Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia Dasar Tentang KESEIMBANGAN IONISASI AIR

OLEH : ROHMA WATI NIM 444211242

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Kimia dasar yang berjudul KESEIMBANGAN IONISASI AIR, ini tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ana syahbana, selaku dosen kimia dasar, kakak-kakak asisten laboratorium dan teman-teman yang telah membantu dalam melaksanakan praktikum. Sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Penulis akan sangat gembira dan akan berterima kasih untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca yang budiman untuk perbaikan laporan ini.

Serang, 22 Desember 2011 Penulis,

ii

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul . Kata Pengantar Daftar isi........ BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan.. BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Tetapan Keseimbangan ionisasi air.. II.2 Kertas Lakmus. BAB III Metode Praktikum III.1 Waktu dan Tempat . 6 III.2 Alat dan Bahan III.3 Prosedur Kerja.. BAB IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Hasil. IV.2 Pembahasan BAB V Kesimpulan V.1 Simpulan... 8 V.2 Saran.. Daftar Pustaka Lampiran 8 7 7 6 6 3 5 1 2 i ii iii

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

Untuk menjaga pH larutan agar tidak mengalami perubaha yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.

Oleh karenanya, pada percobaan ini akan digunakan larutan penyangga dari asam lemah (CH3COOH) dengan garamya/basa konjugasi(CH3COONa) dan digunakan basa lemah(NH3) dengan garamnya/asam konjugasi(NH4Cl) untuk menunjukkan sifat-sifat larutan penyangga.

1.2 Tujuan Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tetapan kesetimbangan air


Air murni jika diukur daya hantar listriknya dengan amperemeter yang peka merupakan zat elektrolit, tapi elektrolit sangat lemah dan memiliki hantaran listrik. Adanya hantaran ini menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni sebagai hasil dari swa-ionisasai air. Persamaan ionisasi air :

Karena berada dalam kesetimbangan maka,

Oleh karena konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam air murni adalah sama besarnya, maka air bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam tersebut akan melepaskan ion H + yang berakibat konsentrasi ion H + akan bertambah banyak sehingga akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga Kw tetap, akibatnya konsentrasi ion OH - akan berkurang. Sedangkan jika air ditambahkan basa kedalamnya, maka basa tersebut akan terionisasi dengan melepaskan ion OH -, akibatnya konsentrasi ion OH dalam air akan menjadi lebih besar dan konsentrasi ion H + akan berkurang. Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali Kc[H2O] adalah suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw).

Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa: Kw = [H+].[OH-] = (10 -7 ) 2 = 10 -14

Reaksi kesetimbangan ionisasi air dapat dituliskan sebagai berikut. H2O(1) H2O(1) + H2O(1) H+ + OH- atau H30- + OH

Air hanya sedikit terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH-. Hal ini dapat kita lihat dari rumusan tetapan kesetimbangan ionisasi air berikut ini.

atau

Harga KW berbanding lurus dengan kenaikan suhu. Apabila suhu dinaikkan, maka harga KW juga akan naik. Pada suhu 25 0C diperoleh:

Dalam kesetimbangan, harga [H+] dan [OH-] adalah sama sehingga

Apabila persamaan KW = [H`] [OH-] dikali negatif logaritma akan diperoleh.

II.2 Kertas Lakmus Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH). Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila ketas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

BAB III METODE PRAKTIKUM

III. 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ke-3 ini di laksanakan di Lab. Bioteknologi Untirta pada hari selasa, 20 Desember 2011 pukul 16.00 WIB - 17.30 WIB.

III.2 ALAT DAN BAHAN.

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, kertas indicator, lakmus merah/biru dan alat penjepit. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 0,1 M dan 1,0 N ; 1 M dan 1,0 N ; . 0,

III.3 PROSEDUR KERJA 1. Siapkan masing-masing larutan pada tabung eaksi 2. Ukur pH masing-masing larutan menggunakan kertas indicator atau pH meter 3. Catat hasil perolehan pH, masukan dalam table pengamatan 4. Ke dalam masing-masing larutan celupkan berturut-turut kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru dengan menggunakan alat penjepit 5. Catat perubahan yang terjadi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Tabel hasil pengamatan

No 1 2

Larutan NaOH 0,1 M 1,0 M

Lakmus Merah Biru Tetap merah

Lakmus biru Tetap biru merah

Kertas Indikator kuning, biru, pink, ungu Kuning, hijau, orange

IV.2 Pembahasan Larutan NaOH 0,1 M merupakan larutan yang bersifat basa, sebab kedua kertas lakmus berwarna biru. Dengan menggunakan kertas indicator, larutan NaOH 0,1 M memiliki pH 10. Hal ini sesuai dengan urutan warna pada kertas indicator universal.

1,0 M merupakan larutan yang bersifat asam, sebab kedua kertas lakmus berwarna merah. Dengan menggunakan kertas indicator, larutan 1,0 M memiliki pH 5. Hal ini sesuai dengan urutan warna pada kertas indicator universal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN

Jadi, apabila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi merah, maka larutan itu bersifat asam. Bila kedua lakmus (biru dan merah) berubah warna menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa. kedua lakmus (biru dan merah) warnanya tetap, maka larutan yang diuji tersebut bersifat netral.

V.2 SARAN Sebelum melakukan praktikum, diharapkan praktikan mampu menguasai materi yang akan dipraktikum. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1987. Kimia Universitas. Gramedia. Jakarta.

J. R . Day, R. A. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke Enam. Erlangga. Jakarta

Petrucci, H. Ralph, Suminar. 1992. Kimia Dasar Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga: Bandung.

PH. D Rosembang L. Jerame, Ir. Ejasjfi, Msc, .1989. Kimia Dasar Edisi ke-6. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai