Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH BIOKIMIA

“LIPID”

Oleh

Ahmad Madani
Lia Agustin
M. Bakharudin Fatah
Aninda Nur Fajrin
Sarah Stephanie
Naufal Zaki
Ferdin Imaduddin

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Pengertian Lipid
Lipid adalah suatu golongan besar senyawa alami, molekulnya dapat
dikatakan tak larut air (hydrophobic) atau sekelompok senyawa organik yang
terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan memegang peranan penting
dalam struktur dan fungsi sel. Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan
penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya.Lipid tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan
benzena. Penyusun utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol denganti
asam lemak yang bias beragam jenisnya (Gordon 1990).

Gambar 1. Lipid
Lipid secara umum
dapat dibagi ke dalam
dua kelas besar, yaitu
lipid sederhana dan
lipid kompleks. Lipid
yang paling
sederhana dan paling
banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol,
juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini
merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan,
dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau
depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada
membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini
tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi
(Lehninger, 1982).
Trigliserida yaitu triester dari gliserol dan asam lemak, adalah lipid yang
melimpah dalam jaringan hewan.Membran semua sel terdiri dari lipid. Lipid
utama dalam membran sel ialah fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan
berupa kolesterol.Lipid penting sebagai cadangan (untuk zat gizi) dan pembangun
membran sel. Lipid cadangan umumnya berbentuk trigliserida, sedangkan lipid
membran biasanya berupa fosfolipid dan glikolipid.
Peran Lipid
Secara biologis, asam lemak mempunyai empat peran utama:
 Digunakan untuk membentuk gliserofosfolipid dansfingolipid yang
merupakan komponen esensial dari struktu membran.
 Banyak protein yang secara kovalen dimodifikasi oleh asam lemak.
Myristate (C14;0) dan palmitate (C16:o) secara langsung melekat pada
beberapa protein, sedangkan phosphatidylinositol scara kovalen terpaut
dengan C terminus dari prtein lainnya via satu struktur glycosylated.
 Asam lemak sebagai molekul bahan bakar, disimpan sebagai
triacylglycerol, dan dipecah untuk menghasilkan energi.
 Turunan dari asam lemak berupa hormon (seperti prostaglanin) dan
intracellular second messengers.

Fungsi Lipid
1. Menyimpan energi dan transport, sebagai fungsi utama triasilgliserol yang
ditemukan dalam jaringan adiposa.
2. Sebagai struktur membran.
3. Kulit pelindung dari komponen dinding sel.
4. Penyampai kimia.
5. Insulasi Barier, untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik..
6. Kofaktor/prekursor enzim, untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam
darah, koenzim A, dan sebagainya.
7. Hormon dan vitamin, prostaglandin: asam arakidonat adalah prekursor
untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid, dan lain-lain.

Struktur dan Karakteristik Lipid


Asam lemak terdiri atas satu rantai hidrokarbon dan suatu terminal gugus
asam karboksilat. Umumnya asam lemak yang ditemukan dalam biologi
mempunyai jumlah atom karbon genap yang terpola dalam satu rantai tak
bercabang. Rantai panjang biasanya berkisar antara 14 sampai 24 atom karbon,
dengan asam lemak yang umunya mengandung 16 atau 18 atom karbon, Asam
lemak jenuh mempunyai atom karbon yang semuanya jenuh dengan atom
hidrogen. Asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Gambar 2. Struktur Lipid
Karakteristik asam lemak tergantung pada panjangnya rantai dan jumlah
dari ikatan rangkap. Asam lemak yang mempunyai rantai lebih pendek
mempunyai suhu leleh yang lebih rendah daripada yang mempunyai rantai lebih
panjang. Asam lemak tak jenuh mempunyai suhu leleh yang lebih rendah daripada
asam lemak jenuh dengan panjang rantai yang sama.
Lemak berkarakteristik  sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau
sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti
chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak
bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena
kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi
sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap
tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain,
contohnya karbohidrat dan asam amino.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golongan besar, yaitu:

1. Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol,


contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2. Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya fosfolipid, cerebrosida.
3. Derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol dan sterol.

Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan
dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran.
Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal
secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi
selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang
penting contohnya: sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang
luar. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal
mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan
otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%.
Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah
kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :
1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,CHCl3,
benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel
hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.
2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid
terdapat 95%asam lemak).
3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam
lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat
dibuat asam linolenat dan asam arakidonat.

Asam Lemak
Salah satu komponen lemak adalah asam lemak. Menurut ada atau
tidaknya ikatan rangkap yang dikandung asam lemak, maka asam lemak dibagi
menjadi :
1. Asam lemak jenuh (Cn H2n O2), Saturated Fatty Acid (SFA)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mempunyai ikatan
tunggal atom karbon (C) dimana masing-masing atom ini akan berikatan dengan
atom H. Contohnya adalah asam butirat (C 4), asam kaproat (C6), asam kapritat
(C8), dan asam kaprat (C10). Umumnya sampai dengan C10 ini sifat asam lemak
adalah cair dan mulai C12 sampai C24 bersifat padat. C4, C12 dan lain-lain
menunjukkan jumlah atom karbon yang terikat dalam rantai.
Sehubungan dengan jumlah atom C dalam asam lemak, maka kita
mengenal :
a.    Asam lemak berantai pendek, yaitu bila atom C yang terikat sebanyak 2-4
buah.
b.   Asam lemak berantai sedang, yaitu bila atom C yang terikat sebanyak 6-10
buah.
c.   Asam lemak berantai panjang, yaitu bila atom C yang terikat sebanyak 12-26
buah.
Asam lemak jenuh berasal dari berbagai sumber asam lemak diantaranya :

Macam Asam Sumbernya Panjang Sifat


Lemak Jenuh Rantai Fisik
Asam laurat Minyak kelapa C12 Padat
Asam miristat Minyak nabati C14 Padat
Asam palmitat Minyak nabati dan C16 Padat
hewani
Asam stearat Minyak nabati dan C18 Padat
hewani 1
Asam arakhidat Minyak kacang C20 Padat
Asam behenat Minyak kacang C22 Padat
Asam lignoserat Minyak kacang C24 Padat
Asam butirat Lemak butter C4 Cair
Asam kaproat Lemak butter C6 Cair
Minyak kelapa
Asam kaprilat Minyak butter C8 Cair
Minyak kelapa
Asam kaprat Minyak salam C10 Cair

2. Asamlemaktakjenuhtunggal (MUFA / C6H2nO2)

Asamlemaktakjenuhtunggalmerupakanasamlemak yang selalumengandung


1 ikatanrangkapantara 2 atom C dengankehilangan paling sedikit 2 atom H.
Contohnyaadalahasamburat, asampalmitoleat (C12), danasamoleat (C18)
umumnyabanyakterdapatpadalemaknabatiatauhewani.Sumberdariasamlemaktidak
jenuhdenganikatanrangkaptunggal (MUFA,Mono Unsaturated Fatty Acid)
dapatdilihatdalamtabelberikut :

Macamnya Sumber PanjangRantai SifatFisik


Asam           Lemak nabati C16 Cair
Palmitoleat           Lemak hewani

Asam Oleat           Lemak nabati C18 Cair


          Lemak hewani
          75% minyak live
          30% Lemak babi
         40% Lemak Sapi dan
domba

3.        Asam Lemak tak Jenuh poli (PUFA,Poly Unsaturated Fatty Acid) (CNH2n)2

Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap banyak merupakan asam
lemak yang mengandung lebih dari 1 ikatan rangkap. Asam lemak ini akan
kehilangan paling sedikit 4 atom H. Contohnya adalah asam lemak linoleat (C 18)
berikatan rangkap dua, asam lemak eleostearat (C 18) berikatan rangkap tiga, dan
lain sebagainya. PUFA disebut juga sebagai asam lemak essensial (EFA,
Essensial Fatty Acid) sumber dari asam lemak tak jenuh poli disajikan dalam table
berikut :

Macamnya Sumber Panjang Rantai Sifat fisik


Asam Linoleat -   10% dalam adpokat C18 Cair
-   20% - 30% dalam kacang
atau lemak ayam
-   50% - 60% dalam minyak
jagung
-   70% dalam minyak kapas
Asam eleostearat      Lemak Sapi, lemak ayam C18 Cair
dan lemak nabati
Asam Linolenat -    20% dalam hati, lemak babi C18 Cair
-    7% dalam kacang kedelai
Asam arakhidonat-    Lemak hewani C20 Cair
-    Lemak kacang tanah

LEMAK DAN MINYAK

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal
sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau
lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti
asam lnoleatr, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan
pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Dalam pengolahan bahan pangan,
minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak
goreng, shortening  (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan margarin.

Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori, serta memperbaiki


tekstur dan cita rasa bahan pangan. Lemak hewani mengandung banyak sterol
yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih
banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair.
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari
lemak hewan darat seperti lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti
ikan paus, minyak ikan herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.

Perbedaan Minyak dengan Lemak

Minyak Lemak

1.Umumnya tidak jenuh (terdapat 1.Umumnya jenuh (tidak terdapat


ikatan rangkap) ikatan tangkap)

2.Mudah rusak / tengik 2. Tidak mudah rusak / tengik

3.Berwujud cair 3. Berwujud padat

4.Titik leleh rendah 4. Titik leleh tinggi

5.Contohnya asam oleat 5.Contohnya Asam Palmitat


(C17H33COOH), asam linoleat (C15H31COOH) dan asam stearat
(C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H35COOH)
(C17H29COOH)

Persamaan antara minyak dan lemak :


1. Merupakan asam karboksilat bervalensi tinggi
2. Tidak larut dalam air
3. Larut dalam pelarut organik, seperti eter, alkohol, benzena, CCl4, Kloroform
4. Berat jenis lebih kecil daripada air

Contoh Minyak

Minyak goreng

Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan
penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik
asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.        Makin tinggi
titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak
goreng tergantung dari kadar gliserol bebas

Sabun

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan,


badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali, dan trigliserida dari lemak.
Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi
penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk
gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan di olah lagi untuk
menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke kita. Sabun pada mulanya
berbentuk batang. Lalu seiring dengan kemajuan zaman, di buatlah sabun colek,
sabun sintetis atau deterjen. Berikut ini adalah skema reaksi penyabunan dalam
proses pembuatan sabun.

Contoh Lemak

Mentega

Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses
pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi minyak dalam air.
Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi
di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein  yang bertindak sebagai zat
pengemulsi (emulsifier) Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau
yang asam. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat
diasamkan dengan menambah biakan murni bakteri asam laktat pada lemak susu
yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya
respirasi.

Margarin

Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan
nilai gizi hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak,
dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang
digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau nabati Lemak hewani yang
digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang
digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan
minyak biji kapas.

Buah Alpukat

Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan buah berukuran sedang ini bisa
berisi 22 gram lemak. Buah ini juga menyediakan 20 manfaat kesehatan penting,
di antaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium, vitamin E dan B,
serta asam folat.
Kacang kenari

Kenari hanya memberikan kenikmatan ketika dikonsumsi, melainkan juga sumber


nutrisi yang kaya lemak tak jenuh tunggal. Jenis makanan ini telah
direkomendasikan untuk mereka yang memiliki masalah kardiovaskular dan
bermanfaat sebagai sifat anti-kanker, efek anti-inflamasi, serta sifat kesehatan
otak. Untuk memperoleh manfaat dari kenari, Anda bisa mengonsumsinya dalam

Sebab-sebab kerusakan lemak

Penyerapan bau

Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat


menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara
sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap
oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak menjadi
rusak.

Hidrolisis

Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.
Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi
makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut
terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase,
lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%. Hidrolisis
sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama penyimpanan dan pengolahan
minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan
proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik
mutunya.

Oksidasi dan ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak
tidak jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-
faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau
hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim-enzim lipoksidase.

Pencegahan ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.
Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya.

Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan
dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, lemak harus
dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Adanya antioksidan dalam lemak akan
mengurangi kecepatan proses oksidasi.

Struktur Fosfolipid

 Trigliserida adalah ester dari gliserol, yang dibentuk oleh asam lemak yang dapat
jenuh atau tidak jenuh.
 Tiga kelompok hidroksil dari gliserol bereaksi dengan tiga molekul asam lemak
untuk membentuk trigilserida.
 Fosfolipid yang digliserida terdiri dari satu gliserol (1,2,3-propantriol) molekul
yang ditandai dengan dua asam lemak pada 1 dan 2 posisi di gliserol melalui
ikatan ester.
 Kelompok hidroksil
 ketiga gliserol terpasang dengan asam fosfat melalui ikatan ester fosfat.
 Oleh karena itu sifat-sifat kimia dan fisik fosfolipid yang bergantung pada
jenis rantai asam lemak dan alkohol amino. Sama seperti trigliserida, fosfolipid
juga memiliki ujung polar dan non-polar. Rantai hidrokarbon panjang asam lemak
non-polar di alam sedangkan kelompok fosfat adalah ujung polar dengan oksigen
bermuatan negatif dan nitrogen bermuatan positif.

Struktur fosfolipid
 

Fungsi Fosfolipid

Beberapa fungsi penting dari fosfolipid adalah sebagai berikut.

 Ada dua fosfolipid penting, Phosphatidylcholine dan Phosphatidylserine


yang ditemukan dalam membran sel tanpa mereka sel tidak dapat berfungsi secara
normal.
Fosfolipid juga penting untuk kesehatan otak yang optimal karena mereka
ditemukan dalam membran sel sel otak juga membantu untuk berkomunikasi dan
mempengaruhi fungsi reseptor. Itu adalah bahan makanan yang kaya fosfolipid
seperti kedelai, telur dan jaringan otak hewan yang baik untuk otak yang sehat dan
cerdas.

 Fosfolipid merupakan komponen utama membran sel atau membran


plasma. Lapisan ganda molekul fosfolipid menentukan transisi mineral, nutrisi,
dan obat-obatan yang masuk dan keluar dari sel dan mempengaruhi berbagai
fungsi mereka.
 Fosfolipid adalah komponen utama dari semua membran sel, mereka
mempengaruhi sejumlah organ dan jaringan, seperti jantung, sel-sel darah dan
sistem kekebalan tubuh.
 Fosfolipid hadir dalam membran sel memberikan permeabilitas sel dan
fleksibilitas dengan berbagai zat serta kemampuannya untuk bergerak dengan
lancar.
 Susunan molekul fosfolipid dalam lipid bilayer mencegah asam amino,
karbohidrat, asam nukleat, dan protein bergerak melintasi membran melalui
difusi. Lipid bi-layer biasanya membantu mencegah molekul yang berdekatan dan
menempel satu sama lain.
 Selektivitas zat tertentu berupa membran sel yang disebabkan oleh adanya
molekul bagian hidrofobik dan hidrofilik dan pengaturan dalam bilayer. Bilayer
ini juga mempertahankan pH normal sel untuk terus berfungsi dengan baik.
 Fosfolipid juga berguna dalam pengobatan masalah memori yang berhubungan
dengan zat kronis karena mereka meningkatkan kemampuan organisme untuk
beradaptasi dengan stres kronis.

Glikolipid
Cerebrosida adalah nama umum untuk sekelompok glikosphingolipid
yang disebut monoglikoskloramamida yang merupakan komponen penting
pada otot hewan dan selaputsaraf .

Mereka terdiri dari seramida dengan residu gula tunggal pada bagian 1-


hidroksil. Residu gula bisa berupa glukosa atau galaktosa ; Dua tipe utama itu
disebut glucocerebrosides (alias glucosylceramides) dan galactocerebrosides (alias
galactosylceramides). Galactocerebrosides biasanya ditemukan pada jaringan
saraf, sedangkan glucocerebrosides ditemukan di jaringan lain.

Struktur dasar serebrosida adalah ceramide . Monoglikosil dan


oligoglikoskilamamida yang memiliki mono atau polisakarida yang terikat secara
glikosida ke gugus OH terminal ceramide didefinisikan sebagai
serebrosida. Sphingosine adalah basis rantai panjang utama yang ada di ceramide.

Galactosylceramide adalah glycosphingolipid utama dalam jaringan


otak. Galactosylceramides hadir di semua jaringan saraf, dan dapat menyusun
sampai 2% berat kering materi abu-abu dan 12% materi putih. Mereka adalah
konstituen utama oligodendrosit . Glucosylceramide ditemukan pada tingkat
rendah pada sel hewan seperti limpa, eritrosit, dan jaringan saraf,
terutama neuron. Glucosylceramide adalah penyusun utama lipid kulit, di mana
penting untuk pembentukan tubuh lamellar di stratum korneum dan untuk
menjaga penghalang permeabilitas air pada kulit. Glucosylceramide adalah satu-
satunya glycosphingolipid yang umum ditemukan pada tanaman, jamur dan
hewan. Hal ini biasanya dianggap sebagai glycosphingolipid utama pada
tanaman. Ini adalah komponen utama lapisan luar membran
plasma. Galactosylceramides belum ditemukan pada tanaman.

Glubosida

Glubosida adalah sejenis glikosphingolipid dengan lebih dari satu gula sebagai


rantai samping (atau kelompok R ) dari seramida. Gula biasanya merupakan
kombinasi N -acetylgalactosamine, D-glucose atau D-galactose. Glikosphingolipi
d yang hanya memiliki satu gula sebagai rantai samping disebut serebrosida.
Rantai samping dapat dibelah oleh galaktosidase dan glukosidase. Kekurangan α-
galaktosidase A menyebabkan penyakit Fabry, penyakit metabolik yang
diwariskan yang ditandai dengan akumulasi globotriaosylceramide globosida.

Sphingolipid

Sphingolipid atau glycosylceramide, adalah kelas lipida yang mengandung tulang


punggung basis sphingoid, satu set alkohol amino alifatik yang
mencakup sphingosine. Mereka ditemukan di ekstrak otak pada tahun 1870-an
dan diberi nama berdasarkan Sphinx mitologis karena sifat misterius
mereka. Senyawa ini memainkan peran penting dalam transmisi sinyal dan
pengenalan sel. Sphingolipidosis , atau kelainan metabolisme sphingolipid,
memiliki dampak khusus pada jaringan saraf. Spearolipid dengan gugus R yang
terdiri dari atom hidrogen hanya merupakan seramida. Kelompok R umum
lainnya termasuk phosphocholine , menghasilkan sphingomyelin , dan berbagai
monomer gula atau dimer,menghasilkan serebrosida dan globosida. Cerebrosides
dan globosida secara kolektif dikenal sebagai glycosphingolipids .

Gangliosida
Gangliosida adalah spingolipid yang paling kompleks, satu rantai olisakarida
dengan paling sedikit satu gula yang bersifat asam yang terikat pada seramida.
Gula yang bersifat asam ialah N-asetilneuraminat atau N-glikolilneuraminat.
Gula-gula yang bersifat asam ini disebut asam asilat.
Konsentrasi gangliosida paling tinggi ditemukan pada system saraf, terutama pada
substansi grisea. Jumlahnya 60% dari jumlah lipid yang ditemukan di substansi
grisea. Pemecahan gangliosida di dalam lisosom adalah dengan pengeluaran
secara berurutan gula-gula terminalnya.
Gangguan pada pemecahan gangliosida ini dapat menyebabkan akibat klinis yang
serius; dapat menyebabkan penyakit Tay-sachs. Kandungan gangliosida dalam
jaringan otak bayi penderita penyakit Tay-sachs sangat meningkat. Kadar
gangliosida GM2 bebrapa kali lebih tinggi daripada normal, disebabkan karena
pengeluaran residu N-asetilgalaktosmin ujung terjadinya sangat lambat bahkan
tidak berlangsung. Enzim yang tidak ada atau mengalami defisiensi pada penyakit
ini adalah enzim -N-asetilheksosaminidase yang spesifik. Penyakit Tay-sachs ini
merupakan pennyakit menurun dan bersifat resesif otosomal.

STEROIDS
Steroids merupakan salah satu kelas utama dari lipid yang memiliki
struktur yang sama sekali berbeda dari kelas – kelas lipid lain. Fitur utama utama
dari steroid adalah tiga system cincin sikloheksan dan satu siklopentana dalam
system cincin yang menyatu. Definisi lengkap dari steroids adalah senyawa yang
memiliki kerangka siklopentana fenan trena atau kerangka yang berasal satu atau
lebih ikatan scissions atau ekspansi cincin atau kontraksi. Gugus metil biasanya
berada pada atom C-10 dan C-13. Rantai sisi alkil juga dapat berada pada atom C-
17. Steroid merupakan keluarga molekul lipid yang mencakup kolesterol,
hormone steroid, dan garam empedu. Kolesterol dibentuk dalam jaringan otak,
jaringan saraf,dan dan aliran darah.
(Sumbono, 2016)
Sifat lipid
a. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organic (benzena,
eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida)
b. Lipid mengandung unsur - unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis
lipid juga mengandung nitrogen dan fosfor
c. Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada
metabolism tumbuhan dan hewan.
d. Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, berbeda dengan karbohidrat dan
protein.
(Guyton, 2009)
Steroid adalah suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti
siklopentana perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah
cincin siklopentana. Dahulu sering digunakan sebagai hormon kelamin, asam
empedu, dll. Tetapi pada tahun -tahun terakhir ini makin banyak senyawa
steroid yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan. Tiga senyawa yang biasa
disebut fitosterol terdapat pada hampir setiap tumbuhan tinggi yaitu:
1. Sitosterol,
2. Stigmasterol,
3. Kampesterol.
Menurut asalnya senyawa steroid dibagi atas :
1. Zoosterol, yaitu steroid yang berasal dari hewan misalnya kolesterol.
2. Fitosterol, yaitu steroid yang berasal dari tumbuhan misalnya
sitosterol dan stigmasterol
3. Mycosterol, yaitu steroid yang berasal dari fungi misalnya ergosterol
4. Marinesterol, yaitu steroid yang berasal dari organisme laut misalnya
spongesterol.
Berdasarkan jumlah atom karbonnya, steroid terbagi atas:
1.Steroid dengan jumlah atom karbon 27, misalnya zimasterol
2.Steroid dengan jumlah atom karbon 28, misalnya ergosterol
3.Steroida dengan jumlah atom karbon 29, misalnya stigmasterol

Senyawa yang termasuk kedalam steroid adalah sebagai berikut :


1. Estrogen
Estrogen (estrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi
terutama sebagai hormone seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh
pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia
subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-
tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam
penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat
menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa
efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan
yang berlebihan.
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim
untuk merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut
pubik; mengatur siklus menstruasi. Hormon estrogen juga menjaga kondisi
kesehatan dan elastisitas dinding vagina, serta memicu produksi cairan
vagina. Mereka juga berperan menjaga tekstur dan fungsi payudara.
          
  Pada perempuan hamil, hormon estrogen membuat puting payudara
membesar, dan merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Selain itu, hormon
estrogen juga memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang
persalinan. Namun, hormon estrogen juga akan melunakkan jaringan-jaringan
tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi-sendi tubuh menjadi lemah (tidak
kuat menyangga tubuh untuk sementara waktu). Akibatnya ibu hamil sering
mengalami sakit punggung.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh
wanita adalah estradiol estriol dan estron. Sejak menarche sampai menapause
estrogen utama adalah17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen
tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari
testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat
lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron
ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun
buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan
yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami
dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen. 

2. Progesteron.
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus
menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan
hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Progesteron
memiliki efek fisiologis sebagai berikut(Guyton,2009)
Efek pada sistem reproduksi

a. menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan


b. selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh
ibu, untuk menerima janin.
c. menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
d. menghambat laktasi selama kehamilan
e. penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi
awal mula proses kelahiran bayi.

Efek pada sistem syaraf

progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan


kemampuan belajar dan daya ingat

Efek pada sistem lainnya

a. menurunkan kejang otot polos


b. menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
c. memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
d. menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen
sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
e. mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan
kerusakan gigi.
f. mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika


digunakan secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin,
akan tetapi progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami
karena pada banyak kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek
progesteron pada uterus. Progesteron adalah hormon, diproduksi dalam
ovarium. Hormon ini berfungsi untuk perubahan, yang terjadi di dalam rahim
selama siklus haid. Progesteron menyiapkan rahim untuk implantasi telur yang
dibuahi, dan juga bertanggung jawab untuk pemeliharaan rahim melalui
kehamilan .

3. Testosteron
Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen.
Penghasil utama testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur
(ovari) pada betina, walaupun sejumlah kecil hormon ini juga dihasilkan
oleh kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama
dan merupakan steroid anabolik.

Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan


penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido,
energi, fungsi imun, dan perlindungan terhadap osteoporosis. Secara rata-
rata, jantan dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih
banyak dari pada betina dewasa.
(Guyton, 2009)

Androgen

Androgen adalah setiap hormon steroid dengan rumus kimianya berciri 19


atom C dengan inti steroid yang memeliki efek maskulinisasi. Pertama kali
ditemukan pada tahun 1936. Mempunyai fungsi penting terhadap reporduksi laki-
laki yang bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder
pada pria termasuk pertumbuhan rambut, wajah, tubuh, tulang dan pengembangan
otot.  Androgen banyak dihasilkan di berbagai tempat di dalam tubuh seperti di
ovarium, kelenjar adrenal dan yang paling banyak ada di testis.
Androgen adalah Sebuah hormon seks pria yang mempromosikan
pengembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria. Androgen utama adalah
testosteron. (midterm).

Androgen (AN-dro-jen) Testosteron atau hormon steroid terkait.


Merangsang perubahan somatik pada pubertas pada kedua jenis kelamin, libido
dewasa pada kedua jenis kelamin, perkembangan anatomi laki-laki pada janin dan
remaja, dan spermatogenesis. (saladin)

Pada masa pubertas baik untuk laki-laki dan wanita, hormon androgen
yang dihasilkan akan  meningkat kadarnya yang akan menstimulasi pertumbuhan
rambut pubis dam meningkatkan libido (hasrat seksual). Di testis akan terjadi
peningkatan produksi testoteron, dan pada wanita selain androgen yang meningkat
ada hormon estrogen yang terjadi peningkatan di ovarium. 

A.    Androgen Pada Wanita

Tubuh wanita juga menghasilkan androgen meskipun tidak mempunyai


testis sebagaimana pada pria. Androgen ini dihasilkan terutama oleh kelenjar
adrenal, yang mempunyai efek maskulin terhadap wanita seperti untuk
merangsang pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Tidak hanya kelenjar adrenal
yang menghasilkan androgen tapi ovarium juga menghasilkan androgen meskipun
dalam jumlah yang tidak besar pada sel target. Androgen ini akan diubah menjadi
testoteron yang mempunyai efek maskulin.
Dehydroepiandrosterone (DHEA) merupakan hormon steroid yang
dihasilkan dengan kolesterol sebagai bahan, dan korteks adrenal sebagai
pengolahnya. Androgen ini adalah prekursor utama estrogen alami. DHEA juga
dapat disebut dengan dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone.

Androstenedione merupakan sebuah steroid androgenik yang dihasilkan


oleh testis, korteks adrenal, dan ovarium. Selain diubah secara metabolik ke
testosteron dan androgen lainnya, mereka juga termasuk struktur induk dari
estron.

Androstenediol merupakan metabolit steroid yang dipercaya berperan


sebagai regulator utama dari sekresi gonadotropin.

Androsterone merupakan bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan


androgen dari progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang
lebih sama dalam plasma dan urin pria dan wanita.

Dihidrotestosteron (DHT) merupakan metabolit testosteron, dan androgen


yang lebih kuat daripada testosteron dalam mengikat pada reseptor androgen.
Androgen ini dihasilkan dalam korteks adrenal.

A.    Fungsi Androgen

1.      Testoteron

Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas,


pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut
wajah, perubahan pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah
seks (libido) dan fungsi seksual, pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan
produksi sperma

2.      Dehydroepiandrosterone (DHEA)

Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat


memperbaiki tidur.

3.      Androstenedione (Andro)
Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia saat
membentuk tubuh yang atletis.

4.      Dihidrotestosteron (DHT)

Dihidrotestosteron berfungsi untuk pembentukan karakteristik seks laki-


laki yang utama dan paling karakteristik seks sekunder laki-laki selama pubertas,
seperti otot pertumbuhan, wajah dan tubuh pertumbuhan rambut, dan
memperdalam suara.

Sterol
Sterol sering ditemukan bersama - sama dengan lemak. Sterol dapat
dipisahkan dari lemak setelah penyabunan. Persenyawaan sterol yang terdapat
dalam minyak terdiri dari kolesterol dan fitosterol.
Senyawa kolesterol umumnya terdapat dalam lemak hewani, sedangkan
fitosterol terdapat dalam minyak nabati. Kolesterol merupakan penyusun utama
batu empedu. Kolesterol berfungsi membantu absorbsi asam lemak dari usus
kecil, juga merupakan prazat (precursor) bagi pembentukan asam empedu,
hormon steroid, dan vitamin D. Kolesterol di dalam darah beredar tidak dalam
keadaan bebas, akan tetapi berada dalam partikel - partikel lipoprotein.
Lipoprotein merupakan senyawa kompleks antara lemak dan protein.
Dalam serum darah lipoprotein terdiri atas 4 jenis, yaitu kilomikron, very low
density lipoprotein(VLDL), low density lipoprotein(LDL), dan high density
lipoprotein(HDL).
Kilomikron mengandung 96 % trigliserida; 1,7 % protein; 1,75 %
kolesterol; dan 0,6 % fosfolipida. Kilomikron berfungsi sebagai pengangkut
lemak dari usus ke tempat - tempat yang membutuhkan.
VLDL mengandung 60 trigliserida; 15 % kolesterol; 10 % protein; dan 15
% fosfolipida. VLDL berfungsi sebagai pengangkut trigliserida endogen dari
tempat – tempat pembentukannya ke tempat yang membutuhkan.
LDL mengandung 10 % trigliserida; 45 % kolesterol; 25 % protein; dan 20
% fosfolipida. LDL berfungsi mengangkut kolesterol dari sel yang satu ke sel
lainnya dimana kolesterol tersebut diperlukan untuk pembentukan hormon sterol
dan steroid.
HDL mengandung 3 % trigliserida; 18 % kolesterol; 50 % protein, dan 30 %
fosfolipida. HDL berfungsi mengangkut kolesterol ke hati untuk didegradasi
menjadi asam empedu dan dibuang dalam kantong empedu. (Mastria, 2014)
Vitamin D
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah
sedikit dan harus disuplay dari makanan dan sinar matahari. Prekusor
(pembentuk) vitamin dikenal dengan sebutan provitamin, yaitu senyawa yang
secara kimia mirip dengan bentuk aktif biologisnya berupa vitamin. Provitamin
tidak dapat berfungsi sebelum tubuh mengubahnya dalam bentuk aktif. Konversi
(perubahan) provitamin menjadi vitamin terjadi pada bagian tubuh yang berbeda
dan mempunyai efisiensi yang berbeda pula. Prekusor vitamin D yang terdapat di
dalam kulit (7-dehidro-kolesterol) diubah menjadi vitamin D yang aktif pertama-
tama karena aksi sinar ultra-violet dari matahari, kemudian diubah dalam tubuh
terutama dalam hati kemudian ke dalam ginjal. Vitamin D dibagi menjadi tiga,
yaitu vitamin D1 tidak digunakan karena masih merupakan senyawa campuran,
vitamin D2 (Ergokalciferol) berasal dari hewan, vitamin D3 berasal dari
tumbuhan. Vitamin D dapat disebut sebagai hormon, karena vitamin D dihasilkan
sendiri oleh kulit dari suatu prekusor yang apabila terkena oleh sinar matahari.

A. Fungsi Vitamin D
Fungsi vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan vitamin C, hormon paratiroid dan kalsitonin,
protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium, dan
fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan
tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam
darah untuk diendapkan dalam proses pengerasan tulang. Hal ini dilakukan
dengan cara di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi aktif
vitamin D dengan cara merangsang sintesis protein pengikat-kalsium dan
protein pengingkat-fosfor pada mukosa usus halus. Pada tulang, kalsitriol
bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari permukaan
tulang di dalam darah. Pada ginjal, kalsitriol merangsang reabsorpsi
kalsium dan fosfor.

B. Sumber vitamin D
Sumber vitamin D yang utama adalah telur, susu sapi, mentega,
daging, sereal sarapan yang difortifikasi, dan minyak ikan. Bahan pangan
tersebut dapat mensuplai sekitar 125 µg vitamin D per hari. Kecukupan
kebutuhan tubuh terhadap vitamin D sekitar 200-400 µg per hari, produk
makanan hasil olahan industri seperti susu bubuk dan mentega difortifikasi
vitamin D.

C. Defisiensi Vitamin D
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang
dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa.
Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis.
Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terlambat sehingga
menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang
membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok,
pembesaran kepala karena penutupan fontanel terhambat, gigi terlambat
keluar, bentuk gigi tidak teratur, gigi akan mudah mengalami kerusakan
dan otot pun akan mengalami kekejangan. Osteomalasia adalah riketsia
pada orang dewasa yang biasanya terjadi pada wanita karena konsumsi
kalsiumnya rendah, serta hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara
berlebihan di dalam tulang, tidak banyak mendapatkan sinar matahari dan
mengalami banyak kehamilan dan menyusui. Osteomalasia juga dapat
terjadi pada penderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu, ginjal.
Tulang melembek yang menyebabkan gangguan pada tulang terutama
pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awalnya rasa sakit
seperti reumatik dan lemah, tulang membengkok atau membentuk x dan
dapat menyebabkan fraktur atau patah. (Almatsier, 2006)
Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau
minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah
teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi.

Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata.
Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi
sumber yang penting dari vitamin A dan karoten(zat gizi yang banyak terdapat
secara alami dalam buah-buahan dan
sayur-sayuran). Karoten dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Hati, telur, dan
keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat
dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh manusia dapat sintesa vitamin
A dari karoten atau pro vitamin A yang terdapat di sayuran dan buah-buahan yang
berwarna, seperti wortel, tomat, apel, semangka, dan sebagainya.

Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan beberapa gangguan terhadap


kesehatan tubuh, antara lain :

a. Hemeralopia atau rabun ayam, rabun senja;


b. Frinoderma, pembentukan epitel kulit tangan dan kaki terganggu, sehingga
kulit tangan dan / atau tampak bersisik;
c. Perdarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru;
d. Kerusakan pada kornea dengan menimbulkan bintik, seroftalmin
(kornea mengering), dan akhirnya kerotik;
e. Terhentinya proses pertumbuhan;
f. Terganggunya pertumbuhan bayi.

(Patmawati, 2013)

Vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu


naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang
berperan dalam proses pembekuan darah, seperti prothrombin, proconvertin,
komponen thromboplastin plasma, dan Stuart-Power Factor. Vitamin K juga
adalah sekelompok senyawa kimia yang terdiri atas filokuinon yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan dan menakuinon yang terdapat dalam minyak ikan dan
daging. Menakuinon juga dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus halus
manusia (Sandjaja  2009).
Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1 (phytomenadione) yang
tedapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang dapat disintesis
oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain
Escherichia coli, (3) Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetis yang
sekarang jarang diberikan pada bayi yang baru lahir (neonatus) karena dilaporkan
dapat menyebabkan anemia hemolitik. Vitamin K3 ini bersifat larut dalam air,
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan  penyerapan vitamin K 
dari  makanan (Sandjaja  2009).

Nama kimia dari vitamin K1 adalah 2-metil-3fitil-1,4-naftokuinon. Produk


sintesis vitamin K3 (menadion atau 2-metil-1,4-naftokuinon) memiliki kekuatan
tiga kali disanding vitamin K. Dukimarol adalah senyawa antagonik terhadap
vitamin K

Sifat Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua bentuk,
keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping. Vitamin K1
mempunyai rantai samping fitil. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang
rantai sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping
dengan 14 unit). Vitamin K3 terdiri atas naftakinon tanpa rantai samping, oleh
karena itu mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau metadion baru aktif secara
biologis setelah mengalami alkalilasi didalam tubuh (Almatsier, 2006).
Sumber Vitamin K
Sistem pencernaan manusia sudah mengandung bakteri di dalam usus
halus (jejunum dan ileum) yang mampu mensintesis vitamin K, yang sebagian
diserap dan disimpan di dalam hati.  Akan tetapi tubuh masih perlu mendapat
tambahan vitamin K dari makanan. Sumber utama  vitamin K adalah hati, sayuran
daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin
hijau daun-daunan semakin  tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan pangan lain
yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit adalah susu, daging,
telur, serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat) (Almatsier  2006).
Kekurangan Vitamin K
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal,
sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan. Kekurangan vitamin
K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam
makanan. Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila
produksi empedu kurang atau pada diare). Kekurangan vitamin K bisa juga terjadi
bila seorang mendapat antibiotika sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin
K dari makanan. Antibiotika membunuh bakteri di dalam usus yang membentuk
vitamin K. Oleh karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu
kemampuan darah untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi suntikan
vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah
perdarahan berlebihan
(Almatsier  2006).

Vitamin E
Vitamin E memiliki 4 golongan famili yaitu α-tocopherol, β-tocopherol, γ-
tocopherol dan δ-tocopherol. Secara biologis diketahui tocopherol merupakan
golongan yang paling aktif dibanding yang lain. Vitamin E merupakan vitamin
yang larut lemak dan dijumpai pada semua membran sel. Sebagai antioksidan,
vitamin E akanmengurangi peroksidasi dari asam lemak yang tidak tersaturasi
oleh radikal bebas. Vitamin E selain berfungsi sebagai antioksidan, ternyata
diketahui juga dapat mengurangi atherogenesis (Sareharto, 2010)

Eicosanoid
Eikosanoid merupakan gugus senyawa miri hormon yang dihasilkan oleh
banyak sel di dalam tubuh. Senyawa ini di sentesis oleh asam lemak
polyunsaturated yang mengandung 20 atom karbon (asam eikosanoat) dengan 3,4,
dan 5 ikatan rangkap, prostaglandin ,tromboksan dan leukotrien termasuk dalam
gugus senyawa ini.
Dalam biokimia, eikosanoid (disukai IUPAC nama icosanoids) adalah
sinyalmolekul yang dibuat oleh oksidasi asam lemak dua
puluh karbon. Merekamengerahkan kontrol yang kompleks atas banyak sistem
tubuh, terutama dalam peradangan atau kekebalan, dan sebagai utusan dalam
sistem saraf pusat. Jaringankontrol yang bergantung pada eikosanoid adalah yang
paling kompleks dalam tubuh manusia.
Eikosanoid tidak disimpan dalam sel, tetapi disintesis sesuai kebutuhan.
Mereka berasal dari asam lemak yang membentuk membran sel dan membran
nuklir.
Eikosanoid  adalah senyawa-senyawa aktif secara fisiologis maupun
farmakologis. Senyawa eikosanoid dapat berupa:
 Prostaglandin (PG)
 Tromboksan (TX)
 Leukotrien (LT)
 Lioksin (LX)
Secara fisiologis senyawa eikosanoid dapat berfungsi sebagai hormon lokal yang
terikat dengan protein-G untuk menghasilkan efek biokimianya.

Senyawa eikosanoid terbentuk dari asam arakhidonat (AA) dan beberapa asam
lemak C20 terkonjugasi lainnya. Pembentukkan senyawa eikosanoid dapat
melalui lintasan siklooksigenase maupun lipoksigenase.
Eikosanoid yang meliputi prostaglandin (PG) , tromboksan (TX) dan
leukotrien (LT) mrupakan salah satu pengatur fungsi sel yang paling kuat di alam
dan dihasilkan hampir di setiap sel tubuh. Zat ini berfungsi terutama sebagai
hormon ‘lokal’ yang mempengaruhi sel yang menghasilkannya, atau sel lain di
sekitarnya
            Eikosanois ikut serta dalam berbagai proses di dalam tubuh, terutama
respons peradangan yang terjadi setelah infeksi atau cedera. Respons ini
merupakan penjumlahan dari berbagai upaya tubuh untuk menhancurkan
organisme pengganggu dan untuk memperbaiki kerusakan. Respons peradangan
mencakup pengontrolan peradangan melalui pembentukkan bekuan darah. Dalam
proses melindungi tubuh dari gangguan respons peradangan dapat menimbulkan
berbagai gejala,seperti nyeri, pembengkakan dan demam. Ekspresi respons
peradangan normal yang berlebihan atau tidak tepat dapat terjadi pada orang yang
memiliki reaksi alergi atau hipersensitivitas.
            Selain berperan dalam respons peradangan, eikosanoid juga mengatur
kontraksi otot polos ( terutama di usus dan rahim). Zat ini mningkatkan sekresi air
dan natrium oleh ginjal dan berperan mengatur tekanan darah. Eikosanoid sering
berfungsi sebagai modulator;sebagian eikosanoid merangsang, sementara yang
lain menghambat proses yang sama. Misalnya , sebagian eikosanoid berfunfsi
sebagai konstriktor  dan yang lain sebagai dilator pembuluh darah.  Zat ini juga
berperan mengatur brokokonstriksi dan bronkodilatasi.
            Eukosanoid berasal dari asam lemak polyunsaturated yang mengatur 20
atom karbon , asam lemak ini ditemukan dalam membran sel dalam bentuk
terestefikasi ke fosfolipid membran. Senyawa yang berfungsi sebagai sinyal untuk
merangsang produksi eikosanoid berikatan dengan reseptor di membran sel dan
mengaktifkan fosfolipase yang memutuskan asam lemak polyunsaaturated
tersebut dari fosfolipid membran sel.sumber utama prekursor eikosanoid ini dalam
makanan adalah asam lemak esensial, Linoleat dan α-linoleat yang berasal dari
minyak nabati. Asam arakidonat yang berasal dari makanan atau disintesis dari
linoleat adalah senyawa yang merupakan bahan asal bagi sebagian besar
eukosanooid yang terbentuk di dalam tubuh.

Waxes (zat lilin)

Komponen utama dari lapisan lilin permukaan tanaman adalah C21-C37 n


alkana, C29 dan C9 lebih sering dijumpai dengan rantai panjang. Seringkali satu
atau beberapa alkana merupakan yang predominan. Unsur yang minor adalah
monoester yang disusun oleh asam fatty dan rantai panjang alkohol, serta aldehid.
Komponen lilin yang ada pada permukaan atas tanaman tidak berperan secara
tunggal dalam pertahanan tanaman melawan patogen. Karakter permukaan lapisan
lilin yang hidrofobik juga mekanisme pertahanan tidak langsung terhadap
patogen. Telah diketahui bahwa kelembaban adalah esensial untuk germinasi
spora dan lapisan lilin yang hidrofobik tersebut akan sangat mengurangi
kelembaban pada permukaan tanaman. Produk yang lipofilik seperti
furanocoumarin telah diidentifikasi merupakan unsur lilin yang terdapat pada
permukaan daun wortel dan parstley yang secara langsung menghambat
pertumbuhan beberapa patogen yang potensil. Beberapa komponen yang
menyusun lilin dapat menstimulir pertumbuhan cendawan, menginduksi sintesis
dan ekskresi enzim degradatif seperti kutinase pada cendawan patogenik.
Perubahan kompopsisi lapisan lilin yang berhubungan terhadap resistensi sebagai
respon terhadap serangan patogen belum diteliti (Siregar,2003).
Struktur kutin

Unsur penyusun utama kutin adalah asam fatty C16 dan C18 hidrolisasi.
Asam 1O,16-dihidroxypalmitic dan isomernya adalah komponen utama pada grup
C16. Produk yang berasal dari senyawa ini melalui oksidasi dan reduksi
merupakan komponen yang minor dan jarang dijumpai. Secara struktur kutin
merupakan suatu polimer dari asam hidroksifatty. Beberapa cendawan patogen
tanaman mengeluarkan kutinase yang merupakan suatu enzim yang
mengkatalisasi degradasi kutin. Sintesis enzim ini terinduksi oleh adanya kutin
pada tanaman. Terjadinya penghambatan yang spesifik oleh enzim ini dapat
melindungi tanaman dari infeksi cendawan. Virulensi strain Fusarium solani f,sp.
pisi yang berbeda pada tanaman pea berkorelasi dengan tingkat kutinase yang
dihasilkan pada saat perkecambahan spora. Pada konteksi ini kutin merupakan
penghalang utama pada tanaman terhadap serangan mikroorganisme
fitopatogenik. Sebaliknya dan telah diketahui bahwa untuk patosistim pada
kultivar resisten, penetrasi dari kutikel terjadi secara bebas dengan mengabaikan
virulensi cendawan dan tingkat kerentanan tanaman. Pada sistim ini kutikel tidak
memainkan peran utama dalam perlindungan tanaman terhadap serangan
pathogen (Siregar,2003).
Suberin

Bagian bawah dari permukaan tanaman secara aerial terbentuk periderm


yang ditutupi oleh suberin. Suberin adalah suatu campuran polimer yang tidak
larut dari unsur-unsur alifatik dan aromatik yang terikat pada dinding sel. Fraksi
yang kava suberin pada umbi kentang sebagai contoh mempunyai komposisi 50%
karbohidrat, 5-10%, komponen alifatik lain, dan 40-45% komponen fenolik.
Komposisi monomerik dari suberin sedikit sekali yang diketahui. Cendawan
patogen mampu menetrasi suberin setelah proses depolimerisasi secara enzimatik.
Cairan kultur F. Solani f.sp. pisi mengeluarkan I bagian alifatik yang sama seperti
bagian alifatik pada suberin. Dua esterase ekstraseluler telah dimurnikan dari
cendawan ini yang ditumbuhkan pada media yang mengandung suberin. Kedua
esterase tersebut mendepolimerisasi komponen alifatik dari suberin dan sangat
mirip dengan kutinase dari cendawan yang sama setelah ditumbuhkan pada media
yang mengandung kutin. Beberapa hal yang membingungkan tentang peranan
induksi suberisasi dalam reaksi pertahanan tanaman adalah karena secara analisis
tidak membedakan secara jelas perbedaan antara suberin dan lignin
(Siregar,2003).

Struktur lipid

Lipid adalah kelompok senyawa kimia yang beragam, tetapi ciri yang
menghubungkan semua lipid adalah bahwa mereka hidrofobik, yang berarti
bahwa mereka tidak bercampur dengan atau larut dengan baik dalam air. Atom
karbon yang penting dalam struktur lipid dan molekul organik lainnya dalam
bentuk karbon maksimum empat ikatan dengan atom lain, yang memungkinkan
untuk pembentukan keragaman besar molekul.

Pada bagian kepala, lipid merupakan senyawa yang hidrofilik. Bagian ini
suka terhadap air sehingga dapat berikatan dengan air. Pada bagian ekor atau lipid
bilayer, merupakan bagian yang hidrofobik. Bagian ini merupakan bagian yang
tidak menyukai air atau tidak dapat berikatan dengan air.
Skema lipid pada tanaman

Dinding sel tanaman mengandung kira-kira 90% polikarida dan 10% glikoprotein
sebagai tambahan dan methyl ester dan eter juga dijumpai. Tergantung pada
kelarutannya. polisakarida dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu pektik p.olisakarida,
hemiselulosa,dan selulosa. Selulosa merupakan struktur utama polisakarida
dinding sel tanaman. Xyloglucan adalah kandungan utama hemiselulosa pada
tanaman dikotil, dan xylam kandungan utama hemiselulosa pada tanaman
monokotil. Fraksi pektik terdapat 35% pada dinding sel dikotil yang mengandung;
terutama asam galactosyluronik, rhamnosa, arabinosa, dan residu galaktosa.
Struktur dan komposisi polimer pektik tanaman monokotil masih belum diketahui.

Kalosa yang merupakan suatu glukan adalah unsur yang secara normal
terdapat pada polen, pistil, dan plasmodesmata tanaman tingkat tinggi. Sel
tanaman mampu mensintesis kalosa secara cepat sebagai respon terhadap stres,
seperti pelukaan atau serangan patogen. Pembentukkan papil yang mengandung
kalosa seringkali terlibat dalam pertahanan tanaman untuk melawan serangan
cendawan dan virus. Akumulasi cepat dengan jumlah besar kalosa dalam papil
berkorelasi dengan resistensi barley terhadap penyakit embun tepung. Namun
apakah kalosa saja yang membuat tanaman menjadi resisten, masih belum dapat
terjawab. Dalam kultur suspensi kacang kedelai, pembentukan kalosa bersamaan
dengan adanya akumulasi fitoaleksin. Kejadian ini dielisitasi oleh kitosa, suatu
polimer D-glucosamin dari beberapa dinding sel cendawan. Tampaknya
polisakarida dinding sel tanaman berperan sebagai suatu sumber yang disebut
elisitor endogen dalam respon terhadap serangan patogen. Frakmen
homogalakturosa yang dilepaskan dari dinding sel kacang kedelai mengelisitasi
biosintesis fitoaleksin dalam kotiledon kacang kedelai (Siregar,2003).
Degradasi asam lemak

- Pengertian  B-oksidasi
  Degradasi asam lemak menjadi asetil-CoA dengan cara mengoksidasi atom C(B)
menjadi karbonil (keto), kemudian diadisieliminasi dengan CoA-SH

- Tahapan B-oksidasi
1. Aktifasi asam lemak dengan CoA-SH (asilasi) melibatkan ATP.
2. Oksidasi C (B) asam lemak menjadi alkena (melibatkan FAD).
3. Hidrasi alkena menjadi alkohol.
4. Oksidasi alkohol menjadi karbonil (melibatkan NAD).
5. Adisi eliminasi dengan CoA-SH.
6. Kembali ketahap 2.
7. Akhir proses seluruh asam lemak diubah menjadi asetil CoA.
Degradasi asam lemak tak jenuh

OKSIDASI ASAM TAK JENUH

- Tahapan pada asam linoleat  :


1. B-Oksidasi berlangsung sampai satu atom karbon menjelang ikatan tak
jenuh cis (C-9).
2. Karena intermediet dari ikatan tak jenuh pada B-Oksidasi selalu trans
maka ada reaksi isomerasi  ikatan tak jenuh (C-2) cis menjadi trans.
3. B-Oksidasi melepaskan satu gugus asetil CoA.
4. Reduksi ikatan tak jenuh pada C-2 & migrasi ikatan tak jenuh C-4 menjadi
ikatan tak jenuh trans.
5. Migrasi ikatan tidak jenuh C-4 ke  C-3.
6. B-Oksidasi selanjutnya.
7. Sebagai contoh: jalur ß-oksidasi asam linoleat, C17H31COOH (C18:2
cis,cis-D9: D12)
8. Pada asam lemak tak jenuh, ada siklus ß-oksidasi yang tidak melalui reaksi
dehidrogenasi I yang menghasilkan FADH2, yaitu pada pmotongan 2 C yang
mengandung ikatan rangkap (gambar 3.7). Dengan demikian jumlah ATP yang
dihasilkan pada ß-oksidasi asam lemak tak jenuh lebih sedikit bila dibandingkan
dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleh ß-oksidasi asam lemak jenuh dengan
jumlah atom C yang sama.
Struktur keton

Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus


fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa
kimia yang mengandung gugus karbonil. 

Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton


dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen
lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter.
Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-
propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α.
Hidrogen yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan
keberadaan asam katalis, keton mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi
dengan basa kuat menghasilkan enolat.
Keton dikelompokkan berdasarkan substituen mereka. Salah satu klasifikasi keton
membagi senyawa ini menjadi keton simetris dan keton tidak simetris tergantung
dari kemungkinan 2 substituen organik bergabung ke pusat karbonil. Aseton
dan benzofenon (C6H5C(O)C6H5) termasuk keton
simetris. Asetofenon (C6H5C(O)CH3) adalah contoh keton tidak simetris. Di
ilmu stereokimia, keton tidak simetris dikenal karena bersifat prokiral.
Terdapat beberapa metode untuk pembuatan keton dalam laboratorium:

 Keton dapat dihasilkan dengan oksidasi alkohol sekunder. Proses ini


memerlukan oksidator kuat seperto kalium permanganat, kalium dikromat,
atau senyawa lain yang mengandung Cr(VI). Alkohol dioksidasi dengan
pemanasan refluks pada larutan asam. Sebagai contoh, 2-propanol dioksidasi
menjadi aseton.
H3C-CH(OH)-CH3 → H3C-CO-CH3
Dua atom hidrogen dilepas, menjadikan atom oksigen berikatan ganda
dengan atom karbon.

 Keton juga bisa dihasilkan dari hidrolisi halida gem.


 Alkuna dapat diubah menjadi enol melalui reaksi hidrasi dengan
keberadaan asam dan HgSO4. Tautomerisme enol-keto enol yang dihasilkan
akan menghasilkan keton. Reaksi ini akan selalu menghasilkan keton, bahkan
untuk alkuna terminal, dan Sia2BH diperlukan apabila diinginkan aldehida.
 Keton aromatik dapat dibuat dengan reaksi Friedel-Crafts, reaksi Houben-
Hoesch dan penataan ulang Fries.
 Pada penataan ulang Kornblum–DeLaMare keton dibuat dari peroksida
dan basa.
 Pada siklisasi Ruzicka, keton siklik dibuat dari asam dikarboksilat.
 Pada reaksi Nef, keton terbentuk dari hidrolisis garam dari senyawa nitro.
 Pada penggandengan Fukuyama, keton terbentuk dari tioester dengan
sebuah senyawa organoseng.
Keton juga dibuat dari reaksi asil klorida dengan senyawa
organolitium atau senyawa organotembaga

1. SINTESIS ASAM LEMAK


Rantai hidrokarbon ini bersifat nonpolar yang berfungsi untuk
menyeimbangkan gugus asam karboksilat yang bersifat polar. Rantai hidrokarbon
asam lemak biasanya berjumlah genap karena berkaitan dengan tambahan dua
karbon dari aseteil-CoA saat biosintesis asam lemak. Sintesis asam lemak bukan
beararti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak artinya pembentukan asam
lemak sebagian besar berlangsung melalui lintas yang berbeda, dikatalisis oleh
rangkaian enzim yang berbeda dan terjadi didalam bagian sel yang tidak sama.
Perbedaan antara sintesis asam lemak dengan pemecahannya adalah:
1. Pada Prokaryotes dan Eukaryotes, sintesis asam lemak terjadi dalam cytosol,
sedangkan degradasinya terjadi dalam mitochondria dari Eukaryotes.
2. Sintesis asam lemak menggunakan NADPH sebagai reduktan sedangkan
NADH diproduksi dalam b-oksidasi.
3. Selama sintesisnya, asam lemak secara kovalen terikat pada satu acyl carrier
protein (ACP) sebagai lawan dari CoA dalam degradasinya.
4. Enzim yang mengaktifkan sintesis asam lemak pada organisme tingkat tinggi
berada dalam rantai polypeptida tunggal, multifungsi (sebagai dimer) yang disebut
fatty acid synthase, sedangkan dalam b-oksidasi yang mengaktifkan adalah
enzim yang berbeda.
Skema Transport Asetil-KoA untuk Sintesis Asam Lemak :
Menurut Imam khasani (2000), bahan baku sintesis asam lemak adalah
asetil-KoA. Asetil-KoA yang berasal dari glukosa terbentuk di dalam mitokondria
dari asam piruvat. Selanjutnya akan berkondensasi dengan oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Asam sitrat akan dipompa keluar mitochondria dengan
suatu transporter khusus. Di luar mitokondria, asam sitrat akan dipecah oleh
enzim ATP sitratliase menjadi oksalo asetat dan asetil-KoA.

Daur Sintesis Asam Lemak :

Pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak


dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk
oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil-KoA. Asetat ini diserap oleh
plastid dan diubah menjadi asetil-KoA, untuk digunakan membentuk asam lemak
dan lipid lainnya. Pada reaksi sintesa asam lemak, enzim KoA dan protein
pembawaasil (ACP) memiliki peranan peranan penting. Menurut Martoharsono
(2012), enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak dengan
menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari assetat dalam
bentuk asetilKo-A dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam
bentuk malonil KoA.

Sintesa asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi


perpanjangan rantai asam lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18.

Menurut Martoharsono (2012), bahan utama yang digunakan pada


biosintesis asam lemak adalah senyawa asetil KoA dan senyawa malonil KoA.
Malonil KoA disintesis dari hasil asetil KoA dengan penambahan CO2 oleh asetil
KoA karboksilase. Reaksi pertama pada biosintesis asam lemak adalah
pemindahan gugus asetil dan gugus malonil dari KoA ke ACP dengan katalis
asetil KoA; ACP transilase dan malonil KoA; ACP transilase. Reaksi berikutnya
adalah pengkondensasian gugus malonil membentuk asetoasetil-ACP dengan
melepaskan ACP bebas dan CO2 (dikatalisis oleh enzim yang mengkondensasi
acyl-malonyl-ACP). Tahap selanjutnya yaitu reaksi reduksi acetoacetyl-ACP
untuk membentuk D-3-hydroxybutyryl-ACP, menggunakan NADPH sebagai
reduktan (dikatalisis oleh β-ketoacyl-ACP reductase). Reaksi selanjutnya yaitu
reaksi dehidrasi dari dari D-3-hydroxybutyryl-ACP untuk menghasilkan cotonyl-
ACP (dikatalisis oleh 3-hydroxyacyl-ACP dehydratase). Reaksi terakhir adalah
reaksi reduksi crotonyl-ACP oleh kedua molekul NADPH untuk memberikan
butyryl-ACP (dikatalisis oleh enoyl-ACP reductase).

Sintesis Triasilgliserol

Sintesis triasil gliserol paling sering terjadi di hati dan di sel lemak. Triasil
gliserol merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Di hati, gliserol 3 fosfat
dapat diperoleh dari fosforilasi gliserol dan dari glikolisis. Gliserol yang ada di
hati difosforilasi oleh enzim gliserol kinase. Namun, jaringan adipose tidak
memiliki enzim gliserol kinase ini sehingga pasokan gliserol 3 fosfat di jaringan
adipose hanya diperoleh dari jalur glikolisis. Menurut Martoharsono (2012),
tahap-tahap sintesis triasilgliserol adalah :

1. Gliserol 3-fosfat yang sudah tersedia (baik dari fosforilasi gliserol maupun
dari jalur glikolisis) akan ditambahkan dengan grupasil. Proses ini
dikatalisis oleh gliserol 3-fosfat asil transferase sehingga akan membentuk
asam lysofosfatidat.
2. Grup asil lainnya akan ditambahkan pada asam lysofosfatdat untuk
membentuk asam fosfatidat. Proses ini juga dikatalisis oleh enzim
asiltransferase.
3. Asam fosfatidat mengalami defosforilasi dan menghasilkan diasilgliserol.
4. Diasilgliserol bergabung dengan grupasil yang lain yang dikatalisis oleh
asil transferase hingga membentuk triasilgliserol.
PerombakanTriasilgliserol

Diawali dengan hidrolisis triacylglycerol oleh lipase. Enzim ini


melepaskan tiga rantai asam lemak dari glycerol. Asam lemak kemudian dapat
dipecah dalam β-oksidasi untuk menghasilkan energi. Glycerol juga
dimanfaatkan, ditransformasi menjadi dihydroxyacetone phosphate dalam
glycolysis. Ini membutuhkan dua enzim, glycerol kinase, yang menggunakan ATP
untukmemfosforilasi glycerol, menghasilkan L-glycerol 3-phosphate, dan glycerol
3-phosphate dehydrogenase yang menghasilkandihydroxyacetone phosphate.
Dalam pencernaan, lemak diet dihidrolisis oleh pancreatic lipase dan melepaskan
asam lemak yang diambil sel intestinal. Pencernaan dan proses penyerapan
dibantu oleh sifat seperti-sabun dari bile salt.

Kolestrol

Kolestrol ialah komponen membrane sel dan merupakan precursor dari


hormon steroid dan garam empedu (bile salt). Kolestrol ialah steroid yang paling
melimpah dalam tubuh hewan. Steroid ini merupakan komponen penting dari
membrane sel hewan, ini yang mengatur kemudahan mengalir/keadaan cair
(fluiditas). Kolestrol juga merupakan precursor dari hormon steroid seperti
progesteron, testosterone dan cortisol, serta bile salt.
BiosintesisKolestrol

Tahap pertama dalam sintesis cholesterol ialah pembentukan isopentenyl


pyrophosphate. Acetyl CoA danacetoacetyl CoA bergabung membentuk 3-
hydroxy-3-methylglutaryl CoA (HMG CoA). Proses ini berlangsung dalam liver,
dimana HMG CoA dalam mitochondria digunakan untuk membentuk badan keton
selama kelaparan, sedangkan dalam cytosol digunakan untuk mensintesis
cholesterol dalam keadaan kenyang. HMG CoA kemudian direduksi menjadi
mevalonate oleh HMG CoA reductase. Ini merupakan tahap yang dilalui dalam
biosintesis cholesterol dan merupakan titik kendali kunci. Mevalonate diubah
menjadi 3-isopentenyl pyrophosphate oleh tiga reaksi berurutan yang melibatkan
ATP, dengan membebaskan CO2 dalam reaksi yang terakhir.
.

Mobilisasi Asam Lemak

Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak
dari jaringan adiposa disebut mobilisasi lemak.Mobilisasi lemak dari jaringan
adiposa dikontrol oleh katekolamin dan insulin.Katekolamin menstimulasi
penguraian lemak melalui jalur B-adrenergik dan menghambat penguraian
lemak melalui jalur a2- adrenergik. Insulin bersifat menghambat penguraian
lemak dari jaringan adiposa.Menigkatnya jumlah hormon pertumbuhan (GH)
menginduksi kenaikan konsentrasi asam lemak bebas dan gliserol.Mobilisasi
lemak dipengaruhi kinerja 2 enzim pokok: hormon sensitif lipase (HSL) dan
lipoprotein lipase ( LPL).

Oksidasi asam lemak

Oksidasi asam lemak terjadi dalam tiga langkah yaitu, aktivasi, transport ke
dalam mitokondria, dan oksidasi menjadi asetil – Ko.a (β oksidasi).
1. Aktivasi Asam Lemak

Dalam proses aktivasi, setelah dicerna oleh usus halus, asam lemak dibawa darah
keseluruh tubuh, dalam hal ini dibutuhkan 2 ATP dan melepaskan 2 Pi. Setelah
diaktivasi sudah dalam bentuk Fatty acil Co.A.Aktivasi asam lemak menjadi asil
KoA Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO–.

2. Transport ke dalam mitokondria.Dalam proses ini terdapat 3 tahap reaksi


oksidasi FA dalam mitokondria, yaitu:

1) Oksidasi LCFA menjadi mol 2 c : asetil Co.A

2) Oksidasi asetil Co.A menjadi CO2 dengan TCA

3) Transfer elektron karier elektron yang tereduksi ke rantai enzim (fosforilasi


oksidatif).

3. β oksidasi Setelah memasuki sel, FA masuk ke dalam matriks mitokondria


untuk degradasi lebih lanjut. FA diaktivasi dengan enzim fatty acyl – CO A ligase
atau Acyl Co. A synthase / thiokinase. Enzim ini spesifik untuk setiap jenis asam
lemak (MCFA, SCFA beda dengan LCFA). Oksidasi LCFA melalui jalur metabol
penghasil energi utama pada hewan, beberapa protista dan beberapa bakteri.
Elektron dari proses oksidasi FA melewati rantai respirasi mitokondria
menghasilkan ATP (asetil Ko.A hasil okaidasi FA kemudian dioksidasi sempurna
menjadi CO2 melalui TCA membentuk ATP sintase) Pada beberapa vertebrata,
asetil Ko.A hasil β oksidasi dirubah menjadi badan keton di dalam hati (larut
dalam air) dan ditransport aktif ke otak dan jaringan lain pada saat gula tidak
tersedia pada tumbuhan. Asetil Ko.A berfungsi utama sebagai prekursor bio
sintesis (pembentukan kembali). β oksidasi terdiri dari

1) Dehidrogenasi / Oksidasi Dehidrogenasi Berperan pada pembentukan rantai


ganda antara atom C₂-C₃. Mempunyai akseptor hidrogen FAD⁺. Antara asam
lemak yang berbeda panjangnya akan berbeda pula enzimnya. Dalam proses ini
menghasilkan 2 ATP. Dalam dehidrogenasi akan kehilangan atom H+ dan
bereaksi dengan O2. Degradasi FA dengan jumlah C ganjil pada akhir β oksidasi,
acetoacetil Co.A dipecah akan menghasilkan propionil Co.A dan asetil Co.A.
propionil Co.A diubah menjadi metilmalonil Co.A, metilmalonil Co.A dirubah
menjadi suksinil Co.A, suksinil Co.A dirubah menjadi TCA.

2) Hidratasi Dalam proses ini disebut juga sebagai penambahan air. Tidak
dibutuhkan dan tidak menghasilkan energi. Mengkatalisis hidrasi trans enoyl
CoA. Penambahan gugus hidroksi pada C no. 3. Ensim bersifat stereospesifik.
Menghasilkan 3-L-hidroksiasil Co. A

3) Dehidrogenasi Mengkatalisis oksidasi -OH pada C no. 3 / C β à menjadi


keton Akseptor elektronnya : NAD+ . 4) Thiolisis Thiolisis disebut juga dengan
pemecahan molekul dari substrak. β-Ketothiolase mengkatalisis pemecahan ikatan
thioester. Acetyl-CoA dilepas dan tersisa asam lemak asil ko A yang terhubung
dgn thio sistein mll ikatan tioester. Tiol HSCoA menggantikan cysteine thiol,
menghasilkan fatty acyl-CoA (yang telah berkurang 2 C).

Ozonisasi asam oleat ----> asam azelat + asam pelargonik

C8H17CH=CHC7H14COOH HOOC(CH2)7COOH + C8H17COOH

oleic acid azelaic acid pelargonic acid

Metabolisme Gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.

Sintesis Asam Lemak

Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka
panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil
KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan
degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma.
ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan.
Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase.
NADPH digunakan untuk sintesis.Sintesis asam lemak terjadi dalam 3 proses.
Yang diantaranya:

1.Produksi asetil KoA dan NADPH

Asetil KoA dan NADPH merupakan syarat paling penting dalam sintesis
asam lemak. Asetil KoA diproduksi di dalam mitokondria melalui oksidasi asam
lemak dan piruvat, asam amino dan juga dari badan keton. Seperti yang sudah di
atas sebelumnya, bagaimana oksidasi asam lemak dapat menyediakan asetil KoA
di dalam mitokondria.Dimulai dari proses yang terjadi di sitoplasma sampai ke
dalam mitokondria. Asetil KoA yang dihasilkan tersebutlah yang menjadi salah
satu sumber bahan untuk sintesis asam lemak ini. Sedangkan sumber asetil KoA
yang diperoleh dari piruvat disediakan oleh piruvat dehidrogenase. Piruvat yang
masuk ke dalam mitokondria akan diubah menjadi asetil KoA dan oksaloasetat.
Piruvat dehidrogenase akan merubah piruvat menjadi asetil KoA sedangkan
piruvat karboksilase mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Sedangkan bahan
NADPH dapat diperoleh dari jalur pentosa fosfat dan bisa juga dari NADPH yang
dihasilkan enzim malat. Kemudian, untuk memulai proses sintesis asam lemak,
asetil KoA akan bergabung terlebih dahulu dengan oksaloasetat membentuk sitrat.
Asetil KoA harus diubah dulu menjadi sitrat karena asetil KoA tidak mampu
menembus membran mitokondria.Sitrat yang baru saja dibentuk mampu dengan
bebas menembus membran mitokondria sampai ke sitoplasma. Di sitoplasma
sitrat ini akan dipecah oleh sitrat liase menjadi asetil KoA dan oksaloasetat. Pada
tahap ini, oksaloasetat diteruskan hingga membentuk malat sedangkan asetil KoA
dilanjutkan ke proses berikutnya, yaitu pembentukan malonil KoA dari asetil
KoA.

2.Pembentukan Malonil KoA dari asetil KoA

Asetil KoA dikarboksilasi menjadi malonil KoA oleh asetil KoA


karboksilase. Malonil KoA nantinya akan mendonor 2 unit karbon untuk
ditambahkan ke rantai asam lemak yang sedang tumbuh pada kompleks asam
lemak sintase. Proses pembentukan ini membutuhkan vitamin biotin. Reaksi ini
terjadi dalam dua tahap: karboksilasi biotin yang membutuhkan ATP dan
pembentukan malonil KoA dengan pemindahan gugus karboksil ke asetil
KoA.Saat asetilKoA karboksilase diaktifkan kadar malonil KoA akan meningkat.
Saat sintesis asam lemak berlangsung, malonil KoA akan menginhibisi oksidasi
asam lemak agar asam lemak yang akan terbentuk nantinya tidak langsung
dioksidasi.

3. Reaksi kompleks sintesis asam lemak

Asam lemak sintase merupakan enzim besar yang terdiri dari dimer yang
identik, yang masing-masing subunitnya (monomer) memiliki tujuh aktivitas
enzim asam lemak sintase pada rantai polipeptida. Setiap monomernya berberat
molekul 240.000 dan memiliki sebuah protein pembawa asil (ACP, acyl carrier
protein). Fungsi ACP dalam sintesis asam lemak adalah bertindak sebagai suatu
karier perantara. Segmen ACP memiliki sebuah residu 4- fosfopanteteinil yang
berasal dari pemutusan koenzim A. Kedua subunit tersebut tersusun (kepala ke
leher). Salah satu subunit bergandengan dengan gugus fosfopanteteinil sulfhidril
sedangkan subunit yang lainnya bergandengan dengan sisteinil sulfhidril. Pada
proses ini, gugus asetil dari asetil KoA akan dipindahkan ke gugus
fosfopanteteinil sulfhidril ACP pada satu subunit, dan kemudian ke gugus siteinil
sulfhidril pada subunit yang lainnya. Gugus malonil dari malonil Ko A kemudian
melekat ke gugus fosfopanteteinil sulfhidril ACP pada subunit pertama. Gugus
asetil dan malonil berkondensasi sehingga menyebabkan pelepasangugus
karboksil malonil sebagai karbondioksida. Kemudian sebuah rantai α-keto asil
(C4) akan melekat pada gugus fosfopanteteinil sulfhidril.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka


Utama.
Gordon, Gunawan. 1990. PengaruhKadarAsamLemakBebas. Bandung :
IlmudanPeternakanInstitutTeknologi Bandung.
Guyton, Hall . 2009. Fisiologi  kedokteraniISBN 979-448-357-5.Bandung : EGC

Imamkhasani. 2000. Biokimia, NutrisidanMetabolisme. UI Press. Jakarta.

Lehninger, A. 1988.Dasar-dasarBiokimia.Penerjemah: MaggyThenawidjaya.    


Jakarta :Erlangga. TerjemahandariBasic of Biochemistry.
Martoharsono. 2012. Biokimia 1. GadjahMada University.Yogyakarta

Mastria, Atika. 2014.Hubungan Persentase Lemak Tubuh Dengan Total Body


Water Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro
Patmawati, Tri. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Tentang
Vitamin A Dengan Konsumsi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Masa Nifas
Yang Bersalin Di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang Tahun
2011.Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.
Sandjaja. 2009. Kamus Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sareharto, T. P. 2010. Kadar Vitamin E Rendah sebagai Faktor Risiko
Peningkatan Bilirubin Serum pada Neonatus. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Siregar, E. B. M. 2003. Pertahanan Metabolik Dan Enzim Litik Dalam
Mekanisme Resistensi Tanaman Terhadap Serangan Patogen. Program
Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 1,2,3. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Sumbono, Aung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Jakarta : Deepublish

Anda mungkin juga menyukai