Di susun oleh :
Nim : D1A013059
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi
tugas laporan Pasca panen tentang PENENTUAN PH PADA BUAH JERUK. laporan ini dapat
digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Pasca panen. laporan ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan
mudah mempelajari dan memahami secara lebih lanjut.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan Pasca panen. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan
selalu berpihak pada kita semua.
PENDAHULUAN
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Asam
dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang
berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui
bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa
limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit
pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah
dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan
dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu
bersifat asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH
nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa
mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam
mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan indikator
universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas
lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan
tersebut.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran
tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia
menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada
konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. (Petrucci.1987)
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa
adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+,
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai
HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion
sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai
berikut.
Jumlah ion OH yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
(Yasin. 2010)
(Maulana. 2013)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang
ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang
sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita
kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 14 dan ditulis:
Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar
konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka
larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.
(Keenan. 1984)
Jadi dapat disimpulkan bahwa makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH dan
Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.
Menentukan sifat suatu larutan juga dapat menggunakan beberapa cara lain seperti
menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat kimia yang warnanya tergantung pada
keasaman atau kebasaan larutan. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus.
Apabila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah warna
menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru akan berwana merah jika dicelupkan ke
dalam larutan asam. Warna lakmus semakin merah tua dengan nilai pH semakin kecil,
sedangkan warna lakmus semakin biru tua dengan nilai pH semakin besar, meskipun
konsentrasi larutannya sama. Hal ini menunjukkan kekuatan asam dan basa tiap-tiap
larutan berbeda.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan kertas indikator dan pH meter yang memiliki
ketelitian yang sangat tinggi.
Asam dan Basa yang ada pada Kehidupan
Senyawa asam banyak kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Semua senyawa asam
mempunyai rasa masam/kecut. Rasa masam/kecut ini desebabkan oleh adanya senyawa
yang bersifat asam. Buah-buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang
dikandungnya. Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam
tartrat. Air susu yang basi mengandung asam laktat. Selain itu, senyawa asam dapat kita
temukan juga dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang
berperan pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam
phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan. (Aufar. 2012)
Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Para ibu
rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa dalam abu gosok
dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak/minyak , sehingga menjadi larut.
Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat berminyak perlu menggunakan sabun.
Sabun dapat melarutkan lemak dan minyak. Para penderita magh selalu minum obat
berupa magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida. (Aufar. 2012)
BAB III
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan dilaboratoriu pasca panen fakultas pertanian universitas jambi
pada:
Tanggal : 31 maret 2016
Hari : kamis
Pengukur ph buah
Pisau
Cutter
Tabung reaksi gelas piala
Bahan
Buah jeruk
Air
3.3 CARA KERJA
4.1 Hasil
Kriteria
Ulangan PH Rata-rata PH
jeruk
1 Matang 4,9
2 Sedang 4,6
4,66
3 Hijau 4,5
14 65.42
Rumus Varian :
=1 2 (=1 1 ) 2
2 =
( 1)
2 (=1 1 ) 2
= 1
( 1)
Keterangan : s2 = Varian
XI = nilai x ke i
n = ukuran sampel
S = 1
3.(65,42 ) 196
S2 =
3.2
196,26196
S2 =
6
s=
0,00433
s = 0,208
4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang derajat keasaman. Dengan melakukan
praktikum ini kita bisa menetukan sifat asam dan basa dari beberapa larutan dan juga
menentukan harga pH dari beberapa konsentrasi larutan. Dalam praktikum ini untuk mengetahui
sifat dan nilai pH dari suatu senyawa digunakan kertas indikator universal, pH meter dan
dihitung secara manual dengan menggunakan data konsentrasi larutan tersebut (pH teori).
Indikator universal ini akan berubah warna sesuai nilai pH dari larutan yang akan diuji. Nilai dari
pH nya dapat dicari dengan mencocokan pada warna yang tertera pada kemasan indikator
universal.
Namun jika mengukur dengan menggunakan pH meter, hasil yang didapat akan lebih akurat
karena hanya dengan menyelupkan penunjuk yang ada pada gagang pH meter, maka akan
muncul nilai pH larutan tersebut pada layar digitalnya. Namun, setelah mengukur suatu larutan,
maka penunjuk pada pH meter harus disemprot dengan air sebelum digunakan untuk mengukur
pH larutan yang lain. Hal ini dimaksudkan agar sisa-sisa larutan yang masih menempel di
penunjuk hilang dan tidak tercampur dengan larutan lain yang akan diukur pH-nya. Sehingga
pengukuran pH larutan selanjutnya akan lebih akurat. Bila kita perhatikan, nilai pH merupakan
eksponen negatif dari konsentrasi ion hidronium
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari praktikum kali ini
adalah :
1. Larutan yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH <7 dan larutan yang
bersifat basa adalah larutan yang memiliki pH >7, sedangkan larutan yang
memiliki pH=7 maka disebut larutan netral
2. Larutan HCl bersifat asam dan larutan NaOH bersifat basa
3. untuk larutan asam, semakin kecil konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar
4. untuk larutan basa, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka pH akan
semakin besar
5.2 SARAN
1. Dalam mengukur suatu pH, pastikan larutan tersbut tidak tercampur dengan
larutan lain yang berbeda konsentrasi dan sifat asam-basanya
2. Tidak tergesa-gesa dalam mengukur pH suatu larutan, agar larutan tersebut tidak
tumpah
3. Pengukuran pH suatu larutan harus dilakukan dengan teliti agar mendapat hasil
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
http://nyemania.blogspot.co.id/2014/03/menentukan-ph-suatu-larutan.html
https://itautami35.wordpress.com/2015/01/01/laporan-praktikum-kimia-ph-asam-basa/
LAMPIRAN