Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

NAMA BENTUK SEDIAAN

SYRUP dan ELIKSIR

Disusun oleh :

1. Monika Sintia Unjang (NIM: 170670)


2. Carla Julianti (NIM: 220002)
3. Yohanes William Sebastian (NIM: 220010)
4. Vincent Anthonio Kahulubi (NIM: 220024)

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA

SEMARANG

2021
SIRUP DAN ELIKSIR

1. TUJUAN
a. Sirup
- Mahasiswa mampu membuat sediaan sirup yang baik dan benar sesuai dengan
metode.
- Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan sirup (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas,
Kejernihan).
b. Eliksir
- Mahasiswa mampu membuat sediaan eliksir dengan baik dan benar sesuai dengan
metode.
- Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan eliksir (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas,
Kejernihan).

2. DASAR TEORI
a. Sirup
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66,0%. (FI III, 1979). Berdasarkan fungsinya, sirup dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu medicated syrup (sirup obat) dan flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup
obat merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa
obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang berupa preparat yang sudah
distandarisasi. Contohnya sirup CTM, paracetamol. Sedangkan sirup pembawa adalah
sirup yang mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa enak yang digunakan sebagai
larutan pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex.
Sediaan sirup terdiri dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet,
pengental, pewarna, dan pewangi. Zat aktif merupakan zat utama atau zat yang
berkhasiat dalam sediaan sirup, seperti Paracetamol, Antalgin, dan masih banyak lagi.
Kemudian penyusun sirup selanjutnya adalah pelarut, pelarut merupakan cairan yang
dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh dari pelarut
adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter. Pemanis merupakan zat tambahan dalam
suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Zat
penstabil dalam sediaan sirup dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan
stabil contoh dari zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks. Pengawet
juga ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan bisa di pakai
berulang- ulang serta agar mencegah mikroba untuk tumbuh dalam sediaan sirup.
Penambahan pengental ke dalam sediaan sirup hanya jika diperlukan, pengental ini
biasanya dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas sirup. Pewarna dibutuhkan untuk
membuat sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat. Pewarna yang
digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam
syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan
warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Selanjurnya yang terakhir adalah pewangi,
penambahan pewangi bertujuan agar obat berbau harum dan menutupi bau zat aktif yang
kurang sedap. Contoh dari pewangi adalah essens straw, oleum rosae, dll. Co-solvent
merupakan komponen utama cair yang dimasukkan menjadi formulasi untuk mengikat
kelarutan yang buruk menjadi tingkat kelarutan yang dibutuhkan. Dalam formulasi
farmasi solusi untuk pemberian oral, larutan air lebih disukai karena kurangnya
toksisitas air sebagai pelarut. Co-solvent yang umum digunakan adalah gliserol,
peropelinglikol, etanol, polietilenglikol. Prediksi kelarutan agent terapetik dalam suatu
campuran system pelarut ( pelarut, air, dan co-solvent yang dipilih) adalah sulit karena
dapat menimbulkan efek dari banyak variabel kelarutan ( Depkes RI, 1979).

b. Eliksir
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan
obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa
obat yang dikandungnya. Sifat hidroalkohol pada eliksir menyebabkan eliksir lebih
mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan larut
dalam alkohol dari pada sirup. Ciri khas dari eliksir adalah mengandung alkohol 5% -
10% serta memiliki rasa manis tetapi tidak semanis sirup. Eliksir memiliki 2 jenis, yaitu
medicated eliksir dan non-medicated eliksir. Medicated eliksir adalah eliksir yang
mengandung bahan berkhasiat obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif dalam obat
sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan
alkohol. Sedangkan non-medicated eliksir merupakan eliksir yang hanya digunakan
hanya sebagai zat tambahan, dengan tujuan untuk meningkatkan rasa dan sebagai
pelarut.
Eliksir terdiri dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, dan pengawet. Zat
aktif merupakan zat utama atau zat berkhasiat pada eliksir. Pelarut adalah cairan yang
dapat melarutkan zat aktif dan zat pembantu, pada eliksir pelarut utamanya adalah
alkohol. Pada sediaan eliksir juga ditambahkan pemanis, pemanis yang digunakan
biasanya yaitu gliserol, sorbitol, dan propilenglikol. Eliksir juga membutuhkan zat
penstabil yang digunakan untuk menjaga agar eliksir selalu dalam keadaan stabil. Eliksir
ditambahkan pengawet agar tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama.
Keuntungan dan kerugian dari sediaan eliksir, yaitu:
 Keuntungan
1. Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul
2. Rasanya enak
3. Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
4. Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan susuai keinginan dokter
atau kebutuhan pasien, apabila elixir hanya mengandung zat obat tunggal
 Kerugian
1. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang
mudah menguap. Maka harus disimpan didalam botol bertutup kedap dan
jauh dari sumber api
2. Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kental karena
mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif untuk menutupi rasa
obat yang kurang menyenangkan ( Agoes G, 2012)
3. FORMULA DAN FUNGSI MASING-MASING
a. Sirup
Formula :
R/ Antalgin 250mg/5mL
Sorbitol 25%
CMC Na 0,2%
Na Benzoate 0,1 %
Brillian violet qs
Ess. Anggur qs
Aquadest ad 60 mL

Fungsi :
 Antalgin : Zat Aktif (Analgetika)
 Sorbitol : Pemanis
 CMC Na : Pengental
 Na Benzoate : Pengawet
 Brilian Violet : Pewarna
 Ess. Anggur : Pembau
 Aquadest : Pelarut
b. Eliksir
Formula:
R/ Paracetamol 125mg/5mL
Glycerol 15%
Etanol 6%
Na Benzoat 0,1%
Sunset Yellow 0,1%
Essense Yellow qs
Aquadest ad 60mL
Fungsi :
 Paracetamol : Zat aktif (Analgetik & antipiretik)
 Glycerol : Pemanis dan pelarut
 Etanol : Pelarut dan memberikan aroma segar
 Na Benzoat : Pengawet
 Sunset Yellow : Pewarna
 Essense Yellow : Pelarut

4. PERHITUNGAN DOSIS
a. Sirup
Dosis Antalgin :
325 mg – 650 mg setiap 4 – 6 jam, maksimal 4 gram per hari.
Perhitungan dosis :
1x = 325 mg – 650mg
1h = 24/(4-6) x 325 mg – 650 mg
= 4 – 6 x 325 mg – 650 mg
= 1300 mg – 3900 mg

- Perhitungan dosis pemakaian 1x

Usia Rentang Pemakian 1x Cek Dosis 1x


Perhitungan dosis 1x
(tahun) Dosis (mg) (sendok takar)

2 x 325 mg – 650mg 46 – 93 ⁄ = 0,67 ≠ OD

3 x 325 mg – 650mg 65 – 130 ½ = 0,96 ≠ OD

4 x 325 mg – 650mg 81 – 162 ½ = 0,77 ≠ OD

5 x 325 mg – 650mg 95 – 191 ½ = 0,65 ≠ OD

6 x 325 mg – 650mg 108 – 217 ⁄ = 0,86 ≠ OD

7 x 325 mg – 650mg 120 – 239 ⁄ = 0,78 ≠ OD


8 x 325 mg – 650mg 130 – 260 ⁄
= 0,72 ≠ OD

9 x 325 mg – 650mg 146 – 292 1 = 0,86 ≠ OD

10 x 325 mg – 650mg 162 – 325 1 = 0,77 ≠ OD

11 x 325 mg – 650mg 178 – 357 1 = 0,70 ≠ OD

12 x 325 mg – 650mg 195 – 390 1½ = 0,96 ≠ OD

- Penetapan aturan pakai


 ⁄ sendok takar mengandung antalgin 62,5 mg
 ½ sendok takar mengandung antalgin 125mg
 ⁄ sendok takar mengandung antalgin 187,5 mg
 1 sendok takar mengandung antalgin 250 mg
 1 ½ sendok takar mengandung antalgin 375 mg
 2 sendok takar mengandung antalgin 500 mg
 2 ½ sendok takar mengandung antalgin 625 mg
 3 sendok takar mengandung antalgin 750 mg

- Perhitungan dosis pemakaian 1 hari
Pemakian
Usia Rentang Cek Dosis 1 hari
Perhitungan dosis 1x 1hari (sendok
(tahun) Dosis (mg)
takar)
2 x 1300 mg – 3900 mg 186 – 557 4–6x ⁄
= 0,67 ≠ OD

3 x 1300 mg – 3900 mg 260 – 780 4–6x½ = 0,96 ≠ OD

4 x 1300 mg – 3900 mg 325 – 975 4–6x½ = 0,77 ≠ OD

382 – 1147 4–6x½ = 0,65 ≠ OD


5 x 1300 mg – 3900 mg

6 x 1300 mg – 3900 mg 433 – 1300 4–6x ⁄ = 0,86 ≠ OD

7 x 1300 mg – 3900 mg 479 – 1437 4–6x ⁄ = 0,78 ≠ OD

8 x 1300 mg – 3900 mg 520 – 1560 4–6x ⁄


= 0,72 ≠ OD

9 x 1300 mg – 3900 mg 585 – 1755 4–6x1 = 0,85 ≠ OD


10 x 1300 mg – 3900 mg 650 – 1950 4–6x1 = 0,77 ≠ OD

11 x 1300 mg – 3900 mg 715 – 2145 4–6x1 = 0,70 ≠ OD

12 x 1300 mg – 3900 mg 780 – 2340 4–6x1½ = 0,96 ≠ OD

- Aturan pakai
 2 = 4 - 6 x sehari ⁄ sendok takar
 3 – 5 tahun = 4 - 6 x sehari ½ sendok takar
 6 – 8 tahun = 4 - 6 x sehari ⁄ sendok takar
 9 – 11 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar
 12 = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar

b. Eliksir
Dosis Paracetamol :
500 – 1.000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari (Martindale ed 30, 1993 hal 27)
Perhitungan Dosis :
1x = 500 – 1000 mg
1 hari = x 500 – 1000 mg

= 4 – 6 x 500 – 1000 mg
= 2000 – 6000 mg

- Pemakaian dosis pemakaian 1x

Rentang Pemakian 1x
Usia Perhitungan dosis 1x Cek Dosis 1x
Dosis (mg) (sendok takar)
(tahun)
2 x 500 – 1.000 mg 70 – 143 1 = 0,87 ≠ OD

3 x 500 – 1.000 mg 100 – 200 1 = 0,63 ≠ OD

4 x 500 – 1.000 mg 125 – 250 1 = 0,50 ≠ OD

5 x 500 – 1.000 mg 147 – 294 1½ = 0,64 ≠ OD


6 x 500 – 1.000 mg 167 – 333 1½ = 0,56 ≠ OD

7 x 500 – 1.000 mg 184 – 368 1½ = 0,51 ≠ OD

8 x 500 – 1.000 mg 200 – 400 2 = 0,63 ≠ OD

9 x 500 – 1.000 mg 225 – 450 2 = 0,56 ≠ OD

10 x 500 – 1.000 mg 250 – 500 2 = 0,50 ≠ OD

11 x 500 – 1.000 mg 275 – 550 2½ = 0,57 ≠ OD

12 x 500 – 1.000 mg 300 – 600 2½ = 0,52 ≠ OD

- Penetapan aturan pakai


 ½ sendok takar mengandung parasetamol 62,5 mg
 1 sendok takar mengandung parasetamol 125 mg
 1 ½ sendok takar mengandung parasetamol 187,5 mg
 2 sendok takar mengandung parasetamol 250 mg
 2 ½ sendok takar mengandung parasetamol 312,5 mg
 3 sendok takar mengandung parasetamol 375 mg

- Perhitungan dosis pemakaian 1 hari

Usia Perhitungan dosis Rentang Pemakian 1 hari Cek Dosis 1 hari


(tahun) 1 hari Dosis (g) (sendok takar)

2 x2–6g 0,286 – 0,857 4–6x1 = 0,88 ≠ OD

3 x2–6g 0,4 – 1,2 4–6x1 = 0,63 ≠ OD

4 x2–6g 0,5 – 1,5 4–6x1 = 0,50 ≠ OD

5 x2–6g 0,588 – 1,765 4 – 6 x 1½ = 0,64 ≠ OD

6 x2–6g 0,667 – 2 4 – 6 x 1½ = 0,56 ≠ OD

7 x2–6g 0,737 – 2,21 4 – 6 x 1½ = 0,51 ≠ OD

8 x2–6g 0,8 – 2,4 4–6x2 = 0,63 ≠ OD


9 x2–6g 0,9 – 2,7 4–6x2 = 0,56 ≠ OD

10 x2–6g 1–3 4–6x2 = 0,50 ≠ OD

11 x2–6g 1,1 – 3,3 4–6x2½ = 0,57 ≠ OD

12 x2–6g 1,2 – 3,6 4–6x2½ = 0,52 ≠ OD

- Aturan pakai
 2 – 4 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar
 5 – 7 tahun = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar
 8 – 10 tahun = 4 - 6 x sehari 2 sendok takar
 11 – 12 tahun = 4 - 6 x sehari 2½ sendok takar

5. PERHITUNGAN BAHAN
a. Sirup
1. Antalgin

60 ml = 3000 mg = 3 gram

Aquadest untuk melarutkan antalgin : 3 × (1-10) = 30 ml


2. Sorbitol

60 ml = 15 gram

3. CMC Na
60 ml = 0,12 gram

Aquadest untuk CMC Na : 0,12 × 20 = 2,4ml → 3 ml


4. Na Benzoate
60 ml = 0,06 gram

Aquadest u/ Na Benzoate = 0,06 (1-10) = 0,6 ml 2 ml

5. Brillian violet qs
6. Ess. Anggur qs
7. Aquadest
60 ml – 3 gr – 15 g – 0,12 g – 0,06 g = 41,82 ml
Sisa aquadest setelah digunakan sebagai pelarut :
41,82 ml – 30 ml – 3 ml – 1 ml = 6,82 ml

Kelarutan
- Kelarutan Antalgin
mudah larut dalam air, dalam metanol, dan tidak larut dalam Eter.
- Kelarutan Na Benzoate
Larut dalam 2 bagian air (1 – 10) dan dalam 90 bagian etanol (95%) P
- Kelarutan CMC Na
Dilarutkan dengan 20 kali dari jumlah CMC Na yang digunakan
b. Eliksir
1. Paracetamol
x 60 mL = 1500 mg

- Etanol untuk melarutkan paracetamol


3,6 ml : 7 ml = 0,51 gram
- Gliserol untuk melarutkan paracetamol
9 ml : 40 ml = 0,225 gram
- Air mendidih untuk melarutkan etanol
Paracetamol yang belum larut 1,5 – 0,51 – 0,225 gram = 0,765 gram
0,765 gram x 30 bagian air = 22,95 ml
2. Glycerol

x 60 ml = 9 ml

3. Etanol
x 60 ml = x 60 ml = 3,6 ml

4. Na Benzoat
x 60 ml = 0,06 gram

Aquadest untuk melarutkan Na Benzoat : 0,06 x 10 = 0,6 ml → 2 ml


5. Sunset Yellow
x 60 ml = 0,06 gram
6. Essense Yellow qs
7. Aquadest
60 – 1,5 – 9 -3,6 – 0,06 – 0,06 = 45,78 ml
Sisa Aquadest setelah digunakan sebagai pelarut :
45,78 ml – 22,95 ml – 2 ml = 20,83 ml

Kelarutan
- Kelarutan Paracetamol
a. 1 bagian paracetamol larut dalam 7 bagian etanol
b. 1 bagian paracetamol larut dalam 40 bagian gliserol
c. 1 bagian paracetamol larut dalam 10 – 30 bagian air mendidih
- Kelarutan Na Benzoat
Larut dalam 2 bagian air (1 – 10) dan dalam 90 bagian etanol (95%) P

6. CARA KERJA
A. Cara Kerja Pembuatan Sediaan
a. Sirup
Setarakan timbangan, lakukan kalibrasi bekerglass, kemudian ditandai

Timbang CMC Na 0,12 g dikembangkan didalam air panas dalam cawan hingga
mengembang

Ditimbang antalgin 3 g dimasukkan mortir, digerus halus dilarutkan dengan
aquadest pada bekerglass I

Ditimbang Na benzoate 0,06 g dimasukkan mortir, digerus halu, dilarutkan
dengan 2 mL aquadest pada bekerglass II

Diukur sorbitol 15 mL letakkan diatas meja

Setelah CMC Na mengembang, dimasukkan sorbitol kedalam bekerglass II,
diaduk

Campuran CMC Na, antalgin dan Na benzoate dimasukkan beakerglasss I, diaduk
homogen

Tambahkan brilian violet secukupnya, lalu dimasukkan ke bekerglass, diaduk
homogen.

Ditetesi essense anggur sebanyak qs dan aquadest diaduk sampai homogen

Tuang ke dalam botol, masukkan ke dalam kemasan.

b. Eliksir

Kalibrasi beaker glass tandai dengan label.



Timbang Na Benzoat sebanyak 0,06 gram, larutkan dengan air kemudian masukkan
ke dalam beakerglass yang sudah di kalibrasi.

Timbang sunset yellow sebanyak 0,06 gram, lalu larutkan dalam air, masukkan ke
dalam beakerglass yang sudah di kalibrasi.

Timbang 0,225 gram paracetamol lalu larutkan dengan 9 mL gliserin, masukkan ke
dalam beakerglass yang sudah di kalibrasi.

Timbang paracetamol sebanyak 0,765 gram, kemudian larutkan dengan air mendidih.
Tunggu sampai suhu larutan menjadi suhu ruang lalu dimasukkan ke dalam
beakerglass yang sudah di kalibrasi.

Timbang paracetamol 0,51 gram kemudian dilarutkan ke dalam etanol sebanyak 3,6
mL, masukkan ke dalam beakerglass yang sudah dikalibrasi, aduk semua campuran
sampai homogen.

Tetesi essense yellow sebanyak 3 – 5 tetes, kemudian cukupkan dengan aquadest.

Tuang ke dalam botol, masukkan ke dalam kemasan.

B. Cara Kerja Evaluasi Sediaan


a. Organoleptis
Diambil bentuk sediaan

Dicium aroma sediaan

Diamati warna pada sediaan

Dicicipi rasa sediaan

Dicatat hasilnya

b. Bobot jenis
Ditimbang piknometer kosong (dicatat A)

Diisi piknometer dengan aquadest dan ditimbang (dicatat B)

Dibuang aquadest

Diisi piknometer dengan larutan obat, ditimbang (dicatat C)

Dilihat BJ aquadest pada suhu literatur

Dimasukkan data pada rumus perhitungan BJ

Bobot piknometer kosong =A


Bobot piknometer + aquadest =B
Bobot piknometer + sediaan =C
Bobot aquadest =B–A=D
Bobot sirup =C–A=E

Volume aquadest = =F

Bobot jenis = =b

c. Uji viskositas
Diukur aquadest sebanyak 1 mL dengan pipet volume

Dimasukkan kedalam pipa kecil viskometer, ditunggu hingga cairan ke cincin atas

Dicacat waktu mulai yang diperlukan, ditunggu hingga aquadest turun hingga cincin
atas cincin bawah menggunakan stopwatch

Dikeringkan viskometer ostwald hingga benar-benar kering, diukur 1 mL sediaan
dengan pipet volume

Dimasukkan pipet kecil ostwald, dicatat seperti perlakuan dengan aquadest

Dihitung viskositas
d. pH sediaan
dimasukkan sediaan pada bekerglass

Dimasukkan pH meter dalam sediaan

Diaduk pelan-pelan dengan batang pengaduk

Ditunggu hingga angka pH meter berhenti

e. Kejernihan
Diamati sediaan dalam bekerglass

Dinyalakan lampu pada alat kejernihan

Diamati sediaan pada latar belakang hitam dan putih

7. DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN


a. Organoleptis
Sirup :
- Bentuk : Cair
- Bau : Anggur
- Rasa : Manis
- Warna : Ungu

Eliksir :
- Bentuk : Cair
- Bau : Jeruk
- Rasa : Sedikit manis
- Warna : Kuning
b. Bobot jenis
Bobot piknometer kosong 18,33 gram

Bobot piknometer + air 20,21 gram

Bobot piknometer + sediaan 24,55 gram

air suhu 25o C 0,99602 gram / mL


Bobot piknometer + air = 20,21 gram
Bobot piknometer kosong = 18,33 gram
Bobot air = 1,88 gram
air suhu 25o C = 0,99602 gram / mL
Volume piknometer = = 1,8875 ml

Bobot piknometer + sediaan = 24,55 gram


Bobot sediaan = 24,55 – 18,33 gram = 6,22 gram
sediaan =

= = 3,2954 gram/mL

Bobot jenis =

= = 3,3085

c. Viskositas
Waktu air mengalir 18 detik

Waktu sediaan mengalir 100 detik

 air 0,8904 cp

η =

= 16,3664 cps
d. pH sediaan
nilai pH yang dianjurkan 5-7.
e. Kejernihan
Hasil larutan jernih pada layar berwarna hitam dan putih.

8. PEMBAHASAN:
1. Mengapa dalam sediaan syrup dan eliksir dibutuhkan pengawet?
Pada sediaan sirup dan eliksir ditambahkan pengawet untuk menjaga sirup dan eliksir
lebih tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama. Selain itu, sediaan sirup
dan eliksir memiliki kandungan air dan gula yang tinggi sehingga perlu ada penambahan
pengawet agar sediaan tidak menjadi tempat pertumbuhan mikroba
2. Jelaskan fungsi alkohol pada sediaan eliskir!
Alkohol dalam sediaan eliksir digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan memberi
aroma segar pada sediaan.
3. Mengapa pada sediaan syrup dibutuhkan pengental?
Pengental pada sediaan sirup dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas dan menahan
proses pengendapan sehingga menghasilkan sirup yang lebih stabil.
4. Jelaskan perbedaan sediaan sirup dan eliksir!
- Sirup menggunakan aquadest sebagai pelarut utama, sedanggan eliksir
pelarut utamanya adalah alkohol.
- Dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental. Hal ini
dikarenakan eliksir mengandung kadar gula yang rendah, sehingga kurang
efektif untuk menutupi rasa yang tidak enak.
- Eliksir merupakan sediaan hidroalkoholik, maka lebih mudah untuk dibuat
menjadi larutan bagi bahan-bahan yang larut dalam air maupun yang larut
dalam alkohol sehingga dari sisi pembuatan menjadi lebih sederhana
dibandingkan sirup. Sifat hidroalkohol yang dimiliki oleh eliksir ini membuat
sediaan lebih stabil mempertahankan komponen-komponen didalam larutan
tersebut dibandingkan sirup.
9. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin, 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida ( SFI- 7). ITB Bandung :
Bandung
Ambari, Y. (2018). Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol dengan Kombinasi
Co-Solevent Propilen Glikol dan Etanol. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika,
1(1), 1.
Ansel H. C. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. Uji Press Indonesia
Anonim. 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Edition. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Fickri, D.Z. (2018). Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi dengan Bahan
Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM). Jorunal of Pharmaceutical Care Anwar Medika,
1(1), 16-17.
Putri, D.S. (2017). Elixir. Diakses pada 23 Juni 2021, dari
https://id.scribd.com/presentation/347827216/Elixir
Saptaning, Agustina dkk. (2016). Ilmu Resep untuk SMK Farmasi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Lampiran
a. Sirup

 Penomoran registrasi
DBL2150000137A1
1. Digit pertama : D (Nama Dagang)
2. Digit kedua : B (Obat bebas)
3. Digit ketiga : L (Lokal)
4. Digit ke-4 & ke-5 : 21 (Obat tersebut disetujui pada periode tahun 2021)
5. Digit ke-6, 7, 8 : 500 (Nomor induk pabrik)
6. Digit ke-9,10, 11 : 001 (Nomor urut obat yang disetujui pabrik)
7. Digit ke-12 & 13 : 37 (Bentuk sediaan sirup)
8. Digit ke-14 : A (Kekuatan obat yang pertama disetujui)
9. Digit ke-15 : 1 (Kemasan utama)
 Logo obat
Logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di
tengah menyentuh garis tepi. Obat keras adalah obat yang hanya boleh dibeli
menggunakan resep dokter.

b. Eliksir

 Penomoran registrasi
DBL2150000234A1
10. Digit pertama : D (Nama Dagang)
11. Digit kedua : B (Obat bebas)
12. Digit ketiga : L (Lokal)
13. Digit ke-4 & ke-5 : 21 (Obat tersebut disetujui pada periode tahun 2021)
14. Digit ke-6, 7, 8 : 500 (Nomor induk pabrik)
15. Digit ke-9,10, 11 : 002 (Nomor urut obat yang disetujui pabrik)
16. Digit ke-12 & 13 : 34 (Bentuk sediaan eliksir)
17. Digit ke-14 : A (Kekuatan obat yang pertama disetujui)
18. Digit ke-15 : 1 (Kemasan utama)
 Logo obat
Logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas
adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.

Anda mungkin juga menyukai