PENDAHULUAN
Oleh karena itu percobaan stoikiometri ini dilakukan dan diharapkan praktikan
dapat mengerti tentang. maksimum dan titik minimum sistem NaOH-HCL reaksi
stoikiometri dan non stoikiometri pada percobaan 1, dan reaksi stoikiometri dan
non stoikiometri pada percobaan 2.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui titik maksimum dan minimum pada stoikiometri.
b. Untuk mengetahui titik maksimum dan minimum pada stoikiometri.
c. Untuk mengetahui reaksi stoikiometri dan non stoikiometri pada percobaan
dua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode stoikiometri adalah Perhitungan jumlah partikel dalam suatu reaksi kimia dan
keterkaitannya dengan massa atau volume partikel dan hasil reaksi. sebagai contoh,
dari massa atau volume suatu sampel kita dapat mengkonversi dan menghitung
jumlah partikel (dapat berupa Atom ion atau molekul) dengan sifat dan perbandingan
tertentu dimana massa molekul relatif (Mr) sama dengan jumlah massa atom relatif
penyusunnya (Mulyanti, 2015).
Reaksi pembatas adalah prediksi yang habis dahulu apabila zat-zat yang dilakukan
tidak equivalen, maka jumlah reaksi bergantung pada jumlah pada aksi yang habis
terlebih dahulu. Reaksi sisa merupakan reaksi dan yang tidak habis ketika bereaksi
dan masih bersisa. Hubungan antara suhu dan reaksi stoikiometri adalah suhu akan
mencapai titik maksimum atau nilai maksimum apabila reaksi tersebut adalah reaksi
stoikiometri (Hiskia, 1991).
Reaksi stoikiometri adalah suatu pereaksi yang jika akan direalisasikan akan habis
tanpa sisa dan untuk reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang jika di reaksi kan
akan bersisa. Titik maksimum ada titik di mana ketika reaksi mencapai keadaan
stoikiometri dan jika titik minimum adalah titik di mana reaksi mencapai keadaan non
stoikiometri. Pada reaksi stoikiometri terdapat reaksi eksoterm dan reaksi endoderm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor atau energi dari sistem ke
lingkungan, sedangkan reaksi endoderm reaksi yang memerlukan kalor atau energi
dari lingkungan ke sistem (Mulyanti, 2015).
Jumlah pereaksi pembatas yang ada pada awal reaksi menentukan hasil teoritis
(theoritical yeid) dari reaksi tersebut, yaitu jumlah produk yang akan terbentuk jika
seluruh dari pereaksi pembatas terpakai pada reaksi. Jadi, hasil dari teoritis adalah
hasil maksimum yang didapat, seperti yang diprediksi dari persamaan yang setara.
Pada praktikum, jumlah produk yang didapat hampir selalu lebih kecil daripada hasil
teoritis. Perhitungan hasil teoritis ini atau bisa disebut persen yeird (Zumdalh, 2009).
Dari persamaan reaksi yang sudah setara dapat dihitung banyaknya pereaksi dan hasil
reaksi. Perhitungan ini dilakukan dengan melihat angka perbandingan mol (koefisien
reaksi) dari pereaksi dan hasil reaksi. Dalam praktik baik skala laboratorium maupun
di dunia industri kimia, tidak semua pereaksi dapat bereaksi. Salah satu pereaksi
habis bereaksi sedangkan pereaksi lain berlebihan dan dibiarkan bersisa. Pereaksi
yang habis pereaksi ini disebut reaksi pembatas, karena membatasi kemungkinan
reaksi itu untuk terus berlangsung. Jadi, hasil reaksi yang terbentuk hanya ditentukan
oleh pereaksi pembatas tersebut (Mulyanti, 2015).
Bahan larutan NaOH memiliki berat molekul 40 g/mol. NaOH bersifat korosif yang
berarti merusak jaringan hidup jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan
uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam
pH < 2 dan basa pH >11,5 ditandai sebagai bahan korosif. NaOH juga parah dan
dapat juga menyebabkan iritasi atau luka bakar yang sangat serius. NaOH memiliki
massa molar sebesar 39,8871 g/mol, massa jenis sebesar 2,1 g/cm³, zat padat
berwarna putih, titik lebur 318°C Atau 591 k dan titik didih 1390°C (1664k), larut
dalam air atau pelarut, memiliki sifat mudah terbakar, mudah reaktif dengan oksidator
dan logam. Sifat fisik dari H2SO4 berbentuk cairan, tidak berwarna, titik didih 270°C,
berat molekul 98.08 g/mol, sifat kimia dari H2SO4 adalah mudah larut dalam air
dengan pembebasan banyak panas dan larut dalam etil alkohol. Sifat fisik hotel
adalah massa atom 3645 massa jenis 3,21 g/cm³, titik leleh -101°C dan sifat kimia
nya dapat larut dalam alkali hidroksida, merupakan oksidator kuat, racun bagi
pernapasan. Sifat fisik akuades adalah berbentuk cairan tidak berwarna titik didih
100°C berat molekul 18,02 g/mol tekanan uap 2.3 kpa dan sifat kimia nya adalah
memiliki ph 7 dan tidak beracun (Mulyanti, 2015).
Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M), molaritas suatu larutaan menyatakan
jumlah mol suatu zat per liter larutan. Umumnya, konsentrasi larutan berair encer
dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah
kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam
jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian
penggunaan satuan ini adaah ketidaktepatan dalam pengukuran volume. Selain itu,
volume suatu cairan berubah sesuai suhu, sehingga molaritas larutan dapat beruabh
tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun (Viktorius, 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
a. Larutan NaOH 1 M
b. Larutan HCl 1 M
c. Larutan H2SO4 1 M
d. Akuades
4.2 Reaksi
4.2.1 Sistem NaOH-HCl
NaOH + HCl → NaCl + H2O
4.2.1 Sistem NaOH-H2SO4
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1. Sistem NaOH-HCl
1. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 2,5 x 1
= 2,5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 12,5 x 1
= 12,5 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 2,5 12,5 - -
r : 2,5 2,5 2,5 2,5
s : - 10 2,5 2,5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
2. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
=5x1
= 5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 10 x 1
= 10 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 5 10 - -
r : 5 5 5 5
s : - 5 5 5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
3. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 7,5 x 1
= 7,5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 7,5 x 1
= 7,5 mmol
4.4 Grafik
4.4.1 Grafik hubungan volume dan suhu campuran pada sistem NaOH-HCl
30.2
30
29.8
29.6
29.4
29.2
29
28.8
28.6
28.4
NaOH 2,5 NaOH 5 ml NaOH 7,5 NaOH 10 NaOH ml
HCl 12,5 ml HCl 10 ml HCl 7,5 ml HCl 5mlml
ml ml HCl 2,5 ml
4.5 Pembahasan
Reaksi stoikiometri adalah hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam
reaksi kimia. Stoikiometri didasarkan pada hukum dasar kimia. Stoikiometri
reaksi sering digunakan untuk menyeimbangkan persamaan kimia hal ini
menggambarkan hubungan kuantitatif antara zat karena dalam berpartisipasi
dalam berpatisipasi dalam reaksi kimia. Reaksi non stoikiometri adalah reaksi
yang apabila dari reaktannya tidak habis dalam reaksi melainkan masih tersisa.
Reaksi pembatas adalah zat yang habis keseluruhan ketika reaksi kimia telah
selesai berlangsung. Produk yang dihasilkan dalam reaksi terbatas oleh pereaksi
pembatas karena reaksi tidak dapat dilanjutkan lagi tanpa adanya pereaksi
pembatas. Jika zat lain yang bereaksi masih ada sisa setelah bereaksi dengan
reaksi pembatas, maka zat tersebut disebut sebagai reaksi berlebih atau pereaksi
sisa (excess reaktan).
Fungsi alat pada percobaan kali ini ialah gelas kimia berfungsi untuk
menampung larutan, gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan,
termometer berfungsi untuk mengukur suhu larutan, botol semprot berfungsi
untuk menampung aquades, stopwatch untuk menghitung waktu. Adapun fungsi
bahan yang diperlukan yaitu larutan NaOH 0,1 M H2SO4 0,1 M dan HCl 0,1 M
untuk mengetahui titik maksimum dan minimum dengan menentukan atau
mengukur suhunya.
Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum adalah kurang tepatnya
pengukuran suhu pada larutan naoh dengan hcl dan naoh dengan h2 s4 serta
kurangnya bahan larutan yang membuat percobaan memakan banyak waktu dan
larutan naoh juga rusak sehingga suhunya kurang akurat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Titik minimum dan maksimum yang terjadi pada reaksi stoikiometri pada sistem
NaOH-HCl titik minimum dan maksimum pada NaOH yaitu pada suhu 24° C.
Sedangkan pada HCl titik maksimum dan minimum yaitu 29° C pada suhu
campuran NaOH dengan HCl titik minimum nya yaitu 29V pada percobaan
pertama dengan volume 25 ml NaOH dan 12,5 ml HCl sedangkan titik
maksimum pada suhu campuran yaitu 30° C. Pada percobaan keempat dengan
volume 10 ml NaOH dan 5 ml HCl pada sistem NaOH- H2SO4 memiliki titik
minimum dan maksimum pada NaOH yaitu 22 derajat celcius dan
H2SO4memiliki titik maksimum dan minimumnya yaitu 29° C. Pada sistem ini
memiliki suhu campuran yang titik min umumnya 29° C pada percobaan pertama
keempat dan kelima sedangkan titik maksimum 30 ° C pada percobaan kedua dan
ketiga.
b. Reaksi stoikiometri pada sistem NaOH dengan HCl ada percobaan ketiga volume
NaOH 7,5 ml dan HCl 7,5 ml, sedangkan pada reaksi stoikiometri pada
percobaan pertama kedua keempat dan kelima dengan volume NaOH 2,5 ml 5 ml
10 ml dan 12,5 ml.
c. Reaksi stoikiometri pada sistem NaOH dengan H2SO4 pada percobaan keempat
dengan volume NaOH 10 ml dan HCl 5 ml sedangkan pada reaksi non
stoikiometri terjadi pada percobaan pertama kedua ketiga dan kelima dengan
volume adalah 2,5 ml 7,5 ml 12,5 ml dan volume hcl 12,5 m l 10 ml 7,5 ml 2,5
ml secara berturut-turut.
5.2 Saran
Brady, 1986. Kimia Universitas Asas da Struktur Jilid Satu. Binarupa. Aksara