Anda di halaman 1dari 20

A.

Tujuan
Tujuan praktikum Teknik Pemindahan Mikroorganisme Secara Aseptik adalah
untuk mengajari mahasiswa dalam menguasai teknik pemindahan bakteri secara
aseptik.
B. Dasar Teori
2.1 Teknik Aseptik
Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena
mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan
bakteri. Alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah autoklaf,
bunsen dan laminar air flow. Kontaminasi oleh mikroorganisme lain dapat terjadi
jika teknik aseptik tidak dijalankan dengan tepat sehingga akan mengganggu hasil
yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi
mikroorganisme (Singleton dan Sainsbury, 2006).
2.2 Metode Streak / Gores
Ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan
dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan petri atau tabung
reaksi sampai meliputi seluruh permukaan. Metode gores yang dilakukan dengan
baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung
untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel - sel yang digores (Plezar, 2006).
2.3 Metode Spread / Sebar
Metode Spread menggunakan setetes inokolum diletakan dalam sebuah
medium agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan L glass yang
steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik.Beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-
pisah (Hadiuntomo, 2009).

1
Gambar 3.1 Metode Sebar /Spread
Sumber : Stanier, 1980.

2.4 Metode Pour Plate / Cawan Tuang


Metode ini menggunakan pipet volume, biakan yang akan diinkubasi dipindah
sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri. Cawan petri yang telah berisi
mikroorganisme kemudian diputar dan dilakukan proses inkubasi. Cawan petri
diperiksa ketika sudah melalui prses inkubasi dan terlihat koloni yang berada
dalam cawan petri. Cawan yang berisikan koloni-koloni terisolasi, dapat diisolasi
biakan murni mikroorganisme dengan memindahkan seebagian dari satu koloni ke
dalam tabung berisi medium steril (Plezar, 2006).
2.5. Saccharomyces cereviceae
Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu Saccharomyces
cereviceae. Klasifikasi Saccharomyces cereviceae adalah sebagai berikut:
Filum : Ascomycota
Subfilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cereviceae mempunyai ciri khusus dari Saccharomyces cereviceae
adalah bentuknya bulat, pendek, oval, ukuran sol tiga hari pada 25ºC pada aquo
malt adalah ( 3 – 10 )x ( 4,5 – 10 ), dan metode reproduksi vegetatifnya adalah
penyembulan atau multilatecal. Sifat fisis dari Saccharomyces cereviceae adalah:
ukurannya berbentuk oval atau bulat telur, tidak mempunyai flagel-berwarna putih

2
kecoklatan, dan bekerja pada kondisi anaerob. Sifat kimia dari Saccharomyces
cereviceae adalah: pada peradianheksosa dan pentosa menjadi alkohol menjadi
produk sampingan, dan dapat memfermentasikan gula menjadi etanol dan Cl2
(Yudhoamijoyo, 1992).

Gambar 3.2 Khamir Saccharomyces cerevisiae


Sumber: Jean-Michael, 2005.
2.6 Peralatan Praktikum Mikrobiologi
2.6.1 Pembakar Bunsen
Pembakar Bunsen merupakan pembakar yang berbahan bakar gas. Gunanya
untuk keperluan pemodifikasian peralatan gelas. Pemodifikasian peralatan gelas
seperti dalam pembengkokan pipa yang terbuat dari gelas. Pembakar bunsen juga
digunakan untuk keperluan uji kualitatif terhadap suatu sampel. Pembakar Bunsen
untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara
membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar (Kharisma,
2012).

Gambar 3.3 Pembakar Bunsen


Sumber: Daisy, 2014.

2.6.2 Tabung Reaksi


Tabung reaksi terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai sebagai tempat

3
untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.
Cara penggunaanya adalah tabung reaksi dipegang pada
lehernya, miringkan lebih kurang 60oC lalu diisi dengan
larutan yang akan diperiksa. Penggunaan tabung beserta
isinya yang akan dipanaskan, tabung dipegang dengan
penjepit tabung dan pemansan dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di
bawah. Mulut tabung harus diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah
muka sendiri atau muka orang lain). Tabung yang panas tidak boleh didinginkan
secara mendadak (Maftuchah, 2014).

Gambar 3.4 Tabung Reaksi


Sumber: Maftuchah, 2014.
2.6.3 Pipet Volume
Pipet volume mempunyai bagian yang membesar (gondok) di bagian
tengah, ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar.
Tepat sampai tanda tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka
yang tertera pada pipet tersebut. Alat ini dipakai untuk mengambil dan
memindahkan larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat.
Pipet volume merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur
(Maftuchah, 2014).

4
Gambar 3.5 Pipet Volume
Sumber: Maftuchah, 2014.
2.6.4 Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer digunakan dalam analisis volumetri, untuk wadah suatu
volume tertentu dari suatu larutan. Labu erlenmyer kadang-kadang dipakai untuk
memanaskan larutan. Labu erlenmeyer memiliki dua jenis yaitu erlenmeyer
tanpa tutup gelas dan erlenmeyer dengan tutup gelas. Erlenmeyer tanpa tutup
gelas dipakai untuk titrasi larutan yang tidak mudah menguap. Erlenmeyer
dengan tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang mudah menguap
(Maftuchah, 2014).

Gambar 3.6 Labu Erlenmeyer


Sumber: Maftuchah, 2014.
2.6.5 Cawan Petri
Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi untuk kegiatan isolasi,
pemurnian dan membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Cawan petri terdiri dari
berbagai ukuran diameter. Cawan dengan diameter 15 cm dapat menampung
media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm dapat diisi media
sebanyak 10 ml. Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan
metode cawan (Yunilas, 2017).

5
Gambar 3.7 Cawan Petri
Sumber: Ismaida, 2014.
2.6.6 Jarum Inokulasi Loop dan Tusuk
Ose atau jarum merupakan jarum inoculum yang terbuat dari kawat
nichrome atau platinum, digunakan untuk menginokulasi mikrobia dari suatu
media ke media lainnya. Jarum inokulasi terbuat dalam dua bentuk yaitu bentuk
ujung jarum yang berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating
loop atau transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle atau
transfer needle. Bentuk jarum ose (inoculating loop) digunakan untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle digunakan
untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum
inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan mikroorganisme untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru (Yunilas, 2017).

Gambar 3.8 Jarum Inokulasi Ose dan Loop


Sumber: Maftuchah, 2014.
2.7 Alkohol 70%
Penelitian alkohol dilakukan tentang efektivitas alkohol 70% sebagai
desinfektan terhadap berbagai kuman pada membran stetoskop, dengan
menyemprot dan menggenangi membran stetoskop selama 10 menit, hasilnya
alkohol 70% mampu mereduksi jumlah koloni kuman sampai 91% tiap membran
stetoskop desinfeksi menggunakan alkohol yang umum dipakai dengan

6
mempergunakan alkohol konsentrasi 70% dengan cara mengoleskan kapas yang
telah direndam dalam alkohol tersebut pada alat medis. Alkohol beraksi dengan
cara mendenaturasi protein dengan cara dehidrasi dan melarutkan lemak
sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol
(Susatyo,2016).
2.8 Aluminium Foil
Alumunium foil adalah material insulation yang terbuat dari beberapa lapisan
material yaitu kertas logam yang diperkuat dengan benang polester atau benang
serat gelas (scrim), sehingga memiliki daya rentang yang kuat, tidak mudah
sobek. Alumunium foil biasanya dipergunakan sebagai penyekat panas pada
bagian bawah atap / dinding baik semen maupun metal. Aluminium foil
digunakan untuk menutup bagian mulut alat-alat yang berupa kaca. Aluminium
foil juga digunakan untuk membungkus sampel bahan (Achlana, 2014).
2.9 Sampul Coklat
Sampul coklat digunakan untuk membungkus cawan petri yang akan
disterilisasi. Sampul coklat dilipat secara rapi. Lipatan sampul coklat diletakkan
di bagian bawah cawan petri. Sterilisasi pipet juga menggunakan sampul coklat
(Achlana, 2014).
2.10 Kapas
Kapas digunakan untuk menutup lubang peralatan gelas. Lubang perlatan
yang telah diberi kapas ditutup oleh aluminium foil. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari luar. Pemasangan kapas harus tidak
berbunyi apabila dilepas (Achlana, 2014).

D. Alat dan Bahan


4.1 Alat
Alat - alat yang digunakan pada praktikum Teknik Pemindahan Mikroorganisme
Secara Aseptik adalah sebagai berikut:
1. Rak Tabung Reaksi
2. Tabung Reaksi
3. Jarum ose/loop

7
4. Batang Kaca berbentuk L
5. Pembakar bunsen
6. Pipet Volume
7. Cawan Petri
4. 2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Teknik Pemindahan Secara Aseptik
adalah sebagai berikut:
1. Biakan murni Saccharomyces cereviceae
2. Aluminium foil
3. Kapas
4. Alkohol 70%
5. Potato Dextrose Agar (PDA)

E. Metode Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Pemindahan
mikroorganisme secara aseptik adalah:

Persiapan pemindahan mikroorganisme secara aseptik

1. Alkohol disemprotkan pada bagian udara dan meja praktikum..


2. Meja dibersihkan dengan tisu.
3. Alat dan bahan yang akan digunakan diletakkan di atas meja.
4. Seluruh telapak tangan disemprot dengan alkohol lalu usap pada punggung
tangan sampai seluruh tangan terkena alkohol.
5. Media agar dan pemindahan biakan mikroorganisme (Saccharomyces
ceriviciae) dilakukan didekatapi bunsen. Kegunaannya ialah meminimalisir
bakteri lain yang masuk di media dari udara.

Hasil: Mempersiapkan pemindahan mikroorganisme secara aseptik

Metode gores pada tabung agar miring

1. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api.

A
A

8
2. Jarum inokulasi loop diletakkan pada api dengan posisi tangan membentuk
sudut 60º.
3. Jarum loop dibakar hinngga berwarna oranye.
4. Labu ukur yang berisi biakan murni Saccharomyces ceriviciae dan 3 tabung
reaksi media padatan agar PDA yang miring disiapkan di atas meja.
5. Aluminium dan kapas tabung reaksi dibuka, lalu diletakkan dijari kelingking
agar bagian dalam tabung tetap steril.
6. Biakan murni Saccharomyces ceriviciae diambil dengan tusuk loop yang
sudah steril dan diletakkan pada tabung media agar PDA.
7. Pemindahan tidak boleh mengenai bagian tabung dan dilakukan penggoresan
dengan bentuk zigzag jarak dekat.
8. Labu yang berisi biakan murni Saccharomyces ceriviciae ditutup kembali.
9. Mulut tabung yang telah berisi biakan murni Saccharomyces ceriviciae
ditutup kembali menggunakan kapas dan aluminium foil.
10. Dilakukan hal yang sama pada perlakuan nomer 6-9 (sebanyak 2 kali).

Hasil: Pemindahan biakan murni Saccharomyces ceriviciae pada medium agar


tabung miring.

Metode gores pada agar cawan petri

1. Media cawan petri berisi padatan agar PDA dibagi menjadi 4 bagian,
dibagian bawahnya dengan menggunakan spidol.
2. Dibuka bagian mulut cawan petri dan didekatkan pada api bunsen.
3. Jarum inokulasi loop dibakar lalu diletakkan pada api bunsen dengan posisi
tangan membentuk sudut 60º hinngga berwarna oranye.
4. Pemindahan biakan murni Saccharomyces ceriviciae dengan jarum loop
dibagian media cawan petri. Metode yang digunakan ialah zigzag dan jarak
antar zigzag yang berbeda pada setiap bagiannya.
5. Pergerakan zigzag jarum loop yang terjadi dibagian 1 jarak antar zigzag
sangat dekat. Dibagian 2 jarak zigzag agak jauh. Dibagian 3 jarak zigzag jauh

B
B dan dibagian 4 jarak zigzagnya sangat jauh. Hal ini bertujuan agar dapat
membandingkan jumlah koloni yang hidup dalam media tersebut.
6. Dipanaskan bagian mulut cawan petri lalu tutup menggunakan plastik wrap
dibagian pinggirnya agar tetap steril.

Hasil: Mengetahui cara pemindahan biakan Saccharomyces ceriviciae murni


pada agar cawan petri dengan metode gores

9
Metode sebar pada agar cawan petri
1. Mulut cawan petri dibuka dan didekatkan pada api bunsen.
2. Ujung pipet ukur dibakar ke api bunsen hingga steril.
3. Pemindahan biakan murni Saccharomyces ceriviciae dengan pipet ukur
sebanyak 0,1ml.
4. Media cawan petri diputar, lalu diratakan seluruh bagian permukaan media
yang berisi cairan biakan murni Saccharomyces ceriviciae menggunakan alat
drygalski seperti batang berbentuk l terbuat dari kaca
5. Mulut cawan petri dipanaskan dan dirapatkan bagian pinggirnya dengan
plastik wrap supaya kondisi tetap steril.

Hasil: Mengetahui cara pemindahan biakan murni Saccharomyces ceriviciae


pada agar cawan petri dengan metode sebar.

Metode cawan tuang

1. Dibuka bagian mulut cawan petri kosong dan didekatkan pada api bunsen.
2. Cawan petri kosong yang sudah steril ditambahkan dengan biakan murni
Saccharomyces ceriviciae dengan teknik tuang sebanyak 1 ml.
3. Cawan petri yang berisi biakan murni Saccharomyces ceriviciae ditambahkan
larutan agar nutrient yang masih cair pada suhu 40 0 atau jika ditempelkan
pada pipi tidak terlalu panas tandanya siap digunakan dengan teknik tuang.
4. Cawan petri ditutup dengan mendekatkan bagian mulut ke api bunsen lalu
putar cawan petri sebanyak 3 kali pada arah kanan dan kiri.

C
C5. Dirapatkan bagian pinggir cawan petri dengan plastik wrap supaya kondisi
tetap steril.

Hasil: Mengetahui cara pemindahan biakan murni Saccharomyces ceriviciae


pada medium agar cawan tuang
E. Hasil

10
1.

Media agar padat PDA dan biakan


murni Saccharomyces ceriviciae
dengan metode gores. Hasil dari
inkubator selama 2 hari ialah
mengalami kegagalan pada 3 media
tabung
Tabung reaksi metode gores

2.
Media agar dan biakan murni
Saccharomyces ceriviciae dengan
cawan petri berisi agar PDA padat.
Hasil inkubator menandakan
keberhasilan adanya koloni
Saccharomyces ceriviciae terbukti
timbulnya bercak putih yang banyak
Cawan petri metode gores pada area tertentu.

4.
Pemindahan biakan murni
Saccharomyces ceriviciae dengan
metode tuang dalam media kosong
ditambahkan larutan agar nutrient
mengalami keberhasilan yaitu
timbulnya bercak putih pada cawan
petri.
Cawan petri metode tuang
5.
Pemindahan biakan murni
Saccharomyces ceriviciae dengan
metode sebar dalam media larutan
agar PDA mengalami keberhasilan
yaitu timbulnya bercak putih pada
cawan petri.
Cawan petri dengan metode sebar

F. Pembahasan
Praktikum Teknik Pemindahan Mikroorganisme Secara Aseptik dilaksanakan
pada hari Rabu, 11 September 2019 di laboratorium 226 dengan titik koordinat
7°15’56.26’’5 112°47’1.54’T. Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat

11
menguasai teknik pemindahan bakteri secara aseptik. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, media
Potato Dextrose Agar (PDA), jarum ose, batang kaca bentuk L untuk metode
sebar spread, api bunsen, alkohol, alumunium foil. Metode yang digunakan dalam
praktikum ialah metode streak/gores pada tabung agar miring, metode
streak/gores pada cawan petri, metode spread/sebar dan metode pour plate atau
tuang.
Media yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA). PDA berfungsi
untuk mengembangbiakan jamur. Mikroorganisme yang digunakan adalah
saccharomyces cerevisiae. Teknik Aseptik sangat diperlukan untuk menghindari
mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Teknik asptik digunakan sepanjanng kegiatan berlangsung, baik alat, bahan,
lingkungan sekitar maupun praktikannya. Alat dan bahan praktikum dapat
diterapkan metode sterilisasi. Peguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan
dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi. (Oram, 2001).
5.1 Pemindahan Media dengan Metode Streak / gores pada tabung agar
miring
Praktikum dimulai dengan mensterilkan meja praktikum dan tangan praktikan
dengan alcohol 70% untuk antiseptic (membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme). Alat-alat praktikum dapat diletakkan dimeja praktikum setelah
proses sterilisasi selesai. Sterilisasi dilanjutkan dengan menyalakan Bunsen
dengan korek. Tujuan menyalakan Bunsen untuk menciptakan kondisi steril di
sekitar area praktikum. Jarun ose disterilkan dengan memaskan di atas api Bunsen
yang berwarana biru sampai ukawatnya berpijar, kemudian menggerakkan jarum
ose diatas api sehingga tangkai jarum ikut terpanasi. Jarum ose didinginkan
sampai kurang lebih 20 detik seblum dipakai untuk mencegah matinya bakteri
yang akan dipindahkan.. Tabung yang disiapkan ada 3 yang berisi media dan 1
tabung yang berisi biakan murni PDA.
Media diambil dan mulut tabung dibuka di dekat api bunsen yang tertutup
alumunium foil dan kapas dengan jari kelingking. Kapas tidak boleh ditaruh
dimeja karena dapat terkontaminasi dengan bakteri sekitar, kapas tetap dibawa

12
dengan dijapit jari kelingking. Mulut tabung dipanaskan dengan memutar
sebanyak 2 kali dan kemiringan tidak melebih 45˚. Tabung yang berisi biakan
murni juga dibuka untuk pengambilan biakan. Jarum ose dimasukkan ke dalam
tabung biakan dan kemudian dipindahkan ke dalam tabung yang berisi media.
Pemindahan bakteri dilakukan secara hati-hati, dimulai dari dasar tabung
kemudian dibentuk pola zigzag. Cara penggoresan secara zigzag pada medium
agar tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan yang dilakukan
berulang. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Kelemahan dari cara penggoresan zigzag ialah bakteri anaerob tidak dapat tumbuh
(Dwidjoseputro, 2005).
Mulut tabung segera ditutup lagi dengan kapas dan alumunim foil sampai
rapat. Percobaan diulangi pada tabung reaksi yang kedua dan ketiga.Media yang
berisi biakan dibiarkan selama 48 jam di suhu kamar. Hasil yang diperoleh
metode gores pada tabung agar adalah tidak ada mikroorganisme yang tumbuh
dijalur zigzag mapun di luar jalur zigzag. Hal yang bisa menyebabkan
ketidakberhasilan pemindahan mikroorganisme adalah setelah kawat ose berpijar
dengan api Bunsen dalam teknik sterilisasi, langsung ditempelkan ke media yang
penuh dengan biakan. Jarum ose harusnya ditunggu hingga dingin setelah jarum
ose dipijarkan. Jarum ose dalam keadaan panas dapat menyebabkan
mikroorganisme mati, sehingga tidak ada mikroorganisme yang tumbuh pada
media baru.
5.2 Metode Streak atau Metode Gores pada Media PDA Cawan Petri
Pemindahan mikroorganisme secara aseptik dengan metode gores pada media
PDA cawan petri dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan metode gores
pada media PDA miring. Perbedaan media PDA cawan petri dengan media PDA
miring adalah pada media agar cawan petri, bagian bawah cawan petri dibagi
menjadi 4 bagian. Pembagian dilakukan dengan menggarisi bagian bawah cawan
petri dengan spidol agar pembagiannya dapat dilakukan lebih mudah. Pembagian
pada tiap bagian digunakan angka yang dimulai dari 0 hingga 3, semakin besar
angka pada bagian maka semakin renggang jarak goresan yang dilakukan.

13
Pembagian ini bertujuan untuk membentuk koloni terpisah agar koloni dapat
diamati.
Langkah awal pada praktikum ini adalah membuka cawan petri steril yang
siap digunakan didekat api bunsen agar cawan petri tidak terkontaminasi oleh
mikroba lain. Jarum ose yang akan digunakan dipanaskan terlebih dahulu,
kemudian diambil sedikit biakan murni dari tabung biakan murni. Jarum ose yang
digunakan untuk mengambil biakan murni tidak boleh terlalu panas agar tidak
menyebabkan kematian pada biakan murni. Jarum ose yang telah berisi biakan
murni harus segera digoreskan pada cawan petri bagian pertama. Saat
menggoreskan mikroba, jarum ose tidak boleh keluar dari dalam cawan petri agar
tidak terkontaminasi. Penggoresan mikroba dilakukan dengan bentuk zig-zag dari
urutan nomer terkecil hingga ke nomer terbesar. Bagian dengan angka yang
semakin besar, maka semakin renggang juga goresan zig-zag jarum ose yang
dilakukan. Cawan petri yang seluruhnya telah ditanami mikroba kemudian ditutup
kembali dan dilapisi dengan plastic wrap. Pelapisan menggunakan plastic wrap
ini bertujuan untuk mengisolasi biakan agar tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain. Cawan petri berisi biakan mikroba diinkubasi selama 2x24
jam.
Hasil dari pengamatan cawan petri yang telah diinkubasi pada hari pertama,
mikroorganisme Saccharomyces cerevisae belum tumbuh. Pengamatan pada hari
kedua, mikroorganisme Saccharomyces cerevisae berhasil tumbuh. Pengamatan
pada bagian pertama, koloni masih terlihat saling bergerombol dan menumpuk
satu sama lain. Bagian kedua, koloni juga masih terlihat saling bergerombol
namun tidak sesering pada bagian pertama. Bagian ketiga, koloni mikroba
semakin terlihat terpisah satu sama lain berupa bintik-bintik berwarna putih.
Bagian keempat, koloni mikroba terpisah sempurna dan terlihat terdapat 4 hingga
5 koloni mikroba pada bagian ini berupa bintik-bintik berwarna putih.
5.3 Metode Spread atau Metode Sebar pada Media PDA Cawan Petri
Metode spread atau sebar adalah teknik menumbuhkan mikroorganisme di dalam
media PDA dengan cara menggoreskannya di atas media PDA. Langkah pertama
yang dilakukan untuk metode sebar adalah cawan petri yang berisi media PDA

14
dibuka sedikit di dekat api bunsen. Biakan murni bakteri disiapkan, kemudian
diambil sebanyak 0.1 ml dengan menggunakan pipet volume. Hal yang
diperhatikan selama pengambilan biakan murni bakteri adalah selalu berada di
dekat api bunsen agar tetap steril.
Biakan murni bakteri sebanyak 0.1 ml kemudian diteteskan di atas media
PDA. Biakan yang sudah berada di atas media padat, kemudian disebarkan atau
spread menggunakan batang kaca berbentuk L secara merata. Cawan petri ditutup
kemudian dipanaskan kembali di dekat api bunsen. Cawan petri selanjutnya
dilapisi kembali dengan plastic wrap. Cawan petri yang telah dilapisi dengan
plastic wrap kemudian diinkubasi selama 2x24 jam.
Dari hasil pengamatan cawan petri yang telah diinkubasi pada hari pertama,
biakan pada cawan petri belum tumbuh. Pengamatan pada hari kedua terlihat
berwarna putih keruh dengan beberapa bintik di sekitar area sebaran biakan murni
bakteri. Hasil pengamatan terlihat terdapat koloni yang tersebar secara merata dan
terlihat berupa satuan koloni. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme dapat
tumbuh lebih rata pada bagian permukaan agar.
5.4 Metode Pour Plate atau Cawan Tuang
Metode cawan tuang adalah teknik menumbuhkan mikroorganisme di dalam
media PDA dengan cara mencampurkan media PDA yang masih cair dengan
kultur mikroorganisme sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan tetap berada
di permukaan media PDA. Langkah pertama yang dilakukan untuk metode cawan
tuang adalah kertas pembungkus yang membungkus cawan petri dibuka. Cawan
petri yang steril dipanaskan di dekat api bunsen. Cawan petri selanjutnya dibuka
dan biakan mikroorganisme Saccharomyces cerevisae dituang sebanyak 1 ml ke
dalam cawan petri.
Langkah selanjutnya, larutan media PDA yang masih cair kemudian dituang
ke dalam cawan petri yang berisi mikroorganisme Saccharomyces cerevisae.
Cawan petri kemudian ditutup dan diputar sebanyak 3 kali ke kiri, kemudian 3
kali ke kanan. Cawan petri selanjutnya dilapisi dengan plastic wrap. Cawan petri
yang telah dilapisi plastic wrap kemudian diinkubasi selama 2x24 jam.

15
Dari hasil pengamatan cawan petri yang telah diinkubasi pada hari pertama,
biakan pada cawan petri nampak berwarna putih keruh. Pada pengamatan hari
kedua, media PDA berisi mikroorganisme tersebut terlihat lebih keruh daripada
hari sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa mikroorganisme Sacharomyces
cerevisae tumbuh dan berkembang didalam media PDA.
G. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Teknik Pemindahan Mikroorganisme Secara
Aseptik adalah sebagai berikut:
1. Pemindahan media dengan metode streak atau gores pada tabung reaksi
dilakukan dengan cara mengambil biakan dengan jarum ose ke dalam
tabung biakan lalu jarum ose dimasukkan ke dalam tabung media dimulai
dari bawah lalu naik ke atas denganpola zig zag.
2. Pemindahan mikroorganisme secara aseptik dengan metode gores pada
media PDA cawan petri dilakukan dengan membagi bagian-bagian pada
cawan petri kemudian menggores biakan dengan jarum ose secara zigzag
dengan bagian yang semakin besar jarak penggoresan semakin rengggang.
3. Pemindahan mikroorganisme secara aseptik dengan metode sebar pada
media PDA cawan petri dilakukan dengan cara meneteskan biakan di atas
media PDA cawan petri kemudian biakan disebar dengan batang kaca
berbentuk L.
4. Pemindahan mikroorganisme secara aseptik dengan metode cawan tuang
pada media PDA cawan petri dilakukan dengan meneteskan biakan pada
cawan petri kemudian menetaskan media agar cair lalu cawan petri ditutup
dan diputar tiga kali ke kiri dan ke kanan.

16
H. Lampiran

FOTO KETERANGAN

Pembakaran jarum
inokulasi loop

Sterilisasi

Persiapan alat dan bahan

Sterilisasi media pada


tabung reaksi

17
Pengambilan biakan
murni Saccharomyces
cereviceae dengan jarum
inokulasi loop

Pemindahan biakan
murni Saccharomyces
cereviceae ke media agar

Sterilisasi media pada


cawan petri

Pembagian media agar


terhadap biakan murni
Saccharomyces
cereviceae

18
Pengambilan biakan
murni bakteri dengan
pipet ukur pada metode
sebar

Peletakkan biakan murni


bakteri ke media cawan
petri

Menuangkan biakan
murni bakteri

Sterilisasi media dengan


plastik dibagian pinggir
nya agar tidak
terkontaminasi oleh
bakteri di udara.

19
DAFTAR PUSTAKA
Achlana, Fajrie. 2014. Mengenal Alat-Alat yang Digunakan dalam
Praktikum Mikrobiologi. Aceh: FKIP UNSYIAH.
Daisy, dkk. 2014. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hadiuntomo, RS. 2009. Metode-metode Untuk Bakteriologi. Bogor: Lembaga
Sumberdaya Informasi. Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.
Ismaida. 2014. Pengertian dan Fungsi Alat-Alat Praktikum dalam
Laboratorium Biologi. Kutacane: Universitas Gunung Leuser.
Kharisma, A dan Abdul Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio Sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Sebagai Deteksi
Dini Serangan Penyakit Vibriosis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Plezar.2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Susatyo, Jojok H. 2016. Perbedaan Pengaruh Pengolesan dan Perendaman
Alkohol 70% terhadap Penurunan Angka Hitung Kuman pada Alat
Kedokteran Gigi. Pontianak: Poltekkes Pontianak.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Yudhoamijoyo, Mulyono. 1992. Teknologi Fermentasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Yunilas dan Eri Yusni. 2017. Mikrobiologi Akuatik. Medan: USU.

20

Anda mungkin juga menyukai