PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak merupakan sumber energi
yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. 1gram minyak
penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan makanan dengan
penghantar panas, seperti minyak goreng, mentega putih, lemak, mentega dan
kalori, serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan panagan, seperti pada
Lemak yang ditambahkan kedalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan
membutuhkan syarat-syarat dan sifat tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan
dan lemak dalam sampel mentega merk “BLUEBAND” dan minyak merk
bilangan peroksida.
B. Maksud Percobaan
dan bimoli).
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetukan mutu minyak dan
lemak pada:
bilangan peroksida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut
atau bercampur dengan air (hidrofobik), tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak
adalah salah kelompok yang termasuk dalam golongan lipid, yaitu senyawa organik
yang terdapat dari alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non
trigleserida yang berarti “triester dan gliserol” jadi minyak juga merupakan senyawa
b. Lemak
Peranan lemak dalam pangan yang utama adalah sebagai sumber energi yang
dapat menyediakan energi sekitar 2,25 kali lebih banyak di bandingakan dengan
karbohidrat. (pati gula) atau protein. Istilah lemak atau minyak umum digunakan
pada senyawa lipid. Lemak bersifat padat pada suhu kering sedangkan minyak
bersifat cair.
Lemak adalah bentuk energi berlebih yang disimpan oleh hewan sehingga
jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan sebagai pangan ditentukan oleh
kenyang, karena lemak akan meninggalkan lambung secara lambat, yaitu sampai 3,5
jam setelah dikonsumsi tergantung dari ukuran dan komposisi pangan ( Muchtacin,
deddy, 2009)
Analisis minyak dan lemak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu secara fisik dan kimiawi.
a. Cara fisik
Secara fisika, lemak atau minyak dapat dionalisis titik cair, bobot jenis dan indeks
biasanya.
1. Titik cair
Dalam minyak dan lemak terdapat berbagai jenis trigleserida, karenanya titik
cair minyak dan lemak tidak tajam tapi tetapi merupakan suatu kisanan suhu. Titik
cair suatu minyak dan lemak di pengaruhi juga sifat asam lemak, yakni daya tarik
antar asam lemak yang berdekatan dengan kristal. Gaya ini disebabkan oleh rantai c,
jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin
sehinnga cairan masuk kedalam pipa. Ujung pipa ditutup dan diangkat dengan jalan
dipanaskan diatas api spiritus sehingga ujung pipa kapiler meleleh dan tertutup lalu
dibekukan dalam pendingin (4-10oC). Pipa kapiler yang digunakan berdiameter 1mm
dengan panjang 5-10cm pada pipa kapiler, selanjutnya diikatkan suatu termometer
dan dicelupakn kedalam cair dingin yang suhunya dinaikkan secara bertahap rata-rata
0,5% C tiap menit. Lemak akan berangsur-angsur menjadi jernih, suhu yang
menunjukkan cairan dalam pipa kapiler jernih merupakan titik cair lemak atau minyak.
2. Bobot Jenis.
Bobot jenis merupakan perbandingan berat suatu volume minyak atau lemak
pada suhu 25oC dengan berat air pada volume dan suhu yang sama Prosedur
Sampel minyak atau lemak dimasukkan kedalam piknometer lalu ditutup dan
direndam dalam air pada suhu 25oC ± 0,2 selama 30 menit. Bagian luar
3. Indeks Bias
Indeks bias ini berkaitan erat dengan bilangan iodium, karenanya dapat
Alat yang digunakan untuk menetukan indeks bias minyak atau lemak
berikut :
R = R’ + K (T’ – T)
0,000365.
B. Cara kimia
lemak.
1. Bilangan Asam
Bilangan asam atau nilai asam dan juga dikenal dengan indeks keasaman
menentukan asam bebas dalam 1 gram minyak, lemak, lesin, balsam, atau
bebasnya. Setelah dingin larutan lemak, dititrasi larutan baku KOH 0,1N
menggunakan indukator PP. Titik akhir titrasi tercapai apabila terbentuk warna
2. Bilangan penyabunan
Sebanyak kurang lebih 0,5 gram minyak atau lemak di timbang dengan
seksama, dimasuukan kedalam labu ukur 200ml lalu ditambah dengan larutan
KOH. Etanolik yang dapat dibuat dari 40g KOH dalam 1 liter etanol. Setelah
itu, di tutup dengan pendingin balik den di didihkan dengan hati-hati selama
Kelebihan larutan KOH dititrasi dengan larutan baku HCL 0,5 N. Untuk
mengetahui sebagai larytan KOH ini diperlukan titrasi blanko yaitu dengan
3. Bilangan peroksida.
Berat sampel
B. URAIAN BAHAN
Berat molekul :-
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, terasa bau,
33oC merapuh.
putih higroskopik.
eter.
nabati, air, garam, pengemulsi, nabati, perisa identik, alami mentega, pengaturan
Lemak total 9g 15 %
Lemak trans 0g -
Lemak jenuh 4g 21 %
Protein 0 mg 0%
Natrium 0 mg 0%
Vitamin. E 0 mg 2%
Vitamin . D 0 mg 6%
BAB III
METODE KERJA
a. Buret
b. Erlenmeyer
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur 25 ml
e. Gelas ukur 50 ml
f. Klem
g. Kompor listrik
h. Penangas air
i. Timbangan
j. Pipet tetes
k. Statif
a. Aquadest
b. Alkohol 95%
c. Asam asetat
d. Kloroform
e. HCl 0,5 N
f. Indikator PP
g. Indikator kanji 1%
h. I jenuh
i. KOH 0,1 N
j. Na2 S2 O3
3. Cara kerja
f. Di titrasi dengan KOH dengan indikator PP, jika terbentuk warna pink
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
a. Sampel
No Perlakuan Pengamatan
PEMBAHASAN
peroksida.
yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam
1gram minyak atau lemak. Metil ester akan bereaksi dengan sempurna,
larutan KOH yang tersisa lalu dititrasi kembali dengan HCl 0,8165 N
penyabunan dapat diketahui berapa metil ester yang masih utuh, hasilnya
berapa angka penyabunan sebagai karakter metil ester yang terbaik. Satu
mol metil ester setara dengan satu mol sabun yang terbentuk. Oleh karena
itu, semakin besar kandungan metil eter didalam sampel maka semakin
menunjukkan kerusakab yang telah terjadi pada metil ester akibat reaksi
oksigen yang terikat dalam metil ester dapat ditentukan oleh reaksi reduksi
oksigen yang terdapat dalam metil ester dan terbentuklah I2 lalu dititrasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
PERHITUNGAN
5g
5g
= 0,0561
Angka Penyabunan = ( Vs – Vb ) x Iv x B
Berat sampel
5g
= 25 x 0,5 x 36,5
5g
5g
= 0,09125
3. Penentuan Bilangan Peroksida
Berat sampel
5g
5g
= 1580
LAMPIRAN II
SKEMA KERJA
Sampai 20 gram
+ 50 ml alkohol 95%
+ indikator PP
a. sampel
Sampel 5 gram
+ Indikator PP
5 gr sampel + aquadest
+ Indikator PP
Sampel 5gram
+ larutan As.Asetat
Dititrasi: kloroform
dengan HCL(3:2)
0,5sebanyak
N 30ml
+ 30ml aquadest