Anda di halaman 1dari 8

UJI KUALITATIF LIPIDA

A. TUJUAN
1. Siswa akan dapat menguji secara kualitatif adanya lipid pada bahan
2. Siswa akan dapat mengetahui sifat fisika dan kimia lipida

B. DASAR TEORI
Secara kimiawi lemak dan minyak adalah ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan
minyak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber., baik dari tumbuh-tumbuhan seperti
kelapa, kelapa sawit, kacang-kacangan, biji-bijian dan lain-lain ataupun dari hewan. Dengan
menganalisa sifat-sifat fisika kimianya dapat ditentukan tindakan-tindakan apa yang harus
dilakukan terhadap lemak dan minyak tersebut sebelum dipergunakan untuk keperluan manusia.,
misalnya untuk pembuatan sabun, margarine, dan sebagainya.
1. Uji kelarutan
Asam dan gliseridanya tidak larut dalam air, tetapi mengapung karena berat jenisnya
lebih kecil dari air. Makin panjang rantai, makin rendah daya larutnya dan penambahan
gugus OH akan menambah daya larut.
2. Uji akrolein
Bila gliserol dipanaskan bersama KHSO 4, gliserol akan terhidrolisa membentuk acryl
aldehyde atau acrolein yang berbau sangat tidak enak.
3. Uji Lieberman – burchard
Uji ini adalah uji spesifik untuk kolesterol. Asam asetat anhidrida bereaksi dengan
larutan cholesterol dalam chloroform membentuk warna hijau-biru. Sifat-sifat dari zat yang
terbentuk ini belum diketahui dengan pasti.
4. Ketidak jenuhan asam lemak
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam
lemak. Asam-asam lemak pada lemak hewan pada umumnya jenuh, sedangkan yang ada
dalam minyak nabati mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Halogen dengan mudah
diikatkan pada ikatan rangkap dan dekolorisasi larutan iodine oleh suatu lipida menunjukkan
adanya ikatan rangkap.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Tabung Reaksi 6. Pipet tetes 11. Pereaksi hubl
2. Rak tabung reaksi 7. Pipet ukur 12. Asam asetat anhidrida
3. Penangas (hot plate) 8. Alkohol 13. NaHSO4
4. Penjepit tabung 9. Petroleum 14. Contoh uji (minyak
reaksi benzena kelapa,zaitun
5. Beaker glass 10 Chloroform Margarine/mentega)
.
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji sifat-sifat minyak
a. Uji warna, bau dan bentuk
 Masukkan 20 ml minyak kelapa ke dalam tabung reaksi
 Cium baunya, amati warna dan bentuknya
b. Uji kelarutan
 Ambillah 3 buah tabung reaksi
 Isilah masing-masing dengan air suling 2 ml, alcohol, petroleum benzene
 Kocok dan amati kelarutannya
2. Uji ketidakjenuhan asam lemak
 Campurlah 10 ml chloroform dan 10 tetes pereaksi hubl
 Tuanglah isinya ke dalam 3 tabung reaksi
 Tambahkan pada tabung 1 setetes minyak kelapa, tabung 2 setetes margarine cair,
tabung 3 setetes minyak zaitun
 Kocoklah dan amati perubahan warna
 Bila warna merah muda itu belum hilang tambahkanlah setetes demi setetes minyak yang
bersangkutan
 Catatlah berapa tetes minyak yang dipergunakan untuk menghilang warna tadi
3. Uji akrolein
 3 tabung reaksi diisi dengan beberapa tetes minyak kelapa, margarine cair, minyak zaitun
 Tambahkan dalam tiap tabung 1 ml NaHSO4
 Amati bau yang timbul
4. Uji kolesterol (Lieberman – burchard)
 Isilah 2 tabung reaksi dengan minyak kelapa dan mentega cair
 Larutkan 2 macam contoh itu dengan chloroform
 Tambahkan beberapa tetes asam asetat anhidrida
 Amati perubahan yang terjadi

E. PENGAMATAN
No. Jenis Uji Sampel Pengamatan Kesimpulan
1 Uji sifat fisik minyak
a. warna
b. bau
c. bentuk
d. kelarutan dalam
- air
- alcohol
- petroleum benzena

2 Uji ketidakjenuhan 1.
lipida 2.
No. Jenis Uji Sampel Pengamatan Kesimpulan
3.

3 Uji akrolein 1.
2.
3.
4 Uji kolesterol 1.
2.

F. PERTANYAAN
1. Bagaimanakah kelarutan minyak kelapa ke dalam air, alcohol dan petroleum benzene
2. Tulis reaksi adisi pada uji ketidak jenuhan minyak !
3. Apakah tujuan dari uji akrolein
4. Jika terdapat contoh minyak kelapa dan lemak ayam maka mana di antara 2 contoh ini yang
kemungkinan kandungan kolesterolnya tinggi ?
UJI ANGKA ASAM

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Siswa akan dapat menentukan angka asam dari suatu minyak
2. Siswa akan dapat menentukan derajat asam dari suatu minyak
3. Siswa akan dapat menentukan Kadar Asam Lemak Bebas dari suatu minyak

B. DASAR TEORI
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak (Ketaren,
1986). Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang berasal dari hidrolisa
minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam maka
semakin rendah kualitas dari minyak (Sudarmadji dkk, 1997).
ml KOH x N KOH x BM KOH
Angka Asam =
Berat Sampel (gram)x1000
Kadang-kadang juga dinyatakan dengan derajat asam yaitu banyaknya mililiter KOH 0,1 N yang
diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak.
100 x ml KOH x N KOH
Derajat Asam =
Berat Sampel (gram)x1000
Selain itu sering dinyatakan sebagai kadar asam lemak bebas (% FFA).
ml KOH x N KOH x BM Asam Lemak x 100 %
% FFA =
Berat Sampel (gram) x 1000
ml KOH x N KOH x BM Asam Lemak x KOH
% FFA =
Berat Sampel (gram) x 10
Hubungan kadar asam lemak (% FFA) dengan angka asam yaitu:
BM KOH
Angka Asam = x % FFA
BM Asam Lemak / 10
Angka Asam = Faktor Konversi x % FFA
Faktor konversi untuk : Oleat = 1,99
Palmitat = 2,19
Laurat = 2,80
Linoleat = 2,01 (Sudarmadji dkk, 1997)
Reaksi yang terjadi dalam penentuan angka asam adalah

O O

R – C – OH + KOH R – C – OK + H2O
asam lemak
(Badan Standarisasi Nasional, 1998)

C. ALAT DAN BAHAN


1. BAHAN
- Minyak goreng - Alkohol - PP
- Sampel Lipid yang lain - KOH/NaOH
2. Alat
- Erlenmeyer - Hot Plate
- Pipet Tetes - Buret
D. PROSEDUR KERJA
1. Masukkan sampel sebanyak 2-5 g dalam erlenmeyer 250 mL.
2. Tambahkan 50 mL alkohol netral 96% kemudian dipanaskan dalam penangas air sambil
diaduk dengan magnetic stirrer dan ditutup pendingin tegak. Alkohol berfungsi untuk
melarutkan asam lemak.
3. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1000 N menggunakan indikator PP
sampai tepat berwarna merah jambu.
4. Untuk menghitung angka asam gunakan rumus :
ml KOH x N KOH x BM KOH
Angka Asam =
Berat Sampel (gram)x1000

5. Untuk menghitung derajat asam gunakan rumus :


100 x ml KOH x N KOH
Derajat Asam =
Berat Sampel (gram)x1000

6. Untuk menghitung kadar asam lemak bebas gunakan rumus :


ml KOH x N KOH x BM Asam Lemak x 100 %
% FFA =
Berat Sampel (gram) x 1000
ml KOH x N KOH x BM Asam Lemak x KOH
% FFA =
Berat Sampel (gram) x 10

E. PENGAMATAN
a. Sampel Minyak Goreng
Titrasi Volume KOH Angka Asam Derajat Asam % FFA
ke-
b. Sampel Lipid yang lain
Titrasi Volume KOH Angka Asam Derajat Asam % FFA
ke-

UJI ANGKA PENYABUNAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
Siswa akan dapat menentukan angka penyabunan dari suatu minyak

B. DASAR TEORI
Angka penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak
secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat
molekul relatif kecil mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan
berat molekul relatif besar akan mempunyai angka penyabunan relatif kecil.
Angka penyabunan atau bilangan penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Reaksi penyabunan:
O

C O C C17H35
O

C O C C17H35
+ 3 C17H35 COONa
+ 3 NaOH →
O

C O C C17H35

Natrium Stearat
Gliseril Tristearat Gliserol (Sabun)

C. ALAT DAN BAHAN


1. BAHAN
- Minyak goreng - Alkohol - PP
- Sampel Lipid yang lain - KOH/NaOH - HCl
2. Alat
- Erlenmeyer - Hot Plate
- Pipet Tetes - Buret

D. PROSEDUR KERJA
1. Menimbang 2 g sampel dalam botol timbang kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer
250 mL.
2. Menambahkan dengan perlahan 25 ml KOH 0,5 N dalam alcohol dengan pipet
3. Menghubungkan dengan pendingin tegak, masukkan beberapa butir batu didih dan
dididihkan dengan hati-hati selama 1 jam sehingga minyak dan KOH bercampur homogen.
4. Setelah dingin tambahkan beberapa tetes indikator PP dan titrasi kelebihan KOH dengan
larutan standar 0,5000 N HCl sampai menjadi tidak berwarna.
5. Melakukan hal yang sama terhadap blangko (titrasi tanpa menggunakan sampel).
6. Hitung bilangan penyabunan dengan menggunakan rumus :
56 ,1 x N HCl x V HCl(titrasi blanko−titrasi sampel)
Bilangan Penyabunan =
Berat Sampel ( gr ) x 1000

E. PENGAMATAN
a. V blangko = ….. ml
b. Sampel Minyak Goreng
Titrasi Volume HCl V HCl (blangko – Bilangan
ke- Sampel Sampel) Penyabunan

c. Sampel Lipid yang lain


Titrasi Volume HCl V HCl (blangko – Bilangan
ke- Sampel Sampel) Penyabunan

Anda mungkin juga menyukai