PENDAHULUAN
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Gymnospermae
Kelas : Gnetinae
Sub kelas : Gnetidae
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon L.
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa maserasi
merupakan proses pelunakan pada kayu yang pada prosesnya ditambahkan HNO3
dan KClO3 yang dipanaskan dengan lampu bunsen hingga kayu itu lunak.
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang
berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging
tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak
menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang
dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang
berdaging.
Preparat adalah sampel spesimen yang diletakkan atau dioleskan pada
permukaan gelas obyek atau slides, dengan atau tanpa pewarnaan, yang
selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop. Pembuatan preparat bermacam-
macam salah satunya mount whole yaitu pembuatan preparat secara keseluruhan
atau sediaan utuh dengan hasil yang diperoleh sel tumbuhan/hewan. Adapun
faktor yang menjadi pembatas dalam pengamata, yaitu ukuran, ketebalan, serta
tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut berkaitan dengan faktor
pembesaran pengamatan melalui mikroskop.
Dimana pada praktikum ini untuk membuat specimen ini dengan metode jeffrey
untuk membuat sediaan utuh maserasi kayu gimnospermae. Jenis tanaman
gimnospermae yang digunakan pada kelompok kami adalah Gnetum gnemon.
Berdasarkan hasil pembuatan preparat terlihat juga struktur yang teramati
tampak kurang jelas dan sebagian besar rusak serta strukturnya tidak lengkap.
Pada preparat masih terjadi penumpukan yang mengakibatkan pengamatan kurang
maksimal. Hasil yang kurang maksimal tersebut dapat disebabkan karena
beberapa kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan prosedur, diantaranya
seperti pengirisan yang kurang sempurna yang menyebabkan pita yang terbentuk
rusak. Menurut Setyawati, dkk., 2017 dalam pembuatan sediaan whole mount
yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketebalan, serta tingkat transparansi
sediaan yang kita buat tersebut berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan
melalui mikroskop nantinya. Metode whole mount memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati
seluruh bagian organisme secara utuh dan jelas bagian-bagiannya. Sedangkan
kelemahan metode whole mount ini adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada
organisme atau spesimen yang berukuran kecil saja (Setyawati, dkk., 2017).
Pada percoaban ini digunakan alkohol bertingkat untuk proses dehidran agar
jaringan benar-benar murni. Selanjutnya pada pewarnaan yang digunakan adalah
safranin 1% yang mengakibatkan pada proses pengamatan di mikroskop itu
jaringannya berwarna merah dan berfungsi juga untuk memperjelas penglihatan
sel pada preparat tersebut.
Pada percobaan ini digunakan juga xilol selama 5 menit yang mana xilol
merupakan larutan untuk menggantikan tempat alkohol dalam jaringan yang telah
mengalami proses dehidrasi. Pengamatan di mikroskop jika telah baik maka
proses selanjutnya adalah memberi Canada balsem agar dapat melekat antara kaca
benda dan kaca penutup.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpilkan bahwa
proses maserasi menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga
diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut, walaupun terlihat pada
preparat yang diamati bentukannya itu tidak nampak bagus tetapi terlihat
beraturan.
5.2 Saran
Pada pembuatan maserasi ranting kayu selanjutnya diharapkan untuk
pewarnaannya dapat menggunakan pewarnaan lain agar dapat terlihat bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Aliah, N. U., Liliek, S., dan Anton, M., 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan
Epidermis Daun Terhadap Jamur (Mycosphaerella musicola) Penyebab
Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal
HPT. Vol. 3 No. 1: 35-36.
Apriani, I., 2016. Pengembangan Media Belajar: Angkak Beras Merah dan Teh
(Camellia Sinensis) Sebagai Pewarna Alternatif Preparat Basah Jaringan
Tumbuhan. Jurnal Bioilmi. Vol. 2 No 1 : 59-61.
Dewi, A. R., Elly, P., dan Nurwidodo., 2017. Kualitas Preparat Section Organ
Tanaman Srikaya (Annona squamosa) Dengan Pewarna Alami Filtrat
Daun Jati Muda (Tectona grandis) Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA,
Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner,
Prosiding Seminar Nasional III Pendidikan Biologi 2017 Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 29 April
2017.
Kuntorini, E. M., Setya, F., dan Maria, D. A., 2013. Struktur Anatomi dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia
calaburi), Prosiding Semirata Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan
Alam, Universitas Lampung, Lampung, 21 Maret 2013.
Sa’diyah, R. A., Johanes, D. B., dan Gatot, S., 2015. Penggunaan Filtrat Kunyit
(Curcuma domestica Val.) Sebagai Pewarna Alternatif Jaringan
Tumbuhan Pada Tanaman Melinjo (Gnetum gnemon). Jurnal Biologi
Edukasi Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. 4 (1): 765-766.
Setyawati,D., Budi, S., dan Arya, I., 2017. Pengaruh Variasi Konsentrasi KOH
Terhadap Kualitas Sediaan Permanen (Rhipicephalus sanguineus). Jurnal
Ilmiah. 1 (1): 10.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
MEMBUAT MASERASI Gnetum gnemon
METODE JEFFREY
Disusun Oleh :
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019