Anda di halaman 1dari 4

4.

3 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran dan pengamatan terhadap beberapa faktor penentu
kualitas fisik dan kimia ekosistem darat. Pengukuran pertama yaitu ketinggian tempat yang
diukur dengan menggunakan GPS. GPS dinyalakan dengan menekan tombol power. Patok 1
memiliki ketinggian 17 m, patok 2 18 m, patok 3 19 m, patok 4 17 m, dan patok 5 17 m.
Perbedaan ketinggian patok - patok tersebut dapat terjadi akibat permukaan tanah yang tidak
rata. Ketinggian tempat dapat berpengaruh pada kelembaban, suhu, dan jenis organisme yang
hidup dalam suatu ekosistem, tetapi karena perbedaan ketinggian antar patok tergolong kecil
maka perbedaan organismenya tidak signifikan. Pengukuran kedua yaitu pengukuran suhu tanah
dengan menggunakan termometer tanah yang ditancapkan ke dalam tanah. Pada praktikum ini
didapatkan hasil pengukuran patok 1 hingga patok 5 berturut-turut adalah 21ºC, 20ºC, 19ºC,
21ºC dan 20ºC. Perbedaan suhu dapat terjadi akibat perbedaan intensitas cahaya matahari yang
mengenai tanah. Suhu dapat mempengaruhi metabolisme organisme yang hidup dalam suatu
ekosistem darat. Suhu yang tinggi akan meningkatkan kecepatan proses metabolisme organisme.
Pengukuran ketiga yaitu intensitas cahaya dengan lux meter yang diarahkan ke sumber cahaya.
Pada praktikum ini, intensitas cahaya dipengaruhi oleh tumbuhan yang menutupi petak ukur
sebanyak 7 pohon. Pohon tersebut banyak tumbuh di sekitar patok 2 dan 3 sehingga pada patok
tersebut intensitas cahayanya lebih rendah dari patok lainnya. Hasil pengukuran intensitas cahaya
pada patok 1 hingga patok 5 adalah 84 lux, 71 lux, 64,5 lux, 83 lux, dan 78 lux. Pengukuran
keempat yaitu kelembaban udara yang diukur dengan hygrometer yang dipegang setinggi
mungkin selama ± 3 menit. Pada praktikum ini didapat hasil kelembaban udara pada patok 1
hingga patok 5 adalah 78%, 88%, 86%, 81%, dan 79%. Kelembaban udara dapat dipengaruhi
oleh suhu, semakin tinggi suhu, semakin rendah kelembabanya. Selain itu kelembaban udara
juga dipengaruhi oleh musim, cuaca, dan ketinggian tempat. Pengukuran kelima yaitu
pengukuran suhu udara dengan menggunakan hygrometer. Pada praktikum ini didapatkan hasil
pengukuran pada patok 1 hingga patok 5 sebesar 30ºC, 31ºC, 30ºC, 30ºC, dan 30ºC. Suhu udara
dipengaruhi oleh cuaca dan ketinggian tempat serta sama seperti suhu tanah, mempengaruhi
proses metabolisme organisme pada ekosistem darat. Pengukuran keenam yaitu kelembaban
tanah dengan alat soil tester yang ditancapkan pada tanah. Pada praktikum ini didapatkan hasil
pengukuran pada patok 1 hingga patok 5 yaitu 7,5%, 1,25%, 0,75%, 1%, dan 5%. Perbedaan
kelembaban tanah pada setiap patok dipengaruhi oleh suhu tanah tersebut dimana semakin tinggi
suhu, semakin rendah kelembabannya. Kelembaban tanah mempengaruhi proses transpirasi akar
yaitu kemampuan akar untuk menyerap zat - zat hara dari tanah sehingga mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman yang hidup di tanah tersebut. Pengukuran ketujuh adalah pengukuran pH
tanah dengan soil tester yang ditancapkan pada tanah. pH tanah dipengaruhi oleh dekomposisi
bahan organik dan vegetasi di tanah tersebut. Pada praktikum ini didapatkan hasil pH tanah pada
patok 1 hingga patok 5 adalah 7,25, 8, 8, 8 dan 7,8. pH mempengaruhi jenis organisme yang ada
di suatu ekosistem darat karena setiap organisme memiliki toleransi terhadap pH yang berbeda-
beda. Pengukuran kedelapan adalah kecepatan angin dengan Anemometer. Pada praktikum ini
didapat hasil dari patok 1 hingga patok 5 adalah 0,84m/s 0,725 m/s, 0,225 m/
, 1,09m/s, dan 0,99m/s.
s

Terdapat perbedaan hasil karena kecepatan angin selalu berubah pada, patok 2 dan 3 kecepatan
angin lebih kecil karena terhalang oleh pohon - pohon yang ada di atasnya. Pengamatan
kesembilan adalah pengamatan jenis tanah, setelah diamati dapat diketahui bahwa warna sampel
tanah adalah coklat gelap dan bercampur dengan bagian - bagian tumbuhan yang membusuk,
tekstur tanah sedikit kasar dengan gumpalan - gumpalan kecil di dalamnya, tanah ini berbau
seperti akar tumbuhan dan tergolong cukup lembab sehingga ketika tanah diremas akan
membentuk gumpalan atau menyatu.

Faktor-faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan
suatu ekosistem. Faktor pembatas yang ada pada praktikum ini ialah ketinggian tempat,
berpengaruh pada suhu dan kelembaban suatu ekosistem darat, semakin tinggi tempat, semakin
tinggi kelembaban dan semakin rendah suhunya. Faktor - faktor tersebut berkaitan dan
mempengaruhi pertumbuhan organisme. Suhu baik tanah maupun suhu udara mempengaruhi laju
metabolisme organisme. Pada tumbuhan, suhu mempengaruhi laju fotosintesis dan pada hewan
mempengaruhi respirasi. Setiap organisme memiliki toleransi suhunya masing - masing sehingga
suhu merupakan salah satu penentu jenis organisme yang hidup di dalam suatu ekosistem.
Intensitas cahaya mempengaruhi suhu pada suatu ekosistem. Intensitas cahaya yang bertambah
tinggi akan tinggi pula suhunya. Kelembaban udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan
suhu. kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan organisme. Kelembaban tanah
mempengaruhi proses kehidupan organisme dalam tanah dan mempengaruhi daya serap akan
terhadap zat hara. pH tanah dipengaruhi oleh bahan organik yang terurai dalam tanah. pH tanah
berkisar 7,25 - 8 pH tersebut menunjuk menunjukkan bahwa pH tanah berkisar pada pH netral.
Kecepatan angin merupakan faktor yang selalu berubah-ubah titik Kecepatan angin dipengaruhi
oleh Cuaca dan benda-benda yang menghambat arus angin seperti pepohonan.

Pada praktikum ini digunakan alat dan bahan dengan fungsinya masing - masing. GPS berfungsi
untuk menentukan koordinat dan ketinggian pada plot dan penelitian. Lux meter berfungsi
mengukur intensitas cahaya. Hygrometer berfungsi mengukur kelembaban dan suhu udara. Soil
tester berfungsi mengukur pH dan kelembaban tanah. Termometer tanah berfungsi mengukur
suhu tanah. Kompas berfungsi menentukan arah mata angin. Anemometer berfungsi mengukur
kecepatan angin. Botol semprot berfungsi sebagai wadah akuades dan membantu membersihkan
alat dengan menyemprotkan akuades sedikit demi sedikit. Kamera berfungsi mendomentasikan
hasil pengamatan. Alat tulis berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran. Gunting berfungsi
untuk memotong tali rafia pada pembuatan plot pekuran. Meteran berfungsi mengukur plot
penelitian. Stopwatch berfungsi mengukur waktu saat menggunakan hygrometer. Patok kayu
berfungsi menandai empat titik sudut pusat penelitian dan di tengah plot penelitian. Tali rafia
berfungsi membatasi plot penelitian. Tisu berfungsi mengeringkan alat setelah disterilkan dengan
akuades. Akuades berfungsi membersihkan alat sebelum dan sesudah digunakan. Sampel tanah
berfungsi untuk menentukan karakteristik tanah. Plastik sampel berfungsi sebagai sebagai
wadah sampel tanah.

Perbandingan hasil praktikum dengan kelompok besar dua faktor utama yaitu ketinggian tempat
kelompok besar 2 mendapat hasil pada patok 1 hingga patok 5 sebesar 1 m, 5 m, 8 m, 6 m, dan 2
m, sedangkan kelompok besar 4 mendapat hasil 17 m, 18 m, 19 m, 17 m, dan 17 m. Perbedaan
hasil pengukuran tersebut dapat dipengaruhi oleh permukaan tanah yang tidak rata. Faktor kedua
yaitu suhu tanah hasil 29 ºC, 28ºC, 28ºC, 28ºC, dan 29ºC, sedangkan kelompok besar 4 mendapat
hasil 21ºC,20ºC,19ºC,21ºC, dan 20ºC. Perbedaan hasil pengukuran tersebut terjadi akibat
perbedaan intensitas cahaya yang didapat oleh plot penelitian. Ketiga yaitu intensitas cahaya
pada kelompok besar 2 didapatkan hasil 29 lux, 15 lux, 10, 5 lux, 30,5 lux, dan 26,5 lux,
sedangkan kelompok besar 4 mendapat penghasil pengukuran, 84 lux, 71 lux, 64,5 lux, 83 lux, 78
lux. Perbedaan hasil tersebut terjadi akibat perbedaan jumlah vegetasi yang tumbuh di atas plot
ukur yang dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang mengenai plot penelitian. Faktor keempat
yaitu kelembaban udara kelompok besar 2 mendapat hasil pengukuran 78%, 77%, 79%, 76%,
79%, sedangkan kelompok besar empat mendapat hasil 78%, 88%, 86%, 81%, dan 79%.
Perbedaan hasil dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima sehingga suhu pun
berbeda dan mengakibatkan kelembaban yang berbeda juga. Faktor kelima yaitu kelembaban
tanah, kelompok besar 2 mendapat hasil 2,8%, 0, 2%, 1%, 8% dan 5,8%, sedangkan kelompok
besar 4 mendapat hasil 7,5%, 1,25%, 0,75%, 1% dan 5%. Perbedaan data hasil pengukuran
tersebut sama seperti kelembaban udara disebabkan oleh suhu yang bervariasi mengakibatkan
nilai kelembaban yang bervariasi pula. Faktor keenan yaitu pH tanah kelompok besar 2
mendapat hasil 5,95, 4, 25, 5,65, 54 dan 6,2 sedangkan kelompok besar 4 mendapat hasil 7,25,8,
8,8, dan 7,8. Hasil tersebut dapat terjadi akibat perbedaan letak plot penelitian dan tempat
diukurnya pH tersebut. pH dipengaruhi oleh bahan organik terurai dalam tanah sehingga setiap
area pasti memiliki nilai ph yang berbeda. Faktor ketujuh kecepatan angin, kelompok besar 2
mendapat hasil 2,02m/s timur laut, 1,44 m/s timur 1,32m/s timur 1,29 m/
timur, dan 1,63 m/s timur,
s

m/
kelompok besar 4 mendapat hasil 0,84 s timur laut 0,725 m/s barat laut, 0,25m/s barat laut, 10,
9m/s barat daya dan 0,99m/s barat. Perbedaan kecepatan angin dapat dipengaruhi oleh jumlah
vegetasi yang menutupi plot ukur karena tumbuhan atau pepohonan tersebut dapat menjadi
penghalang arus angin. Faktor kedelapan adalah karakteristik tanah kelompok besar 2 mendapat
hasil pengamatan tanah yang bertekstur lembut berwarna coklat gelap, dan aromanya seperti akar
tanaman, sedangkan kelompok besar 4 mendapat hasil pengamatan tanah yang bertekstur kasar
berwarna coklat gelap, dan beraroma seperti akar pohon serta cukup lembab. Perbedaan tekstur
tanah serta dapat terjadi akibat perbedaan letak pengambilan sampel tanah sehingga bahan -
bahan yang ikut terambil berbeda juga. Faktor kesembilan adalah suhu udara, kelompok besar 4
mendapat hasil pengukuran 30ºC, 31ºC, 30ºC, 30ºC, dan 30ºC, sedangkan kelompok besar 2
mendapat hasil 30ºC, 31ºC, 30ºC, 30ºC,dan 30ºC. Hasil yang didapat sama karena kelompok
besar 4 tidak melakukan pengukuran suhu udara dan menggunakan data kelompok besar dua.

Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum ini ialah pengukuran kelembaban udara hanya
dilakukan sekali sehingga hasil pengukuran kurang akurat. Pada proses pengukuran ketinggian,
terjadi kesalahan pada alat GPS sehingga hasil pengukuran tidak sesuai dengan kondisi asli di
wilayah praktikum. Faktor kesalahan lain yaitu tidak melakukan pengukuran suhu udara
sehingga data yang digunakan merupakan data dari kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai