I. Tujuan
Menentukan sifat minyak atau lemak melalui uji ketidakjenuhan. Sifat fisis
minyak atau lemak ditentukan dengan piknometer untuk mengetahui specific
gravity. Dan sifat kimianya ditentukan dengan bilangan asam.
Dalam keseharian, lemak biasa disebut minyak. Dapat disebut lemak, bila
pada suhu kamar dalam keadaan padat, sedangkan berbentuk cair, maka disebut
minyak. Terdapat lemak yang baik dikonsumsi, ada pula jenis lemak yang
sebaliknya dihindari sama sekali. Jenis lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah
lemak tak jenuh. Lemak yang tidak baik untuk dikonsumsi adalah lemak jenuh.
Lemak digolongkan ke dalam kelompok lipid, yaitu golongan senyawa
bioorganik yang tidak larut dalam pelarut polar, misalnya air, namun dapat larut
oleh pelarut non polar, seperti alkohol, eter, dan kloroform. Jika dibandingkan
dengan karbohidrat, lemak menghasilkan energi lebih besar jika dibandingkan
dengan karbohidrat dan protein. Selain itu, lemak juga membantu dalam proses
penyerapan vitamin agar tubuh tetap sehat. Lemak juga memiliki fungsi dalam
menyelimuti setiap sel saraf sehingga saraf dapat menghantarkan pesan dengan
lebih cepat dan baik. Tubuh juga menggunakan lemak untuk memproduksi
berbagai hormon dalam tubuh misalnya seperti prostaglandin yang berperan
dalam mengatur berbagai fungsi tubuh yang penting seperti tekanan darah, sistem
saraf, denyut jantung, elastisitas pembuluh darah, dan pembekuan darah.
Sifat fisis lemak salah satunya adalah penentuan densitasnya, yang
kemudian dapat digunakan untuk mengetahui specific gravity dari lemak tersebut.
Salah satu sifat kimia lemak dapat ditentukan dengan bilangan iodium. Bilangan
iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.
Asam lemak tak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang
jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap.
Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan iodium (dua atom
iodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin banyak
iodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin
tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula
derajat ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak
januh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair, karenanya semakin
tinggi bilangan iodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.
1. Definisi Lemak
2. Sifat-Sifat Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam
lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul
asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester
gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut
dalam air.
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol
panasmerupakan pelarut lemak yang baik.
a. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari
trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan
melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi serta penukaran ester
(transesterifikasi)
b. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan
lemak dan minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya sejumlah air dalam
lemak dan minyak tersebut.
c. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang
mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak atau minyak Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
e. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
3. Jenis-jenis Lemak
b. Lemak Campuran
Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa
bukan lemak. Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan
antara lipid dan dengan protein), Fosfolipid (gabungan antara lipid dan
fosfat), serta fosfatidilkolin (yang merupakan gabungan antara lipid, fosfat
dan kolin).
c. Lemak Asli (Derivat Lemak)
Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis
lipid.misalnya kolesterol dan asam lemak.
Molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena
itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya.
Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon
pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat,
asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan
asam linolenat.
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu; Penentuan kuantitatif,
yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan
atau bahan pertanian. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang
berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan , misalnya
penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna
(bleaching). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya
dengan daya tahannya selama penyimpanan ,sifat gorengnya, baunya maupun
rasanya. Tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty
acid atau FFA), angka peroksida, tingkat ketengikan dan kadar air. Penentuan
sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak tertentu.
data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya, angka Reichert-Meissel, angka
polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka
kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak ,dan sebagainya.
Angka ester menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester.
Angka ester dihitung dengan selisih angka penyabuanan dengan angka asam.
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam
suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram naoh
yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu
gram lemak atau minyak.
AF
Kadar air = 100%
A
Skema Percobaan
Bersihkan picnometer
3. Penentuan densitas
a) Menimbang piknometer kosong
b) Mengisi piknometer dengan aquadest pada suhu 28 dan
menimbangnya dengan menggunakan neraca analitik
c) Mengisi piknometer dengan sampel (minyak) dan kemudian
menimbangnya
V. Data Pengamatan
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1 Menimbang sambel sebanyak
10 gram dan menimbang
gelas kimia kosong
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1 Menimbang piknometer kosong
untuk mempermudah perhitungan
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1 Menimbang KOH sebanyak
0,5 gram diman aKOH ini
digunakan sebagai larutan
titran untuk titrasi minyak
Bilangan asam =
1 0,1 56,1
= = 0,2805
20 gr
Kadar asam = 100%
10
gr
205 x1 ml x0,1 mek/ml
mek
= 100% = 10,25%
10 (20 gr)
Percobaan adalah menganalisaa dan mengukur sifat fisika dan kimia dari
minyak. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah minyak kelapa
yang sudah disiapkan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
sifat fisika dan kimia yang diperoleh dari literatur (secara teori), serta untuk
mengetahui kelayakan minyak yang digunakan sehari-hari. Pada praktikum ini
dilakukan percobaan pengukuran densitas dan kadar air untuk sifat fisika minyak
adapun pengukuran bilangan asam untuk menganalisa sifat kimia minyak.
Pada pengukuran densitas minyak dengan piknometer didapatkan nilai
densitas sebesar 0,91 gr/ml. Bila dibandingkan dengan data teorinya minyak ini
masih layak dipakai dimana densitas secara teori berkisar antara 0,8-0,9 gr/ml.
Adapun piknometer yang digunakan dalam percobaan ini harus dalam keadaan
bersih dan kering sehingga nilai densitas yang didapatkan akurat.
Pada pengukuran kadar air didapatkan nilai sebesar 1,8692 %. Mutu
minyak goreng yang baik dipengaruhi oleh bilangan asam dan kadar air. Kadar air
mempengaruhi kadar asam lemaak bebas. Hal ini dapat diketahui dengan
meningkatnya kadar air, maka kadar asam lemak bebasnya akan semakin
meningkat.
Pada pengukuran bilangan asam diperoleh nilai asam lemak bebas sebesar
0,2805. Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta
dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak.
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang digunakan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 10 gram minyak. KOH
digunakan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah
reaksi dengan basa sehingga terbentuk. Jika kandungan asam lemak bebas pada
bilangan asam rendah maka akan dihasilkan minyak dengan kadar asam lemak
bebas yang rendah pula.
VIII. Kesimpulan
https://www.slideshare.net/VirdhaRahma/sifat-fisikkimia-peran-lemak-dan-
minyak (diakses tanggal 12 Juni 2017)
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27741/3/Chapter%20II.pdf (diakses
tanggal 12 Juni 2017)
https://www.scribd.com/doc/196071928/Sifat-Fisik-Lemak-Dan-Minyak (diakses
tanggal 12 Juni 2017)
Kaca arloji
pipet ukur
buret