Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN


UJI KARBOHIDRAT FOTOSINTESIS
Di susun oleh
Nama

: Melania Monica

NIM

: F1071131047

Prodi

: Pendidikan Biologi

Kelompok

:1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

Abstract
Photosynthesis is the process of the breakdown of carbohydrates derived
from a chemical reaction that takes place in the leaves using sunlight energy,
namely as one characteristic that is only possessed by plants autotrophic
organisms. Glucose is a molecule that is formed as a result of the process of
photosynthesis in which are stored the results of the conversion of sunlight energy in
the form of chemical bonds constituent molecules. The objective of the observation
"Carbohydrate Tests Of Photosynthesis" This is to prove that the process of
photosynthesis produced by carbohydrates that are affected by the amount of
chlorophyll. The method used is Caladium bicolor leaves cut each 0,5 cm on the
green and white, boiled into boiling water until wilted, then boiled again in a solution
of ethanol in a test tube to change color, removed and cleaned with water drops of
iodine in the cup petri. The results showed that the Caladium bicolor leaves change
color, the white parts become brown color whereas the green to purple-black color
which indicates the existence of carbohydrates.
Keywords: Caladium bicolor, Carbohydrates, Photosynthesis, Chlorophyll, Sunlight,
iodine

Abstrak
Fotosintesis adalah proses pemecahan karbohidrat yang berasal dari suatu
reaksi kimia di dalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya
matahari, yakni sebagai salah satu ciri khas yang hanya dimiliki oleh tumbuhan
organisme autotrof. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari
proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya
matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul. Adapun tujuan
dilakukannya pengamatan Uji Karbohidrat Fotosintesis ini adalah untuk
membuktikan bahwa proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat yang dipengaruhi
oleh jumlah klorofil. Metode yang digunakan adalah daun Caladium bicolor dipotong
masing-masing 0,5 cm pada bagian hijau dan putih, direbus ke dalam air mendidih
hingga layu, lalu direbus kembali dalam larutan etanol pada tabung reaksi hingga
berubah warna, diangkat dan dibersihkan dengan air yang ditetesi iodin pada cawan
petri. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada daun Caladium bicolor terjadi
perubahan warna, bagian warna putih menjadi warna coklat sedangkan warna hijau
menjadi ungu kehitaman yang menunjukkan adanya karbohidrat.
Kata kunci : Caladium bicolor, Karbohidrat, Fotosintesis, Klorofil, Cahaya Matahari,
iodin

PENDAHULUAN
Pada dasarnya, fotosintesis merupakan satu-satunya proses penting biologis
yang dapat menghasilkan energi. Pada proses ini terjadi reduksi CO2 oleh
tumbuhan hijau untuk membentuk karbohidrat. Karbohidrat yang dihasilkan ini
memiliki lebih banyak energi daripada CO2 dan H2O dari proses tersebut.
Peningkatan energi yang berasal dari radiasi matahari yang jatuh pada tanaman
hijau, dan tanpa berlangsungnya sintesis karbohidrat. Jadi, fotosintesis adalah suatu
proses dimana energi radiasi matahari disimpan dalam senyawa kimia yang
dihasilkan oleh tanaman hijau. Pada proses fotosintesis tersebut diperlukan cahaya
matahari yakni sebagai sumber energi. Namun sebagian besar energi dari sinar
matahari yang jatuh di bumi akan hilang sekaligus, sebagian besar ialah sebagai
panas. Jaringan fotosintesis paling aktif pada tanaman yang lebih tinggi adalah
mesofil daun. Pada sel mesofil ini memiliki banyak kloroplas yang mengandung
pigmen hijau untuk menyerap cahaya khusus. Dalam fotosintesis, tanaman
menggunakan energi matahari untuk mengoksidasi air, sehingga melepaskan
oksigen dan untuk mengurangi karbon dioksida, sehingga membentuk senyawa
karbon yang besar, terutama gula. Berdasarkan hal tersebut, maka pada praktikum
kali ini praktikan melakukan uji karbohidrat fotosintesis dengan menggunakan bahan
daun Caladium bicolor pada tes lugol untuk membuktikan bahwa jumlah klorofil
mempengaruhi terjadinya fotosintesis.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma
yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut
tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),
konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi
yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air,
dan karbondioksida (Salisbury, 1992).

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam
kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sitesis
molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil,
yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke
dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata
(Campbell, dkk, 2002).
Klorofil merupakan zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan
hijau yang berfotosintesis. Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata tidak hanya
berperan sebagai pigmen fotosintesis. Proses fotosintesis membutuhkan klorofil,
maka klorofil umumnya disintesis pada daun untuk menangkap cahaya matahari
yang jumlahnya berbeda pada tiap spesies tergantung dari faktor lingkungan dan
genetiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula
atau karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik dan unsur-unsur nitrogen,
magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur, dan oksigen. Faktor utama pembentuk
klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur haramakro. Unsur ini
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan oleh tanaman,
salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N akan
menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat
menggunakan N2 secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri
menjadi amonia (NH3) (Hendriyani dan Setiari, 2009).
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b.
Perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada
protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya
atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta samping
hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya
kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir
yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam
klorofil, yaitu:
klorofil-a
: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b
: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat
darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu
rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air
(hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak),
sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air).
(Dwidjoseputro, 1994:18).

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda,
dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini juga bias
merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan energi
itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol
tapi dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton
(Devlin, 1975).
Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a
terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman adalah
sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-sama
dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain. Dengan lipid,
klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya sedangkan dengan protein melalui gugus
hidrofobik dari cincin porifin-nya. Rumus empirisklorofil adalah C55H72O5N4Mg
(klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b) ( Subandi, 2008).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam
molekul karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi
cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul
oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari fotosintesis yang
di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatanikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang
nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk
senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA,
protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia
yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai
sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa.
Diantara berbagai karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari
glukosa adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan
banyak tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian. Butir-butir amilum itu
sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada daun
segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada
tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daun monokotil mempunyai daun
gula (Loveless, 1994).
Hopkins (1995) menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada
tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut
mangandung klorofil. Kehadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum.
Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka
setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi

larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian
yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu.
Menurut Salisbury dan Ross (1992), pembentukan pati atau amilum terjadi
terutama melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa
dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa
(ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa
1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya.
Karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum.
Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama
secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang
mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG) (Lakitan, 2000).
Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan sumbangan
berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut
adenosin difosfoglukosa, ADPG. Pembentukan ADPG berlangsung dengan
menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di kloroplas dan plastid. Molekul amilosa
yang sedang tumbuh dengan unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4 pada
ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari ADPG. Pati
sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Cabang pada
amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh
berbagai isoenzim dari beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim
percabangan atau enzim Q. Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang
panjang, menguntungkan fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga
menyebabkan penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan penyimpanan
pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas diuntungkan oleh cahaya terang,
sebab enzim yang membentuk ADPG secara alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan
dihambat secara alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA agak meningkat saat
terang sewaktu penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena
ditambah ADP untuk membentuk ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury &
Ross, 1992).
Proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O)
pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari disebut
fotosintesis dengan persamaan reaksi kimia berikut ini :
6 CO2 + 6 H2O

C6H12O6 + 6 O2

Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat


dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen
fotosintesis (berupa klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan
karbohidrat dan melepaskan oksigen (Nio Song Ai, 2012).
Cahaya matahari meliputi semua warna dari spektrum tampak dari merah
hingga ungu, tetapi tidak semua panjang gelombang dari spektrum tampak diserap
(diabsorpsi) oleh pigmen fotosintesis. Atom O pada karbohidrat berasal dari CO2
dan atom H pada karbohidrat berasal dari H2O (Sasmitamihardja, 1996).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian
dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan
kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum
(Malcome, 1990).
Karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum.
Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama
secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang
mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG) (Lakitan, 2000).
Setelah semua klorofil larut, semua bagian daun ditetesi I-KI maka, warna
daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal ini
menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam
amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman (Dwijoseputro,1994).
Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi gula tinggi
sedangkan kadar amilum menyusut, bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan.
Persediaan air yang berlabihan menambah kegiatan penyusunan amilum.
Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. pH 7 merupakan pH optimal
untuk pembentukan gula, sedang gula akan terbentuk menjadi amilum jika pH
sampai dibawah 7 (Kimball, 1989).
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, maka kemungkinan terdapat
hubungan antara banyaknya hasil fotosintesis berupa amilum dengan kadar klorofil
pada daun tumbuhan. Caladium bicolor merupakan herba tahunan, daun berukuran
besar, berbentuk hati, ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih,
warnanya beragam, ada yang putih kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang
hijau di tepi dan merah menyala di tengahnya, ada yang hijau di tepi dan tengahnya
pink dibayangi putih, dan lain-lain (Prihmantoro, 2007).

Adapun tujuan dari praktikum uji karbohidrat fotosintesis ini yaitu untuk
membuktikan bahwa proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat yang dipengaruhi
oleh jumlah klorofil pada daun Caladium bicolor. Adapun permasalahan yang ada
antara lain apakah pada semua warna daun terdapat zat klorofil, bagaimana cara
melihat bahwa pada tumbuhan yang berfotosintesis menghasilkan karbohidrat,
mengapa jumlah klorofil dapat mempengaruhi proses fotosintesis, serta mengapa
pada pengujian karbohidrat fotosintesis daun Caladium bicolor digunakan daun
berwarna hijau dan putih.

METODOLOGI
Praktikum Uji Karbohidrat Fotosintesis ini dilaksanakan pada hari Jumat,
23 April 2015 pada pukul 12.30 WIB

selesai yang bertempat di Laboratorium I

biologi FKIP UNTAN. Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas
beaker, petri dish, gunting, pipet tetes, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pinset
dan hot plate. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol, iodin, dan daun
Caladium bicolor. Metode kerja yang dilakukan dalam praktikum kali yaitu pertamatama diambil beberapa daun Caladium bicolor kemudian dipotong daun hijau dan
putih masing-masing berukuran 0,5 cm. Sebelum diberi perlakuan, daun tersebut
difoto terlebih dahulu untuk perbandingan hasil akhir nantinya. Selanjutnya
dilakukan tes dengan lugol. Caranya yakni, dimasukkan potongan daun berwarna
putih dan hijau tadi ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih dipanaskan pada
hot plate selama beberapa menit sampai daun terlihat layu. Tabung reaksi kemudian
diisi etanol , kemudian potongan daun hijau dan putih tadi dimasukkan ke tabung
reaksi yang berisi etanol sebelumnya untuk dipanaskan lagi guna melarutkan
klorofilnya. Pemanasan daun hijau dan putih ini dilakukan hingga kedua daun
tersebut tampak layu. Terakhir, daun tersebut diangkat dari proses perebusan,
diambil daun tersebut menggunakan pinset untuk dicuci dengan air mengalir
kemudian daun ditetesi dengan iodin di cawan petri. Diamati perubahan warna yang
terjadi dan sebagai hasil pengamatan, kedua potongan daun tersebut di foto
kembali.

Hasil dan Pembahasan


P

et

Gambar

rl
a
k

er

al

di

bi

ol

o
r
Awal

Daun berwarna
hijau dan putih

Akhir (setelah

Daun hijau berubah

ditetesi iodin)

warna menjadi ungu


kehitaman
sedangkan daun
putih berubah
warna menjadi
coklat

Pembahasan
Praktikum tentang Uji Karbohidrat Fotosintesiis ini digunakan bahan
berupa daun Caladium bicolor yakni masing-masing potongan pada bagian warna
hijau dan warna putih yang bertujuan untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis
dihasilkan karbohidrat dan dipengaruhi oleh jumlah klorofil.

Pada pengamatan terhadap daun Caladium bicolor pertama-tama daun


warna hijau dan warna putih dipotong masing-masing berukuran 0,5 cm. Tampak
bahwa sebelum diberi perlakuan daun Caladium bicolor masih berwarna hijau dan
warna putih segar. Pada perlakuan pertama yakni potongan daun tersebut direbus
ke dalam air mendidih sampai layu. Setelah diangkat, kedua potongan daun
tersebut di masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi etanol untuk selanjutnya
direbus kembali hingga berubah warna. Pemberian etanol pada proses perebusan
daun Caladium bicolor ini bertujuan untuk melarutkan klorofil daun sehingga
nantinya akan dihasilkan karbohidrat dari proses fotosintesis potongan daun
tersebut . Kedua potongan daun tersebut selanjutnya diangkat dan dicuci lalu
ditetesi dengan iodin. Adapun tujuan ditetesi iodin ialah untuk mengidentifikasi mana
diantara kedua potongan daun Caladium bicolor baik yang berwarna hijau maupun
putih tadi sehingga dapat diketahui kandungan karbohidratnya (ada tidaknya
amilum pada potongan daun). Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang
ditetesi iodin akan memberikan perubahan warna menjadi ungu kehitaman, artinya
uji iodin ini positif.
Menurut (Malcome, 1990) larutan iodium berfungsi untuk memberikan warna
pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, ketika potongan daun warna
hijau ditetesi iodin berubah warna menjadi ungu kehitaman, sedangkan pada daun
putih terjadi perubahan warna menjadi coklat. Sehingga dapat diketahui bahwa,
pada potongan daun warna hijau terbukti terdapat adanya amilum dan pada
potongan daun warna putih berubah menjadi warna coklat yang menandakan
bahwa pada potongan daun tersebut tidak terdapat adanya amilum. Hal ini mungkin
disebabkan karena daun tersebut tidak terkena cahaya matahari, sehingga tidak
dapat melakukan proses fotosintesis sehingga tidak membentuk karbohidrat.
Setelah semua klorofil larut, semua bagian daun ditetesi I-KI maka, warna
daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal ini
menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam
amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman (Dwijoseputro,1994).
Berdasarkan teori, salah satu hasil dari fotosintesis ialah amilum. Tumbuhan
dapat melakukan fotosintesis dengan bantuan dari sinar matahari. Hanya organisme
autotrof saja yang dapat melakukan proses fotosintesis ini, termasuk pada daun
Caladium bicolor. Namun, terjadinya fotosintesis ini dipengaruhi oleh jumlah klorofil
daun, sehingga dapat dipahami bahwa pada potongan daun warna hijau tadi

dihasilkan amilum, sedangkan daun warna putih tidak terdapat amilum. Artinya
bahwa, hanya daun yang berklorofil saja yang dapat melakukan fotosintesis.
Hopkins (1995) menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada
tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut
mangandung klorofil. Kehadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum.
Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka
setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi
larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian
yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu.
Hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada tahun
1860. Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, lalu dimasukkan kedalam
alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman
pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome,
1990).
Dari perbedaan warna yang dihasilkan, terjadi atas adanya perbedaan
perlakuan tadi disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun
tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain,
secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang
cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.
Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang merupakan hasil proses
fotosintesis. Warna ungu muncul saat daun ditetesi dengan larutan Iodin yang
dibentuk oleh ikatan tara-amilum yang mampu mengikat iodium sehingga
menghasilkan warna ungu. Bagian daun yang tertutupi tidak mampu menyerap
cahaya sehingga tidak terjadi fotosintesis menyebabkan amilum tidak terbentuk.
Klorofil pada potongan daun berwarna hijau lebih banyak dari pada daun
berwarna putih yang menyebabkan terjadinya fotosintesis pada daun berwarna hijau
menghasilkan sejumlah karbohidrat, sesuai dengan rumus kimianya yaitu :
6 CO2 + 6 H2O

C6H12O6 + 6 O2

Dimana C6H12O6 di sini merupakan karbohidrat atau amilum sebagai hasil dari
fotosintesis.

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan terhadap daun Caladium bicolor menunjukkan
terjadinya perubahan warna terhadap daun warna hijau menjadi warna ungu
kehitaman sedangkan daun warna putih menjadi berwarna coklat. Pada potongan
daun Caladium bicolor warna hijau dihasilkan amilum sedangkan daun warna putih
tidak terdapat amilum. Daun hijau menunjukkan uji iodin positif karena memberikan
perubahan warna menjadi ungu kehitaman. Pemberian etanol pada proses
perebusan daun Caladium bicolor ini bertujuan untuk melarutkan klorofil daun
sedangkan pemberian larutan iodium berfungsi untuk memberikan warna pada daun
agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Terjadinya
fotosintesis dapat dipengaruhi oleh jumlah klorofil. Salah satu hasil dari fotosintesis

ialah amilum, pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya


menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Klorofil
pada potongan daun berwarna hijau lebih banyak dari pada daun berwarna putih
yang menyebabkan terjadinya fotosintesis pada daun berwarna hijau menghasilkan
sejumlah karbohidrat, sesuai dengan rumus kimianya yaitu :
6 CO2 + 6 H2O

C6H12O6 + 6 O2

DAFTAR PUSTAKA
Campbell ,N.A,dkk.2002. Biologi Edisi kelima,jilid 1.Erlangga : Jakarta.
Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van
Nostrand.
Dwidjoseputro. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan
Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat
Penyediaan

Air yang Berbeda.J. Sains& Mat. Vol 17 No. 3, Juli 2009:

145-150.
Kimball, J.W. 1989. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Lakitan. 2000. Fisiologi Tanaman. Jakarta : PT Bina Aksara.

Loveless. 1994. Study Guide to Accompany Botany. Singapore : Chesther


Bistane Toronto.
Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Nio Song Ai. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah
SainsVol.12 No.1. Manado: Program Studi Biologi FMIPA, Universitas
SamRatulangi.
Prihmantoro. 2007. Morfologi Tanaman Caladium. (online).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16625/4/Chapter
%20II.pdf(diakses tanggal 27 April 2015).
Salisburry, F. B. dan Ross W. C. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid2. Bandung : ITB
Press.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu: Universitas Muhammadiyah
Bengkulu.
Sasmitamihardja.1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:Biologi FMIPA ITB.
Subandi, Aan. 2008. Metabolisme. (online). http://forumilmiah.unlam.ac.id/02 /
2008/metabolisme.html. (diakses tanggal 27 April 2015).

Anda mungkin juga menyukai