PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Lemak merupakan salah satu bahan material organik yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Lemak juga merupakan sumber energi terbesar
yaitu untuk 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. lemak terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Fungsi lemak umumnya yaitu
sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport vitamin
yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Dengan mengetahui berbagai manfaat dari lemak kita dapat
memanfaatkan segala potensi yang ada dalam lemak tersebut. Oleh
karenanya dilakukan beberapa uji pada lemak dalam praktikum ini. Pada
Praktikum ini dilakukan 2 uji terhadap lemak, yaitu penentuan bilangan
penyabunan dan penentuan bilangan asam.
Dalam penentuan bilangan penyabunan dapat di ketahui seberapa
besar bilangan saponifikasi dari lemak yang di amati. Dengan mengetahui
bilangan saponifikasi dari lemak kita dapat mengetahui seberapa banyak
gliserol yang ada di dalam lemak/ minyak. Sedangkan dalam penentuan
bilangan asam, dapat diketahui jumlah asam lemak yang terkandung dalam
suatu lemak/minyak. Pada dasarnya kedua uji tersebut bermanfaat untuk
menentukan besarnya zat-zat penyusun lemak yaitu gliserol dan asam
lemak.
Dengan mempelajari tentang lemak kita dapat memaksimalkan
pemanfaatan dari lemak itu sendiri serta mencegah bahaya yang dapat
ditimbulkan olehnya sehingga untuk masa yang akan datang dapat
menguntungkan bagi kelangsungan umat manusia sendiri.
I.2.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan bilangan penyabunan lemak
2. Menentukan bilangan asam lemak
1.3 Manfaat
Kita dapat mengetahui proses pengujian lemak dengan menentukan nilai bilangan
penyabunan dan bilangan asam sebuah lemak melalui cara titrasi.
Asam Lemak
Asam lemak adalah monosakarida berantai lurus, mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap dan mempunyai jumlah atom karbon genap.
Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak
dapat berasal dari hewan atau tumbuhan dan merupakan asam karboksilat
yang mempunyai rantai karbon panjang, dengan rumus umum:
O
II
R-C-OH
(Fessenden, 1982)
Asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat sebagai
ester dalam gabungan dengan fungsi alcohol. Asam lemak pada umumnya
adalah asam monokarboksilat berantai lurus. Asam lemak pada umumnya
mempunyai jumlah atom karbon genap (ini berarti banyak karena asamasam lemak disintesa terutama dua karbon setiap kali). Asam lemak dapat
dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Walaupun asam lemak berantai linier terdapat dalam jumlah yang
lebih besar dialam namun masih banyak jenis lain yang kita ketahui.
Misalnya lemak wol dan sumber-sumber bacterial menghasilkan asam
lemak yang berantai cabang. Juga ada asam lemak siklik. Misalnya asam
lemak siklik tak jenuh, asam kaulmoograt adalah pereaksi penting untuk
pengobatan penyakit kusta.
Bentuk sesungguhnya dari suatu asam lemak berkembang dari
bentuk hidrokarbon induk. Konfigurasi ikatan rangkap dari asam-asam
lemak yang terdapat dialam pada umumnya adalah cis.
Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak
jenuh cis mungkin bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa ini
Bilangan Penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak
secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang
pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan
mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak
mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif
kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak
(Winarno,1991).
Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Yang
dirumuskan sebagai berikut:
Bilangan penyabunan=
( V 2V 1 ) N HCl BM NaOH
berat minyak ( g)
(Harold, 1983)
2.3.
Bilangan Asam
Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang
terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai
jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak
bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. Adapun
rumusnya:
Bilangan asam=
( V 1V 2 ) N etanol BM NaOH
berat minyak (g)
(Harold, 1983)
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam
satu gram lemak atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon
yang berantai panjang dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus
karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan
memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat
dialam, tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi
alkohol. Asam lemak dapat bersala dari hewan maupun tumbuhan dan
mempunyai rumus umum (Page,1989).
2.4.
Titrasi
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk
mengukur umlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan suatu
larutan ion yang konsentrasinya diketahui. Pada waktu titrasi, larutan
yang mengandung suatu pereaksi dimasukkan dalam buret yang disebut
penitrasi. Larutan ini diteteskan perlahan lahan melalui kran dalam
erlenmeyer yang mengandung pereaksi lain. Titrasi dihentikan sampai
warna indikator berubah. Perubahan warna ini menandakan telah
tercapainya titik akhir titrasi (Brady,1997).
2.5.
O
CH2 O C R1
O
CH O C R2
O
CH2 O C R3
R1, R2, R3 adalah gugus alkil mungkin sama atau mungkin berbeda.
Gugus alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat
ikatan rangkap) dan tidak jenuh (mengandung ikatan rangkap)
(Supriyantini, 2006).
2.6.
Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetilamin dari lecithin.
Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur
kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga
terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai
hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
Titik
lunak
dari
lemak/minyak
ditetapkan
untuk
mengidentifikasikan minyak/lemak.
temperatur
pada
saat
menjadi
padat
kembali.
pelarut lemak.
Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya
ikatan rangkap dari asam lemak yang menjadi penyusunnya.
(Poedjiadi, 1994)
2.7.
nabati
(minyak
jagung,
minyak
bunga
matahari).
(Fessenden,1999)
2.8.
Penyabunan (saponifikasi)
Sabun merupakan logam alkali yang dibersihkan oleh asam lemak
yang dapat larut dalam air. Biasanya berasal dari minyak tumbuhan dan
dibuat dari proses hidrosinasi. Molekul sabun terdiri dari rantai
hidrokarbon dengan gugus -COO- pada ujungnya yang memilki sifat
hidrofob dan hidrofil, sabun dapat membersihkan kotoran, terutama
minyak, sehingga berfungsi sebagai elmudator.
Apabila reaksi penyabunan telah lengkap, lalu lapisan air yang
mengandung gliserol dipisahkan dan dipulihkan dengan penyaringan
molekul sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang ditambah ujung
ion sabun yang mampu mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat di
buang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat
sabun, yaitu rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat
non polar dan ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air, di tolak
oleh ujung anion molekul yang menyebul dari tetesan minyak lain.
Dalam cairan yang mengandung asam lemak di kenal peristiwa
tengik. Bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa campuran
asam keton dan asam hidroksi ekto yang berasal dari dekomposisisi asam
lemak yang terdapat dalam cairan iitu. Sampai sekarang, reaksi petenkikan dikenal sebagai reaksi asam lemak tak jenuh.
-CH=CH-CH2-CH=CH-CH=CH-CH-CH=C
Reaksi penyabunan :
CH2O2C(CH2)16CH3
CH2OH
kalor
CH2OC(CH2)16CH3 + H2O
CH2O2C(CH2)16CH3
CHOH+3CH3(CH2)16CO-Na+
CH2OH
(Fessenden,1999)
2.9.
Fungsi Lipid
Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting
bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:
1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul
3. Sumber energi yang efektif
pembuatan roti.
Memberikan tektur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.
Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine
Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam
lemak esensial
(Fessenden, 1986).
3.2.
Materi
3.2.1. Alat
No.
1.
Nama alat
Gambar
Erlenmeyer
Fungsi
Sebagai
tempat
2.
Gelas beker
Untuk
mengukur
ketelitian
yang tinggi
3.
Gelas ukur
Mengukur larutan
3.2.2. Bah
4.
Corong
No
Nama Bahan
.
1
2
5.
6.
Pipet tetes 3
Pengaduk
Minyak ikan
NaOH 0,1 N
HCl
Etanol 96 %
Fenolftalein
Memudahkan
atau
Fungsi
memindahkan menuang
cairan
digunakan
Untuk
mengambil
Sebagai bahan
yang akan
cairan
dalam
skala
digunakan
untuk
mentitrasi
Sebagai larutan Blangko yang
tetesan kecil
digunakan
Sebagai indikator perubahan pH
Untuk
mengaduk
saat titrasi
larutan
7
Penangas air
Untuk
mamanaskan
larutan
8.
an
Tempat
untuk
melakukan titrasi
3.3.
Diagram Alir
3.3.1. Penentuan Bilangan Penyabunan
1,5 gram minyak ikan (3
butir)
Erlenmeyer
- Ditambahkan 30 ml NaOH etanolat 0,1 N
- Dipanaskan sampai mendidih
- Didinginkan
- Ditambahkan 2 tetes indikator pp
- Dititrasi dengan HCl 0,1 N
- Dicatat volume HCl yangg diperlukan larutan (V2)
Hasil
30 ml NaOH 0,1 N
Erlenmeyer
- Dipanaskan sampai mendidih
- Didinginkan
- Ditambahkan 2 tetes indikator pp
- Dititrasi dengan HCl 0,1 N
- Dicatat volume HCL yang diperlukan blangko (V1)
Hasil
3.3.2. Penentuan Bilangan Asam
1,5 gram minyak ikan
(3 butir)
Erlenmeyer
- Ditambahkan 25 ml etanol
- Dipanaskan sampai mendidih
- Didinginkan sampai benar-benar dingin
- Ditambahkan 2 tetes indikator pp
- Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
- Dicatat volume NaOH yangg diperlukan larutan (V2)
Hasil
25 ml etanol 96%
Erlenmeyer
larutan blangko.
Larutan sampel dan larutan blangko dipanaskan sampai mendidih
kemudian didinginkan.
Setelah larutan dingin ditambahkan 2 tetes indikator pp dan kemudian
blangko
Larutan dipanaskan sampai mendidih pada suhu 800C, setelah itu
didinginkan.
Setelah dingin larutan ditambahkan 2 tetes indikator pp kemudian
sebagai V2.
Cara yang sama dilakukan untuk larutan blangko dan dicatat pula
volumenya sebagai V1.
Hasil
Penentuan Bilangan Penyabunan
Setelah melakukan beberapa langkah didapat hasil sebagai berikut:
V1 (minyak ikan)
= 17,9 ml
V2 (blangko)
= 75,5 ml
BM NaOH
= 40
N HCl
= 0,1
Berat minyak
= 1,5 gr
Dengan menggunakan rumus
( V 2V 1 ) N HCl BM NaOH
Bilangan penyabunan=
berat minyak ( g)
Didapatkan hasil penghitungan sebagai berikut
( 75,717,9 ) 0,1 40
Bilangan penyabunan=
1,5 gr
154,13
( V 1V 2 ) N etanol BM NaOH
berat minyak (g)
( 0,70,5 ) 0,1 40
1,5 gr
0,5333
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Bilangan Penyabunan
Praktikum penentuan bilangan penyabunan ini dilaksanakan
dengan mencampurkan 1,5 gram minyak ikan (3 butir) dengan 30 ml
mengunakan rumus:
Bilangan penyabunan=
( V 2V 1 ) N HCl BM NaOH
berat minyak ( g )
Setelah
melakukan
beberapa
langkah
antara
lain
dengan
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Bilangan penyabunan dinyatakan sebagai jmlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Bilangan
penyambunan minyak / lemak yang diperoleh dari praktikum adalah
154,13.
2. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu
gram lemak atau minyak. Bilangan asam minyak / lemak yang diperoleh
dari praktikum ini adalah 0,5333.
5.2.
Saran
1. Praktikan sebaiknya lebih berhati hati saat memecahkan minyak ikan
dari kapsulnya agar minya yang ada di dalam kapsul bisa masuk semua ke
dalam erlenmeyer.
2. Praktikan hendaknya lebih teliti da cermat dalam melakukan pengamatan
perubahan warna dan volume saat titrasi agar didapatkan hasil yang akurat.
3. Praktikan hendaknya lebih siap sebelum melaksanakan praktikum agar
mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Praktikan :
MURRAYA
26020112140083
Asisten :
FAISAL ISLAMI
26020110130085
RADITYA AHMAD R
26020110130099