ANALISI LIPIDA
Oleh:
Kania Setianti 121810301006
Ardine Kumalasari 121810301017
R. Yuni Ristanti S 121810301039
Wiwit Puji Lestari 121810301052
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
H 2C O C R1
O
HC O C R2
O
H 2C O C R3
R1, R2, R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai dari 3
sampai 23, namun yang paling umum adalah 15 atau 17 (Kuswati,2001).
Sifat kelarutan lipid membedakan lipid terhadap tiga golongan utama lain dari
produk alam lainnya yaitu karbohidrat, protein, dan asam nukleat yang pada
umumnya tidak larut dalam pelarut-pelarut organik. Struktur kimia lipid sangat
beragam, sekalipun sifat kelarutannya mirip. Beberapa diantaranya berupa ester dan
lainnya berupa hidrokarbon, sebagian asiklik dan ada yang polisiklik. Lemak dan
minyak biasa juga disebut trigliserida atau trigliserol merupakan anggota lipid.
Lemak yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari meliputi mentega, lemak
hewan, dan bagian berlemak dari daging. Sedangkan minyak berasal dari tumbuhan
termasuk jagung, biji kapas, zaitun, kacang, dan minyak kedelai. Meskipun lemak
berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memilki struktur organik yang
sama. Lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol dan disebut
trigliserida (Hart, 1983).
Lipida polar memiliki kepala bersifat polar dan ekor nonpolar yang merupakan
komponen utama membran. Fosfogliserida adalah yang paling banyak, yang
mengandung dua molekul asam lemak yang berikatan ester dengan kedua gugus
hidroksil bebas dari gliserol 3-fosfat dan karbon alkohol kedua, yaitu gugus pada
bagian kepala berikatan ester dengan asam fosfat. Fosfogliserida berbeda dalam
struktur gugus kepala. Kepala yang bersifat polar pada fosfogliseridamembawa
muatalistrik pada pH di sekitar 7. Spingolipid juga merupakan komponen membran
mengandung basa spingosin, tetapi tidak mengandung gliserol. Golongan
spingomielin memiliki dua rantai hidrokarbon panjang selain komponen asam fosfat
dan kolinnya. Salah satu rantai hidrokarbon diberikan oleh asam lemak yaitu alkohol-
amino alifatik yang berantai panjang (Lehninger, 1982).
2.5 Kolestrol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol
merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen
utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan
sejumlah komponen penting seperti vitamin D ( untuk membentuk &
mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks ( contohnya Estrogen &
Testosteron) dan asam empedu ( untuk fungsi pencernaan). Pada umumnya lemak
tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak
dapat diangkut kedalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut
dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antar lemak
( kolesterol, trigleserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein.
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentuknya menuju tempat
penggunaannya (Guyton 1996).
2.6 Identifikasi Lemak
2.6.1 Uji Kolestrol
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi
warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan
asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan
fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang
berubah menjadi menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila
ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-
mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman
Burchard. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan konsentrasi
kolesterol.
(Poedjiadi, 1994)
2.7.2 Bahan
- C2H5OH - Minyak sawit bekas
- C3H6O - Br2
- C4H10O - C6H6O3 0,1% (dalam eter)
- CHCl3 - HCl pekat
- PE - Kolestramin
- Lemak sapi - H2SO4 pekat
- Minyak ikan - CH3COOH
- Minyak sawit non curah - Akuades
(Bimoli) - Kertas folio
- Minyak jagung Mazola - Label kertas
- Minyak sawit curah - Tisu
- Margarin
2.8 Prosedur Kerja
2.8.1 Sifat Kejenuhan Minyak dan Lemak
Hasil
Sampel minyak
Hasil
2.8.3 Eksistensi Kolestrol – Uji Liebermann – Burchard – Salkowski
Sampel minyak
Hasil
5 g Minyak Bimoli
Hasil
2.8.5 Penentuan Angka Penyabunan
Hasil
25 g kemiri
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.10 Pembahasan
2.10.1 Sifat Kejenuhan Minyak dan Lemak
Berdasarkan pada uji percobaan uji ketidakjenuhan asam lemak, sampel yang
digunakan adalah margarine, minyak bimoli, minyak goring curah, minyak goring
bekas, minyak ikan, dan minyak jagung. Sampel ditambahkan dengan air Brom,
dimana air Brom akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap
pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah yang hilang menandakan
bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Penambahan air
Brom dihentikan saat warna air Brom tidak berubah. Hasil dari percobaan minyak
ikan dan margarine memiliki kejenuhan lebih tinggi dari minyak yang lain. Minyak
jagung ketidakjenuhannya lebih tinggi dari pada minyak yang lain. Banyaknya air
Brom menandakan banyaknya ikatan rangkap yang dimiliki minyak atau lemak.
Kemudian campuran hasil refluks dititrasi dengan HCl 0,1 N. Metoda titrasi ini
sangat penting dilakukan untuk mengetahui jumlah total lemak dan asam lemak
dalam minyak. Titrasi yang dipakai adalah titrasi kembali, artinya KOH awal yang
digunakan adalah berlebih kemudian kelebihan KOH yang tidak bereaksi dengan
lemak dititrasi dengan HCl menggunakan indikator phenolptalein.
Setelah dititrasi didapat volume HCl yang digunakan pada saat titik akhir
(terjadi perubahan warna) yaitu 91,9 mL. Sedangkan titrasi untuk larutan KOH
alkoholis tanpa berisi minyak (berfungsi sebagai larutan blanko) mencapai titik akhir
pada saat volume HCl yaitu 160,9 mL. Sehingga melalui perhitungan dapat
ditentukan angka penyabunan dari percobaan ini sebesar 309,12.
2.11 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Cara mengetahui sifat kejenuhan pada minyak yaitu dengan penambahan air
brom hingga warna brom tidak berubah.
2. Sampel minyak yang mengalami ketengikan adalah minyak bimoli dan
margarin.
3. Reaksi ketengikan pada lipid adalah reaksi antara floroglusinol dengan
molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut sehingga
menghasilkan perubahan warna menjadi merah muda.
4. Uji eksistensi kolestrol dilakukan dengan penambahan kloroform, asam asetat,
dan asam sulfat pekat.
5. Bilangan asam pada minyak bimoli adalah 2,24.
6. Angka penyabunan pada minyak bimoli adalah 309,12.
7. Kadar minyak pada kemiri adalah 52,76%
2.12 Saran
Saran dalam percobaan ini, diharapkan bahan tersedia secara merata di setiapa
meja praktikan agar praktikan tidak tidak terlihat menggerombol.
DATAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. Jakarta: EGC.
Budimarwanti. 2010. Analisis Lipid. Malang: Universitas Negeri Malang.
Guyton, A. C. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ketujuh. Jakarta:
Kedokteran EGC.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kelima. Jakarta:
Erlangga.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Kuswati, dkk. 200. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Page, David. S. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia: Lipid . Jakarta: Universitas Indonesia.
Soemardjo, Damin. 1998. Kimia Kedokteran edisi III. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Stryer, Lubert. 1996. Biokimia edisi ke-4 Volume 1. Jakarta: Kedokteran.
Supardan. 1989. Metabolisme Lemak. Malang: MIPA Universitas Brawijaya.
Team Biokimia. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Biomolekul. Jember: FMIPA Kimia.
LAMPIRAN
1. Bilangan Asam
V KOH × N KOH × BM asam
Kadar= 100 %
massa ×1000
2 ,24 mL ×0 , 1 N × 56 g /mol
Kadar= 100 %
5 g ×1000
Kadar=0 , 8 %
2. Angka Penyabunan
Vb = 160,9 mL
Vs = 91,9 mL
NHCl = 0,1 N
BMKOH = 56 g/mol
(V b−V s) × N HCl × BM KOH
Angka Penyabunan=
massa awal
( 160 , 9 mL−91 , 9 mL ) × 0 ,1 N ×56 g/mol
Angka Penyabunan=
1 ,25 g
69 , 0 mL × 0 , 1 N ×56 g /mol
Angka Penyabunan=
1 ,25 g
386 , 4 g
Angka Penyabunan=
1 ,25 g
Angka Penyabunan=309 ,12
3. Kadar Minyak pada Kemiri
Massa kemiri = 25,00 g
Massa minyak yang diperoleh = 13,19 g
13 ,19 g
Kadar minyak pada kemiri= × 100 %
25 ,00 g
Kadar minyak pada kemiri=52 ,76 %
4. Gambar Praktikum
Uji Ketengikan
Uji Kolestrol