I. TUJUAN
1. Uji Peroksida
2. Uji Fosfat
Larutkan sampel (larutan susu kedelai 10 %, larutan susu full cream 10 %),
dilarutan dalam alkohol 96 %, lalu masukkan kedalam tabung reaksi
3. Uji Kolesterol
Biarkan beberapa saat dan amati tabung mana yang dapat menghasilkan
emulsi minyak dalam air.
5. Uji Ketengikan
Semakin kuat intensitas warna merah jambu maka semakin tengik juga minyak
tersebut
6. Uji Salkowski
Uji Fosfat
Sampel Sampel (dlm alkohol + asam nitrat (p)
96%) dipanaskan +
ammonium molibdat
panaskan sampai
o
suhu 60 C
1. Larutan susu Larutan putih susu Endapan putih susu -
kedelai 10 % (lemak nabati) dalam larutan putih
bening.
2. Larutan susu Larutan putih susu Endapan kuning +
fullcream (lemak hewani) dalam larutan kuning
Uji Kolesterol
1. Kuning telur Larutan berwarna +
kuning
2. Minyak nabati Larutan putih bening -
Uji Ketengikan
1. Minyak jelantah Endapan merah +
jambu
2. Minyak baru Larutan kuning -
bening
Uji Salkowski
Sampel + kloroform Larutan sampel +
asam sulfat (p)
1. Kuning telur Larutan kuning terbentuk Terbentuk larutan +
emulsi pada bagian atas kuning
larutan
2. Minyak ikan Larutan kuning bening Larutan kuning _
bening
V. EVALUASI
1. Tuliskan mekanisme reaksi pada uji peroksida!
Dalam hal ini kloroform digunakan berfungsi sebagai pelarut, dimana minyak
merupakan kelompok yang masuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organic yang
terdapat di alam serta tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic non-
polar. Sedangkan pada penambahan asam asetat glasial digunakan karena alkali iodide
akan bereaksi sempurna dalam suasana asam. Kemudian penambahan KI yang
berwujud cair berfungsi untuk membebaskan iodin yang ditandai terbentuknya warna
kuning pada sampel. (Sudarmaji et al., 1989).
Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi. Sebuah atom hidrogen yang
terikat pada suatu atom hidrogen yang terikat pada suatu atom karbon yang letaknya
di sebelah atom karbon lain yang mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh
energy kuantum sehingga membentuk radikal bebas. Pada tahap inisiasi oksidasi ini
hidrogen diambil oleh senyawa asam lemak tidak jenuh menghasilkan radikal bebas.
(Winarno, 1986)
Sehingga pada 4 sampel yang digunakan yaitu minyak jelantah, minyak baru,
margarin dan VCO, minyak jelantah yang mengandung peroksida paling banyak
karena semakin sering minyak dipanaskan/digunakan maka minyak sudah mengalami
oksidasi, semakin banyak jumlah peroksida maka iodin yang dibutuhkan juga semakin
banyak sehingga hasil reaksi yang diperoleh adalah warna nya semakin gelap.
Mekanisme reaksi uji kolesterol adalah ketika asam sulfat ditambahkan dalam
campuran berisi kolesterol maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi
menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Asam
sulfat digunakan untuk memutus ikatan ester pada lemak.
Hasil positif : Reaksi menunjukan warna berubah dari merah, kemudian biru
dan hijau. Warna hijau sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam
bahan.(Poedjiadi,1994)
Pada percobaan sampel hanya direaksikan dengan asam sulfat saja sehingga
hasil positif yang terbentuk adalah lapisan merah hingga orange. Asam sulfat ini
digunakan untuk memutus ikatan ester pada lipid. Pada uji kolesterol dengan
sampel kuning telur dan minyak nabati, hasil positif ditandai dengan warna merah
dan oranges, warna untuk sampel larutan kuning telur mengarah ke positif
meskipun warna yang dihasilkan tidak terlihat jelas.
Sifat-sifat dan daya tahan lemak terhadap kerusakan sangat tergantung pada
komponen penyusunnya, terutama kandungan asam lemaknya. Minyak yang
mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung untuk mengalami oksidasi
sedangkan yang mengandung lebih banyak asam lemak jenuh lebih mudah
terhidrolisis. (Salirawati,2007)
VI. KESIMPULAN
1. Mahasiswa mengetahui hasil identifikasi Lemak menggunakan metode Uji
Peroksida,Uji Fosfat, Uji Kolesterol, Uji Pembekuan Emulsi, Uji Ketengikan, dan
Uji Salkowski, sebagai berikut:
Uji Peroksida: pada prinsipnya adalah menentukan banyaknya (volume)
larutan tiosulfat yang tepat bereaksi dengan iodium yang terlepas akibat reaksi
dari antara senyawa peroksida dengan KI jenuh dalam suasana asam
Hasil positif : terbentuk warna kuning. (Sudarmaji et al., 1989)
Uji Fosfat : untuk mengetahui adanya fosfat dalam sampel. Dengan hasil
positfi berwarna kuning keruh.
Bila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin.
Dan dipanaskan dengan asam atau basa akan menghasilkan asam lemak, kolin,
gliserol dan asam fosfat. (Syamsu,2007)
Uji Ketengikan: Untuk mengidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan
yang belum tengik disebabkan oleh oksidasi lipid.
Hasil positif : larutan berwarna merah jambu artinya minyak sudah tengik.
(Syamsu,2007)
Choe, E., Min, D,2006, Mechanisms and Factors for Edible Oil Oxidation,Compr. Rev. Food
Sci, Food Saf.5, 169–186.
DeMan, J.M, 1999, Principles of Food Chemistry, 3rd Ed, Aspen Pud.Inc. Gaithersbury,
Maryland.
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. EGC. Jakarta.
Pramarsh, 2008, Dasar –Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Rahman,M.S.2007,Handbook of food Preservation,2nd Ed, CRC Press,Boca Raton.
Raharjo. S. 2007. Strategi menghindari kerusakan mutu produk pangan
goreng.http://www.hariskal.wordpress.com. Diunduh tanggal 28 November 2011
Salirawati,2007,belajar kimia menarik, Grasindo, Jakarta.
Sudarmaji, S, B. Haryono, dan Suhardi, (1989), Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty dan Pusat Antar Fakultas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta
Sudarmadji, Slamet et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Syamsu,2007, Kimia Organik, Edisi 1, Binarupa Aksara, Jakarta.
Wikianswer,2013, Biochemistry, Diakses 3 Januari 2016.
Winarno, F. G, 1986, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. dalam
jurnal Yeniza, dan Asmara, 2019, Penentuan Bilangan Peroksida Minyak RBD (Refined
Bleached Deodorized) Oleh PT. PHPO dengan Metode Titrasi Iodometri, journal.ar-
raniry.ac.id