Anda di halaman 1dari 15

A.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan. Tahapan pertama yaitu penelitian
pengujian aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea mays L.). Pada tahap kedua, yaitu
penyusunan bahan ajar berupa modul sistem ekskresi berdasarkan informasi yang diperoleh
dari hasil penelitian tahap pertama.

1. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Bentuk metode penelitian yang digunakan adalah Research and
Development/R & D (Penelitian dan Pengembangan) yaitu suatu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
(Sugiyono, 2015: 407).
2. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Pengujian Aktivitas Diuretik Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)
Waktu Penelitian : Bulan ke-1 sampai dengan bulan ke-2.
Tempat Penelitian : Laboratorium Pendidikan Biologi, Laboratorium
Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura dan
Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
b. Penyusunan Modul Sistem Ekskresi melalui Uji Aktivitas Diuretik Ekstrak
Rambut Jagung (Zea mays L.)
Waktu Penelitian : Bulan ke 3 sampai dengan bulan ke 4.
Tempat Penelitian : Pontianak

Jadwal kegiatan penyusunan modul materi sistem ekskresi kelas VIII SMP melalui
uji aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea Mays L.) dapat dilihat pada Tabel 1.

TABEL 1 : Jadwal kegiatan penyusunan modul materi sistem ekskresi kelas VIII SMP
melalui uji aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea Mays L.)
Bulan Bulan Bulan Bulan
No Kegiatan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 3.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 R
Ekstraksi rambut jagung (Zea
1
mays L.)
2 Uji Fitokimia Kualitatif
3 Persiapan hewan percobaan
Pengujian aktivitas diuretik
4 ekstrak rambut jagung (Zea mays
L.)
5 Analisis Data
6 Pembuatan modul
7 Validasi modul
8 Perbaikan modul
9 Analisis data

ancangan Percobaan

Rancangan penelitian pengujian aktivias diuretik ekstrak rambut jagung (Zea


mays L.) bersifat eksperimen laboratorium yang menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL). Hewan coba dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan masing-masing
kelompok memiliki 7 kali ulangan. Kelompok pertama berupa placebo (pemberian
akuades) dengan dosis 2,8 ml/200 gBB sebagai kontrol negatif (K-), kelompok kedua
diberikan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dengan dosis 112 mg/200 gBB, kelompok
ketiga diberikan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dengan dosis 224 mg/200 gBB,
dan kelompok keempat diberikan klortalidon sebagai kontrol positif (K+) dengan dosis
0,63 mg/200 gBB. Rancangan percobaan aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea
mays L.) dapat dilihat pada Tabel 2.

TABEL 2 : Rancangan percobaan aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung


(Zea mays L.)

Ulangan Perlakuan
Ke- Akuades Ektrak Ektrak Klortalidon
(K-) Rambut Rambut (K+)
2,8 ml/200 Jagung (Zea Jagung (Zea 0,63 mg/ 200
gBB mays L.) mays L.) gBB
112 mg/ 200 224 mg/ 200
gBB gBB
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
7 A7 B7 C7 D7

4. Populasi dan Sampel


a. Penentuan sampel hewan percobaan untuk perlakuan uji aktivitas diuretik
ekstrak rambut jagung (Zea mays L.).
1) Populasi

Menurut Sugiyono (2015: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dari penelitian aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea mays L.)
yaitu tikus putih galur wistar.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
(Sugiyono, 2015: 118). Sampel yang digunakan untuk penelitian aktivitas diuretik
ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) yaitu tikus putih jantan galur wistar yang
berumur 2 3 bulan dengan berat badan berkisar antara 200 hingga 300 gram.

b. Penentuan sampel sekolah untuk validasi modul


1) Populasi

Populasi dalam validasi modul materi sistem ekskresi kelas VIII SMP ini
adalah dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura dan guru IPA
SMP di Kabupaten Kubu Raya yang menerapkan Kurikulum 2013.

2) Sampel

Untuk pengembangan modul ini, teknik pengambilan sampel yang


digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015: 124). Pertimbangan yang digunakan
dalam penentuan sampel sekolah yaitu SMP di Kabupaten Kubu Raya yang
menggunakan Kurikulum 2013. Pertimbangan tersebut didasarkan karena
Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu kabupaten yang memproduksi
jagung dan rambut jagung yang diekstraksi diperoleh dari jagung yang berasal
dari Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.

Sampel yang digunakan sebagai validator adalah pakar atau ahli yang
berpengalaman dalam pembelajaran sistem ekskresi yaitu tiga orang dosen
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura dan dua orang guru IPA
SMP/MTS di Kabupaten Kubu Raya yang mengajar materi sistem ekskresi.

5. Alat dan Bahan


a. Alat

Alat yang digunakan untuk pengujian aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung
(Zea mays L.) yaitu kandang tikus putih dan kandang metabolit beserta
kelengkapannya, tempat makan dan minum hewan uji, wadah penampung urin,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, kertas pH, neraca analitik, alat-alat gelas (pyrex),
sonde lambung, atomic absorption spectrophotometry/AAS, botol penyimpan
ekstrak, spuit, tabung ependorf, sarung tangan, dan botol film. Sedangkan alat yang
digunakan dalam penyusunan modul adalah laptop dan printer.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian aktivitas diuretik ekstrak rambut


jagung (Zea mays L.) antara lain hewan percobaan (tikus putih jantan galur wistar)
sehat dan tidak cacat, rambut jagung (Zea mays L.) yang diperoleh dari kebun petani
di Rasau Jaya, klortalidon, pakan tikus, akuades, dan etanol 70%. Sedangkan bahan
yang digunakan dalam penyusunan modul adalah kertas A4 80 GSM, tinta printer,
materi sistem ekskresi dan hasil dari uji aktivitas diuretik etanol rambut jagung (Zea
mays L.) pada penelitian ini. Dalam pembuatan modul ini menggunakan program
Microsoft Office Word 2007 yang selanjutnya file modul ini akan di convert PDF
menggunakan program Nitro Pro 10.
6. Pelaksanaan Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 408) adapun langkah-langkah penggunaan metode
Research and Development (R & D), yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk, ujicoba
pemakaian, revisi produk dan pembuatan produk masal.
Penelitian penyusunan modul pada materi sistem ekskresi kelas VIII SMP melalui
uji aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) ini melalui beberapa tahapan,
yaitu (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) perbaikan atau revisi desain (Modifikasi Sugiyono, 2015: 407).

Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan penelitian penyusunan modul pada materi
sistem ekskresi kelas VIII SMP melalui uji aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea
mays L.).

a. Potensi dan Masalah

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu menganalisis potensi dan masalah.
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Sugiyono, 2015: 409).
Masalah dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya (Sugiyono,
2015: 410). Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejalan
dengan meningkatnya produksi jagung di Indonesia, masih banyak rambut jagung
yang dijadikan limbah di pasar tradisional. Walaupun hanya berupa limbah di pasar
ternyata rambut jagung memiliki khasiat sebagai diuretik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Caceres, dkk. (dalam Nessa
dkk., 2013: 346) bahwa bagian dari jagung yang dapat digunakan untuk mengobati
gangguan urologis dan berperan sebagai agen diuretik adalah rambut jagung yang
biasa dibuat dalam bentuk dekok. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan,
dkk. (2009: 27) membuktikan bahwa rebusan rambut jagung dinilai aman, dan tidak
toksik serta memiliki potensi daya diuretik. Hal tersebut juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan Nessa, dkk. (2013: 356) bahwa penggunaan ekstrak rambut
jagung dapat berpengaruh pada pengeluaran volume urin dan memiliki daya
melarutkan batu ginjal.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan melakukan penelitian uji aktivitas
diuretik ekstrak rambut jagung (Zea mays L.). Selanjutnya akan dikembangkan
sebuah bahan ajar yang menyajikan informasi mengenai materi sistem ekskresi kelas
VIII SMP dan hasil penelitian mengenai aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea
mays L.). Pengembangan bahan ajar tersebut mengacu pada pesatnya perkembangan
teknologi dan kebutuhan akan produk-produk pendidikan. Diharapkan modul yang
disusun oleh peneliti dapat digunakan sebagai variasi bahan ajar dalam proses
pembelajaran.
b. Pengumpulan Informasi
1) Pembuatan Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)

Rambut jagung disortir untuk dipilih sampel rambut jagung yang memiliki
kondisi yang segar. Sampel rambut jagung tersebut dibersihkan kemudian
ditimbang berat basahnya. Diperoleh berat basah sampel rambut jagung sebesar
6,2 kg. Rambut jagung dipotong-potong menggunakan pisau atau gunting.
Kemudian dikering-anginkan hingga beratnya konstan.

Pada penelitian ini sampel rambut jagung (Zea mays L.) diekstraksi
dengan metode maserasi. Ekstraksi yang dilakukan mengacu pada Harborne
(1987: 6-7). Rambut jagung diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%.
Tahap-tahap pembuatan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) yaitu:

a) Sampel rambut jagung (Zea mays L.) direndam di dalam jerigen dengan
menggunakan etanol 70% selama 3 x 24 jam pada suhu kamar.
b) Rendaman rambut jagung (Zea mays L.) dalam etanol 70 % disaring dengan
kertas saring sehingga didapat maserat (Filtrat I) dan residunya
diremaserasi dengan etanol 70% menggunakan prosedur yang sama seperti
rendaman rambut jagung (Zea mays L.) pertama.
c) Hasil filtrat I dan filtrat II kemudian digabungkan dan diuapkan menggunakan
kipas angin sampai didapatkan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.).
d) Setelah itu ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dimasukkan ke dalam botol
vial, lalu ditimbang berat ekstraknya menggunakan neraca analitik.
e) Terakhir botol ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) disegel (ditutup rapat) dan
disimpan dengan aman sebelum digunakan dalam percobaan.
2) Uji Fitokimia Kualitatif
Pada ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dilakukan pengujian fitokimia
kualitatif yang mengacu pada metode Harborne (1987: 34-35). Uji fitokimia
kualitatif pada ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) ini dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.
3) Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus
putih jantan galur wistar yang berumur 2-3 bulan dan memiliki berat antara 200
sampai dengan 300 gram sebanyak 28 ekor. Mula-mula semua tikus dibagi dalam
4 kelompok perlakuan, setiap kelompok terdiri dari 7 ekor tikus yang berada pada
1 kandang dan diadaptasi selama 7 hari, kemudian dipindahkan pada kandang uji
diuretik (kandang metabolik).

4) Pengujian Aktivitas Diuretik Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)

Hewan uji yang digunakan dibagi menjadi empat kelompok, dan tiap
kelompok terdiri atas 7 ekor tikus putih jantan galur wistar. Dosis yang dipakai
mengacu pada percobaan yang dilakukan oleh Panjaitan (2009: 25). Pembagian
kelompok terhadap hewan percobaan adalah sebagai berikut.

a) Kelompok pertama sebagai kontrol negatif (K-) menggunakan placebo


(pemberian akuades) dengan dosis 2,8 ml/200 gram BB,
b) Kelompok kedua diberikan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dengan dosis
112 mg/200 gram BB,
c) Kelompok ketiga diberikan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dengan
dosis 224 mg/200 gram BB, dan
d) Kelompok keempat sebagai kontrol positif (K+) diberikan klortalidon dengan
dosis 0,63 mg/200 gram BB.

Metode yang digunakan berdasarkan penelitian yang dilakukan Panjaitan,


dkk. (2009: 24). Tikus putih jantan galur wistar dipuasakan sepanjang malam
selama 18 jam, dan ditimbang berat badannya. Setelah itu dilakukan pemberian
sediaan uji dosis tunggal secara oral dengan menggunakan sonde lambung.
Selanjutnya tikus dimasukkan ke dalam kandang metabolik secara terpisah dan
dilakukan penampungan urin selama 24 jam terhitung setelah pemberian sediaan
uji.

5) Pengambilan Volume Urin


Pengambilan urin tikus dilakukan setelah urin dikoleksi selama 24 jam.
Urin yang tertampung pada wadah penampungan, diambil dengan menggunakan
pipet ukur dan dicatat volume urinnya. Kemudian urin tersebut dipindahkan
kedalam botol film dan dilakukan uji pH urin tikus menggunakan kertas pH.
Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar natrium dan kadar kalium dalam urin.
Prosedur penentuan kadar atau konsentrasi dari ion natrium dan kalium
dalam urin tikus mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yulinah, dkk.
(2015: 2). Untuk mengetahui pengaruh sediaan uji terhadap ekskresi elektrolit,
dilakukan penentuan kadar elektrolit ion natrium dan ion kalium dalam urin tikus
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Prinsip pemeriksaan dengan spektrofotometer serapan atom (Atomic
Absorption Spectrophotometry/AAS) adalah teknik emisi dengan elemen pada
sampel mendapat sinar dari hallow cathode dan cahaya yang ditimbulkan diukur
sebagai level energi yang paling rendah. Elemen yang mendapat sinar dalam
bentuk ikatan kimia (atom) dan ditempatkan pada ground state (atom netral)
(Yaswir dan Ferawati, 2012: 84).
c. Desain Produk

Pada penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan bahan ajar berupa modul
pada materi sistem ekskresi. Isi dari modul ini adalah mengenai sistem ekskresi
manusia yang dihubungkan dengan hasil penelitian mengenai aktivitas diuretik
ekstrak rambut jagung (Zea mays L.). Rancangan modul untuk pembelajaran IPA
pada materi sistem ekskresi ini berdasarkan data hasil penelitian dan disesuaikan
dengan Kurikulum 2013 untuk sekolah menengah (SMP/MTS) dari hasil analisis
kompetensi inti dan kompetensi dasar pada silabus. Berdasarkan silabus Kurikulum
2013 materi pembelajaran pada materi sistem ekskresi membahas tentang struktur dan
fungsi sistem ekskresi, gangguan pada sistem ekskresi dan upaya menjaga kesehatan
sistem ekskresi.

Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan desain modul :


1) Menetapkan judul modul yang akan disusun.
2) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya serta informasi yang
diperoleh dari hasil penelitian.
3) Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan kajian terhadap
materi pembelajarannya, serta merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang
sesuai.
4) Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang bentuk dan
jenis penilaian yang akan disajikan.
5) Merancang format penulisan modul.
Rancangan pengisian format modul sebagai berikut:
a) Halaman sampul paling tidak memuat judul pokok bahasan (materi) dan logo.
Pada halaman ini, dapat juga ditambahkan beberapa hal, misalnya nama
penulis, pertemuan ke berapa, nama mata pelajaran, dan keterangan lain yang
dianggap sangat perlu sebagai informasi.
b) Pokok bahasan, yang ditulis yaitu materi yang digunakan.
c) Pengantar berisi tentang kedudukan modul dalam suatu mata pelajaran, ruang
lingkup materi modul, serta kaitan antarpokok bahasan dan sub-sub pokok
bahasan.
d) Kompetensi dasar dikutip dari standar isi (kurikulum) yaitu Kurikulum 2013.
Satu kompetensi dasar biasanya dirancang menjadi satu atau beberapa
kegiatan belajar, bergantung pada keluasan dan kedalaman materi.
e) Tujuan pembelajaran adalah rumusan tingkah laku gambaran tentang
kemampuan tertentu yang harus dicapai siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajar tertentu. Di samping menggunakan rumusan tingkah laku
yang jelas (menggunakan satu kata kerja yang operasional dan spesifik),
rumusan tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat unsure audiens
(A), behavior (B), dan content (C). Lebih baik lagi jika ditambah degree (D),
baik kualitatif maupun kuantitatif. Rumusan tingkah laku dalam tujuan
pembelajaran dapat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
f) Kegiatan belajar. Dalam satu modul, biasanya terdiri atas 1-3 kegiatan belajar
atau lebih, sesuai dengan apa yang tercantum dalam silabus.
g) Judul kegiatan belajar ditulis secara singkat, tetapi menggambarkan
keseluruhan isi materi pembelajaran.
h) Uraian dan contoh. Pada bagian ini, sebelum menuliskan uraian dan contoh,
tuliskan judul dalam sub-sub unit kecil. Uraian hendaknya ditulis dengan
bahasa yang sederhana, tetapi tidak mengurangi substansi materi. Penulisan
uraian disajikan dalam bentuk bertutur sehingga memberi kesan seolah-olah
guru berada di depan siswanya. Menyertakan contoh secara lengkap dan jelas
dalam uraian akan sangat membantu siswa dalam memahami isi materi
pembelajaran yang disajikan dalam modul.
i) Latihan atau tugas dalam modul merupakan alat untuk menguji diri sendiri
bagi siswa. Dengan mengerjakan tugas atau soal-soal dalam latihan, siswa
dapat mengukur seberapa besar kemampuannya menguasai pokok-pokok atau
isi materi pembelajaran. Pada bagian ini, hendaknya disertakan petunjuk-
petunjuk yang praktis dan jelas. Butir-butir latihan hendaknya menghindari
sejauh mungkin bentuk pilihan ganda atau isian singkat. Seluruh materi
latihan dapat diambil langsung dari uraian dan contoh, dapat juga diambil dari
materi yang tidak tertulis pada uraian dan contoh, tetapi memiliki hubungan
yang erat.
j) Pada bagian rangkuman, tuliskan pokok-pokok materi yang telah disajikan
dalam uraian dan contoh.
k) Tes formatif pada modul dibuat untuk mengukur kemajuan belajar siswa
dalam satu unit pembelajaran. Berbeda dengan latihan, butir-butir tes formatif
diberikan dalam bentuk tes objektif (benar-salah, pilihan ganda, isian atau
melengkapi kalimat, dan menjodohkan atau memasangkan yang sesuai).
Pemberian tes objektif memudahkan siswa dalam melakukan pengukuran
(memberi nilai) atas kemampuan diri sendiri.
l) Lembar kerja praktik, berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan
praktik yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka penguasaan
kemampuan psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: alat dan bahan yang
digunakan, petunjuk dan langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan)
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
m) Evaluasi, teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan dengan ranah
(domain) yang dinilai serta indikator pencapaian.
n) Umpan balik atau tindak lanjut. Berikan rumus yang dapat digunakan untuk
memaknai pencapaian hasil belajar sehingga dapat diberikan umpan balik dan
tindak lanjut yang harus dilakukan olehnya.
o) Kunci jawaban diberikan (pada halaman yang berbeda) dengan maksud agar
siswa dapat mengukur kemampuan diri sendiri. Kunci jawaban berisi jawaban
pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap kegiatan pembelajaran dan
evaluasi pencapaian kompetensi.
p) Glosarium, berisi definisi operasional dari istilah-istilah penting yang terdapat
pada modul.
q) Daftar pustaka mencantumkan daftar kepustakaan yang dijadikan sumber
dalam penyusunan modul. Penulisan daftar pustaka mencantumkan nama
penulis buku (tanpa menuliskan gelar), judul buku (dicetak miring dan digaris
bawahi), kota tempat buku diterbitkan, nama penerbit, tahun terbit dan
halaman.
6) Penyusunan draf modul
7) Pencetakan Modul (Modifikasi dari Hamdani, 2011: 221-224).
d. Validasi Modul
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang tersebut (Sugiyono, 2015: 414). Tujuan validasi produk modul ini yaitu
untuk menentukan apakah bahan ajar yang dirancang layak atau tidak layak jika
digunakan. Validasi modul ini dilakukan oleh 5 orang validator terdiri dari 3 orang
dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura dan 2 orang guru IPA
SMP/MTS di Kabupaten Kubu Raya.
e. Perbaikan Modul
Desain modul sistem ekskresi melalui uji aktivitas diuretik ekstrak rambut
jagung (Zea mays L.) yang telah divalidasi selanjutnya akan direvisi berdasarkan
saran yang diberikan oleh validator.
7. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian aktivitas diuretik
ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) adalah teknik observasi. Menurut Sugiyono (2015:
203) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa
tabel volume urin, tabel pH urin, tabel jumlah kadar natrium, dan tabel jumlah kadar
kalium dalam urin.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan modul adalah
lembar validasi modul. Aspek validasi modul terdiri atas format, tampilan, isi dan bahasa.
Aspek tersebut dapat dilihat pada (LAMPIRAN 3).
8. Analisis Data
a. Analisis Data Volume Urin, pH Urin, Kadar Natrium, dan Kadar Kalium dalam
Urin

Percobaan aktivitas diuretik ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dilakukan
dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data volume urin, data pH
urin, data kadar natrium, dan data kadar kalium dalam urin dianalisis secara statistik
menggunakan analisis varians atau ANOVA satu jalur. Kemudian dilanjutkan dengan
uji Duncan dengan menggunakan aplikasi SPSS 23 dengan = 0,05 untuk
mengetahui hasil yang diperoleh berbeda secara nyata atau tidak. Berikut ini langkah-
langkah perhitungan analisis varians yang mengacu pada Usman dan Akbar (2011:
151-153).

1) Buat tabel penolong ANOVA sebagai berikut.

TABEL 3: Tabel penolong ANOVA

Nomor Variabel bebas


Responden X1 X2 X3 ... Xn

n1 n2 n3 nn N
X1 X2 X3 Xn X
X1 X2 X3 Xn
s21 s22 s23 s2n

2) Hitung jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:


2
X 1+ X 2+ X 3+ .+ X n

JKR =

3) Hitung jumlah kuadrat antarkelompok dengan rumus:
2
X1
X 3 2 X n 2
X 2 2
JKA = + +



4) Hitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
JKD = X2- JKR JKA
5) Hitung derajat kebebasan rata-rata dengan rumus:
dkrata-rata = 1
6) Hitung derajat kebebasan antarkelompok dengan rumus:
dkA = k 1
dimana k = banyak kelompok
7) Hitung derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus:
dkD = N k
dimana N = jumlah seluruh anggota sampel
8) Hitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:
JKR
RKrata-rata = dkR

9) Hitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:

JKA
RKA = dkA

10) Hitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:


JKD
RKD = dkD

11) Cari Fhitung dengan rumus:


RKA
Fhitung = RKD

12) Tetapkan taraf signifikan ()


13) Cari Ftabel dengan rumus:
Ftabel = F (1-) (dkA.dkD)
14) Masukkanlah semua nilai yang telah didapat ke dalam tabel ANOVA berikut.
TABEL 4. ANOVA

Jumlah Rata-rata
Jumlah
Kuadrat Dk Kuadrat F
Variasi (RK)
(JK)
Rata-rata JKR 1 RKR Fhitung
Antar JKA dkA RKA
Kelompok
Dalam
JKD dkD RKD
Kelompok
Jumlah X2 ni

15) Tentukan kriteria pengujiannya yaitu:


Jika Fhitung < Ftabel, maka HA diterima.
16) Bandingkan Fhitung dengan Ftabel
17) Buatlah kesimpulannya.
b. Analisis Modul
Analisis modul dilakukan dengan prosedur sebagai berikut
1) Membuat dan menganalisis tabel validasi.
2) Mencari rata-rata tiap kriteria dari kelima validator dengan rumus:
n

V hi
Ki= h=1
n
Keterangan :
Ki = rata-rata kriteria ke-i
Vhi = skor hasil penilaian validator ke-h untuk kriteria ke-i
i = kriteria
h = validator
n = jumlah validator
Hasil yang diperoleh dimasukkan di kolom rata-rata pada lembar validasi modul.
3) Mencari rata-rata aspek dengan rumus :
n

Kij
Ai= i=1
n
Keterangan :
Ai = rata-rata aspek ke-i
Kij =rata-rata untuk aspek ke-i sampai kriteria ke-j
n = banyaknya kriteria
i = aspek
j = kriteria
ij = aspek ke-i dan kriteria ke-j
Hasil yang diperoleh dimasukkan di kolom rata-rata tiap aspek pada lembar
validasi modul.
4) Mencari rata-rata total validasi aspek dengan rumus:
n

Ai
RTVTK= i=1
n
Keterangan :
RTVTK = rata-rata total validitas
Ai = rata-rata aspek ke-i
i = aspek
Hasil yang diperoleh dituliskan pada baris rata-rata total.

5) Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria kevalidan, yaitu:

3 RTVTK 4 = valid

2 RTVTK< 3 = cukup valid

1 RTVTK< 2 = tidak valid

6) Apabila dikatakan valid maka modul layak untuk digunakan, apabila dikatakan
cukup valid maka modul layak digunakan dengan perbaikan, dan apabila
dikatakan tidak valid maka modul tidak layak digunakan (Khabibah dalam
Yamasari, 2010: 3).

Anda mungkin juga menyukai