Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 59
ACARA I
KETEPATAN, KETELITIAN,
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
Disusun oleh:
Nama : Siti Muyassaroh
NIM : 21/476579/BI/10730
Gol(Hari)/Kelompok : IV (Rabu) / 2
Asisten : Nudia Mufidah Azasi
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 2 dari 59
YOGYAKARTA
2022
ACARA I
KETEPATAN, KETELITIAN,
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
I. TUJUAN
Tujuan dilakukan praktikum Acara 1 ini adalah untuk mempelajari
kepresisian melalui titrasi dengan dua ulangan, mempelajari keakuratan
melalui pengambilan akuades dengan mikropipet, dan mempelajari proses
pengenceran dan konsentrasi. Selain itu, untuk mempelajari alat gelas yang
bisa dipanaskan dan yang tidak bisa dipanaskan serta alat berat di laboratorium.
dipercaya. Sedangkan, jika random error dan systematic error keduanya bernilai
nol maka penelitian dianggap valid (Mohajan, 2017).
Berkaitan dengan ketepatan dan ketelitian, terkadang dua hal tersebut
dapat diketahui dengan uji sederhana di laboratorium seperti melalui uji titrasi.
Titrasi merupakan metode analisis secara kuantitatif yang mereaksikan bahan
kimia untuk menentukan jumlah yang tepat dari suatu reagen (Ball and Key,
2014). Titrasi dapat terjadi dilakukan pada semua reaksi kimia yang persamaan
kimianya telah diketahui (Ball and Key, 2014). Didalam sebuah titrasi terdapat
dua reagen, reagen pertama telah diketahui konsentrasinya sedangkan reagen
lainnya belum diketahui konsentrasi atau jumlahnya (Ball and Key, 2014).
Reagen yang telah diketahui konsentrasinya disebut titran akan dimasukkan
pada buret dan ditambahkan pada jumlah yang tidak diketahui (Ball and Key,
2014). Sedangkan, reagen yang tidak diketahui jumlah atau konsentrasinya
disebut analit (titrat) akan dihitung konsentrasinya dengan penggunaan rumus
dan reagen ini merupakan reagen yang diberi indicator untuk menentukan titik
ekuivalent (Ball and Key, 2014).
Terdapat beberapa jenis metode titrasi dalam percobaan kimia analitik.
Pertama, titrasi netralisasi merupakn titrasi yang digunakan untuk menentukan
jumlah asam dan basa dalam sampel larutan (Skoog et al., 2014). Titrasi ini
dapat biasa digunakan untuk memonitor progress dari sebuah reaksi yang
memproduksi dan mengonsumsi oksigen (Skoog et al., 2014). Pada titrasi
netralisasi asam dititrasi oleh basa atau sebaliknya dengan penambahan indicator
untuk mendeteksi titik ekuivalen (Reining, 2018). Umumnya, dititrasikan asam
kuat seperti HCl atau H2SO4 dengan basa kuat seperti KOH. Selain itu, titrasi
antara asam kuat seperti asam asetat atau laktat dengan basa kuat. Terakhir,
mereaksikan basa lemah seperti sodium sianida dengan asam kuat (Skoog et al.,
2014). Kedua, titrasi Titrasi presipitasi atau pengendapan merupakan titrasi yang
didasarkan pada pembentukan garam sampel dan reagen yang sulit larut
(Reining, 2018). Aplikasi sederhana dari titrasi ini yaitu penentuan halogenida
(Cl, Br, I) dengan menggunakan larutan AgNO3 atau penentuan kandungan
perak dalam larutan NaCl (Reining, 2018). Ketiga, ada titrasi Titrasi redox yaitu
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 5 dari 59
metode titrasi dimana komponen oksidasi dititrasi oleh agen pereduksi atau
sebaliknya (Reining, 2018). Pada titrasi ini, deteksi titik ekuivalen ditentukan
dengan perubahan warna indikator atau secara potensiometeri dengan sebuah
elektroda redox (Reining, 2018). Aplikasi penting yang sering menggunakan
metode titrasi ini yaitu dalam penentuan kadar vitamin C buah dan titrasi Karl
Fischer (Reining, 2018).
Pengenceran adalah penambahan zat pelarut pada suatu larutan yang
menurunkan konsentrasi zat terlarutnya (Ball and Key, 2014).Pada pengenceran,
ketika volume dari larutan di encerkan maka jumlah solute akan konstan dan
memiliki nilai mol yang sama sehingga dapat dituliskan rumusnya (Pettruci et
al., 2017):
n1 = n2
c1V1 = c2V2
Keterangan:
n1 = mol sebelum pengenceran
n2 = mol sesudah pengenceran
c1 = konsentrasi sebelum pengenceran
c2 = konsentrasi sesudah pengenceran
V1 = volume sebelum pengenceran
V2 = volume sesudah pengenceran
memiliki skala pengukuran dan atau sebagai alat ukur. Sementara itu, alat
instrumental dibagi lagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat kesulitan
cara pengoperasiannya (Raharjo and Harjanto, 2017). Kategori tersebut
diantaranya alat yang pengoperasian dan perawatannya sulit, sedang, dan
mudah (Raharjo and Harjanto, 2017).
III. METODE
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum eksperimental di
laboratorium antara lain pada proses titrasi digunakan bahan-bahan
yang meliputi larutan A, larutan B yang dicari volumenya, dan
indicator fenolftalein. Selanjutnya, pada proses pengenceran
dibutuhkan larutan X dan akuades serta pada percobaan pengambilan
akuades dengan mikropipet digunakan bahan berupa akuades berbagai
volume.
B. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum eksperimental di
laboratorium antara lain pada percobaan titrasi dimana digunakan
pipet gondok untuk mengambil sampel larutan A, tabung Erlenmeyer
sebagai wadah larutan A, pipet tetes untuk mengambil indicator
phenolftalein, dan buret sebagai tempat larutan B saat titrasi. Pada
percobaan kedua yaitu pengenceran digunakan pipet gondok untuk
mengambil larutan sampel sebanyak 10 ml serta labu ukur 100 ml
dan 250 ml sebagai wadah pengenceran. Selanjutnya, percobaan
pengambilan akuades menggunakan mikropipet dimana digunakan
beberapa alat diantaranya mikropipet untuk mengambil larutan
dalam satuan μL, pipet tip berbagai ukuran yaitu P2, P20, P100,
P200, P1000 yang dipasang pada mikropipet untuk mengambil
larutan dalam volume tertentu, mikrotube sebagai wadah akuades,
timbangan analitik untuk menimbang akuades dalam mikrotube, dan
gelas beker sebagai tempat akuades sebelum dimasukkan kedalam
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 7 dari 59
C. Cara Kerja
Pada praktikum eksperimental di laboratorium, cara kerja dibagi
menjadi 3 tahap percobaan yaitu:
1. Titrasi
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan titrasi diawali
dengan diambil sebanyak 10 ml larutan A (titrat) dengan pipet
gondok. Selanjutnya, larutan A dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
kemudian ditambah dengan 2 tetes indicator fenolftalein. Berikutnya,
larutan B (titran) dituang kedalam buret. Sebelum perlakuan tersebut,
hendaknya perlu diperhatikan bahwa keran buret diputar sedikit
hingga bagian bawah buret terisi larutan. Terakhir, keran buret
diputar secara perlahan kemudian diteteskan pada larutan yang ada di
Erlenmeyer. Perlakuan tersebut dibarengi dengan larutan di goyang –
goyang. Selanjutnya, larutan A diamati hingga warna tepat berubah
menjadi merah muda. Setelah berubah, maka penetesan atau titrasi
dapat dihentikan.
2. Pengenceran
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan pengenceran
diawali dengan diambil larutan X sebanyak 2 ml dengan pipet
gondok. Setelah itu, larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml kemudian ditambah akuades sampai batas dan sambil
digojok. Selanjutnya, larutan dalam labu ukur tersebut diambil
sebanyak 10 ml dengan pipet gondok dan dimasukkan ke dalam labu
ukur yang berukuran 250 ml. Berikutnya, larutan tersebut ditambah
akuades hingga batas ukur kemudian digojok hingga homogen .
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 8 dari 59
D. Bagan Alir
Pada praktikum ini dibuat cara kerja berupa bagan alir yaitu sebagai
berikut.
1. Titrasi
larutan A (titrat) diambil 10 ml dengan pipet gondok.
larutan A dimasukkan ke Erlenmeyer, ditambah 2 tetes indicator fenolftalein
keran buret diputar secara perlahan kemudian diteteskan pada larutan A di erlenmeyer
larutan B (titran) dituang kedalam buret
2,5; 5; 8,5; 11; 13,5; 100; 225 ml akuades diambil dengan mikropipet yang sesuai (P2, P20, P100, P200,
Akuades dimasukkan pada mikrotube
nama alat beserta fungsinya dan juga keterangan lainnya bisa dicatat
Pengenalan alat-alat berat laboratorium dengan diamati dan ditentukan fu
Gambar 5. Bagan alir pengenalan alat-alat laboratorium.
1 2
I 1.6
2 1.2
1 2
II 1.75
2 1.5
1 1.5
III 1.5
2 1.5
1 1.5
IV 1.55
2 1.6
1 2
V 1.65
2 1.3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 12 dari 59
2. Pengenceran
Pada percobaan kedua yaitu pengenceran diperoleh hasil konsentrasi
larutan sebagai berikut:
Pengenceran Volume awal (mL) Volume akhir (mL) Konsentrasi larutan (mg/mL)
I 2 100 0,02X
II 10 250 0,0008X
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 13 dari 59
ALAT BESAR
7. Oven Untuk
mengeringkan bahan
dalam suhu tertentu
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum eksperimental yang dilakukan di
laboratorium, maka diperoleh hasil dari keempat percobaan. Percobaan
pertama yaitu titrasi dimana bertujuan untuk mengukur konsentrasi larutan
A dan mengukur kepresisian hasil titran dalam dua kali pengulangan.
Prinsip percobaan ini adalah netralisasi asam basa. Dasar reaksi titrasi
adalah persamaan mol pada titran dan titrat. Mekanisme reaksi titrasi ini
adalah perubahan warna larutan titrat ketika berada di titik ekuivalen akibat
penambahan titran. Secara kimia, titik ekuivalen menyatakan banyaknya
mol titran yang sudah setara dengan banyaknya mol titrat (Ball and Key,
2014).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 25 dari 59
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar volume titran pada percobaan titrasi memperoleh hasil
yang belum presisi dengan selisih 0,1 – 0,8 mL pada kedua ulangan. Pada
percobaan pengenceran disimpulkan mengenai konsentrasi larutan yaitu pada
pengenceran pertama sebesar 0,02X M, sedangkan pada pengenceran kedua
sebesar 0,0008X M. Selain itu disimpulkan bahwa pada percobaan pengambilan
akuades dengan mikropipet, sebagian besar hasil yang diperoleh kurang akurat
dengan selisih 0,5 - 32,5 µL antara berat penimbangan dan pengambilan akuades.
Pada percobaan pengenalan alat-alat laboratorium dapat disimpulkan bahwa alat
laboratorium terdiri dari dua macam yaitu alat gelas dan alat berat. Alat gelas
dibedakan menjadi alat gelas yang dapat dipanaskan dan alat gelas yang tidak
dapat dipanaskan.
VII. LAMPIRAN
A. Screenshot Pustaka yang Disitasi
(Apriani et al., 2016)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 32 dari 59
(Mohajan, 2017)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 34 dari 59
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 35 dari 59
(Reining, 2018)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 37 dari 59
(Tirtasari, 2017)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 39 dari 59
B. Skema Kerja
Hasil scan skema kerja
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 40 dari 59
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 41 dari 59
C. Data Mentah
1. TITRASI
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 42 dari 59
2. PENGENCERAN