SPEKTROFOTOMETER
Muchfa Eprilia1, Muhammad Kholif Akbar2, Nisrina Hasna3, Raihan Setiawati4, Rosi
Anggraeni5, Siti Nurul Hidayah6, Syifa Nur Hamidah7
1,2
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
3
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H Nasuition, No. 105, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat
Email: 1mpriliaa@gmail.com, 2kholip97@gmail.com, 3nisrinahasna14@gmail.com,
4
raihansetiawati05@gmail.com, 5rosianggraeni15@gmail.com, 6nurullh061@gmail.com,
7
hamidahsyifa6@gmail.com
Abstrak. Tumbuhan hijau merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri atau
autotrof. Pembuatan zat makanan ini membutuhkan CO2 (karbondioksida) dan air serta dibantu dengan
cahaya atau sinar matahari yang disebut dengan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini terjadi di
kloroplas, khususnya menggunakan klorofil. Klorofil adalah pigmen hijau daun yang berfungsi menyerap
energi matahari untuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Selain itu fungsi
dari fotosintesis yaitu memfiksasi CO2 serta menyediakan energi bagi ekosistem. Sifat kimia klorofil yaitu
tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik yang lebih polar seperti etanol dan kloroform.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar klorofil pada spesimen Ficus benjamina,
Syzygium oleana dan Annona muricata. Metode yang digunakan yaitu dengan cara mengekstraksi
spesimen yang telah dihaluskan kemudian dilarutkan menggunakan alkohol dan diukur kadar klorofilnya
dengan cara diabsorbansi. Hasil yang didapatkan yaitu kadar klorofil Ficus benjamina lebih tinggi
dibandingkan spesimen lainnya dengan nilai absorbansi yaitu 0,382 A sedangkan nilai absorbansi
Syzygium oleana yaitu 0,282 A dan nilai absorbansi Annona muricata yaitu 0,023 A.
5
gelombang 665 nm. Nilai
absorbansi tersebut kemudian
0
Beringin Pucuk Sirsak dimasukan pada rumus yang
Merah
berbeda untuk setiap klorofil,
a b
sehingga didapatkan hasil pada
3.1.4. Grafik Perbandingan daun beringin klorofil a sebesar
Klorofil Total 6,31052, klorofil b sebesar 7,7664,
8 dan klorofil total 6,07, pada daun
6
pucuk merah klorofil a sebesar
4
2 4,70436, klorofil b sebesar 5,9384
0 dan klorofil total 4,64, pada daun
Beringin Pucuk Sirsak
Merah sirsak klorofil a sebesar 0,71254,
klorofil b sebesar 1,9573 dan
3.2.Pembahasan
klorofil total 1,52.
Pada praktikum kali ini
Berdasarkan hasil
dilakukan untuk mengetahui kadar
pengamatan dan perhitungan dapat
klorofil a dan kadar klorofil b pada
diketahui bahwa jenis klorofil b
3 jenis tumbuhan yang berbeda
lebih besar dibandingkan dengan
yaitu pada daun beringin, pucuk
klorofil a. Klorofil a merupakan
merah dan sirsak. Setelah
salah satu bentuk klorofil yang
dilakukan pengamatan didapatkan
terdapat pada semua tumbuhan
nilai absorbansi. Pada daun
autrotof dan klorofil b adalah
beringin sebesar 0,187 A untuk
klorofil kedua yang terdapat pada
gelombang 649 nm dan sebesar
tumbuhan hijau. Menurut
0,382 A untuk gelombang 665 nm.
Straumite (2015), Klorofil a dan b,
Selanjutnya, pada daun pucuk
karotenoid serta antosianin
merah sebesar 0,146 A untuk
merupakan senyawa yang
gelombang 649 nm dan sebesar
bertanggung jawab terhadap warna
0,282 A untuk gelombang 665 nm.
pada tanaman, misalnya seperti proses fotosintesis juga lebih
kandungan klorofil dan karotenoid banyak pada tumbuhan dewasa.
pada daun mint. Kandungan Makin pekat suatu larutan zat
klorofil yang tinggi terdapat pada yang berwarna, makin banyak
daun biasanya dengan dominasi menyerap cahaya, sehingga
klorofil a dan b. kelihatan makin gelap, adanya
Terdapat perbedaan hubungan antara penyerapan
kandungan klorofil antar daun, cahaya dengan konsentrasi larutan,
dalam praktikum kali ini diketahui merupakan prinsip dasar dari
bahwa daun beringin memiliki kegunaan spektofotometer.
nilai klorofil yang lebih tinggi Konsentrasi suatu larutan zat
dibandingkan dengan daun pucuk berwarna dapat pula diketahui
merah dan daun sirsak. Kepekatan dengan mudah, berdasarkan harga
warna yang tampak dari daun absorbansinya (OD = Optical
tersebut mengindikasikan bahwa Density), karena konsentrasi
kandungan klorofil yang banyak berhubungan secara linear dengan
pada daun. Menurut Kamble et al OD. Selain itu, dengan
(2015), kandungan klorofil pada menggunakan apektofotometer
setiap tumbuhan berbeda-beda spektronik 21 D dapat pula tebaca
tergantung jenis tumbuhan itu langsung konsentrasi suatu larutan
sendiri, selain dikarenakan jenis yang diukur (Ismail. 2011).
tumbuhan itu sendiri, perbedaa Setiap tumbuhan memerlukan
kandungan klorofil juga ditemukan panjang gelombang cahaya
karena adanya perbedaan umur berbeda-beda dalam
tanaman. Pada tumbuhan yang penggunaannya pada proses
lebih dewasa memiliki kandungan fotosintesis. Ada tumbuhan yang
klorofil pada daun yang lebih hanya memerlukan panjang
tinggi dibandingkan tumbuhan gelombang 400nm, namun ada
yang masih muda, sehingga juga yang memerlukan hingga 700
pembentukan makanan dalam nm (Campbell, dkk. 2002).
Menurut Oktavia (2009), klorofil a
mengandung gugus -CH3 dilarutkan kemudian diukur nilai
sedangkan klorofil b mengandung absorbansinya. Nilai absorbansi
gugus HC=O. Klorofil akan paling tinggi terdapat pada spesimen
terabsorbsi pada panjang Ficus benjamina dengan nilai
gelombang 640 nm-660 nm atau absorbansi 0,382 A. Sedangkan
430 nm-470 nm. Absorbsi yang spesimen lainnya yaitu Syzygium
terbesar pada klorofil a diperoleh oleana memiliki nilai absorbansi
antara panjang gelombang 390 nm- 0,282 A dan Annona muricata
400nm dan 650 nm- 8 700 nm, dengan nilai absorbansi 0,023 A.
sedangkan klorofil b mempunyai
absorbsi terbesar pada panjang DAFTAR PUSTAKA
gelombang antara 400 nm-450 nm
dan 620 nm-670 nm. Sehingga, Anton. 2011. Pengukuran Kadar Klorofil.
Pengunaan panjang gelombang 649 [onlein]. [diakses pada tanggal 22 April
nm dan 665 nm digunakan karena 2019, pukul 22.01 WIB]. Tersedia di:
panjang gelombang tersebut akan http://wikipedia/pengukuran-kadar-
mengalami absorbsi terbesar pada klorofil/sains.com.
klorofil a dan b.
Campbell , N.A., Reece, J.B., & Mitchell,
L.G. 2002. Biologi Edisi kelima Jilid 1.
IV. KESIMPULAN
Jakarta: Erlangga.
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, dapat Gardiner, Franklin P; dkk. 2009. Fisiologi
disimpulkan bahwa pengukuran Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit
kadar klorofil dapat dilakukan Universitas Indonesia UI Press.
dengan cara mengekstraksi spesimen
Ismail. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi
untuk kemudian dilarutkan
Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi
menggunakan pelarut organik seperti
FMIPA UNM.
etanol. Alasan menggunakan etanol
atau alkohol yaitu karena klorofil Kamble, P.N., S.P. Giri, R.S. Mane, dan A.
tidak dapat larut dalam air dan hanya Tiwana. 2015. Estimation of
larut dalam pelarut organik. Setelah Chlorophyll Content in Young and
Adult Leaves of Some Selected Plants. Salisbury, Frank B, dkk. 2000. Fisiologi
Universal Journal of Environmental Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB
Research and Technology. Vol. 6(5): Bandung.
306-310.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah
Oktavia, S. 2009. Pengukuran Kandungan Siregar. 2006. Fisiologi Tumbuhan.
Klorofil Dengan Teknik Spektrometri. Bandung: Jurusan Biologi FMIPA ITB.
Purwokerto: Unsoed.
Straumite, E. 2015. Pigments in Mint
Leaves and Stems. Jurnal Agronomy
Resear. Vol. 13(4): 1104-1111.