, seperti hormon insulin, yang mengatur metabolisme glukosa.
Protein merupakan bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-
komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Kadar protein
yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen.
Selanjutnya Lehninger (1982) menjelaskan, bahwa dengan teknik fraksinasi secara klasik dari
protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam protein susu yang dihasilkan
terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan laktalbumin. Namun setelah ditemukan teknik yang baru,
ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari fraksi-fraksi yang lain.Menurut Adnan
(1984), kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat-
zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan
magnesium.
Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan
juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30
300 m. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%).
Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat
dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari
mikrobia.
Kasein dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan asam,
pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik
Dita Ratna Sari (06111410011)
yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh
asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba.
Kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi
bila air susu dipanaskan. Kasein di dalam air merupakan molekul besar yang terdiri dari zat-zat
anorganik seperti kalsium, fosfor dan sedikit magnesium serta sitrat. Kasein merupakan suatu misel
yang mengandung kalsium dan fosfat yang membentuk kalsium kaseinat phosphatase kompleks. Titik
isoelektris kasein pH 4,6 5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap. Kasein dapat pula
mengendap dengan naiknya keasaman, perubahan Ca dan P yang larut menjadi menjadi tidak larut
dan terjadinya interaksi antara protein yang ada.
Kasein tersuspensi dalam susu dalam kompleks yang disebut misel. Kandungan fosfat yang
tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat sehingga susu menjadi sumber kalsium dalam
diet. Kappa kasein terdapat pada bagian luar misel.

Kasein mengandung S yang terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan
campuran tiga jenis protein yaitu : -kasien, (75 %), -kasein (3 %) dan -kasein (22%). Kasein
dalam susu merupakan partikel kompleks atau berupa misel yang terdiri atas Ca, P anorganik, Mg,
dan sutrat selain protein kasein. Senyawa kompleks ini sering disebut Kalsium Caseinat Phosphat
kompleks.
Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan
tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan
(solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung
kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.
Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan
produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan
kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik. Pemanasan, pemberian enzim
proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu,
sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein.
Protein dalam kasein terususun oleh rantai-rantai peptide jika mengalami hidrolisis akan
menjadi disakarida seperti berikut:
Dita Ratna Sari (06111410011)

Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol,
senyawa alkali dan beberapa larutan asam.
Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein.
Protein serum terdiri dari b-laktoglobulin 50%, a-laktalbumin 20%, albumin, immunoglobulin,
laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak mengandung fosfor tapi
mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan disulfide. Jika ikatan rusak maka protein
mengalami denaturasi.
Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin,
Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-
lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan
pokok dalam sintesis susu. Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi,
faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey
protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus,
maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal
dengan alergi protein susu (milk protein allergy).

V. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Kertas saring
2. Oven
3. Corong
4. beker gelas
5. Penangas air
6. gelas ukur
7. pipet tetes
8. Porselen
9. Pengaduk kaca
10. Neraca Analitik

B. Bahan
a. Susu Bubuk
b. Asam Asetat Glasial
c. Etanol 95%
d. Air (aquadest)
e. Eter

Dita Ratna Sari (06111410011)
VI. Prosedur Percobaan
Panaskan 100 mL susu dalam air panas sehingga temperatur susu naik 40
o
C.
Tambahkan setetes demi tetes sebanyak 1 ml asam Asetat Glasial sambil diaduk
sehingga semua kasein mengendap. Saring endapannya dengan kain panjang, air
diperas dari kasein. Suspensikan endapan dengan 25 ml etanol 95%. Dekantasi
supernatan. Ulangi menggunakan 50 ml larutan Etanol : Eter (1:1) . Dengan 25 ml
Eter-alkohol pindahkan kasein ke dalam corong buchner dan cuci dengan 25 ml eter.
Isap endapan. Keringkan dan pindahkan pada kaca arloji.

VII. Hasil Pengamatan
Perlakuan Hasil Pengamatan
Panaskan 25 ml susu dalam air panas
hingga temperatur suhu naik 40 oC +
tetes demi tetes sampai 0,5 ml asam
asetat glasial (sampai mengendap)
Larutan susu mengendap
Saring endapan susu dengan kain
panjang,aor diperas dari kasein
suspensikan endapan dengan 25 ml
alkohol 95% (didiamkan hingga
mengendap),lalu pisahkan antara air
dan endapannya
Setelah diperas dan endapan
ditimbang kembali,didapatkan
seberat 7,21 gram
Setelah diberi 25ml eter larutan
diendapkan kembali dan diambil
endapannya
Larutan tetap berwarna putih,ditaruh
diatas kaca arloji,berat arloji = 83,49
gram. Endapan = 13,16 gram
Kemudian dioven pada suhu 40oC .
dan ditimbang kembali
Endapan kasein yang didapatkan
adalah 1,74 gram



Dita Ratna Sari (06111410011)
VIII. Analisa Data














1. SecaraTeori
% 8 , 8
100% X
Gram 7,3
Gram 6424 , 0
100% X
Susu Berat
Sampel Kasein
Teori Kasein %
gr 4 642 , 0
gr 803 , 0
100
80
0,803gr 80%
Protein Berat protein dalam kasein persentase Kasein Berat
gr 803 , 0
gr 7,3
100
11
gr ,7,3 11%
Susu Berat AKG dalam protein persentase Protein Berat





2. SecaraPraktek
Berat protein = Berat kaca arloji & kasein Berat kaca arloji
= 85,22 83,48
= 1,74

Berat Susu
Takaran saji = Massa yang disajikan
Volume saji Volume yang dibutuhkan
27 gram = X
185 ml 50 ml
X = 1350
50 ml
X = 7,3 gram
Dita Ratna Sari (06111410011)
% 06 , 19
100% X
Gram 7,3
Gram 392 , 1
100% X
Susu Berat
Sampel Kasein
Kasein %
gr 392 , 1
gr 1,74
100
80
gr 1,74 80%
Protein Berat protein dalam kasein persentase Kasein Berat
% 0023 , 0
% 100
3 , 7
74 , 1
% 100
susu berat
Protein berat
Protein Berat %

praktek
x
x


3. % Kesalahan
% 116,59
100% X
% 8 , 8
% 19,06 % 8 . 8
100% X
Teori %
Praktek % Teori %
Kasein Kesalahan %
% 97 , 99
100% X
% 11
% 0023 . 0 % 11
100% X
Teori %
Praktek % Teori %
Protein Kesalahan %








Dita Ratna Sari (06111410011)
IX. Persamaan Reaksi

N H
2
NH
R
1
R
2
O
.
+
H
3
N
R
1
O
-O
+
+
H
3
N
R
2
O
-O
Hidrolisis Protein
Protein
Asam amino
Asam amino
Dalam suasana asam
+
H
3
N
R
O
-O
CH
3
COOH
+
H
3
N
R
O
HO
Asam amino Asam amino dalam asam
Penambahan etanol 95 %
+
H
3
N
R
O
HO
C
2
H
5
OH
H
2
N
R
O
HO
+
H
3
N
R
O
-O
Asam amino
Penambahan Eter
+
CH
3
CH
2
OCH
2
CH
3
+
H
3
N
R
O
CH
3
+
CH
3
CH
2
OH
Dietil eter




Dita Ratna Sari (06111410011)
X. Pembahasan
Pada percobaan 7 kali ini yaitu mengenai pembuatan kasein, yang bertujuan untuk
Memisahkan kasein dalam susu dengan menggunakan alkohol dan menghitung % rendemen
pada berat kasein. Pada pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini ialah dengan
menggunakan susu bubuk putih.
Percobaan pertama yang dilakukan ialah memanaskan 7,3 gram susu bubuk dalam air
panas sehingga temperatur susu naik 40
o
C. Proses pemanasan ini bertujuan untuk
menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang
sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga
mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami
pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan
tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah
stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Selanjutnya ialah menambahan asam asetat glasial pada susu setelah pemanasan
setetes demi setetes sampai kasein mengendap. Pada penambahan asam cuka (asam asetat
glasial) pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi dari ion H
+
yang
kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus
hiroksil bebasnya. Semakin banyak konsentrasi H
+
yang ditambahkan maka semakin banyak
pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila pH
isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan
sehingga akan terbentuk gumpalan. Dan dengan penambahan asam dapat menghilangkan
muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat,
sehingga kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
Kemudian larutan dan endapan yang terbentuk disaring dengan menggunakan kain
panjang dan diperas untuk memisahkan endapannya. Sehingga akan didapatkan endapan
kasein yang berwarna putih, lalu endapan tersebut ditimbang dan didapatkan berat endapan
sebesar 7,21gram. Setelah endapan ditimbang, maka endapan yang terbentuk tersebut
disuspensi dengan etanol 95%. Proses ini bertujuan karena kasein tidak larut dalam etanol,
maka dapat untuk memisahkan kasein dengan protein lain sehingga diperoleh hanya kasein
saja. Protein selain kasein akan melarut sedangkan kasein tetap berbentuk endapan yang tidak
dapat melarut.
Setelah itu endapan yang diperoleh tersebut disuspensi kembali dengan campuran
etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari
endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan
Dita Ratna Sari (06111410011)
lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan
protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk
endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih
murni.
Setelah itu disaring kembali dan endapat berwarna putih yang didapat ditimbang,
didapatkan sebesar 13,6 gram. Kemudian larutan tersebut diberi 25ml eter hingga mengendap
dan disaring kembali. Hasil saringan yang didapat ialah sebesar 13,16 gram dan ditaruh diatas
kaca arloji. Kemudian dioven sampai kering dengan suhu 40
o
C, setelah kasein benar-benar
kering kemudian ditimbang dan didapatlah berat kaseinnya setelah dikurangi dengan berat
kaca arloji ialah sebesar 1,74gram.
Berdasarkan hasil analisa yang didapat % kasein teori yang didapat adalah sebesar
8,8% sedangkan % kasein untuk praktek yang didapat adalah sebesar 19,06. Dari hasil
perhitungan tersebut terlihat hasil yang didapat sangat jauh berbeda. Dan nilai pada %
kesalahan yang didapat juga sangat besar, % kesalahan ini terjadi bisa disebabkan oleh
banyak faktor yaitu bisa saja karena ketidak telitian praktikan saat menimbang,
mengencerkan larutan, mencampurkan larutan, kebersihan alat penyaringan dan pada saat
proses penyaringan. Seharusnya setelah penyaringan semua cairannya juga perlu diperas agar
diperoleh kasein yang optimal karena dimungkinkan masih terdapatnya kasein pada cairan
tersebut meskipun sangat sedikit.

XI. Kesimpulan
1. Proses pemanasan yang dilakukan pada percobaan ini bertujuan untuk menurunkan
kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang
sesuai.
2. Penambahan asam asetat glasial ialah dapat menghilangkan muatan listrik dari
partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga
kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
3. Disuspensikannya endapan dengan campuran etanol dan eter bertujuan untuk
memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama
dengan eter.
4. Persen kesalah yang didapat pada praktikum kali ini sangat besar.
5. Pada pembuatan kasein ini etanol digunakan untuk melarutkan senyawa polar yang
terdapat pada endapan tersebut.
Dita Ratna Sari (06111410011)


XII. Daftar Pustaka
Rarasanti.2011.Laporan Praktikum Biokimia. (Online).
(http://rarasanti.blogspot.com, diakses pada tanggal 10 Nvember 2013).
Rasyid, Erica.2012. Laporan Praktikum Biokimia Pemisahan. (Online).
(http:// //erikunib.blogspot.com,diakses pada tanggal 10 November 2013).
Alkemis, Nawan. 2011. Pembuatan Kasein. (Online).
(http:// nawanalkemis.blogspot.com,diakses pada tanggal 10 November
2013).



Dita Ratna Sari (06111410011)
XIII. Lampiran
Gambar




Setelah di oven

Anda mungkin juga menyukai