Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA

DASAR

Disusun Oleh : Yaya Ilmianti

NIM : 2020E1C062

Dosen pengampu : apt. Cyntiya Rahmawati, M.K.M

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2020/2021
PERCOBAAN 3
ASAM, BASA, pH, DAN INDIKATOR
A. TUJUAN
1. Menentukan pH dari larutan yang sudah ada dalam satu atau beberapa cara.

2. Mengetahui perubahan kimia yang terjadi dalam sebuah indicator.

3. Menggunakan indicator-indikator untuk memprediksi pH.

B. DASAR TEORI
Teori asam maupun basa sudah mulai dikenal oleh ahli kimia konvensional sejak
jaman dulu. Bukti utama dapat dilihat dari nama mereka sendiri. Istilah asam berasal dari
bahasa Latin acetum yang artinya adalah cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat
CH3COOH. Sedangkan istilah alkali diambil dari bahasa Arab untuk abu. Selain itu, telah
diketahui pula bahwa paling tidak selama 3 abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa
(netralisasi) adalah garam. (Petrucci, 1985)
Beberapa teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat asam-basa merupakan suatu
tingkatan yang penting dalam sejarah ilmu kimia. Lavoisier pada tahun 1777, menyatakan
bahwa semua asam selalu terdiri dari satu unsur yang sama.Unsur tersebut adalah oksigen
yang diajukan oleh Lavoisier dari bahasa Yunani yang berarti pembentuk asam. Kemudian
pada tahun 1810, Davy mempresentasikan bahwa asam muriatat (asam hidroklorida) hanya
mengandung hidrogen dan klor, namun tidak mengandung oksigen. Yang lebih menarik lagi
ternyata hidroklorida itu mempunyai sifat sama seperti asam. Dengan itu para ahli kimia
kemudian menetapkan hidrogen sebagai pembentuk unsur dari suatu asam. (Petrucci, 1985)
Istilah asam dan basa kemudian diinterpretasikan secara lebih terperinci oleh beberapa
ahli. Pada awal abad 19, seorang kimiawan bernama Arhennius memperkenalkan konsep
asam dan basa, dimana asam adalah sneyawa yang bila dilarutkan ke dalam air akan
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di atas nilainya dalam air murni, sedangkan
basa meningkatkan meningkatkan ion hidroksida. (Petrucci, 1985)
Dalam air murni, terdapat sedikit ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) yang
jumlahnya sama. Hal tersebut timbul dari hasil ionisasi parsial dari air:
H2O(l) → H+(aq) + OH-(aq)
Menurut Arhennius, kita mendefinisikan asam sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
akan menambah jumlah ion hidrogen yang sudah ada dalam air murni. Gas hidrogen klorida
bereaksi dengan air menghasilkan asam klorida:
HCl(g) → H+(aq) + Cl-(aq)
Basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan akan menambah jumlah ion hidroksida
yang sudah ada dalam air murni. Natrium hidroksida banyak larut dalam air berdasarkan
persamaan:
NaOH(s) → Na+(aq) + OH-(aq)
Hasil dari persamaan di atas merupakan basa kuat. Amonia adalah basa lainnya,
sebagaimana ditunjukkan oleh produk reaksinya dengan air:
NH3(aq) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Bila larutan asam dicampur dengan basa, maka terjadilah reaksi netralisasi:
H+(aq) + OH-(aq) → H2O(l)
Ini merupakan kebalikan dari reaksi ionisasi air yang telah diperlihatkan sebelumnya. Jika
ion pengamat dimasukkan kembali ke dalam persamaan, misalnya:
HCl + NaOH → H2O + NaCl
Menunjukkan bahwa garam dapat didefinisikan sebagai produk selain air dari reaksi asam
dengan basa. Namun demikian, biasanya lebih disukai tidak menuliskan ion pengamat ini
dan hanya secara gamblang menyatakan ion-ion yang bereaksi. (Chang, 2003)
Sebuah definisi asam dan basa yang lebih luas, yang akan berguna dalam perhitungan
kuantitatif kimia dasar, diperkenalkan secara terpisah oleh Johannes Bronsted dan Thomas
Lowry pada tahun 1923. Suatu asam Bronsted-Lowry didefinisikan sebagai suatu zat yang
dapat memberikan ion hidrogen (H+), sedangkan suatu basa bronsted lowry adalah suatu zat
yang dapat menerima ion hidrogen (H+). Dalam reaksi asam-basa Bronsted-Lowry, ion
hidrogen dipindahkan dari asam ke basa. Sebagai contoh, bila asam asetat dilarutkan ke
dalam air, ion hidrogen dipindahkan dari asam asetat ke air. (Oxtoby, 1999)
CH3COOH(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Ion hidronium H3O+(aq) cenderung lebih sering dipakai dalam penulisan reaksi kimia
daripada ion hidrogen (H+) karena lebih menggambarkan sifat ion hidrogen yang sebenarnya
dalam air. Asam dan basa terdapat sebagai pasangan asam-basa konjugat. CH3COOH dan
CH3COO- adalah salah satu contohnya, dimana CH3COO- adalah basa konjugat dari
CH3COOH. Demikian pula dapat dikatakan CH3COOH adalah asam konjugat dari
CH3COO-. Dengan cara yang sama, H3O+ dan H2O juga membentuk pasangan asam-basa
konjugat. Kesetimbangan yang tercapai dapat dipandang sebagai persaingan antara dua basa
untuk mendapatkan ion hidrogen H+. Sebagai contoh, bila amonia dilarutkan ke dalam air
kedua basa NH3 dan OH- bersaing memperebutkan ion-ion hidrogen. (Chang, 2003)
H2O(l) + NH3(aq) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Satu keuntungan dari pendekatan Bronsted-Lowry adalah tidak terbatas hanya untuk
larutan air. Sebagai contoh larutan ammonia sebagai pelarut adalah NH3 bertindak sebagai
sebuah basa, walaupun ion hidroksida (OH-) tidak ada. Skema Arhennius yang sudah lama
diperkenalkan tidak dapat menjelaskan hal ini, sehingga dengan teori Bronsted-Lowry
diperluas untuk larutan lain di luar larutan air. (Chang, 2003)
HCl(dalam NH3) + NH3(l) → NH4+(dalam NH3) + Cl-(dalam NH3)
Beberapa molekul dan ion dapat berfungsi baik sebagai asam dan sebagai basa
tergantung dari kondisi reaksi sehingga disebut amfoter. Contoh yang paling umum adalah
air itu sendiri. Air berfungsi sebagai asam dengan memberikan ion hidrogen kepada NH3
(basa konjugat disini adalah OH-) dan sebagai basa dengan menerima ion hidrogen dari
CH3COOH (asam konjugat di sini adalah H3O+). Dengan cara yang sama, ion hidrogen
karbonat dapat berfungsi sebagai asam dan sebagai basa. (Oxtoby, 1999)
HCO3-(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + CO32-(aq)
HCO3-(aq) + H2O(l) → H2CO3 (aq) + OH-(aq)
Lebih lanjut, struktur Bronted Lowry dapat digambarkan lebih detail melalui model
yang dikemukakan oleh Lewis. Struktur model Lewis dapat digunakan untuk
menggambarkan perilaku yang lebih umum dari asam-basa dimana definisi Arhenius dan
Bronsted-Lowry merupakan kasus istimewa. Sebuah basa lewis merupakan jenis basa yang
menyumbangkan sepasang elektron bebas dan suatu asam lewis adalah jenis asam yang
menerima sepasang elektron tersebut. Asam dan basa Arrhenius sejauh ini dianggap
memenuhi gambaran tersebut (dengan asam lewis, yaitu H+, berfungsi sebagai akseptor
terhadap berbagai macam basa lewis seperti NH3 dan OH-, yaitu donor pasangan elektron).
(Oxtoby, 1999)
Indikator adalah senyawa alami yang merubah warna dengan perubahan pH. Protonasi
dan deprotonasi dari gabungan indicator menghasilkan modifikasi warna. Dua peralatan lain
yang bisa digunakan untuk mengukur pH termasuk kerta pH dan pH meter. Peralatan
penentu pH yang paling akurat adalah menggunakan pH meter. Peralatan tersebut dilengkapi
elektroda dan pembacaan yang cermat terhadap pH. Berikut tabel beberapa indikator pH dan
berbagai warnanya.

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Gelas beaker

2. Tabung reaksi

3. Pipet

4. Gelas ukur

5. Rak tabung

6. Kertas pH universal

7. Buret
BAHAN

1. Jus buah

2. Cuka

3. Larutan HCl

4. Larutan NaOH

5. Larutan asam tidak diketahui

6. Berbagai indikator

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Isikan seperempat dari volume tabung reaksi dengan cairan jus buah dan ditambah air
secukupnya. Tembahkan larutan HCl kedalam masing-masing tabung tetes demi tetes
hingga 15 tetes, catat perubahan warna dengan penambahan asam. Tambahkan
larutan NaOH sampai 15 tetes dalam tip tabung, lalu catat perubahan warna yang
terjadi.

2. Tuangkan larutan HCl 10 ml ke dalam gelas beker 100 ml. kemudian tambahkan 40
ml aquadest dan perkiraan pH larutan dengan menggunakan kertas pH, catat pH
larutan tersebut pelan-pelan tambahkan larutan NaOH melalui buret sambil
memantau pH dan catat volume basa yang ditambahkan. Tambahkan basa
secukupnya sampai pH meter terbaca 0,7 catat volume akhir basa yang ditambahkan
untuk menetralisir asam.

3. Siapkan 8 tabung reaksi, kedalam 4 tabung reaksi masukan larutan asam dan 4 tabung
lainnya larutan basa. Kedalam masing-masing tabung tambahkan 3 tetes indikator
asam basa yang berbeda (phenoptalein, tymol ptalein red, jingga metal). Amati warna
yang terjadi lalu perkirakan pH nya.

E. DATA PENGAMATAN
a. Percobaan 1
• Jus jeruk + aquades secukupnya + HCl 15 + NaOH 25 tetes
• Jus mangga + aquades secukupnya + HCl 15 tetes + NaOH 25 tetes
• Larutan sabun + aquades secukupnya + HCl 15 tetes + NaOH 25 tetes
b. Percobaan 2
• 10 ml HCl + 40 ml aquades + NaOH melalui beuret
• Hingga pH mencapai 7
c. Percobaan 3
• 2 tabung larutan asam + indikator asam amati perubahan warnanya
• 2 tabung larutan basa + indikator basa amati perubahan warnanya
F. ANALISIS DATA
a. Percobaan 1
Larutan asam pH awal pH setelah ditambah HCl pH setelah + HCl + NaOH
larutan sabun 6 2 6
jus jeruk 3 2 5
jus mangga 3 2 5
b. Percobaan 2
Titrasi larutan asam dengan NaOH 0,1 N
• 10 ml HCl = 2 pH
• 10 ml HCl + 40 ml aquades = 3 pH
• 10 ml HCl + 40 ml aquades + NaOH sampai pH = 7

c. Percobaan 3
Uji larutan asam basa menggunakan reagen preaksi
• Asam
- Cuka + reagen preaksi methyle orange = warna merah
- Jeruk + reagen preaksi methyle red = warna pink jambu
• Basa
- Larutan sabun + phenol red = warna kuning
- NaOH + phenolpthalein = warna ungu
• Jika jeruk + phenolpthalein = warna bening
• Jika cuka + phenol red = warna kuning
• Jika larutan sabun + methyle red = warna ungu muda
• Jika NaOH + methyle orange = warna kuning
G. PEMBAHASAN
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu
rasa asam. Dapat mengidentifikasi asama sebagai senyawa yang menghasilkan ion
hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Derajat keasaman yang dimiliki
berkisar antara 1 hingg 6. Senyawa asam dengan derajat keasaman tinggi tersebut
menyebabkan rasa asam pada senyawa tersebut. Sedangkan basa memiliki derajat
keasaman yakni 8 sampai 14. Dengan derajat keasaman sempurna maka senyawan
tersebut memberikan rasa pahit. Basa akan dikatan alkali ketika melepaskan serta
mengandung OH-. Dan indikator adalah senyawa alami yang merubah warna dengan
perubahan pH.
Pada praktikum asam, basa, pH, dan indikator dengan 3 kali percobaan. Dengan
percobaan pertama menggunakan 3 bahan, yaitu larutan sabun, jus jeruk, jus mangga dan
ditambahkan aquades secukupnya dengan pH 6, 3, 3. Lalu masing-masing bahan di
teteskan dengan 15 tetes HCl pH berubah menjadi 2, 2, 2 dan tergolong dalam asam kuat.
Lalu ditambahkan kembali dengan 25 tetes NaOH pH berubah menjadi 6, 5, 5 dan
tergolong dalam asam lemah.
Pada pecobaan kedua, yaitu titrasi larutan asam dengan NaOH 0,1 N. 10 ml HCl
dengan pH awal adalah 2 dan pada saat ditambahkan dengan 40 ml aquades pH berubah
menjadi 3. Lalu ditambahkan NaOH melalui buret hingga pH menjadi 7 atau netral. Pada
penambahan larutan NaOH dapat merubah pH dari suatu larutan.
Pada percobaan ketiga, uji larutan asam basa menggukan reagen preaksi yaitu
methyle orange, methyle red, phenol red, dan phenolphthalein. Dan dicampurkan dengan
larutan asam basa yaitu cuka, jeruk, sabun, dan NaOH. Berdasarkan percoaannya masing-
masing larutan asam basa yang dicampurkan dengan masing-masing indikator. Lalu
didapatkan hasil sebagai berikut :
• Asam
- Cuka + reagen preaksi methyle orange = warna merah
- Jeruk + reagen preaksi methyle red = warna pink jambu
• Basa
- Larutan sabun + phenol red = warna kuning
- NaOH + phenolpthalein = warna ungu
• Jika jeruk + phenolpthalein = warna bening
• Jika cuka + phenol red = warna kuning
• Jika larutan sabun + methyle red = warna ungu muda
• Jika NaOH + methyle orange = warna kuning
Masing-masing larutan asam basa yang dicampur dengan masing-masing indikator akan
berubah warna namun ada juga yang tidak berubah warna pada saat dicampurkan.

H. KESIMPULAN
1. Mahasiswa sudah dapat menentukan pH dari suatu larutan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan kimia yang terjadi dalam sebuah indikator.
3. Dalam percobaan untuk menentukan pH larutan diperlukan beberapa indikator .
setiap indikator memiliki pH tersendiri. Dan dapat menentukan pH yang bersifat
asam, basa atau netral dari suatu larutan.
I. DAFTAR PUSTAKA
• Ivan Tjahja Pranata.2016.laporan praktikum kimia pH dan larutan
indikator.salatiga;academia.edu
• Modul kimia dasar S1

Anda mungkin juga menyukai