Judul
Pengenalan Alat dan Teknik Sterilisasi
B. Tujuan
Tujuan praktikum Pengenalan Alat dan Teknik Sterilisasi adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui jenis-jenis alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian
mikrobiologi.
2. Mengetahui konsep dan teknik sterilisasi dan prosedur yang harus dilakukan
untuk keberhasilan pengkulturan mikroorganisme.
C. Dasar Teori
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi
adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung
kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan
fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan
faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu
virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,
mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik
secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya (Ika, 2016).
2.2 Mikroba
Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat
melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti
bakteri dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan
dalam kehidupan (Nester, 2009). Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan virus.
Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda (Waluyo, 2004). Peranan utama mikroba adalah sebagai (pengurai)
bahan-bahan organik. Mikroba juga mempunyai banyak keuntungan bagi
manusia. Mikroba tidak perlu tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat, oleh karena itu, setiap
mikroba memiliki peran dalam kehidupan (Darkuni, 2001).
2.3 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan.
Peranan sterilisasi pada pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan memperpanjang
1
waktu simpan Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan
pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya.
Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari
produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme
pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, khamir (yeast) dan kapang (jamur)
(Purnawijayanti, 2001).
2
Gambar 1.2 Tabung Reaksi
Oleh: Yusasrini, 2013.
3
Gambar 1.4 Labu Erlenmeyer
Oleh: Yusasrini, 2013.
2.8 Oven
Oven, untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan
alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan
dengan suhu 160o- 170oC selama 1-2 jam. Oven merupakan alat sterilisasi
dengan menggunakan Uap Panas Kering. Protein mikroba akan mengalami
dehidrasi hingga terjadi kekeringan, selanjutnya teroksidasi oleh oksigen di
udara sehingga menyebabkan matinya mikroba (Kharisma, 2012).
2.9 Autoclave
Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer.
Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave
yang ditutup dengan rapat. Autoklave dinyalakan dengan temperature 121℃
dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lama
pemanasan biasanya dilakukan selama 15-20 menit (Kharisma, 2012).
4
Gambar 1.6 Autoclave
Oleh: Tim, 2017.
5
Gambar 1.8 Colony Counter
Oleh: Tim, 2017.
6
dalam kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Bahan yang
dapat ditambahkan pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%. Sebagai
sumber energinya Water bath menggunakan daya listrik yang rendah sehingga
sangat ekonomis dan efisien dalam pemakaiannya. (Yunilas, 2017).
2.15 Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontorl. Inkubator digunakan untuk inkubasi media yang telah
ditanami mikrobaa dan untuk menyimpan bahan pemeriksaan di mana mikroba
yang terkandung akan mati bila disimpan dalam lemari es. Inkubator juga
berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
7
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu
(Yunilas, 2017).
2.17 pH Meter
pH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman/pH media, karena
derajat keasaman sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. pH
meter harus dikalibrasi sebelum setiap pengukuran. Alat ini memiliki satu
kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter sama dengan nilai dari
buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope) yang digunakan untuk
mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol ketiga
memungkinkan suhu harus ditetapkan. (Yunilas, 2017).
8
Gambar 1.14 pH Meter
Oleh: Kancono, 2010.
2.19 Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya
yang di serap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
terbentuk (Cairns, 2009).
9
Gambar 1.16 Spektrofotometer
Oleh: Ismaida, 2014.
10
beraksi dengan cara mendenaturasi protein dengan cara dehidrasi dan
melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol (Susatyo,2016).
2.22 Aluminium Foil
Alumunium Foil adalah material insulation yang terbuat dari beberapa
lapisan material yaitu kertas logam yang diperkuat dengan benang polester atau
benang serat gelas (scrim), sehingga memiliki daya rentang yang kuat, tidak
mudah sobek. Alumunium Foil biasanya dipergunakan sebagai penyekat panas
pada bagian bawah atap / dinding baik semen maupun metal. Aluminium foil
digunakan untuk menutup bagian mulut alat-alat yang berupa kaca. Aluminium
foil juga digunakan untuk membungkus sampel bahan (Achlana, 2014).
2.23 Sampul Coklat
Kertas sampul coklat digunakan untuk membungkus cawan petri yang
akan disterilisasi. Sampul coklat dilipat secara rapi. Lipatan sampul coklat
diletakkan di bagian bawah cawan petri. Sterilisasi pipet juga menggunakan
sampul coklat (Achlana, 2014).
2.24 Kapas
Kapas digunakan untuk menutup lubang peralatan gelas. Lubang perlatan
yang telah diberi kapas ditutup oleh aluminium foil. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari luar. Pemasangan kapas harus berbunyi
apabila dilepas (Achlana, 2014).
1. Mulut tabung reaksi dan labu Erlemeyer ditutup dengan kapas hingga
rapat.
2. Kapas ditutup dengan aluminium foil.
3. Tabung reaksi dan labu erlemeyer yang sudah diberi aluminium foil
dimasukkan ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi.
Oven
13
3. Sampel dimasukkan ke dalam oven dan tunggu hingga proses
pengovenan selesai.
4. Tombol power ditekan kembali ketika selesai digunakan dan lepas kabel
dari arus listrik.
Vortex
Waterbath
Timbangan Analitik
Inkubator
Lemari es
1. Kabel penghubung dihubungkan dengan arus listrik.
2. Suhu diatur sesuai dengan ang dibutuhkan.
3. Media yang diinginkan dimasukkan ke dalam freezer.
4. Hasil media dapat disimpan di lemari pendingin.
Autoklaf
15
3. Keranjang yang berisi alat yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam
autoklaf.
4. Autoklaf ditutup rapat lalu dinyalakan dan diatur timer 15 menit dengan
suhu 121ºC.
5. Tutup pengaman autoklaf diputar ketika air sudah mendidih.
6. Tekanan dalam kompartemen turun dengan menunjukkan angka 0
ketika alarm telah berbunyi.
7. Alat yang sudah disterilkan diangkat keluar dari autoklaf dengan hati-
hati.
16
E. Hasil dan Analisis data
Berikut adalah hasil pengamatan pada praktikum pengenalan alat dan
teknik sterilisasi
Tabel 1. Peralatan Ka
1.
Memindahkan cairan
dari satu wadah ke
wadah lain
Pipet Volume
2.
Tempat untuk
mereaksikan bahan
kimia dalam skala kecil
Tabung Reaksi
3.
Labu Erlenmeyer
4.
Cawan Petri
17
No Nama Alat Fungsi
1.
Menghomogenkan
(mencampurkan) larutan
dalam wadah kecil
Vortex
2.
Neraca Analitik
3.
Mengukur absorbansi
Spektrofotometer
4.
Mempermudah
penghitungan koloni
yang terdapat dalam
cawan
Colony Counter
18
5.
Mengukur kadar
keasaman (pH) suatu
larutan
pH Meter
6.
Water Bath
7.
Menghomogenkan suatu
larutan agar lebih cepat
tercampur
Heater Stirrer
8.
Memisahkan molekular
dari sel atau organel
subselular sehingga akan
membentuk endapan.
Centrifuge
19
9.
Tempat untuk
melakukan inokulasi
bakteri agar alat dan
bahan yang dipakai steril
10.
Mensterilkan alat-alat
kerja yang akan dipakai
dengan suhu tinggi
Autoklaf
11.
Membuang gas
berbahaya selama
percobaan
Lemari Asam
12.
20
13.
Menginkubasi
mikroorganisme agar
dapat terjaga kestabilan
suhu dan kelembapannya
Inkubator
14.
Memanaskan atau
mengeringkan alat-alat
laboratorium
Oven
15.
Tempat menyimpan
bahan-bahan
laboratorium
Lemari Es
F. Pembahasan
Berikut akan diuraiakan mengenai hasil praktikum yang berjudul
Pengenalan Alat. Tujuan dari praktikum Pengenalan Alat ini adalah praktikan
dapat mengatahui alat-alat yang akan digunakan dalam penelitiaan
mikrobiologis sehingga dapat menggunakan alat praktikum dengan benar dan
memahami konsep sterilisasi dan prosedur yang harus dilakukan dalam
praktikum. Praktikum mengenai Pengenalan Alat ini merupakan acara
praktikum yang pertama pada praktikum ekologi umum. Praktikum Pengenalan
Alat sangat penting dilakukan untuk menjamin kelancaran saat praktikum
ekologi umum selanjutnya. Praktikum ini mengenalkan berbagai macam alat
yang akan digunakan selama praktikum nantinya.
21
4.1 Teknik sterilisasi
Teknik sterilisasi dilakukan di pos pertama yaitu laboratorium 226 dengan
titik koorinat 7-16’05.93” S 112 o 47.34 “ E pada hari Rabu, 28 Agustus 2019
pukul 07.15. Sterilisasi merupakan syarat keberhasilan dalam praktikum
mikrobiologi. Sterilisasi bertujuan untuk membebaskan bahan-bahan atau alat
dari semua proses kehidupan, sehingga mikroorganisme yang tidak diinginkan
tidak turut tumbuh dalam kultur murni. Sterilisasi sebelum praktikum dilakukan
dengan membersihkan meja praktikum dan tangan praktikan menggunakan
alkohol untuk antiseptik (membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme). Alat-alat praktikum dapat diletakkan dimeja setelah proses
sterilisasi selesai. Alat-alat yang tersedia berupa tabung reaksi, Bunsen, jarum
inokulasi loop dan tusuk, pipet volum, labu Erlenmeyer, cawan petri, rak
tabung, baki.
22
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Spektofotometer digunakan untuk mengkultur sel dan mengetahui kecepatan
sel mikroorganisme. Colony Counter adalah alat bantu yang digunakan untu
menghitung koloni mikroorganisme secara otomatis yang ditumbuhkan
dimedia yang disimpan dalam cawan petri dengan menyentuh kaca pembesar.
Kegunaan dari alat Colony Counter ialah agar praktikan dengan mudah
mengetahui seberapa banyak perkembangan mikroorganisme setelah melalu
proses pemanasan dan penghomogenan. Water Bath adalah alat yang berisi
cairan khusus yang dapat mempertahankan suhu pada kondisi tertentu sesuai
selang waktu yang ditentukan. Kegunaan alat water bath dalam praktikum
mikrobiologi adalah untuk menciptakan suhu konstan saat inkubasi. pH meter
adalah alat mengukur kadar pH yaitu kadar keasaman/basa pada suatu cairan.
Kegunaan pH meter yaitu untuk menstabilkan kondisi sel pada
mikroorganisme. Heater stirrer adalah alat untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan. Praktikum mikrobiologi menggunakan alat heater
stirrer agar awetan dari mikroorganisme tersebut dapat menyatu dengan
larutan. Centrifuge adalah alat pemisahan dari zat padat yang berat mengarah
pada radial (kebawah) menggumpal dan yang ringan naik keatas. Kegunaanya
yaitu sebagai pemisah zat molekular dari sel atau organel subselular. Lemari
asam adalah alat pengontrol udara berbahaya bagi benda yang akan dikaji.
Alat lemari asam memiliki fungsi agar benda yang akan dikaji terbebas dari
bahaya gas beracun. Laminar Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan
kegiatan inokulasi/ penanaman. Shaker adalah alat yang digunakan untuk
proses pengadukan cairan dengan sistem getar. Shaker berfungsi untuk
mengaduk campuran larutan zat sehingga membentuk larutan yang homogen
dengan getaran atau gerakan satu arah. Shaker memiliki kesamaan seperti
vortex hanya saja beban benda yang dihomogenkan berbeda. Inkubator adalah
alat untuk menginkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu (pemanasan).
Cooling adalah alat untuk menginkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu
(kondisi dingin) dengan menggunakan cairan pada sistem kerjanya. Oven
adalah alat yang digunakan dalam melakukan sterilisasi. Oven berfungsi untuk
sterilisasi kering. Lemari kulkas adalah alat untuk menyimpan, dan
mengawetkan media.
G. Kesimpulan
1. Jenis-jenis alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian mikrobiologi
adalah. Pembakar Bunsen, Tabung reaksi, Pipet volume, Labu Erlenmeyer,
Oven, Autoclave, Cawan petri, Colony counter, Jarum inokulasi loop dan
tusuk, Penangas air, Laminar air flow, incubator, Lemari pendingin, pH
meter, Neraca analitik, Spektrofotometer, Lemari asam, Alkohol 70%,
Alumunium foil, Sampul coklat, Kapas.
23
2. Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau
lingkungan. Teknik Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan
sterilisasi adalah Sterilisasi fisik dengan panas kering,lembab, dan
autoklaf. Ada juga Teknik filtrasi dan kimia.
E. Lampiran
FOTO KETERANGAN
Pembakaran jarum
inokulasi loop dan
tusuk
24
Penutupan alat alat
menggunakan
alumunium foil
Pengelapan meja
menggunaklan
alkohol
25
Inkubator
Vortex
26
Neraca analitik
spektrofotometer
Colony counter
pH meter
27
Water bath
Heater Stirrer
Centrifuge
28
Autoklaf
Lemari asam
oven
Lemari pendingin
29
DAFTAR PUSTAKA
Ika, P. dan Hidayati. 2016. Mikrobiologi Dasar. Malang: UNIKAMA.
Nester dkk. 2009. Microbiology A Human Perspective (6th Edition ed.). New York:
McGraw-Hill.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM PRESS.
Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Purnawijayanti, Hiasinta, A. 2001. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Kharisma, A dan Abdul Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio Sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Sebagai Deteksi Dini
Serangan Penyakit Vibriosis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Yunilas dan Eri Yusni. 2017. Mikrobiologi Akuatik. Medan: USU.
Anonim. 2016. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Cairns, D. 2009. Essentials of Pharmaceutical Chemistry Second Edition (Intisari
Kimia Farmasi Edisi Kedua). Jakarta : Kedokteran EGC.
Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: FKIP UNIB.
Ismaida. 2014. Pengertian Dan Fungsi Alat-Alat Praktikum Dalam Laboratorium
Biologi. Kutacane: Universitas Gunung Leuser.
Tim Penyusun. 2017. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Surabaya: UPN Jawa
Timur.
Gunawan, Ricky. 2010. Teknik Refrigerasi. Bandung: UPI.
Susatyo, Jojok H. 2016. Perbedaan Pengaruh Pengolesan Dan Perendaman
Alkohol 70% Terhadap Penurunan Angka Hitung Kuman Pada Alat Kedokteran
Gigi. Pontianak: Poltekkes Pontianak.
30
Achlana, Fajrie. 2014. Mengenal Alat-Alat Yang Digunakan Dalam
Praktikummikrobiologi. Aceh: FKIP UNSYIAH.
31