Anda di halaman 1dari 31

A.

Judul
Pengenalan Alat dan Teknik Sterilisasi

B. Tujuan
Tujuan praktikum Pengenalan Alat dan Teknik Sterilisasi adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui jenis-jenis alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian
mikrobiologi.
2. Mengetahui konsep dan teknik sterilisasi dan prosedur yang harus dilakukan
untuk keberhasilan pengkulturan mikroorganisme.

C. Dasar Teori
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi
adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung
kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan
fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan
faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu
virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,
mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik
secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya (Ika, 2016).

2.2 Mikroba
Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat
melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti
bakteri dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan
dalam kehidupan (Nester, 2009). Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan virus.
Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang
berbeda (Waluyo, 2004). Peranan utama mikroba adalah sebagai (pengurai)
bahan-bahan organik. Mikroba juga mempunyai banyak keuntungan bagi
manusia. Mikroba tidak perlu tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam
media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat, oleh karena itu, setiap
mikroba memiliki peran dalam kehidupan (Darkuni, 2001).

2.3 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan.
Peranan sterilisasi pada pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan memperpanjang

1
waktu simpan Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan
pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya.
Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari
produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme
pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, khamir (yeast) dan kapang (jamur)
(Purnawijayanti, 2001).

2.4 Pembakar Bunsen


Pembakar Bunsen merupakan pembakar yang berbahan bakar gas.
Gunanya untuk keperluan pemodifikasian peralatan gelas. Seperti dalam
pembengkokan pipa yang terbuat dari gelas. Pembakar bunsen juga digunakan
untuk keperluan uji kualitatif terhadap suatu sampel. Pembakar Bunsen untuk
mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar
ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar (Kharisma, 2012).

Gambar 1.1 Pembakar Bunsen


Oleh: Tim, 2017.

2.5 Tabung Reaksi


Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai sebagai tempat untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Cara penggunaanya adalah
tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan lebih kurang 60oC lalu diisi
dengan larutan yang akan diperiksa. Penggunaan tabung beserta isinya yang
akan dipanaskan, tabung dipegang dengan penjepit tabung dan pemansan
dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di bawah. Mulut tabung harus
diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah muka sendiri atau muka orang
lain). Tabung yang panas tidak boleh didinginkan secara mendadak (Yusasrini,
2013).

2
Gambar 1.2 Tabung Reaksi
Oleh: Yusasrini, 2013.

2.6 Pipet Volume


Bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat
sampai tanda tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka yang
tertera pada pipet tersebut. Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan
larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat. Pipet volumen
merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur (Yusasrini, 2013).

Gambar 1.3 Pipet Volume


Oleh: Yusasrini, 2013.

2.7 Labu Erlenmeyer


Alat digunakan dalam analisis volumetri, untuk wadah suatu volume
tertentu dari suatu larutan. Erlenmyer kadang-kadang dipakai untuk
memanaskan larutan. Terdapat 2 jenis erlenmeyer yaitu Erlenmeyer tanpa
tutup gelas dan erlenmyer dengan tutup gelas. Erlenmeyer tanpa tutup gelas
dipakai untuk titrasi larutan yang tidak mudah menguap. Erlenmeyer dengan
tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang mudah menguap (Yusasrini,
2013).

3
Gambar 1.4 Labu Erlenmeyer
Oleh: Yusasrini, 2013.

2.8 Oven
Oven, untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan
alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan
dengan suhu 160o- 170oC selama 1-2 jam. Oven merupakan alat sterilisasi
dengan menggunakan Uap Panas Kering. Protein mikroba akan mengalami
dehidrasi hingga terjadi kekeringan, selanjutnya teroksidasi oleh oksigen di
udara sehingga menyebabkan matinya mikroba (Kharisma, 2012).

Gambar 1.5 Oven


Oleh: Tim, 2017.

2.9 Autoclave
Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer.
Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave
yang ditutup dengan rapat. Autoklave dinyalakan dengan temperature 121℃
dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lama
pemanasan biasanya dilakukan selama 15-20 menit (Kharisma, 2012).

4
Gambar 1.6 Autoclave
Oleh: Tim, 2017.

2.10 Cawan Petri


Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi untuk kegiatan isolasi,
pemurnian dan membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Cawan petri terdiri
dari berbagai ukuran diameter. Cawan dengan diameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm
dapat diisi media sebanyak 10 ml. engujian total mikroba dilakukan dengan
menggunakan metode cawan (Yunilas, 2017).

Gambar 1.7 Cawan Petri


Oleh: Ismaida, 2014.

2.11 Colony Counter


Colony counter adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah
perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena
adanya kaca pembesar. Alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang
sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah
koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-
reset. Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri
didalamnya yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur
alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan
jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. (Yunilas, 2017).

5
Gambar 1.8 Colony Counter
Oleh: Tim, 2017.

2.12 Jarum Inokulasi Loop dan Tusuk


Ose/ jarum merupakan jarum inoculum yang terbuat dari kawat
nichrome atau platinum, digunakan untuk menginokulasi mikrobia dari suatu
media ke media lainnya. Jarum inokulasi terbuat dalam dua bentuk yaitu bentuk
ujung jarum yang berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating
loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating
needle/Transfer needle. Bentuk jarum ose (inoculating loop) digunakan untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle digunakan
untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum
inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan mikroorganisme untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru (Yunilas, 2017).

Gambar 1.9 Jarum Inokulasi Ose dan Loop


Oleh: Anonim, 2016.

2.13 Penangas air (Water bath)


Water Bath adalah alat yang berisi air dan digunakan untuk
mempertahankan suhu air pada kondisi suhu tertentu selama selang waktu yang
ditentukan. Penangas air berfungsi untuk menyimpan media agar (yang
digunakan untuk analisa dengan teknik tuang/pure plate ) supaya media tetap

6
dalam kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Bahan yang
dapat ditambahkan pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%. Sebagai
sumber energinya Water bath menggunakan daya listrik yang rendah sehingga
sangat ekonomis dan efisien dalam pemakaiannya. (Yunilas, 2017).

Gambar 1.10 Water Bath


Oleh: Tim, 2017.

2.14 Biological Safety Cabinet / Laminar Air Flow


Biological Safety Cabinet (BSC) atau disebut juga Laminar Air
Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC
mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril
dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. LAF harus dibersihkan
dengan alkohol 70% terlebih dahulu. Tangan dan lengan harus dicuci dengan
alkohol 70% pula. Alat dan bahan yang akan digunakan dimasukkan, tetapi
tidak terlalu banyak karena dapat memperbesar resiko kontaminan (Yunilas,
2017).

Gambar 1.11 Laminar Air Flow


Oleh: Tim, 2017.

2.15 Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontorl. Inkubator digunakan untuk inkubasi media yang telah
ditanami mikrobaa dan untuk menyimpan bahan pemeriksaan di mana mikroba
yang terkandung akan mati bila disimpan dalam lemari es. Inkubator juga
berfungsi untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
7
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu
(Yunilas, 2017).

Gambar 1.12 Inkubator


Oleh: Tim, 2017.

2.16 Lemari Pendingin


Pendinginan adalah populer teknik penyimpanan makanan di negara
maju dan bekerja dengan menurunkan tingkat reproduksi bakteri. Perangkat
demikian digunakan untuk mengurangi proses pembusukanLemari
pendingin/refrigerator digunakan untuk menyimpan media steril yang siap
pakai agar isi dan mutu media tersebut tidak berubah, menyimpan untuk
sementara waktu bahan/spesimen yang belum sempat diperiksa agar tidak
mengalami perubahan dan menyimpan cakram antibiotik/antibiotic disk yang
belum dipakai agar tidak mengalami perubahan (Anonim, 2016).

Gambar 1.13 Lemari Pendingin


Oleh: Gunawan, 2010.

2.17 pH Meter
pH meter berfungsi untuk mencek derajat keasaman/pH media, karena
derajat keasaman sangan berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. pH
meter harus dikalibrasi sebelum setiap pengukuran. Alat ini memiliki satu
kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter sama dengan nilai dari
buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope) yang digunakan untuk
mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol ketiga
memungkinkan suhu harus ditetapkan. (Yunilas, 2017).

8
Gambar 1.14 pH Meter
Oleh: Kancono, 2010.

2.18 Neraca Analitik


Neraca analitik berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau
contoh uji saat preparasi. Alat Ukur yang presisi dimana keakurasiannya dapat
mudah terbaca mulaidari 10 mikrogram sampai dengan 1 miligram. Jenis
timbangan ini sangat cocok digunakan pada laboratorium karena kapasitasnya
lebih rendah dan spesifik dalam menampilkan data sehingga penggunaan untuk
aplikasinya dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Analytical Balances
dapat diaplikasikan pada beberapa kebutuhan industri terutama pada
industrifarmasi, Selain perhitungan yang sangat presisi keakurasian data sangat
terjamin sehingga penggunaanya lebih sempurna (Ismaida, 2014).

Gambar 1.15 Neraca Analitik


Oleh: Ismaida, 2014.

2.19 Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut akan di serap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya
yang di serap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna
terbentuk (Cairns, 2009).

9
Gambar 1.16 Spektrofotometer
Oleh: Ismaida, 2014.

2.20 Lemari Asam


Ruang Asam, di dalam ruangan ini terdapat lemari asam yang berguna
untuk menyimpan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat yang mudah
menguap. Ruang ini dipakai pula untuk percobaan reaksi kimia zat eksplosif
dan menghasilkan gas iritan (mengganggu pernapasan dan kulit). Ruangan ini
dilengkapi dengan kipas angin listrik. Luas ruangan ini adalah 5 m x 10 m
(Kancono, 2010).

Gambar 1.17 Lemari Asam


Oleh: Kancono, 2010.

2.21 Alkohol 70%


Penelitian dilakukan tentang efektivitas Alkohol 70% sebagai
desinfektan terhadap berbagai kuman pada membran stetoskop, dengan
menyemprot dan menggenangi membran stetoskop selama 10 menit, hasilnya
alkohol 70% mampu mereduksi jumlah koloni kuman sampai 91% tiap
membran stetoskop Desinfeksi menggunakan alkohol yang umum dipakai
dengan mempergunakan alkohol konsentrasi 70% dengan cara mengoleskan
kapas yang telah direndam dalam alkohol tersebut pada alat medis. Alkohol

10
beraksi dengan cara mendenaturasi protein dengan cara dehidrasi dan
melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol (Susatyo,2016).
2.22 Aluminium Foil
Alumunium Foil adalah material insulation yang terbuat dari beberapa
lapisan material yaitu kertas logam yang diperkuat dengan benang polester atau
benang serat gelas (scrim), sehingga memiliki daya rentang yang kuat, tidak
mudah sobek. Alumunium Foil biasanya dipergunakan sebagai penyekat panas
pada bagian bawah atap / dinding baik semen maupun metal. Aluminium foil
digunakan untuk menutup bagian mulut alat-alat yang berupa kaca. Aluminium
foil juga digunakan untuk membungkus sampel bahan (Achlana, 2014).
2.23 Sampul Coklat
Kertas sampul coklat digunakan untuk membungkus cawan petri yang
akan disterilisasi. Sampul coklat dilipat secara rapi. Lipatan sampul coklat
diletakkan di bagian bawah cawan petri. Sterilisasi pipet juga menggunakan
sampul coklat (Achlana, 2014).
2.24 Kapas
Kapas digunakan untuk menutup lubang peralatan gelas. Lubang perlatan
yang telah diberi kapas ditutup oleh aluminium foil. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari luar. Pemasangan kapas harus berbunyi
apabila dilepas (Achlana, 2014).

D. Bahan dan Alat


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Alat dan Teknik
Sterilisasi adalah:
1. Bunsen 12. Waterbath
2. Jarum inokulasi loop dan tusuk 13. Heater stirer
3. Tabung reaksi 14. Centrifuge
4. Pipet volume 15. Laminar air flow
5. Labu Erlemeyer 16. Autoklaf
6. Cawan petri 17. Lemari asam
7. Vortex 18. Shaker
8. Timbangan analitik 19. Inkubator
9. Spektrofotometer 20. Cooling inkubator
10. Colony counter 21. Lemari es
11. pH meter 22. Oven
2. Bahan
11
Bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Alat dan Teknik
Sterilisasi adalah:
1. Kertas sampul coklat
2. Aluminium foil
3. Kapas
4. Alkohol 70%
D. Metode Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Pengenalan Alat dan Teknik
Sterilisasi adalah:

Proses Sterilisasi Meja

1. Semprot udara dan meja dengan alkohol.


2. Meja dibersihkan dengan tisu.
3. Alat-alat yang akan digunakan diletakkan di atas meja.
4. Semprot alat-alat yang akan digunakan dengan alkohol.
A
A

5. Seluruh telapak tangan disemprot dengan alkohol lalu usap pada


punggung tangan sampai seluruh tangan terkena alkohol.

Praktikan mengetahui proses sterilisasi meja

Proses Sterilisasi Jarum Inokulasi Loop dan Tusuk

1. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api.


2. Jarum inokulasi loop dan tusuk diletakkan pada api dengan posisi tangan
membentuk sudut 60º.
3. Bakar jarum inokulasi loop dan tusuk hinngga berwarna oranye.
4. Bunsen ditutup dengan tutupnya sehingga api padam.

Praktikan mengetahui proses sterilisasi jarum inokulasi loop dan tusuk

Proses Sterilisasi Cawan Petri


12
1. Cawan petri diletakkan diatas kertas sampul coklat.
2. Kertas sampul coklat dilipat hingga berbentuk seperti cawan petri
3. Kertas sampul coklat yang bersisi cawan petri dimasukkan ke dalam
autoklaf untuk proses sterilisasi.

Praktikan mengetahui proses sterilisasi cawan petri

Proses Sterilisasi Tabung Reaksi dan Labu Erlemeyer

1. Mulut tabung reaksi dan labu Erlemeyer ditutup dengan kapas hingga
rapat.
2. Kapas ditutup dengan aluminium foil.
3. Tabung reaksi dan labu erlemeyer yang sudah diberi aluminium foil
dimasukkan ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi.

Praktikan mengetahui proses sterilisasi tabung reaksi dan labu erlemeyer

Proses Sterilisasi Pipet Volume

1. Ujung pipet volume ditutup dengan kapas hingga rapat.


2. Pipet volume yang sudah ditutup dengan kapas kemudian diberi kertas
sampul coklat hingga menutupi seluruh bagian pipet volume.
3. Pipet yang sudah ditutup dengan kertas sampul coklat kemudian
dimasukkan ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi.

Praktikan mengetahui proses sterilisasi pipet volume

Oven

1. Kabel penghubung dihubungkan dengan arus listrik.


2. Tombol power ditekan lalu timer dan suhu diatur sesuai yanag
diinginkan.

13
3. Sampel dimasukkan ke dalam oven dan tunggu hingga proses
pengovenan selesai.
4. Tombol power ditekan kembali ketika selesai digunakan dan lepas kabel
dari arus listrik.

Praktikan mengetahui cara menggunakan oven.

Vortex

1. Kabel penghubung dihubungkan ke arus listrik.


2. Tombol on ditekan jika mau menggunakan vortex.
3. Tabung reaksi diletakkan pada karet vortex.
4. Karet vortex ditekan sedikit agar larutan bisa tercampur atau menjadi
homogen.
5. Tombol off ditekan jika larutan sudah homogen.

Praktikan mengetahui cara menggunakan vortex.

Waterbath

1. Air dimasukkan ke dalam bejana yang ada di dalam waterbath.


2. Suhu diatur sesuai yang dibutuhkan lalu waterbath dinyalakan.
3. Benda yang akan dipanaskan dimasukkan ke da;am air. Benda
diletakkan pada salah satu lubang dan lubang lainnya tidak digunakan
ditutup.
Praktikan mengetahui cara penggunaan waterbath

Timbangan Analitik

1. Pintu timbangan analitik ditutup sebelum menyalakan timbangan


analutik.
2. Timbangan analitik dinyalakan lalu tunggu hingga layar menunjukkan
angka.
14
3. Pintu timbangan analitik dibuka dan objek yang akan ditimbang
diletakkan diatas timbangan dengan hati-hati.
4. Pintu timbangan analitik ditutup lalu menunggu layar menunjukkan
angka stabil dan dicatat angka yang tercantum pada layar.
5. Objek dikeluarkan dari timbangan dan angka pada layar dibiarkan
hingga stabil.
6. Pintu timbangan ditutup lalu dimatikan timbangan analitiknya.

Praktikan mengetahui cara penggunaan timbangan analitik.

Inkubator

1. Kabel penghubung dihibungkan ke arus listrik.


2. Sampel yang akan diinkubasi diletakkan pada rak ruang inkubator lalu
tutup pintu inkubator
3. Tombol power ditekan dan tombol set ditekan untuk mengatur suhu.
4. Tombol power ditekan lagi jika selesai digunakan dan kabel
penghubung dilepas dari arus listrik.
Praktikan mengetahui cara penggunaan inkubator.

Lemari es
1. Kabel penghubung dihubungkan dengan arus listrik.
2. Suhu diatur sesuai dengan ang dibutuhkan.
3. Media yang diinginkan dimasukkan ke dalam freezer.
4. Hasil media dapat disimpan di lemari pendingin.

Praktikan mengetahui cara menggunakan lemari es.

Autoklaf

1. Autoklaf diisi dengan air hingga batas yang ditentukan.


2. Keranjang yang berada di dalam autoklaf dikeluarkan lalu alat yang
akan disterilkan dimasukkan ke dalam keranjang.

15
3. Keranjang yang berisi alat yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam
autoklaf.
4. Autoklaf ditutup rapat lalu dinyalakan dan diatur timer 15 menit dengan
suhu 121ºC.
5. Tutup pengaman autoklaf diputar ketika air sudah mendidih.
6. Tekanan dalam kompartemen turun dengan menunjukkan angka 0
ketika alarm telah berbunyi.
7. Alat yang sudah disterilkan diangkat keluar dari autoklaf dengan hati-
hati.

Praktikan mengetahui cara menggunakan autoklaf.

16
E. Hasil dan Analisis data
Berikut adalah hasil pengamatan pada praktikum pengenalan alat dan
teknik sterilisasi
Tabel 1. Peralatan Ka

No Nama Alat Fungsi

1.

Memindahkan cairan
dari satu wadah ke
wadah lain

Pipet Volume

2.

Tempat untuk
mereaksikan bahan
kimia dalam skala kecil

Tabung Reaksi

3.

Tempat untuk titrasi


bahan serta mencampur
bahan bahan analisa

Labu Erlenmeyer

4.

Wadah untuk peletakkan


jaringan atau
membiakkan sel

Cawan Petri

Tabel 2. Alat elektrik

17
No Nama Alat Fungsi

1.

Menghomogenkan
(mencampurkan) larutan
dalam wadah kecil

Vortex

2.

Mengukur massa suatu


zat

Neraca Analitik

3.

Mengukur absorbansi

Spektrofotometer

4.

Mempermudah
penghitungan koloni
yang terdapat dalam
cawan

Colony Counter

18
5.

Mengukur kadar
keasaman (pH) suatu
larutan

pH Meter

6.

Menciptakan suhu yang


konstan untuk inkubasi

Water Bath

7.

Menghomogenkan suatu
larutan agar lebih cepat
tercampur

Heater Stirrer

8.

Memisahkan molekular
dari sel atau organel
subselular sehingga akan
membentuk endapan.

Centrifuge

19
9.

Tempat untuk
melakukan inokulasi
bakteri agar alat dan
bahan yang dipakai steril

Laminar Air Flow

10.

Mensterilkan alat-alat
kerja yang akan dipakai
dengan suhu tinggi

Autoklaf

11.

Membuang gas
berbahaya selama
percobaan

Lemari Asam

12.

Shaker Mengaduk campuran


larutan zat sehingga
membentuk larutan
homogen

20
13.

Menginkubasi
mikroorganisme agar
dapat terjaga kestabilan
suhu dan kelembapannya

Inkubator

14.

Memanaskan atau
mengeringkan alat-alat
laboratorium

Oven

15.

Tempat menyimpan
bahan-bahan
laboratorium

Lemari Es

F. Pembahasan
Berikut akan diuraiakan mengenai hasil praktikum yang berjudul
Pengenalan Alat. Tujuan dari praktikum Pengenalan Alat ini adalah praktikan
dapat mengatahui alat-alat yang akan digunakan dalam penelitiaan
mikrobiologis sehingga dapat menggunakan alat praktikum dengan benar dan
memahami konsep sterilisasi dan prosedur yang harus dilakukan dalam
praktikum. Praktikum mengenai Pengenalan Alat ini merupakan acara
praktikum yang pertama pada praktikum ekologi umum. Praktikum Pengenalan
Alat sangat penting dilakukan untuk menjamin kelancaran saat praktikum
ekologi umum selanjutnya. Praktikum ini mengenalkan berbagai macam alat
yang akan digunakan selama praktikum nantinya.

21
4.1 Teknik sterilisasi
Teknik sterilisasi dilakukan di pos pertama yaitu laboratorium 226 dengan
titik koorinat 7-16’05.93” S 112 o 47.34 “ E pada hari Rabu, 28 Agustus 2019
pukul 07.15. Sterilisasi merupakan syarat keberhasilan dalam praktikum
mikrobiologi. Sterilisasi bertujuan untuk membebaskan bahan-bahan atau alat
dari semua proses kehidupan, sehingga mikroorganisme yang tidak diinginkan
tidak turut tumbuh dalam kultur murni. Sterilisasi sebelum praktikum dilakukan
dengan membersihkan meja praktikum dan tangan praktikan menggunakan
alkohol untuk antiseptik (membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme). Alat-alat praktikum dapat diletakkan dimeja setelah proses
sterilisasi selesai. Alat-alat yang tersedia berupa tabung reaksi, Bunsen, jarum
inokulasi loop dan tusuk, pipet volum, labu Erlenmeyer, cawan petri, rak
tabung, baki.

Teknik sterilisasi dimulai dengan menyalakan Bunsen dengan korek.


Tujuan menyalakan Bunsen untuk menciptakan kondisi steril di sekitar area
praktikum. Bagian mulut tabung reaksi, tabung erlenmenyer dan pipet ukur
yang tersedia ditutup menggunakan kapas sampai rapat tanpa celah udara,
kemudian dibungkus dengan alumunium foil. Cawan petri dibungkus
menggunakan kertas sampul berwarna coklat sampai rapat. Jarum ose loop dan
tusuk disterilkan dengan membakar bagian ujung yang terbuat dari kawat
menggunakan Bunsen sampai menyala berwarna merah. Sterilisasi jarum ose
dan tusuk, bagian api yang paling cocok untuk memijarakan adalah bagian
api yang berwarna biru (paling panas). Alat-alat yang sudah terbungkus rapi
kemudian disterilkan menggunakan autokraf.

4.2 Pengenalan Alat


Praktikum ekologi umum mengenai Pengenalan Alat, mengenalkan
berbagai macam alat yang akan menunjang kegiatan selama praktikum
nantinya. Sistem praktikum Pengenalan Alat ini dibagi menjadi empat pos
dimana setiap posnya terdapat alat-alat yang akan digunakan selama
praktikum. Autoklaf merupakan alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilkan suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
1210C atau 1 atm. Dalam praktikum mikrobiologi digunakan untuk
mensterilkan dari organisme mikro lain diluar tempat koloni yang akan dikaji.
Vortex adalah alat sederhana yang umumnya digunakan di laboratorium untuk
menghomogenkan (mencampurkan) larutan. Praktikum mikrobiologi
menggunakan alat vortex agar awetan dari mikroorganisme tersebut dapat
menyatu dengan larutan. Neraca Analitik adalah sebuah instrument
laboratorium yang digunakan untuk mengukur massa suatu zat. Kegunaanya
agar mengetahui seberapa zat yang dihasilkan setelah melakukan proses
pemanasan, penguapan, serta penambahan larutan awetan pada
mikroorganisme. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur

22
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Spektofotometer digunakan untuk mengkultur sel dan mengetahui kecepatan
sel mikroorganisme. Colony Counter adalah alat bantu yang digunakan untu
menghitung koloni mikroorganisme secara otomatis yang ditumbuhkan
dimedia yang disimpan dalam cawan petri dengan menyentuh kaca pembesar.
Kegunaan dari alat Colony Counter ialah agar praktikan dengan mudah
mengetahui seberapa banyak perkembangan mikroorganisme setelah melalu
proses pemanasan dan penghomogenan. Water Bath adalah alat yang berisi
cairan khusus yang dapat mempertahankan suhu pada kondisi tertentu sesuai
selang waktu yang ditentukan. Kegunaan alat water bath dalam praktikum
mikrobiologi adalah untuk menciptakan suhu konstan saat inkubasi. pH meter
adalah alat mengukur kadar pH yaitu kadar keasaman/basa pada suatu cairan.
Kegunaan pH meter yaitu untuk menstabilkan kondisi sel pada
mikroorganisme. Heater stirrer adalah alat untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan. Praktikum mikrobiologi menggunakan alat heater
stirrer agar awetan dari mikroorganisme tersebut dapat menyatu dengan
larutan. Centrifuge adalah alat pemisahan dari zat padat yang berat mengarah
pada radial (kebawah) menggumpal dan yang ringan naik keatas. Kegunaanya
yaitu sebagai pemisah zat molekular dari sel atau organel subselular. Lemari
asam adalah alat pengontrol udara berbahaya bagi benda yang akan dikaji.
Alat lemari asam memiliki fungsi agar benda yang akan dikaji terbebas dari
bahaya gas beracun. Laminar Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan
kegiatan inokulasi/ penanaman. Shaker adalah alat yang digunakan untuk
proses pengadukan cairan dengan sistem getar. Shaker berfungsi untuk
mengaduk campuran larutan zat sehingga membentuk larutan yang homogen
dengan getaran atau gerakan satu arah. Shaker memiliki kesamaan seperti
vortex hanya saja beban benda yang dihomogenkan berbeda. Inkubator adalah
alat untuk menginkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu (pemanasan).
Cooling adalah alat untuk menginkubasi mikroorganisme pada kondisi tertentu
(kondisi dingin) dengan menggunakan cairan pada sistem kerjanya. Oven
adalah alat yang digunakan dalam melakukan sterilisasi. Oven berfungsi untuk
sterilisasi kering. Lemari kulkas adalah alat untuk menyimpan, dan
mengawetkan media.

G. Kesimpulan
1. Jenis-jenis alat laboratorium yang diperlukan dalam penelitian mikrobiologi
adalah. Pembakar Bunsen, Tabung reaksi, Pipet volume, Labu Erlenmeyer,
Oven, Autoclave, Cawan petri, Colony counter, Jarum inokulasi loop dan
tusuk, Penangas air, Laminar air flow, incubator, Lemari pendingin, pH
meter, Neraca analitik, Spektrofotometer, Lemari asam, Alkohol 70%,
Alumunium foil, Sampul coklat, Kapas.

23
2. Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau
lingkungan. Teknik Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan
sterilisasi adalah Sterilisasi fisik dengan panas kering,lembab, dan
autoklaf. Ada juga Teknik filtrasi dan kimia.

E. Lampiran

FOTO KETERANGAN

Pembakaran jarum
inokulasi loop dan
tusuk

Penutupan alat alat


menggunakan
sampul cokelat

24
Penutupan alat alat
menggunakan
alumunium foil

Penutupan alat alat


menggunakan kapas

Pengelapan meja
menggunaklan
alkohol

25
Inkubator

Vortex

26
Neraca analitik

spektrofotometer

Colony counter

pH meter

27
Water bath

Heater Stirrer

Centrifuge

Laminar air flow

28
Autoklaf

Lemari asam

oven

Lemari pendingin

29
DAFTAR PUSTAKA
Ika, P. dan Hidayati. 2016. Mikrobiologi Dasar. Malang: UNIKAMA.
Nester dkk. 2009. Microbiology A Human Perspective (6th Edition ed.). New York:
McGraw-Hill.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM PRESS.
Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Purnawijayanti, Hiasinta, A. 2001. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja
dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Kharisma, A dan Abdul Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio Sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Sebagai Deteksi Dini
Serangan Penyakit Vibriosis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Yunilas dan Eri Yusni. 2017. Mikrobiologi Akuatik. Medan: USU.
Anonim. 2016. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Cairns, D. 2009. Essentials of Pharmaceutical Chemistry Second Edition (Intisari
Kimia Farmasi Edisi Kedua). Jakarta : Kedokteran EGC.
Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: FKIP UNIB.
Ismaida. 2014. Pengertian Dan Fungsi Alat-Alat Praktikum Dalam Laboratorium
Biologi. Kutacane: Universitas Gunung Leuser.
Tim Penyusun. 2017. Panduan Praktikum Mikrobiologi. Surabaya: UPN Jawa
Timur.
Gunawan, Ricky. 2010. Teknik Refrigerasi. Bandung: UPI.
Susatyo, Jojok H. 2016. Perbedaan Pengaruh Pengolesan Dan Perendaman
Alkohol 70% Terhadap Penurunan Angka Hitung Kuman Pada Alat Kedokteran
Gigi. Pontianak: Poltekkes Pontianak.

30
Achlana, Fajrie. 2014. Mengenal Alat-Alat Yang Digunakan Dalam
Praktikummikrobiologi. Aceh: FKIP UNSYIAH.

31

Anda mungkin juga menyukai