Disusun oleh :
SEMARANG
2021
SIRUP DAN ELIKSIR
1. TUJUAN
a. Sirup
- Mahasiswa mampu membuat sediaan sirup yang baik dan benar sesuai dengan
metode.
- Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan sirup (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas,
Kejernihan).
b. Eliksir
- Mahasiswa mampu membuat sediaan eliksir dengan baik dan benar sesuai dengan
metode.
- Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan eliksir (Organoleptis, pH, BJ, Viskositas,
Kejernihan).
2. DASAR TEORI
a. Sirup
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66,0%. (FI III, 1979). Berdasarkan fungsinya, sirup dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu medicated syrup (sirup obat) dan flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup
obat merupakan sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa
obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang berupa preparat yang sudah
distandarisasi. Contohnya sirup CTM, paracetamol. Sedangkan sirup pembawa adalah
sirup yang mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa enak yang digunakan sebagai
larutan pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex.
Sediaan sirup terdiri dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet,
pengental, pewarna, dan pewangi. Zat aktif merupakan zat utama atau zat yang
berkhasiat dalam sediaan sirup, seperti Paracetamol, Antalgin, dan masih banyak lagi.
Kemudian penyusun sirup selanjutnya adalah pelarut, pelarut merupakan cairan yang
dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh dari pelarut
adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter. Pemanis merupakan zat tambahan dalam
suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Zat
penstabil dalam sediaan sirup dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan
stabil contoh dari zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks. Pengawet
juga ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan bisa di pakai
berulang- ulang serta agar mencegah mikroba untuk tumbuh dalam sediaan sirup.
Penambahan pengental ke dalam sediaan sirup hanya jika diperlukan, pengental ini
biasanya dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas sirup. Pewarna dibutuhkan untuk
membuat sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat. Pewarna yang
digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam
syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan
keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan
warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Selanjurnya yang terakhir adalah pewangi,
penambahan pewangi bertujuan agar obat berbau harum dan menutupi bau zat aktif yang
kurang sedap. Contoh dari pewangi adalah essens straw, oleum rosae, dll. Co-solvent
merupakan komponen utama cair yang dimasukkan menjadi formulasi untuk mengikat
kelarutan yang buruk menjadi tingkat kelarutan yang dibutuhkan. Dalam formulasi
farmasi solusi untuk pemberian oral, larutan air lebih disukai karena kurangnya
toksisitas air sebagai pelarut. Co-solvent yang umum digunakan adalah gliserol,
peropelinglikol, etanol, polietilenglikol. Prediksi kelarutan agent terapetik dalam suatu
campuran system pelarut ( pelarut, air, dan co-solvent yang dipilih) adalah sulit karena
dapat menimbulkan efek dari banyak variabel kelarutan ( Depkes RI, 1979).
b. Eliksir
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan
obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa
obat yang dikandungnya. Sifat hidroalkohol pada eliksir menyebabkan eliksir lebih
mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan larut
dalam alkohol dari pada sirup. Ciri khas dari eliksir adalah mengandung alkohol 5% -
10% serta memiliki rasa manis tetapi tidak semanis sirup. Eliksir memiliki 2 jenis, yaitu
medicated eliksir dan non-medicated eliksir. Medicated eliksir adalah eliksir yang
mengandung bahan berkhasiat obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif dalam obat
sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan
alkohol. Sedangkan non-medicated eliksir merupakan eliksir yang hanya digunakan
hanya sebagai zat tambahan, dengan tujuan untuk meningkatkan rasa dan sebagai
pelarut.
Eliksir terdiri dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, dan pengawet. Zat
aktif merupakan zat utama atau zat berkhasiat pada eliksir. Pelarut adalah cairan yang
dapat melarutkan zat aktif dan zat pembantu, pada eliksir pelarut utamanya adalah
alkohol. Pada sediaan eliksir juga ditambahkan pemanis, pemanis yang digunakan
biasanya yaitu gliserol, sorbitol, dan propilenglikol. Eliksir juga membutuhkan zat
penstabil yang digunakan untuk menjaga agar eliksir selalu dalam keadaan stabil. Eliksir
ditambahkan pengawet agar tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama.
Keuntungan dan kerugian dari sediaan eliksir, yaitu:
Keuntungan
1. Mudah ditelan dibandingkan tablet dan kapsul
2. Rasanya enak
3. Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
4. Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan susuai keinginan dokter
atau kebutuhan pasien, apabila elixir hanya mengandung zat obat tunggal
Kerugian
1. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang
mudah menguap. Maka harus disimpan didalam botol bertutup kedap dan
jauh dari sumber api
2. Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kental karena
mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif untuk menutupi rasa
obat yang kurang menyenangkan ( Agoes G, 2012)
3. FORMULA DAN FUNGSI MASING-MASING
a. Sirup
Formula :
R/ Antalgin 250mg/5mL
Sorbitol 25%
CMC Na 0,2%
Na Benzoate 0,1 %
Brillian violet qs
Ess. Anggur qs
Aquadest ad 60 mL
Fungsi :
Antalgin : Zat Aktif (Analgetika)
Sorbitol : Pemanis
CMC Na : Pengental
Na Benzoate : Pengawet
Brilian Violet : Pewarna
Ess. Anggur : Pembau
Aquadest : Pelarut
b. Eliksir
Formula:
R/ Paracetamol 125mg/5mL
Glycerol 15%
Etanol 6%
Na Benzoat 0,1%
Sunset Yellow 0,1%
Essense Yellow qs
Aquadest ad 60mL
Fungsi :
Paracetamol : Zat aktif (Analgetik & antipiretik)
Glycerol : Pemanis dan pelarut
Etanol : Pelarut dan memberikan aroma segar
Na Benzoat : Pengawet
Sunset Yellow : Pewarna
Essense Yellow : Pelarut
4. PERHITUNGAN DOSIS
a. Sirup
Dosis Antalgin :
325 mg – 650 mg setiap 4 – 6 jam, maksimal 4 gram per hari.
Perhitungan dosis :
1x = 325 mg – 650mg
1h = 24/(4-6) x 325 mg – 650 mg
= 4 – 6 x 325 mg – 650 mg
= 1300 mg – 3900 mg
- Aturan pakai
2 = 4 - 6 x sehari ⁄ sendok takar
3 – 5 tahun = 4 - 6 x sehari ½ sendok takar
6 – 8 tahun = 4 - 6 x sehari ⁄ sendok takar
9 – 11 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar
12 = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar
b. Eliksir
Dosis Paracetamol :
500 – 1.000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari (Martindale ed 30, 1993 hal 27)
Perhitungan Dosis :
1x = 500 – 1000 mg
1 hari = x 500 – 1000 mg
= 4 – 6 x 500 – 1000 mg
= 2000 – 6000 mg
Rentang Pemakian 1x
Usia Perhitungan dosis 1x Cek Dosis 1x
Dosis (mg) (sendok takar)
(tahun)
2 x 500 – 1.000 mg 70 – 143 1 = 0,87 ≠ OD
- Aturan pakai
2 – 4 tahun = 4 - 6 x sehari 1 sendok takar
5 – 7 tahun = 4 - 6 x sehari 1½ sendok takar
8 – 10 tahun = 4 - 6 x sehari 2 sendok takar
11 – 12 tahun = 4 - 6 x sehari 2½ sendok takar
5. PERHITUNGAN BAHAN
a. Sirup
1. Antalgin
60 ml = 3000 mg = 3 gram
60 ml = 15 gram
3. CMC Na
60 ml = 0,12 gram
5. Brillian violet qs
6. Ess. Anggur qs
7. Aquadest
60 ml – 3 gr – 15 g – 0,12 g – 0,06 g = 41,82 ml
Sisa aquadest setelah digunakan sebagai pelarut :
41,82 ml – 30 ml – 3 ml – 1 ml = 6,82 ml
Kelarutan
- Kelarutan Antalgin
mudah larut dalam air, dalam metanol, dan tidak larut dalam Eter.
- Kelarutan Na Benzoate
Larut dalam 2 bagian air (1 – 10) dan dalam 90 bagian etanol (95%) P
- Kelarutan CMC Na
Dilarutkan dengan 20 kali dari jumlah CMC Na yang digunakan
b. Eliksir
1. Paracetamol
x 60 mL = 1500 mg
x 60 ml = 9 ml
3. Etanol
x 60 ml = x 60 ml = 3,6 ml
4. Na Benzoat
x 60 ml = 0,06 gram
Kelarutan
- Kelarutan Paracetamol
a. 1 bagian paracetamol larut dalam 7 bagian etanol
b. 1 bagian paracetamol larut dalam 40 bagian gliserol
c. 1 bagian paracetamol larut dalam 10 – 30 bagian air mendidih
- Kelarutan Na Benzoat
Larut dalam 2 bagian air (1 – 10) dan dalam 90 bagian etanol (95%) P
6. CARA KERJA
A. Cara Kerja Pembuatan Sediaan
a. Sirup
Setarakan timbangan, lakukan kalibrasi bekerglass, kemudian ditandai
↓
Timbang CMC Na 0,12 g dikembangkan didalam air panas dalam cawan hingga
mengembang
↓
Ditimbang antalgin 3 g dimasukkan mortir, digerus halus dilarutkan dengan
aquadest pada bekerglass I
↓
Ditimbang Na benzoate 0,06 g dimasukkan mortir, digerus halu, dilarutkan
dengan 2 mL aquadest pada bekerglass II
↓
Diukur sorbitol 15 mL letakkan diatas meja
↓
Setelah CMC Na mengembang, dimasukkan sorbitol kedalam bekerglass II,
diaduk
↓
Campuran CMC Na, antalgin dan Na benzoate dimasukkan beakerglasss I, diaduk
homogen
↓
Tambahkan brilian violet secukupnya, lalu dimasukkan ke bekerglass, diaduk
homogen.
↓
Ditetesi essense anggur sebanyak qs dan aquadest diaduk sampai homogen
↓
Tuang ke dalam botol, masukkan ke dalam kemasan.
b. Eliksir
b. Bobot jenis
Ditimbang piknometer kosong (dicatat A)
↓
Diisi piknometer dengan aquadest dan ditimbang (dicatat B)
↓
Dibuang aquadest
↓
Diisi piknometer dengan larutan obat, ditimbang (dicatat C)
↓
Dilihat BJ aquadest pada suhu literatur
↓
Dimasukkan data pada rumus perhitungan BJ
Volume aquadest = =F
Bobot jenis = =b
c. Uji viskositas
Diukur aquadest sebanyak 1 mL dengan pipet volume
↓
Dimasukkan kedalam pipa kecil viskometer, ditunggu hingga cairan ke cincin atas
↓
Dicacat waktu mulai yang diperlukan, ditunggu hingga aquadest turun hingga cincin
atas cincin bawah menggunakan stopwatch
↓
Dikeringkan viskometer ostwald hingga benar-benar kering, diukur 1 mL sediaan
dengan pipet volume
↓
Dimasukkan pipet kecil ostwald, dicatat seperti perlakuan dengan aquadest
↓
Dihitung viskositas
d. pH sediaan
dimasukkan sediaan pada bekerglass
↓
Dimasukkan pH meter dalam sediaan
↓
Diaduk pelan-pelan dengan batang pengaduk
↓
Ditunggu hingga angka pH meter berhenti
e. Kejernihan
Diamati sediaan dalam bekerglass
↓
Dinyalakan lampu pada alat kejernihan
↓
Diamati sediaan pada latar belakang hitam dan putih
Eliksir :
- Bentuk : Cair
- Bau : Jeruk
- Rasa : Sedikit manis
- Warna : Kuning
b. Bobot jenis
Bobot piknometer kosong 18,33 gram
= = 3,2954 gram/mL
Bobot jenis =
= = 3,3085
c. Viskositas
Waktu air mengalir 18 detik
air 0,8904 cp
η =
= 16,3664 cps
d. pH sediaan
nilai pH yang dianjurkan 5-7.
e. Kejernihan
Hasil larutan jernih pada layar berwarna hitam dan putih.
8. PEMBAHASAN:
1. Mengapa dalam sediaan syrup dan eliksir dibutuhkan pengawet?
Pada sediaan sirup dan eliksir ditambahkan pengawet untuk menjaga sirup dan eliksir
lebih tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama. Selain itu, sediaan sirup
dan eliksir memiliki kandungan air dan gula yang tinggi sehingga perlu ada penambahan
pengawet agar sediaan tidak menjadi tempat pertumbuhan mikroba
2. Jelaskan fungsi alkohol pada sediaan eliskir!
Alkohol dalam sediaan eliksir digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan memberi
aroma segar pada sediaan.
3. Mengapa pada sediaan syrup dibutuhkan pengental?
Pengental pada sediaan sirup dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas dan menahan
proses pengendapan sehingga menghasilkan sirup yang lebih stabil.
4. Jelaskan perbedaan sediaan sirup dan eliksir!
- Sirup menggunakan aquadest sebagai pelarut utama, sedanggan eliksir
pelarut utamanya adalah alkohol.
- Dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental. Hal ini
dikarenakan eliksir mengandung kadar gula yang rendah, sehingga kurang
efektif untuk menutupi rasa yang tidak enak.
- Eliksir merupakan sediaan hidroalkoholik, maka lebih mudah untuk dibuat
menjadi larutan bagi bahan-bahan yang larut dalam air maupun yang larut
dalam alkohol sehingga dari sisi pembuatan menjadi lebih sederhana
dibandingkan sirup. Sifat hidroalkohol yang dimiliki oleh eliksir ini membuat
sediaan lebih stabil mempertahankan komponen-komponen didalam larutan
tersebut dibandingkan sirup.
9. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin, 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida ( SFI- 7). ITB Bandung :
Bandung
Ambari, Y. (2018). Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol dengan Kombinasi
Co-Solevent Propilen Glikol dan Etanol. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika,
1(1), 1.
Ansel H. C. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. Uji Press Indonesia
Anonim. 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Edition. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Fickri, D.Z. (2018). Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi dengan Bahan
Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM). Jorunal of Pharmaceutical Care Anwar Medika,
1(1), 16-17.
Putri, D.S. (2017). Elixir. Diakses pada 23 Juni 2021, dari
https://id.scribd.com/presentation/347827216/Elixir
Saptaning, Agustina dkk. (2016). Ilmu Resep untuk SMK Farmasi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Lampiran
a. Sirup
Penomoran registrasi
DBL2150000137A1
1. Digit pertama : D (Nama Dagang)
2. Digit kedua : B (Obat bebas)
3. Digit ketiga : L (Lokal)
4. Digit ke-4 & ke-5 : 21 (Obat tersebut disetujui pada periode tahun 2021)
5. Digit ke-6, 7, 8 : 500 (Nomor induk pabrik)
6. Digit ke-9,10, 11 : 001 (Nomor urut obat yang disetujui pabrik)
7. Digit ke-12 & 13 : 37 (Bentuk sediaan sirup)
8. Digit ke-14 : A (Kekuatan obat yang pertama disetujui)
9. Digit ke-15 : 1 (Kemasan utama)
Logo obat
Logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di
tengah menyentuh garis tepi. Obat keras adalah obat yang hanya boleh dibeli
menggunakan resep dokter.
b. Eliksir
Penomoran registrasi
DBL2150000234A1
10. Digit pertama : D (Nama Dagang)
11. Digit kedua : B (Obat bebas)
12. Digit ketiga : L (Lokal)
13. Digit ke-4 & ke-5 : 21 (Obat tersebut disetujui pada periode tahun 2021)
14. Digit ke-6, 7, 8 : 500 (Nomor induk pabrik)
15. Digit ke-9,10, 11 : 002 (Nomor urut obat yang disetujui pabrik)
16. Digit ke-12 & 13 : 34 (Bentuk sediaan eliksir)
17. Digit ke-14 : A (Kekuatan obat yang pertama disetujui)
18. Digit ke-15 : 1 (Kemasan utama)
Logo obat
Logo lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas
adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.