Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TATA RUANG DAN PENATAAN WILAYAH

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Disusun Oleh:

ALVI RAHMAWATI
1909046026

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Tata Ruang Dan Penataan
Wilayah Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) ini.

Matakuliah perpetaan ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di
Program Studi Teknik Lingkungan. Makalah Tata Ruang Dan Penataan Wilayah Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) ini disusun sebagai syarat mata kuliah Tata Ruang Dan Penataan Wilayah.

Dengan selesainya makalah perpetaan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah
ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Samarinda, 19 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Cover ........................................................................................................................... i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian UKL-UPL..........................................................................................3
2.2 Tujuan UKL-UPL................................................................................................4
2.3 Dasar Hukum.......................................................................................................6
2.4 Manfaat UKL-UPL..............................................................................................7
2.5 Perbedaan dengan AMDAL................................................................................7
2.6 Proses Penyusunan...............................................................................................9
2.7 Contoh Penerapan................................................................................................10

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................12

Daftar Pustaka.............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi industri menyebabkan negara maju maupun negara berkembang, termasuk


Indonesia terus memacu pertumbuhan industri di negaranya, karena dianggap sebagai
salah satu jaminan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Sebab dianggap dapat
meningkatkan pendapatan negara dan mampu memecahkan masalah pengangguran.
Tidak dipungkiri sektor industri memang memberikan sedikit pencerahan terhadap
perekonomian Indonesia, namun tingginya pembangunan industri juga dapat
mengancam lingkungan dan masyarakat jika tidak diiringi dengan usaha pencegahan
perusakan lingkungan. Karena itulah pemerintah memberlakukan sustainable
development (pembangunan berkelanjutan) yang tercantum dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1) bahwa “setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal” dan Pasal 34
ayat (1) bahwa “setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
Amdal, wajib memiliki UKL-UPL” Dokumen lingkungan ini digunakan sebagai
instrument pencegahan pencemaran dan untuk meminimasi dampak yang dihasilkan
dari usaha, maka setiap pemrakarsa yang usahanya menghasilkan dampak negatif ke
lingkungan baik fisik maupun non fisik diwajibkan untuk membuat dokumen kelayakan
lingkungan sebelum usaha tersebut berjalan. Setelah mendapatkan rekomendasi UKL-
UPL dan kegiatan berjalan maka pemrakarsa harus melakukan pelaporan secara
periodik kepada instansi lingkungan hidup di wilayah administratifnya.

Peran yang efektif dari pemerintah diperlukan dalam dokumen lingkungan, agar dapat
lebih meningkatkan kualitas dan integritas dokumen lingkungan Koordinasi/hubungan
dan mekanisme kerja antar pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sangat diperlukan,
sehingga terdapat kejelasan mandat, untuk menghindarkan terjadinya kerancuan dan
tumpang tindihnya wewenang dan tanggung jawab di bidang pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan. Sosialisasi dan komunikasi menjadi kunci penting bagi

1
implementasi pembangunan berwawasan lingkungan. Seluruh kewajiban yang
tercantum dalam UKL-UPL juga wajib dilaksanakan oleh penanggung-jawab usaha
dan/atau kegiatan dan dilaporkan secara berkala kepada instansi lingkungan hidup
pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Hal ini sesuai
dengan apa yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup.

Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari dokumen UKL-
UPL. Untuk mengetahui tujuan dari pembuatan dokumen UKL-UPL pada setiap badan
atau usaha kegiatan. Untuk mengetahui perbedaan dari dokumen AMDAL dan
dokumen UKL-UPL.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu dokumen UKL-UPL?


b. Apa tujuan dibuatnya dokumen UKL-UPL pada setiap badan atau usaha kegiatan?
c. Perbedaan apa saja antara dokumen AMDAL dengan UKL-UPL?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari dokumen UKL-UPL.


b. Untuk mengetahui tujuan dari pembuatan dokumen UKL-UPL pada setiap badan
atau usaha kegiatan.
c. Untuk mengetahui perbedaan dari dokumen AMDAL dan dokumen UKL-UPL.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana diskusi dan ilmu
pengetahuan agar dapat memperjelas teori serta materi yang telah disampaikan serta
ditulis dalam makalah ini.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian UKL-UPL

Pada penjelasan atas Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang Indonesia
adalah pembangunan ekonomi dengan berlandasPkan pada pembangunan industri yang
diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat radioaktif. Pada bada
kegiatan atau usaha disamping menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,
industrialisasi juga menimbulkan ekses, antara lain dihasilkannya limbah yang apabila
dibuang ke lingkungan akan dapat mengancam lingkungan hidup itu sendiri,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)


adalah salah satu instrument pengelolaan lingkungan yang merupakan salah satu
persyaratan perijinan bagi pemrakarsa yang akan melaksanakan suatu usaha/kegiatan di
berbagai sektor. Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009
adalah sebagai berikut, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan
pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan


Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL (Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 34 dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 tahun 2002tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

3
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup-Upaya Pemantauan Lingkungkungan Hidup
merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup. Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun
AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia. UKL-
UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan
dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.

Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL
ditentukan oleh Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini Gubernur atau
Bupati/Walikota. Penetapan jenis usaha dan / atau kegiatan tersebut berupa kegiatan
usaha mikro dan kecil serta tidak termasuk dalam kategori berdampak penting. Usaha
dan / atau kegiatan tersebut wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup.

2.2 Tujuan UKL-UPL

Pada UU-PPLH, UKL-UPL diartikan sebagai pengelolaan dan pemantauan terhadap


usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Tidak berdampak penting disini maksudnya berada di luar kriteria AMDAL.
Adapun fungsi UKL-UPL yaitu sebagai acuan dalam penyusunan pedoman teknis
UKL-UPL bagi departemen/lembaga pemerintah non departemen sektoral, acuan
penyusunan UKL-UPL bagi pemrakarsa apabila pedoman teknis UKL-UPL dari
sektoral belum diterbitkan, dan istrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (Erwin, 2011).

Selain fungsi, adapun tujuan dan maksud dari pembuatan UKL-UPL ini. Adapun
maksud dari pembuatan dokumen UKL-UPL adalah :
a. Bagi Pemrakarsa
- Sebagai wujud kepedulian agar kegiatan atau usaha berwawasan lingkungan.

4
- Sebagai acuan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL)
terhadap jenis usaha dan atau kegiatan.
b. Bagi Instansi Terkait
- Membantu pengelolaan lingkungan kegiatan atau usaha yang didirikan.
- Sebagai dokumen informatif tentang pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
dan pemantauan lingkungan hidup mulai tahap Pra-Konstruksi, Konstruksi dan
Operasional
- Meningkatkan koordinasi lintas sektoral antar instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup di tingkat propinsi,
kabupaten/kota dengan instansi yang saling berkaitan
c. Bagi Masyarakat
- Sebagai informasi bila terjadi masalah terhadap lingkungan yang diakibatkan dari
suatu kegiatan atau usaha.
- Sebagai sumber informasi tentang suatu kegiatan atau usaha dengan berbagai
dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Selain maksud dari penyusunan UKL-UPL adapun tujuan dari penyusunan UKL-UPL
adalah :
a. Mengantisipasi kegiatan konstruksi dan operasional terutama yang diperkirakan
berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan.
b. Melakukan identifikasi rona lingkungan di sekitar wilayah kegiatan atau usaha.
c. Memperkirakan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan terhadap lingkungan baik
positif maupun negatif.
d. Memberikan arahan melalui Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) bagaimana cara mencegah,
meminimalisasi dampak negatif serta mengoptimalisasi dampak positif yang
ditimbulkan akibat kegiatan konstruksi dan operasional kegiatan atau usaha.
e. Mengidentifikasi dan menguraikan komponen kegiatan penyebab dampak pada tahap
prakonstruksi, konstruksi dan operasional yang diduga dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.

5
f. Mengidentifikasi dan menguraikan komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak dari suatu kegiatan.
g. Merumuskan saran tindak dalam upaya pengeloaan lingkungan hidup dan pemantaun
lingkungan hidup.
h. Sebagai pedoman bagi pemerakarsa dalam pengambilan keputusan mengenai upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi kegiatan.

2.3 Dasar Hukum

Dasar hukum atau peraturan perundangan yang terkait adalam Penyusunan UKL/UPL
ini mengacu pada:
1. Undang-Undang:
- Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Undang-undang ini sebagai acuan memahami pengertian
pengelolaan lingkungan Hidup.
- UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- PP No. 27/1999 tentang AMDAL.
- PP No 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom.
- Kepmen LH No B-1234/1999 tentang Kegiatan Wajib UKL-UPL.
- Kepmen LH No. 17/2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau kegiatan yang
wajib di lengkapi dengan AMDAL.
- Kepmen LH No. 86/2002 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan UKL dan UPL
2. Peraturan Menteri
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

6
2.4 Manfaat UKL-UPL

Terjadinya deporestasi lingkungan yang terjadi dibelahan bumi, yang diduga akibat
dampak eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh kegiatan manusia, maupun
pengolahan pihak perusahaan yang kurang terkendali, yang kurang peduli terhadap
kelestarian lingkungan. Dokumen UKL-UPL merupakan salah satu instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Adapun manfaat dari
penyusunan dokumen UKL-UPL adalah :
1. Bagi Pemerkarsa dan Pemerintah :
- Memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi lingkungan dimana rencana
kegiatan/ usaha tersebut akan dilaksanakan.
- Sebagai dasar rencana pengelolaan yang lebih baik dan merupakan bagian dari
pengelolaan proyek secara keseluruhan.
- Menghindari terjadinya konflik terutama bila timbul masalah lingkungan di
daerah tersebut.
- Sebagai instrument pengikat dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ijin usaha/kegiatan
2. Bagi Masyarakat :
- Sebagai jaminan pengelolaan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu rencana
kegiatan usaha sehingga masyarakat dapat merasa aman, nyaman dan tentram.

2.5 Perbedaan dengan AMDAL

Salah satu instrumen lingkungan yang menjadi bumeran bagi dunia usaha, dan unsur
pemerintah, yaitu kebijakan dalam pemberlakuan penyusunan dokumen/kajian Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi usaha kegiatan yang diduga akan
menimbulkan dampak besar maupun dampak penting, namun bagi usaha kegiatan yang
diduga akan menimbulkan dampak tidak pentinb terhadap lingkungan atau dampaknya
masih bisa dikelola dengan teknologi sekitarnya wajib membuat dokumen UKL-UPL.
Adapun perbedaan dari kedua dokumen tersebut adalah :
1. Skala usaha atau kegiatan
Jika dalam suatu kegiatan menghasilkan suatu dampak yang besar terhadap

7
lingkungan sekitar usaha atau kegiatan tersebut maka kegiatan atau usaha tersebut
wajib dan harus menyusun AMDAL. Tetapi jika suatu usaha atau kegiatan jika
menghasilkan dampak yang tidak penting terhadap lingkungan atau dampak tersebut
masih dibawah baku mutu maka kegiatan atau usaha tersebut hanya cukup dengan
menyusun UKL-UPL. Skala usaha dan/ atau kegiatan ini dapat dilihat dari luas
lahan/ luas bangunan/ kapasitas produksi/ debit/ tinggi/ panjang/ volume/ tekanan/
besarnya tegangan dan lain-lain disesuaikan dengan jenis usaha dan/ atau
kegiatannya.
2. Dampak terhadap lingkungan
Sudah jelas bahwa AMDAL dikhususkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang
menimbulkan dampak penting. Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
Sedangkan UKL-UPL tidak berdampak besar dan penting, dan dampaknya mudah
dikelola dengan teknologi yang tersedia.
3. Format dokumen
- Format AMDAL mengikuti format yang ada dalam lampiran I, II dan III Permen
LH No 16 Tahun 2012
- Format UKL-UPL mengikuti format yang ada dalam lampiran IV Permen LH
No. 16 Tahun 2012.
4. Penyusan
AMDAL disusun oleh penyusun yang telah memiliki sertifikat kompetensi penyusun
AMDAL. Sedangkan UKL-UPL dapat langsung disusun oleh pemrakarsa usaha dan/
atau kegiatan.
5. Mekanisme Penyusunan
AMDAL harus melewati tahapan penilaian AMDAL yang dilakukan oleh Komisi
Penilai AMDAL. Sedangkan UKL-UPL, di beberapa daerah mewajibkan presentasi/
ekspose sebelum dikeluarkan surat rekomendasi dan di beberapa daerah tidak
mewajibkan ekspose. Untuk lebih jelasnya, apakah suatu usaha dan/ atau kegiatan
tergolong pada wajib AMDAL, UKL-UPL maka dilakukan penapisan sesuai Permen
LH No. 5 Tahun 2012. Jika usaha dan/ atau kegiatan sesuai dengan kriteria dalam
lampiran I Permen LH No. 5 Tahun 2012, maka wajib AMDAL, selain itu adalah
wajib UKL-UPL atau SPPL. Dan untuk menentukan UKL-UPL maka dilakukan

8
penapisan sesuai peraturan gubernur atau bupati/ walikota setempat.

2.6 Proses penyusunan

UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaan
penerbitan izin lingkungan, menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
13 Tahun 2010 Tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan
langkah berikut:
1. Langkah pertama
Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam
jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL. Pastikan bahwa
rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di kawasan lindung.
Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di lokasi
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata
ruang kawasan setempat.
2. Langkah kedua
Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah tersedia
teknologi untuk menanggulangi dampak tersebut.
3. Langkah ketiga
Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala
lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan
wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL.
4. Langkah keempat
Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut untuk memastikan
bahwa dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut memerlukan UKL-
UPL atau SPPL dengan menjawab pertanyaan berikut:
Apakah rencana usaha dan/atau Ya/Tidak Jelaskan!
kegiatan tersebut akan memberikan
dampak terhadap lingkungan hidup dan

9
memerlukan UKL-UPL berdasarkan
kriteria berikut:
 Jenis kegiatan
 Skala/besaran/ukuran
 Kapasitas produksi
 Luasan lahan yang dimanfaatkan
 Limbah dan/atau cemaran
dan/atau dampak lingkungan
 Teknologi yang tersedia dan/atau
digunakan
 Jumlah komponen lingkungan
hidup terkena dampak
 Besaran investasi
 Terkonsentrasi atau tidaknya
kegiatan
 Jumlah tenaga kerja
 Aspek sosial kegiatan
Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu kriteria tersebut, maka
diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
5. Langkah kelima
Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup (SPPL).

2.7 Contoh Penerapan

AMDAL dan/atau UKL-UPL seharusnya menjadi dokumen awal yang merupakan


garda pertama untuk menyatakan bahwa pemilik perusahaan tersebut bersedia untuk
melakukan pengelolaan terhadap lingkungan, kemudian pemerintah akan melakukan
pemeriksaan dan evaluasi dalam jangka waktu tertentu. Studi kasus yang saya dapat
mengenai contoh penerapan UKL-UPL dalam suatu kegiatan atau usaha di Kota
Yogyakarta. Berikut adalah contoh penerapan usaha atau kegiatan yang diwajibkan
memiliki atau menyusun dokumen UKL-UPL :

10
No Jenis Usaha Skala usaha
1 Tempat cuci  Luas lahan minimal 1500 m2 ; dan/atau
mobil/motor  Luas bangunan lebih dari atau sama dengan 300 m2
s/d kurang dari 10.000 m2
2 Laundry/Jasa Binatu,  Luas bangunan lebih dari atau sama dengan 300 m2
s/d kurang dari 10.000 m2
3 Bengkel sepeda  Investasi lebih dari atau sama dengan Rp 200 juta,
Motor (KBLI 50403) tidak termasuk lahan dan bangunan; dan/atau.
 Luas bangunan minimal 300 m2
4 Rumah Toko (Ruko)  Luas lahan lebih dari atau sama dengan 0,5 s/d
kurang dari 5 ha
 Luas bangunan lebih dari atau sama dengan 600 m2
s/d kurang dari 10.000 m2
5 Cafe  Semua Besaran
6 Jasa boga/Catering  Kapasitas lebih dari atau sama dengan 1.000
Porsi/Hari
 Luas lantai bangunan Lebih dari atau sama dengan
500 m2
7 Restoran, Rumah  Jumlah kursi (tempat duduk) Lebih dari atau sama
makan dengan 80 buah ; dan/atau
 Luas lantai bangunan lebih
Sumber : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :


a. Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
adalah salah satu instrument pengelolaan lingkungan yang merupakan salah satu
persyaratan perijinan bagi pemrakarsa yang akan melaksanakan suatu usaha/kegiatan
di berbagai sektor. Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009
adalah sebagai berikut, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
b. Tujuan umumnya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana.
Tujuan khususnya untuk memprediksi dampak yang akan timbul akibat rencana
kegiatan/usaha terhadap lingkungan sekitarnya sehingga sedini mungkin dampak
tersebut dapat dikelolai dan dipantau.
c. Kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi usaha kegiatan yang
diduga akan menimbulkan dampak besar maupun dampak penting, namun bagi
usaha kegiatan yang diduga akan menimbulkan dampak tidak penting terhadap
lingkungan atau dampaknya masih bisa dikelola dengan teknologi sekitarnya wajib
membuat dokumen UKL-UPL. Perbedaan lainnya mengenai 2 dokumen tersebut
adalah Skala usaha atau kegiatan, dampak terhadap lingkungan, format dokumen,
penyusan, mekanisme Penyusunan

3. 2 Saran
Tingginya pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan pembangun suatu kegiatan
dan usaha, maka dari itu Sebaiknya setiap kegiatan yang akan direncanakan seperti

12
proyek konstruksi baik skala besar maupun skala kecil sebaiknya dilakukan studi UKL
dan UPL untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan dan mencari solusi pencegahan
jika ditemukan dampak-dampak negatif.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Balai Besar Pelaksanaan Jalan


Nasional III., 2014, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (Ukl) Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (Upl) Peningkatan Dan Pelebaran Jalan Ipuh –
Bantal Di Kecamatan Ipuh, Kecamatan Sungai Rumbai, Kecamatan Pondok Suguh
Dan Kecamatan Tramang Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu,
Mukomuko, Bengkulu.

2. Makmur, Mochamad., 2014, Efektivitas Implementasi Ukl-Upl Dalam Mengurangi


Kerusakan Lingkungan (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang
Dan Masyarakat Sekitar PT Tri Surya Plastik Kecamatan Lawang), Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

3. Samekto, Adji., 2012, Analisis Penaatan Pemrakarsa Kegiatan Bidang Kesehatan


Di Kota Magelang Terhadap Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup,
Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 10 Issue 2: 89-94(2012), Program Studi Ilmu
Lingkungan Program Pasca Sarjana UNDIP, Semarang.

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 Tentang


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan
Hidup.

5. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pedoman Tata Cara
Pengajuan Dokumen Lingkungan Hidup Dan Izin Lingkungan.

6. Sesa, Burhan., 2018, Implementasi Amdal Dalam Mendukung Pembangunan


Berkelanjutan (Sustainable Development), Jurnal Sosio Sains, Vol 4, No, 1, STISIP
Veteran Palopo.

14
7. Suasira, I, Wayan., 2018, Kajian Penyusunan Ukl Dan Upl Pada Proyek
Pembangunan Bendungan Titab Kabupaten Buleleng, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

8. Sukanda, Satria., 2020, Urgensi Penerapan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)


sebagai Kontrol Dampak terhadap Lingkungan di Indonesia, Vol. 1 No.2, Jurnal
Penegakan Hukum dan Keadilan, Riau.

15

Anda mungkin juga menyukai