Disusun oleh:
Program Study:
Biologi/2014
Pembimbing:
Ratna Dewi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
metode parafin?
Apa perbedaan pengamatan stomata daun karet (Ficus sp.) dengan metode pewarnaan
safranin, imprint, dan metode penambahan air?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Mikroteknik
Mikroteknik atau teknik histologi ini akan dipelajari ilmu atau seni untuk
mempersiapkan organ, jaringan atau bagian yang lainnya untuk dapat diamati dan dipelajari
dengan lebih teliti. Pada umumnya untuk melihat jaringan atau organ ini dilakukan dengan
bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada dasarnya terlalu kecil
untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan
sebagian ataupun keseluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain diletakkan pada kaca
preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup yang direkatkan di atas
spesimen (Alyas, 2010).
Banyak cara dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan, diantaranya adalah
dengan metode parafin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena hampir semua macam
jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan metoda ini. Kebaikan-kebaikan
metoda ini adalah irisan yang dihasilkan jauh lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku
atau metoda seloidin. Dengan metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi
dengan metode parafin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang
bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini. Prosedurnya jauh
lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin. Namun metode parafin juga memiliki
kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah. Jaringan-jaringan yang
besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan metode ini. Sebagian besar enzim-enzim
akan larut dengan metode ini (Imron, 2008).
Metode parafin termasuk metode sayatan yang banyak digunakan, karena hampir
semua jaringan dapat dipotong dengan metode ini. Pengamatan secara mikroskopis dari suatu
jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen jaringan dapat diamati atau diteliti
melalui preparat permanen yang dibuat dengan metode parafin. Pembuatan preparat dengan
metode parafin adalah metode yang paling umum digunakan untuk pembuatan preparat
permanen, baik pada tumbuhan ataupun pada hewan (Sugiharto, 1989).
Adpaun Tahapan metode parafin
Pembuaatan preparat jaringan tumbuhan yang dilakukan dengan metode parafin
melalui beberapa tahapan, yaitu:
A. Pengambilan jaringan (Diseksi/Collecting)
Diseksi merupakan proses pengambilan jaringan atau bagian jaringan dari sumber
alami baik berupa tumbuhan ataupun hewan yang akan digunakan sebagai bahan dasar
dalam mikroteknik. Pada jaringan hewan setelah dilakukan pengambilan diperlukan proses
pencucian (washing).
Pencucian (washing) adalah suatu tahap yang membedakan metode paraffin hewan
dengan tumbuhan. Percobaan ini perlu dilakukan karena jaringan yang diambil pada
hewan dengan tumbuhan.pencucian ini perlu dilakukan karena jaringan yang diambil pada
hewan sering kali dalam keaadaan kotor oleh darah atau kotoran seperti pada organ
pencernaan. Selain itu jaringan hewan lebih cepat mengalami dehidrasi yang merusak
jaringan, sehingga perlu secepat mungkin dimasukan ke dalam larutan fisiologis sebagai
fiksasi sementara. Pencucian pada pembuatan preparat hewan menggunakan larutan garam
fisiologis.
B. Fiksasi (Fixation)
Fiksasi adalah usaha yang dapat mempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan
agar tetap berada pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun ukuran..
media yang digunakan untuk fiksasi disebut dengan fiksatif. Fiksatif terdiri dari unsurunsur kimia yang dibuat dalam bentuk larutan atau gas yang berfungsi agar Jaringan tidak
membusuk, dan dapat mempertahankan struktur jaringan.
Tujuan dilakukan fiksasi dalam pembuatan preparat dengan menggunakan metode
paraffin adalah:
1. mematikan (menghentikan proses-proses metabolisme)jaringan dengan cepat,
sedangkan keadaan sedikit banyaknya mendekati keadaan semula.
2. mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme
ataupun kerusakan oleh jenis enzim yang terkandung oleh jaringan itu sendiri, yang
dikenal dengan autoloisis.
3. Meningkatkan daya pewarnaan karena adanya bahan-bahan keras (mordant) yang
merupakan komponen jaringna fiksatif.
C. Dehidrasi (dehydration)
Dehidrasi adalah proses penarikan air dari dalam jaringan dengan menggunakan
bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari dalam
jaringan yang telah difiksasi. Proses dehidrasi merupakan serangkaian proses dengan cara
memasukan sample ke dalam larutan dehidrasi secara berseri dari konsentrasi rendah
sampai konsentrasi tinggi dengan mengurai konsentrasi air.
Dehidran yang paling umum digunakan pada mikroteknik dengan metode paraffin
adalah alkohol. Jenis dehidran lain adalah dioksan, N-butyl alcohol, aniline oil dan
bergamot oil.
Alcohol merupakan dehidran yang umum digunakan, karena relatife lebih murah dan
mudah diperoleh, tapi mampu menghasilkan hasil yang baik, bahkan untuk jenis-jenis
jaringan-jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang belakang, dan embrio. Dalam
penggunaan alcohol dipakai serial dengan konsentrasi yang berbeda, dimulai dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (35%-50%-70%-80%-95%-100%). Lama
perendaman tergantung untuk masing-masing konsetrasi berkisar 1-6 jam. Alcohol 70%
sebagai stoping point, jaringan di malamkan.
Proses dehidrasi dalam berbagai konsentrasi alcohol dilakukan setingkat demi
setingkat. Tujuannya adalah untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan secara tiba-tiba
dalam terhadap sel jaringan, sehingga perubahan struktur sel yang terjadi sekecil mungkin.
Apabila proses dehidrasi ini tidak sempurna berarti masih ada molekul air dari dalam
jaringan. Ketidaksempurnaan proses dehidrasi ini dapat diketahui dengan jelas setelah
jaringan dimasukan ke dalam zat penjernih, dimana jaringan tidak menjadi transparan
walaupun jaringan telah lama dalam larutan penjernih. Jika terjadi hal yang demikian,
maka jaringan harus dikembalikan ke dehidran.
D. Penjernihan (Clearing)
Clearing merupakan proses harus segera dilakukan setelah dehidrasi. Tujuan dari
penjernihan ini adalah menggantikan tempat alcohol sementara dalam jaringan yang telah
mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven atau medium penjernih sebelum proses
penanaman
dalam
mentranparankan
paraffin.
jaringan
Medium
agar
penjernih
kemudian
ini
dapat
akan
terwarnai
menjernihkan
atau
dengan
dan
baik
Tanaman nangka tumbuh kokoh karena ditunjang oleh sistem perakaran yang
kuat dari jenis akar tunggang dengan sistem percabangan akar yang cukup banyak. Sistem
perakaran yang kuat ini menyebabkan tanaman nangka sering ditanam untuk keperluan
konservasi lahan miring dan daerah aliran sungai.
Daun:
pada bagian ranting tanaman. Permukaan daun nangka bagian atas dan bawah memiliki
penampilan yang berbeda. Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau cerah
dengan tekstur yang licin, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau tua
dengan tekstur yang kasar. Pangkal daun memiliki penumpu berbentuk segitiga dengan
warna kuning kecoklatan.
Bunga:
Tanaman nangka adalah tanaman berumah satu, artinya dalam satu tanaman
dapat dijumpai bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dicirikan dengan bentuknya
yang menyerupai gada, bengkok, dan berwarna hijau tua, sedangkan bunga betina
dicirikan dengan bentuknya yang menyerupai gada silindris yang pipih.
Buah:
Buah nangka tergolong buah majemuk semu, artinya buah tersebut tersusun
oleh rangkaian bunga majemuk (nyamplung) dan dari luar terlihar seperti hanya satu
buah.Di dalam buah nangka (diantara nyamplung) terdapat dami-dami yang sebetulnya
merupakan bunga nangka yang tidak terserbuki.
II.3 Imprint
teknik imprint, yaitu mencetak stomata daun menggunakan kuteks (cat kuku). Imprint
dilakukan dengan mengoleskan kuteks trasparan dari arah tulang daun menuju tepi daun
dengan lebar sekitar 0,5 cm. Lapisan kuteks dibiarkan selama 15 menit sampai kering dan
dikelupas dengan menggunakan selotip transparan agar stomata daun terikut. Cetakan
stomata (imprint) yang didapat ditempelkan pada gelas obyek dan diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100 x. Untuk mempermudah pengamatan stomata, gambar
stomata difoto dengan menggunakan kamera.
pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole mounth mempunyai kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian
tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini
hanya bisa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang
besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.
( Wahyuni, 2008).
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap
air
BAB III
METODOLOGI
pewarna safranin
8. Mendapatkan stomata yang bagus
Silet
Penggaris oven
Beaker glass
Gelas ukur
Corong
Pipet
Botol vilial
Penangas
Kaki tiga
Bunses
Kaset blok
Aspirator
Mikrotom
Object gelas
Cover gelas
Tissue
Kertas label
Bahan:
-
diberi larutan FAA hingga daun terendam dan diamkan selasa satu minggu
Melakukan aspirasi menggunakan aspirator selama 5 menit atau hingga organ
tenggelam
d. Proses penjernihan atau dehidrasi
- Masukkan potongan daun nangka (Artocarpus heterophyllus) ke dalam alkohol
70%, 80%, 90%, dan 100% secara berturut-turut selama 20-30 menit; lalu
kedalam minyak parafin
e. Proses infiltrasi
- Masukkan potongan daun nangka (Artocarpus heterophyllus) ke dalam parafin
lunak dengan 2 hingga 3 kali pergantian selama 1 jam
f. Proses penanaman (embedding)
- Buat tempat penanaman dengan menggunakan kertas kalender yang berbentuk
persegi atau persegi panjang (sesuai ukuran organ tanamaman yang
-
digunakan)
Masukkan parafin blok yang sudah dicairkan, diamkan sampai paraffin
selama 5 menit
Masukkan ke dalam larutan haematoxylin selama 2 menit
Cuci dengan air keran mengalir selama 5 menit
Kemudian masukkan kedalam larutan eosin selam 2 menit
Dehidrasi dengan alkohol 70%, 80%, 96%, dan 100% masing-masing selama 5
menit
selama 1 jam.
Dicuci,yaitu dengan membuang larutan fiksatif lalu mengganti aquades
beberapa kali.
Sebelum membuat sayatan paradermal, terlebih dahulu daun dicuci dengan
tissue.
- olesi pinggiran kaca penutup dengan kutek bening.
- beri table di salah satu ujung kaca objek
- amati preparat yang sudah jadi di bawah mikroskop.
3. Metode pengamatan sederhana
- Daun karet (Ficus sp.) disayat melintang setipis mungkin
- Letakkan sayatan diatas kaca objek
- Tetesi dengan air
- Tutup dengan cover gelas
- Amati dibawah mikroskop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
1. Gambar preparat metode imprint
stomat
stomat
stomat
stomat
Jaringan
Jaringan
kutikula
Urat daun
Jaringan palisade
Epidermis
bawah
IV.2 PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan preparat jaringan daun nangka
(Artocarpus heterophyllus) dan metode pengamatan stomata pada daun Ficus sp. Dengan 3
metode.
Pada praktikum metode parafin,langkah pertama yaitu dengan memotong daun nangka
(Artocarpus heterophyllus) berukuran 0,5 x 0,5 cm. Kemudian potongan tersebut dimasukkan
kedalam botol vilial dan diberi larutan FAA untuk proses fiksasi, proses fiksasi ini dilakukan
selama 1 minggu. Fiksasi bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel sehingga sedapat
mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan pada waktu masih hidup.
Setelah dilakukan fiksasi tahap selanjutnya yaitu aspirasi dengan menggunakan
aspirator selama 5 menit sampai organ yang ingin diamati tenggelam, tujuan dari tahap ini
yaitu untuk menghilangkan kadar oksigen yang ada dalam jaringan.
Setelah tahap aspirasi dilanjutkan ke tahap pencucian dan dehidrasi Pada tahapan
dehidrasi ini diberikan alkohol bertingkat dari 70 %, 80 %, 90 %, hingga 96 %, kami tidak
menggunakan alkohol 100% karena alkohol konsentasi tersebut stoknya habis jadi kami
menggunakan alkohol 96% sebagai konsentrasi tertinggi. tiap tingkatan alkohol dilakukan
dehidrasi selama 10 menit. Pemberian alkohol bertingkat dari konsentrasi rendah hingga
konsentrasi tinggi bertujuan agar selnya tidak lisis atau rusak dan kandungan air pada
jaringan dapat keluar sedikit demi sedikit sesai dengan konsentrasi alkohol yang digunakan.
Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran dengan rumus V1.M1 = V2.M2. Seperti
halnya pada fiksasi tadi, berdasarkan literatur dehidrasi ini minimal dilakukan 30 menit tipa
tingkatan alkohol. Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar yang berada
dalam jaringan untuk digantikan dengan alkohol.
Tahap selanjutnya yaitu penjernihan, dilakukan dengan merendam preparat dilarutan
xilol+alkohol (1:1), xilol+parafin (1:1) dan terakhir direndam minyak parafin. Penjernihan
dilakukan masing-masing satu jam.tujuan dari proses ini adalah untuk menjernihkan preparat
dari alkohol.
Tahap selanjutnya yaitu infiltrasi menggunakan parafin cair didalam oven.pada proses
ini jaringan dimasukkan secara bertahap.lalu jaringan direndam dalam parafin murni dengan
tujuan menghilangkan kandungan xilolnya secara maksimum serta untuk mengawetkan
jaringan.
Tahan selanjutnya embedding yaitu proses memasukkan atau penanaman jaringan
kedalam blok-blok parafin sehingga memudahkan proses penyayatan dengan mikrotom.
Blokny dibuat dari kertas kalender parafin yang telah dicairkan dimasukkan kedalam blok
sebanyak setengah bagian lalu setelah setengah keras ditambah lagi parafin sampai
memenuhi volume blokkemudian didinginkan pada suhu kamar sampai parafin
membeku.tujuannya agar dapat dengan mudah memotong dalam bentuk perasegi panjang.
Tahap selanjutnya yaitu pemotongan preparat dengan mikrotom, karena mikrotom lab
H sudah rusak jadi melakukan pemotongan secara alami yaitu dengan menggunakan silet
goal.
Lalu hasil potongan preparat diletakkan diatas kaca objek lalu diberi larutan A
Kemudian diberi larutan B tujuannya agar hasil preparat dapat menempel dengan erat pada
kaca objek. Proses selnajutnya adalah pewarnaan. Yaitu dengsn merendam preparat dama
xilol 1 dan xilol 2 masing selama 10 menit, lalu ditetedi dengan alkohol 96% selama 5 menit,
kemudian diberi safranin+alkohol 70% selama 5 menit, direndam dengan alkohol 70%
selama 5 menit, lalu direndam alkohol absolut selama 5 menit, lalu direndam dalam
xilol+alkohol 96% selama 5 menit, kemudian direndam lagi dengan xilol 1 dan xilol 2
masing-masing 5 menit dan diamati dibawah mikroskop, lalu hasilnya difoto, setelah itu
ditetesi dengan putih telur yang berfungsi sebagai perekat lalu nditutup dengan cover gelas
dan disimpan.
Fungsi xilol disini adalah agar parafin yang menempel pada kaca objek dapat terlepas
sehingga yang tersisa hanya bahan daun pereparat saja. Fungsi alkohol untuk membersihkan
preparat, dan fungsi safranin untuk mewarnai jaringan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
a.
Pembuatan preparat awetan dengan metode parafin terdiri dari tahap fiksasi,
DAFTAR PUSTAKA
Universitas