Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENDAHULUAN

“ISOLASI KASEIN DAN LAKTOSA DARI SUSU”

OLEH
KELOMPOK V (LIMA)
TRANSFER D 2017

YUNITA MANGAMPA 17.01.416


SELLY P.SALIKIN 17.01.441
MERIANTI TANDIONTONG 17.01.431
PATRICIA AYU ANJALIL 17.01.444
MUHAMMAD KHALIL 17.01.449
HIRMAWATI PATANGNGA 17.01.455
HASNAH 17.01.417
IKBAL 17.01.418
AWALIYAH 17.01.414
NURHADJA LULUN 17.01.411
MIRNA 17.01.457
SRI ASTUTI 17.01.458
A.JULIANDAH PRATIWI 17.01. 404

ASISTEN : IMRAWATI ,S.Si.,M.Si.,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2017
1. Sejarah Isolasi
Salimuzzaman Siddiqui, HI, MBE, SI, D.Phil adalah seorang ahli kimia
asal Pakistan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan di Pakistan. Dia adalah perintis teknik isolasi campuran kimia
yang unik dari tanam-tanaman seperti Neem (Azadirachta indica),
Rauwolfia, dan tanaman-tanaman yang lain. Prof Siddiqui adalah pendiri
dan direktur dari Institut Penelitian Kimia H.E.J. , yang telah berjasa dalam
merintis penelitian farmakologi terhadap tanam-tanaman di Asia Selatan
yang substansi kimiawinya dapat diambil dan digunakan untuk obat-
obatan. Siddiqui juga seorang pelukis avid, penyair, dan seorang musikus.
Lukisannya dipamerkan di Jerman, India, dan Pakistan (Cantarow and
Schepartz ;1963).
Hasil penelitian Siddiquie yang pertama kali adalah pada tahun 1931,
yaitu penelitiannya tentang isolasi agen antiarithmik dari akar-akar
tanaman Rauwolfia serpentina. Substansi yang ditemukannya diberi nama
Ajmalin. setelah itu ekstrasi alkaloid lainnya adalah Ajmalicin,
(C21H24N2O3), Isoajmalin, Neoajmalin, Serpentin, dan Serpentinin.
Banyak di antaranya yang masih dipakai di seluruh dunia untuk mengobati
kegagalan jantung dan penyakit jiwa. Siddiqui adalah orang yang pertama
kali memperkenalkan zat-zat anthelmintic, antifungal, antibacterial, dan
antiviral dari pohon Neem pada kimiawan-kimiawan dunia. Pada tahun
1942 dia berhasil mengekstraksi 3 campuran dari minyak Neem yang
dinamakan nimbin, nimbinin, dan nimbidin. Zat-zat ini digunakan sebagai
insektisida alami (Kleiner and Orten, 1962).
2. Kasein

Kasein adalah protein yang ditemukan dalam susu dan digunakan


secara terpisah dalam banyak makanan sebagai bahan pengikat. Secara
teknis, itu adalah bagian dari kelompok yang disebut phos phopr oteins ,
koleksi protein terikat dengan sesuatu yang mengandung asam fosfat.
Kasein juga dapat disebut caseinogen, terutama dalam makanan Eropa.
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini
relatif tidak bisa larut dan cenderung membentuk struktur yang disebut
misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Selama pemrosesan susu,
yang umumnya melibatkan panas atau asam, senyawa kasein peptide dan
struktur misel akan terganggu dan membentuk struktur yang lebih
sederhana. Hasilnya, material seperti gelatin terbentuk. Ini adalah dasar
mengapa kasein memiliki daya cerna yang lebih rendah, dan juga
pelepasan asam amino yang perlahan tapi stabil ke dalam sirkulasi (
Aisyah, G ; 1993)
Dalam satu penelitian, para peneliti memberi para subyek dengan 30
gram protein, ada yang kasein dan ada yang whey. Kemudian mereka
diukur dari efek anabolic dan katabolic selama 7 jam setelah
mengonsumsinya. Whey protein menghasilkan peningkatan yang cepat
amino dalam darah dan sitesa protein, tapi hanya sebentar. Kasein, disisi
lain, menghasilkan peningkatan amino yang lama dalam darah dan
menghasilkan 34% pengurangan dalam pemecahan protein.
Keseimbangan protein bisa terjaga lebih positif setelah konsumsi kasein
bahkan setelah 7 jam. Efek yang lama dari kasein banyak disebabkan
karena pengosongan perut yang tertunda dan penyerapan yang lebih
lambat dari usus ke darah (Fessenden, Ralph J & Joan S. Fessenden ;
1986).
Kasein adalah garam, berarti tidak memiliki muatan ion bersih, dari
elemen kalsium. kasein memiliki sejumlah sifat yang menarik yang
membuat itu berguna dalam makanan dan memasak. Banyak orang
percaya protein yang sehat jika dikonsumsi bila tidak didenaturasi - salah
satu jalur utama penalaran yang digunakan dalam mendukung makanan
mentah diet. Denaturing terjadi ketika kehilangan struktur protein yang
terkandung di dalamnya, karena panas tinggi atau asam misalnya, di mana
titik itu tidak lagi tindakan dengan cara biasa. Kasein, karena struktur nya,
ia tidak rentan terhadap denaturing.
Kasein dapat ditemukan dalam dua tipe utama: dimakan dan teknis..
kasein Edible banyak digunakan di kedua obat dan makanan, baik untuk
nilai gizi dan sebagai pengikat. Teknis kasein digunakan dalam
serangkaian luas produk, termasuk cat, kosmetik, dan berbagai jenis
perekat. A-substansial jumlahnya tidak orang memiliki kasein alergi dan
mungkin menemukan dirinya mengalami reaksi negatif baik untuk kasein
yang mengandung produk pangan dan produk-produk seperti cat kuku
yang mengandung kasein.
Banyak orang yang baik alergi terhadap kasein dan telah
menghubungkan susu, atau yang vegan dan karenanya menghindari
produk-produk hewani sama sekali, tidak menyadari prevalensi kasein
dalam makanan. Bagi orang-orang ini, penting untuk dicatat bahwa,
meskipun produk mungkin diberi label Lactose Free, hal itu mungkin
mudah masih mengandung kasein karena alasan lain. Keju kedelai,
misalnya sering mengandung kasein berasal dari susu, yang dapat
merangsang reaksi alergi pada orang-orang yang menganggap bahwa
mereka adalah susu bebas.
Kasein juga telah dikaitkan dengan dampak negatif pada orang
dengan autis Sementara di sebagian besar orang, kasein mudah diuraikan
oleh sistem pencernaan menjadi peptida yang dikenal sebagai
casomorphins, dan kemudian selanjutnya diolah menjadi dasar asam
amino , beberapa bukti menunjukkan bahwa pada anak autistik, proses ini
tidak terjadi sepenuhnya. The casomorphins yang dihasilkan, yang gagal
memecah sepenuhnya, mungkin memiliki efek pada tubuh mirip dengan
morfin atau opiat . Untuk alasan ini, beberapa ahli pada autisme
merekomendasikan bahwa orang yang menderita autisme menghindari
kasein dalam makanan mereka.
Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, beta casein,
dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang
melimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein
merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat membentuk
fosfoprotein.
Dalam kasein tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan
mengandung juga zat anorganik seperti kalsium, fosfor, dan magnesium.
Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein murni tidak larut dalam air
dingin dan garam netral. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan
garam basa.
Kasein dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol.
Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan
dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh
dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan
(digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas
dari mikroba. kasein digunakan untuk sumber protein dalam tubuh.
Sebagai suplai asam- asam amino essential.Secara komersial digunakan
untuk bahan perekat, pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain
itu pencernaan kasein di dalam tubuh sangat lambat, sehingga dapat
mencegah penyusutan otot lebih baik daripada whey protein (Poedjiadi,
Anna ; 1994).
3. Laktosa
Laktosa ditemukan pada susu pada tahun 1619 oleh Fabriccio
Bartoletti, dan diidentifikasi sebagai gula pada tahun 1780 oleh Carl
Wilhelm Scheele. Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang
dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan
glukosa. Laktosa ada di dalam kandungan susu, dan merupakan 2-8
persen bobot susu keseluruhan. Mempunyai rumus kimia C 12H22O11.
Laktosa merupakan disakarida yang berasal dari kondensasi antara
galaktosa dan glukosa, yang membentuk ikatan glikosida 1→4-ß. Nama
sistematis laktosa adalah ß-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-glukosa. Laktosa
dihidrolisis akan membentuk glukosa dan galaktosa.
Mamalia yang baru dilahirkan disusui oleh induknya. Air susu ini kaya
dengan Untuk mencerna air susu digunakan enzim laktase. Enzim ini
membelah molekul laktosa menjadi dua bagian: glukosa dan galaktosa,
yang kemudian dapat diserap usus.
Pada kebanyakan mamalia produksi enzim pencernaan laktase ini
berangsur-angsur menurun seiring dengan semakin bertambahnya umur.
Ini juga terjadi pada manusia.Ketidakmampuan mencerna laktosa ini
menyebabkan intoleransi laktosa. Orang yang mempunyai masalah
intoleransi laktosa tidak boleh mengonsumsi produk makanan dan
minuman yang mengandung laktosa.
Banyak orang yang tinggal di Eropa, Timur Tengah, India, dan
sebagian Afrika Timur mempertahankan produksi laktase normal sampai
masa dewasa. Di banyak daerah ini, susu dari mamalia seperti sapi,
kambing, dan biri-biri digunakan sebagai sumber gizi. Karena itu di daerah-
daerah tersebutlah gen untuk produksi laktase seumur hidup pertama kali
berkembang. Gen toleransi laktosa telah berkembang secara terpisah di
berbagai etnis (Martoharsono, Soeharsono ; 1975).
.
4. Prosedur untuk mengisolasi kasein dan laktosa dari susu !
1. Isolasi kasein
Timbang 25 gram susu bubuk low fat dan larutkan dalam 100 mL air
hangat didalam gelas kimia 250 mL (Suhu tidak melebihi 55Oc). Tambahkan
tetes demi tetes larutan 10% asam asetat kedalam susu sambil diaduk cepat
dengan batang engaduk. Lanjutkan penambahan asam asetat glacial sampai
dengan sekitar 2 mL, dengan tetap memanaskan gelas kimia di atas
penangas air, sampai susu menjadi hampir bening dan kasein tidak terpisah
lagi. Penting untuk diingat bahwa penambahan asam yang terlalu banyak
dapat menghidrolisis laktosa sehingga akan mengurangi rendamen laktosa
yang akan diisolasi pada percobaan berikutnya. Aduk endapan kasein
sampai membentuk gumpalan, kemudian pindahkan gumpalan tersebut dari
larutan kedalam gelas kimia lain yang bersih. Tambahkan dengan segera
kalsium karbonat kedalam gelas kimia awal yang berisi cairan, aduk
beberapa menit dan simpan untuk percobaan isolasi laktosa. Pemisahan
laktosa harus segera dilakukan setelah pengerjaan tahap ini selesai.
Kumpulkan kasein dengan penyaringan isap menggunakan corong Büchner
untuk menghilangkan air. Tekan padatan dengan spatula. Simpan kasein
didalam gelas kimia 100 mL dan tambahkan 5 mL campuran 1 : 1 dietil eter
dan etanol (HATI-HATI! TIDAK BOLEH ADA API!!!). Aduk kasein dalam eter
selama beberapa menit, dekantasi eternya dan ulangi proses ini dengan
menambahkan porsi kedua 5 Ml dieti eter. Selanjutnya lakukan penyaringan
isap dengan corong Büchner. Pencucian oleh dietil eter untuk menghilangkan
sisa lemak yang ikut terendapkan dengan kasein. Keringkan kasein dengan
berlapis-lapis kertas isap dan biarkan 10 -15 menit. Sambil menunggu,
lakukan percobaan berikutnya untuk mengisolasi laktosa. Bagi dua produk
kasein yang diperoleh dan timbang masing-masing bagiannya. Simpan porsi
yang pertama dalam Erlenmeyer 125 mL, tambahkan 35 mL air dan 0,5 mL
larutan NaOH 1M. Tutup Erlenmeyer dan guncangkan agar sebanyak
mungkin kaseinnya larut. Simpan untuk uji reaksi kimia protein. Bagian yang
kedua dibiarkan kering, kemudian timbang dan hitung rendamen total kasein
dalam susu bubuk ( Lehninger ; 1992).
2. Isolasi Laktosa
Perlahan panaskan cairan kedalam gelas kimia awal yang berasal dari
isolasi kasein yang telah ditambahkan kalsium karbonat. Aduk dengan teratur
untuk menghindari bumping. Larutan akan berbuih seperti mendidih. Tahap
ini untuk mengendpkan sisa protein yang masih ada ( laktabumin dan
laktaglobulin). Lakukan penyaringan terhadap larutan panas sehingga protein
dan kalsium karbonat dapat tertahan di kertas saring. Pindahkan filtrate
panas yang berwarna kekuningan ke dalam Erlenmeyer 125 mL dan
pekatkan sampai volume filtrate 5 mL dengan pemanasan sambil diaduk
untuk menghindari bumping. Kedalam larutan panas yang telah pekat,
tambahkan 25 mL etanol 95 % panas dan 0,01 gram karbon aktif. Simpan
campuran ini dan dinginkan. Kedalam campuran ini ditambakan 1 mL air,
kemudian saring dengan pengisapan menggunakan corong Hirsch. Pastikan
filtratnya bening, apabila masih keruh, lakukan pemanasan lagi dan
kemudian didinginkan kembali. Tambahkan lagi 0,5 mL air, dan lakukan
kembali penyaringan isap dengan corong Hirsch. Pindahkan filtrate kedalam
labu Erlenmeyer 125 mL, panaskan sampai bening, dan dinginkan secara
perlahan. Tutup labu dan biarkan sampai terbentuk Kristal laktosa. Bila belum
muncul juga, dinginkan filtrate didalam es. Bila belum muncul juga , lakukan
pemekatan filtrate kembali. Saring Kristal laktosa dengan penyaringan isap
dan cuci dengan sedikit etanol 95% dingin. Keringkan laktosa diudara,
timbang dan tentukan titik lelehnya. Tentukan persen rendamen laktosa
terhadap susu bubuk awal (Anwar Chairil ;1994).
5. Kegunaan Kasein dan Laktosa bagi Tubuh, bidang farmasi dan
industri !
1. Kegunaan Kasein bagi tubuh
- Sumber asam amino dari suatu protein
- mencegah hipertensi
- menstimulasi pembentukan energy
- pertahanan terhadap bakteri dan virus
- Mengatur pertumbuhan
2. Kegunaan Laktosa bagi tubuh
- Sebagai penyedia energy
- Sebagai pendukung penyerapan energi
- menjaga kesehatan usus
3. Kegunaan Kasein dan laktosa dalam bidang farmasi yakni sebagai produk
nutrisi yang banyak terdapat dalam susu sapi low fat.
4. Kegunaan dari isolasi kasein dan laktosa dari susu dibidang industry
seperti pembuatan lem, kertas, dan pencampuran warna dalam cat
(Mayes, P.A.dkk ; 1990).

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:


Depdikbud

Aisyah, G. 1993. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.

Cantarow and Schepartz, 1963, Biochemistry, W.B Saunders Company,


Philadelphia.

Fessenden, Ralph J & Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 2 edisi
ketiga. Jakarta : Erlangga.
Kleiner and Orten, 1962, Biochemistry, The C.V. Mosby Company, St. Louis.
Lehninger.1992. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Mayes, P.A., Granner, D.K., Rodwell, V.W., dan Martin, D.W., 1990, Biokimia
Harper Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta :UI-Press

Anda mungkin juga menyukai