Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum

Kimia Dasar I

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

ELISANTRI NUR

H021211043

KELOMPOK I B

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LAPORAN PRATIKUM

KESELAMATAN DAN KETERAMPILAN KERJA DI LABORATORIUM

Disusun dan diajukan oleh :

ELISIANTRI NUR

H021211043

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Makassar, 21 September, 2021


Asisten Praktikan

SITTI FATHIRAH KAMALUDDIN ELISIANTRI NUR


H031191094 H021211043
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium kimia merupakan tempat yang memiliki resiko bahaya

tinggi akan terjadinya kecelakaan terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai karakteristik zat-zat kimia

dan prosedur percobaan yang akan dilakukan serta penggunaan alat-alat

keselamatan kerja yang tidak maksimal. Kehati-hatian adalah syarat penting

yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di dalam laboratorium. Hal ini

disampaikan bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk mengingatkan agar

selalu waspada bila sedang bekerja di dalamnya (Samriani, 2013).

Sebagai praktikan baru di laboratorium kimia tentunya banyak hal

yang perlu diketahui sebelum melaksanakan aktivitas praktikum

di laboratorium kimia, seperti pengenalan alat dan bahan praktikum dan

sebagainya. Oleh sebab itu laporan ini dibuat agar praktikan-praktikan baru

di laboratorium kimia dapat bekerja dengan aman dan nyaman (Samriani, 2013).

Setiap pekerjaan memiliki resiko tersendiri, begitu juga dengan pekerjaan

di dalam laboratorium kimia, yang dapat membahayakan keselamatan

dan kesehatan kita. Tingkat risiko tersebut ada yang kecil, ada juga yang

besar. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan

pencegahan agar di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan

sekecil apapun. Serta dibutuhkan keterampilan kerja dalam laboratorium

(Samriani, 2013).
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah memberikan

pemahaman prinsip-prinsip keselamatan kerja, dengan memberikan pengenalan

terhadap simbol bahaya bahan kimia, beserta cara penanganannya,

dan juga memberikan pengenalan mengenai alat-alat keselamatan kerja

di laboratorium kimia, serta memberikan ajaran dalam memberikan perlakuan

terhadap larutan

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

1. memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di Laboratorium Kimia,

2. mengenal simbol bahaya bahan kimia dan cara penanganannya,

3. mengenal alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia dan

mengetahui fungsi masing-masing.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mengenali prinsip-prinsip Keselamatan

kesehatan Kerja (K3), pemahaman terhadap simbol bahan kimia berbahaya dan

Material Safety Data Sheet (MSDS), mengetahui fungsi dan kegunaan alat-alat

keselamatan kerja, serta mengetahui cara penggunaan dan fungsi alat-alat kimia

yang ada di laboratorium.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga yang disebabkan oleh tindakan

tidak aman dan kondisi tidak aman. Sebagian besar (85%) kecelakaan disebabkan

oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. Tindakan tidak aman

(unsafe action) adalah tindakan yang dapat membahayakan pekerja itu sendiri

maupun orang lain yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan yang dapat

disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak memakai APD, tidak mengikuti

prosedur kerja, tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja dan bekerja tidak

hati-hati, dimana dari setiap 300 tindakan tidak aman, akan terjadi 1 (satu) kali

kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja (Maria dkk., 2015).

2.2 Definisi Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja di laboratorium adalah upaya pencegahan dan pertolongan

terhadap kecelakaan yang diakibatkan oleh desain, sistem, proses dan kegiatan

di laboratorium. Setiap laboratorium dengan semua desain dan aktivitasnya

berpotensi untuk terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang

jelas tidak dikehendaki dan tidak diduga sebelumnya yang dapat menimbulkan

kerugian baik waktu, harta benda, peralatan maupun korban jiwa yang terjadi

dalam suatu proses kerja. Heinrich menyatakan lima urutan kejadian kecelakaan

berdasar teori domino, bahwa kecelakaan kerja terjadi karena faktor bawaan,

kurangnya pengetahuan dan keahlian dalam melakukan pekerjaan, lingkungan

sosial dan lingkungan kerja yang tidak tepat. Enam puluh persen kecelakaan kerja
disebabkan oleh kesalahan manusia hal ini antara lain karena keterbatasan

pengetahuan pekerja, lalai dan ceroboh dalam bekerja, tidak melaksanakan

prosedur kerja yang diberikan dan tidak disiplin melaksanakan peraturan

keselamatan kerja termasuk penggunaan alat pelindung diri. Pada dasarnya ada

dua penyebab dasar kecelakaan yaitu faktor manusia sebagai penyebab utama

kecelakaan dan kesalahan manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab

mencegah kecelakaan (Cahyaningrum dkk., 2019).

2.3 Peraturan Keselamatan Kerja

Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat

keselamatan kerja yang menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah

Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Mencegah, mengurangi dan memadamkan

kebakaran. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. Memberi kesempatan

atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain

yang berbahaya. Memberikan pertolongan pada kecelakaan. Memberi alat-alat

perlindungan kepada para pekerja. Mencegah dan mengendalikan timbul atau

menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan

angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. Mencegah dan mengendalikan

timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan

penularan. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Menyelenggarakan

suhu dan lembab udara yang baik. Menyelenggarakan penyegaran udara yang

cukup. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban. Memperoleh

kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang, tanaman atau

barang. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mengamankan dan


memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan

menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya. Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian

risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien dan produktif (pasal satu ayat satu PP RI No. 50 Tahun 2012)

(Ningsih dan Ferijani, 2019).

2.4 Alat Pelindung Diri di Laboratorium

Berikut ini adalah Peralatan pelindung diri standart digunakan di

laboratorium (Rahmantiyoko dkk., 2019).

1. Jas laboratorium (lab coat). Berfungsi melindungi badan dari percikan bahan

kimia berbahaya.

2. Kaca mata keselamatan. Percikan larutan kimia atau panas dapat

membahayakan mata orang yang bekerja di laboratorium. Oleh karena itu,

harus digunakan kaca mata khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia

dan panas.

3. Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium.

Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia

yang tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai

pelindung.

4. Pelindung muka (face shield). Digunakan untuk melindungi muka dari panas,

api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat

laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di


alat peleburan skala laboratorium, dan lain sebagainya.

5. Masker gas. Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan

gas berbahaya. Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan sehingga

gas berbahaya tersebut tidak terhirup. Masker gas khusus digunakan saat

menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas berbahaya,

misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos tangan (glove). melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang

bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan

yang digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena.

7. Pelindung telinga (hear protector). Alat ini lazim digunakan untuk melindungi

teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan tertentu, misalnya autoclave,

penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci alat-alat gelas yang

menggunakan ultrasonik.

2.5 Simbol-Simbol Berbahaya di Laboratorium

Dalam kegiatan di laboratorium tidak terlepas dari berbagai macam zat-zat

kimia. Terdapat zat-zat kimia yang bersifat berbahaya. Agar zat-zat kimia yang

berbahaya dapat dikenali, maka diberi simbol-simbol pada botol/ tempat

penyimpanannya. Simbol yang diberikan menunjukkan sifat dari zat-zat kimia

yang terdapat di dalamnya. Adapun beberapa simbol yang digunakan sebagai

petunjuk dari sifat-sifat zat kimia berbahaya seperti Flammable (mudah

terbakar), Harmful irritant (bahaya, iritasi), Explosive (Mudah meledak),

Corrosive (Korosif), Tocsic (Beracun), Oxidizing (Pengoksidasi), Dangerous

for environment (berbahaya bagi lingkungan), Radioaktif (Maria dkk., 2015).


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Bahaya di Laboratorium

Bahaya merupakan sesuatu yang mengancam pada manusia dan dapat

menyebabkan cidera. Setiap tempat kerja memiliki bahaya. Hal ini berarti bahwa

setiap orang yang ada di tempat kerja terancam akan kondisi yang dapat

meyebabkan cidera. Dalam ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), cidera

ini dapat berupa terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

Karena itu, mengenali bahaya dan mengendalikan bahaya menjadi hal yang utama

didalam bekerja. Salah satu tempat kerja yang memiliki potensi bahaya

tinggi adalah laboratorium. Laboratorium merupakan sarana yang sangat

penting pada lingkungan sekolah. Laboratorium adalah tempat yang digunakan

untuk melakukan suatu percobaan. Bekerja di laboratorium tidak boleh

bertindak ceroboh dalam memperlakukan dan mempergunakan peralatan dan

bahan-bahan yang terdapat di laboratorium. Hal itu bertujuan mengurangi

kemungkinan terjadinya kecelakaan di laboratorium. Potensi bahaya yang

dapat terjadi pada laboratorium, antara lain, bahaya kebakaran, keracunan,

dan kerusakan alat.

3.2 Simbol Bahan Kimia Berbahaya

Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada

wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang

bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.

Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan bahan-bahan kimia tersebut


demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium, perlu

kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari kesalahan-

kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa simbol-simbol

tanda bahaya yang ada beserta keterangannya. (Rahayu, 2017)

Tabel 1. Simbol Zat Kimia Berbahaya


No. Simbol Bahaya Penanganan
1. Korosif Bahaya: Mengakibatkan kerusakan

apabila terjadi kontak dengan bahan

lain atau kontak dengan jaringan tubuh.

Perhatian: Hindari kontak langsung

dengan anggota tubuh dan gunakan alat

proteksi seperti sarung tangan,

kacamata pelindung, dan

penutup wajah.

2. Iritan Bahaya: Dapat menyebabkan

(pengganggu) gangguan kesehatan jika kontak

melalui pernapasan, mulut, kulit, dan

selaput

lendir.
Perhatian: hindari kontak langsung

dengan kilit, jangan

di hirup.

3. Toxic Bahaya: Berbahaya terhadap

(beracun) kesehatan manusia atau menyebabkan

kematian apabila masuk atau terserap


ke dalam tubuh karena tertelan, lewat

pernafasan atau kontak lewat kulit.

Perhatian: hindari kontak dengan

anggota tubuh, jangan makan dan

minum di

Laboratorium.

4. Mudah Bahaya: Mudah meledak dan dapat

meledak menyebabkan kerusakan disekitarnya.

Perhatian: Hindari sumber api, panas,

serta benturan.

5. Berbahaya Bahaya: Dapat menyebabkan

terhadap kerusakan ekosistem.

lingkungan Perhatian: Hindari pembuangan ke

lingkungan langsung melainkan dibuang

ke tempat sampah khusus.

6. Inhalaton Bahaya: Dapat menyebabkan efek

hazard kesehatan berupa karsinogenik

(penyebab sel kanker), teratogenik

(mempengaruhi pembentukan dan

perkembangan embrio), mempengaruhi

sistem

pernafasan, dan sebagainya.

Peringatan: Tidak menghirup bahan


kimia dan sebaiknya

menggunakan masker

7. Mudah Bahaya: Dapat menghasilkan oksigen

teroksidasi yang dapat menyebabkan kebakaran

bahan-bahan lainnya.

Perhatian: jauhkan dari

bahan-bahan yang bersifat reduktor

dan sumber panas.


8. Mudah Bahaya: Mudah bereaksi dengan

terbakar oksigen dan dapat menimbulkan

kebakaran.

Peratian: jauhkan dari sumber apai

atau panas, terutama loncatan api

listrik

dan bara rokok.

3.3 Alat-Alat Kimia Di Laboratorium

Beralatan laboratium kimia adalah alat-alat yang digunakan khusus dalam

laboratorium kimia yang memiliki fungsi berbeda-beda. Alat-alat tersebut

angtara lain adalah:

Tabel 3. Alat-alat Kimia di Laboratorium


No. Nama Alat- Alat Gambar Fungsi
Kimia
1. Labu ukur Digunakan untuk mengencerkan

larutan hingga mencapai volume

tertentu.

2. Pipet tetes Memindahkan volume cairan yang

telah terukur

3. Tabung reaksi Mencampur, menampung, dan

memanaskan bahan- bahan kimia

cair atau padat, utamanya untuk uji

kualitatif.

4. Gelas bekerka Berfungsi sebagai penampung

5. Kaki tiga Fungsi kaki tiga adalah sebagai

penahan kawat kasa dan penyangga

ketika proses pemanasan.

6. Rak tabung Tempat untuk meletakkan tabung


reaksi
reaksi.
7. Pipet ukur Mengukur volume larutan mulai

dari volume 10 ml hingga 2 L

8 Buret Meneteskan sejumlah caran kimia

dalam sebuah eksperimen.

9. Erlenmeyer Mencampur, mengukur, dan

menyimpan cairan.

10. Batang Sebagai pengaduk zat kimia baik


pengaduk
itu larutan maupun padatan.

11. Pembakar Membakar zat atau memanaskan


spirtus
larutan dan dapat pula digunakan

sebagai strelisasi suatu

proses.

12. Gelas arloji penutup gelas kimia ketika tengah

proses pemanasan sampel

(penguapan), sebagai tempat untuk


mengeringkan padatan dalam

desikator, dan sebagai tempat

benda yang tengah berada dalam

proses

pengamatan
13. Kawat kasa Untuk menahan beaker atau labu

ketika proses pemanasan

menggunakan pemanas bunsen

atau

pemanas spiritus.

14. Mortar dan alu Untuk menghancurkan atau

menghaluskan suatu bahan atau zat

yang masih bersifat padat atau

kristal.

15 Labu destilasi Memisahkan suatu larutan ke

dalam masing masing

komponennya.

16 Kawat nikrom Untuk mengidentifikasi zat dengan

cara uji nyala.

17 Penjepit Digunakan untuk menjepit tabung


tabung reaksi
reaksi disaat proses pemanasan.
18 Corong pisah Digunakan dalam proses ekstraksi

cair. Yaitu proses memisahkan

komponen fase pelarut dengan

densitas yang

berbeda.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa :

1. kecelakaan kerja harus dan dapat dicegah. Tentu saja hal ini dapat terjadi jika

kita melakukan beberapa hal, yakni bekerjalah di dalam lemari asam yang

ventilisasinya berfungsi dengan baik. lemari asam bukan tempat

penyimpanan bahan kimia, tidak membuang zat kimia keseluruh

pembuangan air, perlengkapan keselamatan kerja disediakan dan dicek rutin

2. dalam praktikum diperlukan pengetahuan dan keterampilan berkaitan larutan

bahan kimia. Sehingga tidak tejadi kesalahan dalam penggunaan bahan kimia

dan mengurangi sekaligus mencegah terjadinya kecelakaaan kerja.

3. menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam bidang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

4.2. Saran

Saran untuk laboratorium adalah sebaiknya sebelum dan sesudah melakukan

percobaan, selalu dibersihkan dan alat-alat yang digunakan diletakkan ke

tempatnya semula, serta bahan dan alat nya dilengkapi agar memudahkan

praktikan melakukan percobaan.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, U., dan Ramadhan I., 2019, Penerapan Job Safety Analysis, Pengetahuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di
Laboratorium Perguruan Tinggi, Jurnal Berkala Kesehatan, 5(2):76-80.

Basri, N., 2013, Jurnal Kegiatan Praktikum Kimia Dasar. Kordinator Praktikum,
Makassar.

Cahyaningrum, D., Sari, H.T.M., dan Iswandari, I., 2019, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Pendidikan, Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(2):41 – 47.

Enviromental Health and safety, 2011, Laboratory Safety Manual.

Industrial Accident Prevention Association, 2008, Laboratory Safety.

Hidayah, R., dan Maharani, K., 2018, Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum
Kimia Anorganik yang Disertai dengan Material Safety Data Sheet,
Jurnal Pembelajaran Kimia, 3(1):13 – 23.

Isnainy, H., Hasyim, H., dan Sitorus, R., 2014, Implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitan Sriwijaya Tahun 2009, Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 5(1):19-24.

Maria, S., Winoyo, J., dan Candrawati, E., 2015, Kejadia Kecelakaan Kerja
Perawat Berdasarkan Tindakan Tidak Aman, Jurnal Care, 3(2):9-17.

Ningsih, S., dan Ferijani, A., 2019, Deskripsi Pelaksanaan Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan Panca Jaya, Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Akuntansi, dan Perpajakan, 2(2):267 – 284.

Rahayu, I.G., 2017, Pengantar Laboratorium Medik, Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta Selatan.
Referensi

Anda mungkin juga menyukai