Anda di halaman 1dari 18

NAMA :IIN KURNIA

KELAS :2-A
MATA KULIAH :BIOKIMIA
DOSEN PENGAMPU :MUSTIKA SARI S.Pd,M.Sc.
TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Sebutkan ciri-ciri Lipid!
2. Apakah perbedaan asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh? Diantara
keduanya manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi oleh tubuh? Berikan
alasannya!
3. Jelaskan secara singkat bagaimana proses pencernaan, penyerapan dan
transport lipid dalam tubuh sebelum dioksidasi oleh sel!
4. Jelaskan bagaimana proses oksidasi asam palmitat C16H32O2? Berapakah
jumlah ATP yang dihasilkan dari oksidasi satu molekul asam palmitat!
5. Jelaskan secara singkat perbedaan antara oksidasi glukosa dan oksidasi asam
lemak berdasarkan:
a. Tempat terjadinya
b. Senyawa antara yang dihasilkan
c. Jumlah energy (ATP) yang dihasilkan
6. Jelaskan secara singkat bagaimana pembagian degradasi dari 20 macam asam
amino standar dengan senyawa antara yang dihasilkan!
7. Uraikan secara singkat oksidasi asam amino pada sel?
8.
Berdasarkan gambar disamping,
jelaskan bagaimana hubungan katabolisme
antara karbohidrat, protein, dan lipid?

Jawaban
1.Ciri-ciri lipid secara umum dapat di ketahui berdasarkan sebagai berikut:
a.Lipid mengacu pada kelompok luas biomolekul yang susunan kimia dan fungsinya
yang bervariasai. Adanya komponen utama lipid yang berupa senyawa hidrokarbon
yang nonpolar sehingga lipid bersifat hidrofobik sehinggga sulit atau tidak bisa larut
dalam air. Lipid berfungsi menyediakan energi bagi sel-sel dalam tubuh manusia
adalah trigliserida. Kelompok ini mencakup lemak, lilin, sterol, fosfolipid, lipoprotein
dan vitamin yang larut dalam lemak, A, D, E dan K serta lipid terdapat diseluruh
bagian tubuh.
b.Lipid utama yang menyediakan energi bagi sel-sel dalam tubuh manusia adalah
trigliserida. Trigliserida terdiri dari molekul gliserol dan asam lemak. Trigliserida
dapat jenuh atau tidak jenuh, yang mengacu pada jumlah ikatan rangkap antara atom
karbon dalam asam lemak. Asam lemak dalam trigliserida menyediakan lebih dari
dua kali jumlah energi seperti karbohidrat dan protein selama metabolisme sel. Jika
tubuh tidak membutuhkan energi, trigliserida berlebih disimpan dalam jaringan lemak
dalam sel yang disebut adiposit.
c.Cairan transportasi utama dalam tubuh adalah darah, yang menurut laporan “United
States Geological Survey” adalah air yang lebih besar dari 80 persen. Pengangkutan
lipid tidak larut dalam air dalam tubuh dilakukan dengan kilomikron, HDL, LDL, dan
VLDL yang merupakan bagian dari lipid dan bagian protein. Molekul-molekul ini
mengelilingi lipid dengan porsi yang larut dalam lemak dan proyek luar subunit
protein, yang larut dalam air.
d.Sifat utama lipid yang tidak dapat larut dalam polar atau nonorganik seperti air dan
hanya dapat larut dalam pelarut nonpolaratau organik seperti eter, kloroform, dan
benzene.
2.Perbedaan asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh yaitu asam lemak tidak
jenuh mengandung lebih sedikit dari dua kali jumlah atom hidrogen sebagai atom
karbon, serta satu atau lebih pasangan atom-atom karbon yang berdekatan
dihubungkan oleh ikatan rangkap. Asam lemak tidak jenuh dapat dibagi menurut
derajad ketidakjenuhannya, yaitu asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated,
monoetenoid, monoenoat), asam lemak tak jenuh banyak (polyunsaturated,
polietenoid, polienoat) yang terjadi apabila beberapa pasang dari atom karbon yang
berdekatan mengandung ikatan rangkap dan eikosanoid. Eikosanoid adalah senyawa
yang berasal dari asam lemak eikosapolienoat, yang mencakup prostanoid dan
leukotrien (LT). Prostanoid termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan
tromboxan (TX). Istilah prostaglandin sering digunak Eikosanoid adalah senyawa
yang berasal dari asam lemak eikosapolienoat, yang mencakup prostanoid dan
leukotrien (LT). Prostanoid termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan
tromboxan (TX). Istilah prostaglandin sering digunakan dengan longgar termasuk
semua prostanoid. Contoh asam lemak tidak jenuh adalah Palmitoleat
(heksadesenoat) C16H30O2, Oleat (oktadesenoat) C18H34O2, Linoleat
(oktadekadienoat) C18H32O2, Linolenat (oktadekatrienoat) C18H30O2, Arakidonat
(eikosatetrienoat) C20H32O2, Klupanodonat (dokosapentaenoat) C22H34O2.
Sedangkan Asam lemak jenuh mempunyai atom hidrogen dua kali lebih banyak dari
atom karbonnya, dan tiap molekulnya mengandung dua atom oksigen. Asam jenuh
mengandung semua atom hidrogen yang mungkin, dan atom karbon yang berdekatan
dihubungkan oleh ikatan valensi tunggal. Asam lemak jenuh dapat dipandang
berdasarkan asam asetat sebagai anggota pertama dari rangkaiannya. Anggota-
anggota lebih tinggi lainnya dari rangkaian ini terdapat khususnya dalam lilin.
Beberapa asam lemak berantai cabang juga telah diisolasi dari sumber tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Asam-asam lemak jenuh memiliki titik cair yang lebih
tinggi dibandingkan dengan asam yang tidak jenuh, untuk atom C yang sama
banyaknya. Rantai asam lemak jenuh yang lebih panjang, titik cairnya lebih tinggi
dibandingkan dengan yang rantainya lebih pendek. Contoh asam-asam lemak jenuh
adalah Butirat (butanoat) C4H8O2, Kaproat (hexanoat) C6H12O2, Kaprilat
(oktanoat) C8H16O2, Kaprat (dekanoat) C10H20O2, Laurat (dodekanoat)
C12H24O2, Miristat (tatradekanoat) C14H28O2 54 Palmitat (heksadekanoat)
C16H32O2 63 Stearat (oktadekanoat) C18H36O2, Arakidat (eikosanoat) C20H40O2,
Lignoserat (tatrakosanoat) C24H48O2.
Yang lebih baik dikonsumsi oleh tubuh adalah asam lemak tak jenuh karena
mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya,asam lemak tak jenuh ini juga pada
umumnya bersifar esensial bagi manusia(asam ini juga diperlukan dalam komsumsi
karena tubuh tidak dapat mensintesis sendiri) dan juga jenis asam lemak ini dapat
mudah teroksidasi didalam tubuh.Lemak tak jenuh atau sering juga disebut dengan
lemak baik adalah lemak yang bisa membuat sehat.Dikarenakan lemak yang biasanya
berbentuk cair dan dikenal dapat menurunkan kolesterol dalam darah, selain itu
lemak tak jenuh dapat dibagi menjadi 2, yaitu lemak tunggal dan lemak ganda.
Lemak tak jenuh tunggal contoh nyatanya adalah minyak zaitun dan almond.
Sedangkan, lemak tak jenuh ganda contohnya makanan yang banyak mengandung
omega 3 dan omega 6, misalnya; kedelai, ikan salmon, margarine, dan minyak
jagung. Ketika mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh,
kesehatan akan tetap bisa terjaga dan tidak akan terkena obesitas. Sedangkan asam
lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Lemak ini berasal
dari produk hewani seperti daging, susu, dan telur. Namun dapat juga ditemukan dari
beberapa produk yang bersumber dari nabati seperti minyak kelapa, dan
minyak sawit. Lemak jenuh secara langsung dapat meningkatkan kadar kolesterol
total dan LDL (kolesterol jahat). Nah, mengingat efeknya yang tidak baik untuk
kesehatan inilah, maka disarankan untuk menghindari atau meminimalisir
penggunaan atau konsumsi lemak jenuh sebisa mungkin. Sebaliknya, saat
memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, bukan kesehatan
yang akan didapatkan, melainkan berbagai macam penyakit yang membahayakan
kesehatan seperti jantung dan stroke.
3.Lemak adalah molekul yang tidak larut dalam air atau hanya sedikit sekali yang
dapat larut dalam air. Termasuk di dalamnya adalah trigliserida, fosfolipid, kolesterol,
steroid dan vitamin larut lemak. Trigliserida juga disebut triasilgliserol, yang terdiri
dari 3 molekul asam lemak dan satu molekul gliserol yang bersama membentuk
ikatan kovalen. Langkah pertama proses pencernaan lemak adalah emulsifikasi, yang
merupakan transformasi tetes lemak yang besar menuju tetes lemak yang cukup kecil.
Enzim yang memecah lipid (lipase pankreas) adalah larut dalam lemak dan dapat
mencerna lemak hanya dengan bekerja dalam permukaan dari tetes lipid tersebut.
Proses Emulsifikasi meningkatkan bagian muka lipid yang terbuka bagi enzim
pencernaan untuk menurunkan ukuran tetes lemak. Emulsifikasi direkomendasikan
oleh garam empedu yang disekresikan oleh hati dan disimpan dalam kantung
empedu. Lipase mencerna molekul lemak. Lipase dikeluarkan atau disekresikan
dalam jumlah yang sangant banyak. Jumlah yang kecil lipase lidah disekresikan
dalam rongga mulut, lipase tertelan bersama makanan dan mencerna lipid dalam
jumlah yang kecil di perut. Perut juga menghasilkan lipase lambung dalam jumlah
yang sangat sedikit. Produk utama pencernaan lipase adalah asam lemak bebas dan
monogliserida. Kolesterol dan phospolipid juga bagian dari hasil pencernaan lipid.
Satu lipid dicerna di usus, garam empedu terkumpul disekitar tetes lemak kecil untuk
membentuk micel. Bagian ujung hidrofobik dari garam empedu berada di luar asam
lemak bebas, kolesterol, dan mogliserida pada bagian tengah dari micel. Ujung
hirofobik berada di sisi luar dalam dari lingkugan air. Ketika micel bersentuhan
dengan sel epitel usus halus, kandungan dari micel masuk ke plasma membran epitel
sel dengan difusi sederhana.Kemudian di dalam retikulum endoplasma halus dari sel
epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk
trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron. Pada dasarnya kilomikron
mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan
lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama
proses pencernaan. Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol)
yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan
ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan
membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.Tubuh membentuk empat
macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density lipoprotein(LDL), very low density
lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL). Lipoprotein yang
mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron.
Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk
kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam
vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.
4. Proses dan Mekanisme oksidasi, reaksi, tahapan, hasil akhir dari Asam palmitat
(C16H32O2) merupakan salah satu asam lemak yang paling banyak diketahui proses
metabolismenya. Proses penguraian asam lemak dimulai dengan tahap β-oksidasi.
Proses oksidasi ini berlangsung dalam mitokondria. Tahap pertama adalah
menggiatkan asam palmitat bebas dengan asetil koenzim A dalam sitoplasma, oleh
enzim asil koenzim A sintetase menghasilkan palmitoil koenzim A. Pada reaksi ini
sebagai sumber energi digunakan satu molekul ATP untuk satu molekul palmitil
koenzim A yang terbentuk. Dalam hal ini terjadi dua reaksi pemecahan ikatan fosfat
berenergi tinggi, yaitu terhidrolisisnya ATP menjadi AMP + PPi dan terurainya PPi
menjadi 2 Pi oleh enzim pirofosfattase. Dengan demikian untuk menggiatkan satu
molekul asam lemak dalam tahap reaksi ini, digunakan energi yang didapatkan dari
pemecahan dua ikatan fosfat berenergi tinggi dari satu molekul ATP.
Tahap reaksi kedua, palmitoil koenzim A diangkut dari sitoplasma ke dalam
mitokondria dengan bantuan molekul pembawa yaitu karnitin yang terdapat dalam
membran mitokondria. Reaksi tahap ketiga adalah proses dehidrogenasi palmitoil
koenzim A yang telah berada di dalam mitokondria dengan enzim asil koenzim A
dehidrogenase yang menghasilkan senyawa enoil koenzim A. Pada reaksi ini FAD
(flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi menjadi
FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pernafasan
suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul ATP. Pada tahap reaksi
keempat, ikatan rangkap pada enoil koenzim A dihidratasi menjadi 3-
hidroksipalmitoil koenzim A hidratase. Reaksi tahap kelima adalah dehidrogenase
dengan enzim 3-hidroksianil koenzim A dehidrogenase dan NAD+ sebagai
koenzimnya. Pada reaksi ini 3-hidroksipalmitoil koenzim A dioksidasi menjadi 3-
ketopalmitoil koenzim A, sedangkan NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat
dioksidasi kembali melalui mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang dirangkaikan
dengan rantai pernafasan menghasilkan tiga molekul ATP. Reaksi tahap terakhir
adalah mekanisme beta β-oksidasi adalah pemecahan molekul dengan enzim asetil
koenzim A asetiltransferase atau disebut juga tiolase. Pada reaksi ini satu molekul
koenzim A (CoA) bebas berinteraksi dengan 3-ketopalmitoil keenzim A
menghasilkan satu molekul asetil koenzim A dan sisa rantai asam lemak dalam
bentuk koenzim A-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari
palmitoil koenzim A semula. Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah
pengulangan mekanisme β-oksidasi secara kontinu sampai rantai panjang asam lemak
tersebut habis dipecah menjadi molekul asetil koenzim A. Dengan demikian satu
molekul asam palmitat (C16) menghasilkan 8 molekul asetil koenzim A (C2) dengan
melalui tujuh kali β-oksidasi.
Reaksi keseluruhan dari β-oksidasi asam lemak dapat dilihat pada gambar diatas
setelah semua reaksi β-oksidasi berakhir maka dilanjutkan dengan masuk dalam
siklus Krebs. Oksidasi asam palmitat terjadi di mitokondria,yang dibawa
CoA,molekul pemanjang rantainya asetil CoA(beratom karbon dua), dan system
koenzim dalam reaksi hidrogenasi NAD+/ NADH & FAD /FADH2. Jumlah karbon
asam palmitat 16 sehingga asetil KoA berjumlah 8, oksidasi betanya berjumlah 7,
dan ATP yang dihasilkan adalah 129.
5.Oksidasi glukosa adalah sebuah interakasi antar molekul yang menghasilkan energi
bagi organisme untuk melakukan fungsi-fungsinya dengan baik . Selain itu oksidasi
glukosa adalah proses kimia yang menyediakan energi bagi organisme untuk
melakukan semua kegiatan yang diperlukan. Selama proses ini, glukosa, molekul
gula sederhana yang diperoleh dari makanan, dipecah menjadi karbon dioksida dan
air. Reaksi ini melepaskan energi dan menyimpannya dalam bentuk kimia untuk sel
untuk digunakan. Ada tiga tahap yang terpisah dari oksidasi glukosa: glikolisis, siklus
asam sitrat, dan sistem transpor elektron.
Glukosa
Molekul glukosa digunakan untuk membangun karbohidrat yang lebih kompleks,
seperti pati dan selulosa. Rumus kimia untuk molekul ini adalah C6H12O6, yang
berarti bahwa itu terdiri dari enam atom karbon, 12 atom hidrogen, dan enam atom
oksigen. Ditemukan pada tumbuhan dan berbagai jenis makanan, glukosa diserap ke
dalam aliran darah selama proses pencernaan.
Oksidasi
Oksidasi glukosa adalah proses aerobik, reaksi kimia yang memerlukan oksigen.
Istilah “oksidasi,” pada kenyataannya, mengacu pada setiap reaksi di mana oksigen
dikombinasikan dengan molekul lain, yang kemudian dikatakan teroksidasi.
Selama proses tersebut, satu molekul glukosa bergabung dengan enam molekul
oksigen untuk menghasilkan enam molekul karbon dioksida, enam molekul air, dan
adenosine triphosphate (ATP), molekul yang sel digunakan untuk menyimpan atau
mentransfer energi.
Glikolisis
Langkah pertama dalam proses oksidasi glikolisis, yang terjadi dalam sitoplasma sel,
zat seperti gel yang mengisi sel dan mengelilingi organ selular lainnya. Selama tahap
ini, molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul piruvat, asam organik yang dapat
memasok sel dengan energi. Kerusakan ini juga melepaskan energi, yang digunakan
untuk menambah ion fosfat menjadi adenosin difosfat (ADP) untuk membuat ATP.
ADP, pada gilirannya, dibentuk dengan ATP dipecah untuk melepaskan energi.
Glikolisis molekul glukosa tunggal mengkonsumsi dua molekul ATP, dan
menghasilkan total empat, menyebabkan keuntungan energi bersih dua ATP. Energi
dari proses ini juga digunakan untuk menghasilkan dua NADH, suatu bentuk enzim
yang digunakan untuk mentransfer elektron berkuasa reaksi kimia selular.

Sebuah molekul glukosa, yang dipecah oleh organisme menjadi karbon dioksida dan
air dalam proses yang disebut oksidasi glukosa.
Siklus Asam sitrat
Untuk memulai siklus asam sitrat, juga disebut siklus Krebs, molekul piruvat yang
dihasilkan oleh glikolisis akan dipindah ke mitokondria, organ seluler yang terlibat
dalam proses metabolisme. Sesampai di sana, molekul diubah menjadi asetil CoA,
molekul yang menjadi kekuatan siklus asam sitrat. Asetil CoA terdiri dari karbon dari
piruvat dan koenzim A, sebuah molekul yang membantu dalam proses biologis.
Proses konversi menghasilkan satu NADH.
Mitokondria memakai produk sampingan dari oksidasi glukosa untuk menghasilkan
ATP.
Asetil CoA melepaskan molekul bagian karbon ke dalam siklus asam sitrat, yang
berjalan terus-menerus, memproduksi ATP, elektron berenergi tinggi, dan karbon
dioksida. Sebagian besar energi yang dihasilkan disimpan dalam bentuk elektron
berenergi tinggi, dan satu putaran siklus akan menghasilkan tiga NADH dan satu
FADH2. Seperti NADH, FADH2 menyimpan elektron yang ditangkap. Siklus ini juga
menghasilkan dua ATP, dan melepaskan energi lainnya sebagai panas.
Sistem Transportasi Elektron
Tahap akhir dari oksidasi glukosa juga terjadi dalam mitokondria, di mana
sekelompok protein, yang disebut sistem transpor elektron, membantu mengubah
energi elektron ditangkap oleh NADH dan FADH2 menjadi ATP. Proses ini
dimodelkan dengan teori kemiosmotik, yang menggambarkan cara elektron tersebut
melewati sepanjang sistem transportasi, melepaskan energi ketika mereka bergerak
melaluinya.
Pelepasan energi yang digunakan untuk memindahkan ion hidrogen bermuatan positif
bolak-balik melintasi membran yang memisahkan dua bagian mitokondria. Energi
dari gerakan ini disimpan dalam ATP. Proses ini disebut fosforilasi oksidatif, karena
oksigen diperlukan untuk langkah terakhir, menerima elektron dan atom hidrogen
menjadi H2O, atau air. Hasil energi dari tahap ini adalah 26 sampai 28 ATP. Jadi hasil
oksidasi glukosa menghasilkan 36 ATP dan digunakan 2 ATP untuk energi aktivasi
sehingga ATP yang dihasilkan 34 ATP.
Sedangkan oksidasi asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang
berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki
empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak
disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. Ada juga tata nama
asam lemak. Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon
induknya dengan mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam
lemak jenuh C18 disebut asam oktadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah
oktadekana. Proses degradasi asam lemak terjadi di mitokondria. Asam lemak yang
terdapat pada sitoplasma harus diaktivasi terlebih dahulu menjadi asil lemak-KoA
sebelum masuk mitokondria. Asil lemak-KoA tidak dapat begitu saja menembus
membran mitokondria, molekul tersebut harus dibawa oleh pembawa (karier) yang
disebut karnitin. Asil lemak-KoA akan berikatan dengan karnitin membentuk asil
lemak karnitin dan menembus membran mitokondria. Di dalam mitokondria, asil
lemak kornitin akan bereaksi dengan koenzim A, sehingga terbentuk asil lemak KoA
dan karnitin kembali. Karnitin kemudian akan keluar mitokondria untuk membawa
asil lemak-KoA yang lainnya. Oksidasi asam lemak terjadi dalam tiga langkah yaitu,
aktivasi, transport ke dalam mitokondria, dan oksidasi menjadi asetil – Ko.a (β
oksidasi).
1. Aktivasi
Dalam proses aktivasi, setelah dicerna oleh usus halus, asam lemak dibawa darah
keseluruh tubuh, dalam hal ini dibutuhkan 2 ATP dan melepaskan 2 Pi. Setelah
diaktivasi sudah dalam bentuk Fatty acil Co.A.
2. Transport ke dalam mitokondria
Dalam proses ini terdapat 3 tahap reaksi oksidasi FA dalam mitokondria, yaitu:
1) Oksidasi LCFA menjadi mol 2 c : asetil Co.A
2) Oksidasi asetil Co.A menjadi CO2 dengan TCA
3) Transfer elektron karier elektron yang tereduksi ke rantai enzim (fosforilasi
oksidatif).
3. β oksidasi
Setelah memasuki sel, FA masuk ke dalam matriks mitokondria untuk degradasi lebih
lanjut. FA diaktivasi dengan enzim fatty acyl – CO A ligase atau Acyl Co. A synthase
/ thiokinase. Enzim ini spesifik untuk setiap jenis asam lemak (MCFA, SCFA beda
dengan LCFA). Oksidasi LCFA melalui jalur metaboliame penghasil energi utama
pada hewan, beberapa protista dan beberapa bakteri.
Elektron dari proses oksidasi FA melewati rantai respirasi mitokondria menghasilkan
ATP (asetil Ko.A hasil okaidasi FA kemudian dioksidasi sempurna menjadi CO2
melalui TCA membentuk ATP sintase)
Pada beberapa vertebrata, asetil Ko.A hasil β oksidasi dirubah menjadi badan keton di
dalam hati (larut dalam air) dan ditransport aktif ke otak dan jaringan lain pada saat
gula tidak tersedia pada tumbuhan. Asetil Ko.A berfungsi utama sebagai prekursor
bio sintesis (pembentukan kembali).
β oksidasi terdiri dari
1) Dehidrogenasi / Oksidasi
Dehidrogenasi Berperan pada pembentukan rantai ganda antara atom C₂-C₃.
Mempunyai akseptor hidrogen FAD⁺. Antara asam lemak yang berbeda panjangnya
akan berbeda pula enzimnya. Dalam proses ini menghasilkan 2 ATP. Dalam
dehidrogenasi akan kehilangan atom H+ dan bereaksi dengan O2.
Degradasi FA dengan jumlah C ganjil pada akhir β oksidasi, acetoacetil
Co.A dipecah akan menghasilkan propionil Co.A dan asetil Co.A. propionil Co.A
diubah menjadi metilmalonil Co.A, metilmalonil Co.A dirubah menjadi suksinil
Co.A, suksinil Co.A dirubah menjadi TCA.
2) Hidratasi
Dalam proses ini disebut juga sebagai penambahan air. Tidak dibutuhkan dan tidak
menghasilkan energi. Mengkatalisis hidrasi trans enoyl CoA. Penambahan gugus
hidroksi pada C no. 3. Ensim bersifat stereospesifik. Menghasilkan 3-L-hidroksiasil
Co. A
3) Dehidrogenasi
Mengkatalisis oksidasi -OH pada C no. 3 / C β à menjadi keton
Akseptor elektronnya : NAD+ .
4) Thiolisis
Thiolisis disebut juga dengan pemecahan molekul dari substrak. β-Ketothiolase
mengkatalisis pemecahan ikatan thioester. Acetyl-CoA dilepas dan tersisa asam
lemak asil ko A yang terhubung dgn thio sistein mll ikatan tioester. Tiol HSCoA
menggantikan cysteine thiol, menghasilkan fatty acyl-CoA (yang telah berkurang 2
C).

Dalam 1 asam palmitat dapat menghasilkan 129 ATP.


Menghasilkan : 8 asetil Co A = 8 x 12 = 96 ATP (dalam mitokondria)
Mengalami 7 β oksidasi :7 x 5 = 35 ATP +
= 131 ATP
Digunakan untuk aktivasi ________ 2 _
= 129 ATP
Jadi hasil glukosa asam lemak adalah 129 ATP jika dibandingkan dengan oksidasi
glukosa glukosa asam lemak lebih besar sehingga dalam proses oksidasinya lebih
lama.
6.Pembagian degradasi dari 20 macam asam amino standar dengan senyawa antara
yang dihasilkan setelah adanya pembebasan gugus amino melalui reaksi transaminasi,
deaminasi, dan dekarboksilasi, kerangka karbon 20 asam amino penyusun protein
mengalami degradasi lebih lanjut melalui lintas yang berbeda-beda menuju siklus
asam sitrat. Kerangka karbon dari 10 asam amino diurikan menjadi asetil KoA. Lima
diantaranya alanin, sistein, glisin, serin, dan treonin diuraikan terlebih dahulu menjadi
piruvat sebelum menjadi asetil KoA. Alanin langsung menghasilkan piruvat melalui
transaminase. Treonin diuraikan dahulu menjadi asetaldehida sebelum menjadi
piruvat .Glisin sebagai hasil penguraian treonin diuraikan melalui reaksi oksidatif
menjadi CO2, NH4+, dan gugus metilen. Glisin yang mendapat tambahan gugus
hidroksimetil oleh tetrahidrofolat(pembawa gugus 1-karbon) membentuk serin, dapat
langsung diubah menjadi piruvat. Demikian dengan asam amino sistein. Lima asam
amino lainnnya fenilalanin,tirosin leusin,lisin, dan triptofan terlebih dahulu diuraikan
menjadi asetoasetil KoA sebelum memjadi asetil KoA. Lintas triptofan paling
kompleks dengan 13 tahap treaksi. Lintas ini memungkinkan pembentukan beberapa
produk lain sebagian pemula bagi biosintesis biomolekul lainnya, seperti
serotonin(hormone pemberi tegangan pada pembuluh darah) dan asam nikotinat
(vitamin). Fenilalanin dan tirosin kerangka karbonnya dapat memasuki sklus asam
sitrat pada dua titik yang berbeda.Fenilalanin dan tirosin menghasilkan asetoasetal
berbeda lalu diubah menjadi asetil KoA. Bagian 4 atom karbon dari kedua asam ini
diperoleh kembali sebagai fumarat, senyawa antara siklus asam sitrat.Kerangka
karbon arginine, histidin, asam glutamate, glutamin, dan prolin memasuki siklus asam
sitrat melalui ketoglutarat.Prolin dan arginine diubaha terlebih dahulu menjadi
glutamate semi aldehida kemudian menjadi glutamate sebelum menjadi
ketoglutarat.Sedangkan glutamin dan histidin diubahmenjadi glutamate sebelum
menjadi ketoglutarat.Dan glutamate lagsumg diubah menjadi alfa ketoglutarat.
Kerangka karbon dari asam amino:metionin, isoleusin, dan valin terdegradasi
menghasilkan senyawa antara siklus asam sitrat, suksinil KoA. Isoleusin dan prolin
mengalami transaminase diikuti oleh dekarboksilasi oksidatif asam keto yang
dihasilkan asam-asam keto yang diperoleh dari ketiga asam amino ini dikatalis oleh
enzim kompleks yang sama yakni keto dehidrogenasi. Kerangka asparagine dan asam
aspartate memasauki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat.Enzim asparaginase
mengkatalis hidrolisis asparagin menjadi aspartate dan gugus amino aspartate
diberikan ke ketoglutarat melalui reaksi transaminase menghasilkan glutamat. Dan
sisa kerangka karbon aspartate, oksaloasetat, memasuki siklus asam sitrat.Asam
amino yang diubah menjadi asetoasetil KoA digolongkan sebagai asam amino
ketogenik.Karena produk degradasinya (asetoasetil KoA) dapat menghasilkan
senyawa keton dalam proses pengubahannya . Sedangkan asam asam aminoyang
dapat diubah menjadi piruvat,alfa ketoglutarat,suksinat, dan oksaloasetat disebut
golongan asam aminoglukogenik karena produk tersebut mampu diubah kembali
menjadi glukosa dan glikogen. Asam amino alain memunyai sifat ketogenik dan
glukogenik bersama-sama seperti fenilalanin dan tirosin. Semua molekul hasil
katabolisme asam amino memasuki siklus asam sitrat dan dioksidasi sempurna
menjadi karbondioksida dan air.Dan selama tranfor elektron ATP dihasilkan oleh
fosforilasi oksidatif sehingga asam amino dapat berperan memberikan persedian
energy bagi organisme.
Selain itu berdasarkan struktur asam 20 asam amino standar yang ditemukan dalam
protein, asam-asam amino tersebut adapat dibagi berdasarkan sifat gugus rantai
sampingnya (gugus –R). Berdasrkan polaritas gugus –R, asam amino dibagi menjadi
2 kelompok yaitu asam amino dengan gugus –R nonpolar dan asam amino dengan
gugus –R polar, yang terdiri dari(a) gugus –R tidak bermuatan, (b) gugus –R
bermuatan positif, dan (c) gugus –R bermuatan negatif. Asam amino dengan gugus –
R nonpolar, gugus samping asam amino golongan ini berupa senyawa hidrokarbon
sehingga bersifat hidrofobik. Hal ini menyebabkan asam amino jenis ini sukar larut
dalam air dan cenderung berkelompok. Umumnya jenis asam amino ini terdapat pada
bagian dalam protein. Delapan jenis asam amino yang termasuk dalam kelompok ini
adalah Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Fenilalanin, Triptofan, Prolin, dan
Metionin.Asam amino dalam kelompok ini menstabilkan struktur protein melalui
interaksi hidrofobik.Triptofan memiliki cincin indol yang dapat berinteraksi dengan
air sehingga dapat pula dijumpai pada protein bagian luar. Prolin memiliki gugus
yang unik dengan rantai samping berupa siklik yang terikat pada atom nitrogen gugus
amino maupun pada atom karbon bebas dari gugus karboksil, Prolin sering dijumpai
pada bagian melengkung lipatan polipeptida karena tidak memiliki kemampuan
memiliki ikatan hidrogen. Metionin merupakan salah satu dari dua asam amino yang
mengndung sulfur, memiliki gugus nonpolar berupa sebuah gugus tioeter pada rantai
sampingnya. Asam amino dengan gugus –R polar, dibandingkan dengan asam amino
kelompok nonpolar asam amino kelompok ini relatif lebih mudah larut dalam air
karena mengandung gugus-R polar yang memungkinkan terbentuknya ikatan
hidrogen dengan molekul air sebagai pelarut. Asam amino kelompok ini dibedakan
berdasarkan muatannya pada pH netral (pH fisologis). Penggolongan asam amino
dengan gugus –R polar adalah Glisin, Treonin, Serin, Tirosin
Sistein,Asparagin,Glutamin,Lisin ,Arginin,Histidin,Asam Aspartat ,Asam
Glutamat.Asparagin, Glutamin, Treonin, Serin, dan Glisin memiliki gugus –R tidak
bermuatan. Asam amino tersebut kecuali glisin memiliki gugus yang cukup polar.
Polaritas serin dan treaonin berasal dari gugus hidroksilnya, sistein oleh gugus
sulfohidrilnya, sedangkan asparagin dan glutamin oleh gugus amidanya. Adanya
gugus-gugus polar ini menyebabkan asam-asam amino tersebut dapat mebentuk
ikatan hidrogen dengan air sehingga asam-asam amino tersebut dapat dijumpai pada
bagian luar protein dalam keadaan tersolvasi oleh air, maupun dibagian dalam
protein melalui ikatan hidrogen dengan molekul air atau dengan gugus –R dari asam
amino yang berdekatan. Glisin memiliki gugus –R terkecil sehingga letaknya sangat
fleksibel dalam pelipatan protein. Asparagin dan glutamin mudah dihidrolisis oleh
asam atau basa.Sistein mudah teroksidasi membentuk dimer kovalen yang disebut
sistin, dimana dua molekul sistei bergabung melalui ikatan disulfida. Residu dengan
ikatan disulfida ini sangat bersifat hidrofobik (nonpolar)dan berperan khusus dalam
pembentukan berbagai protein melalui ikatan kovalen antar bagian-bagian dari suatu
molekul protein. Asam amino yang bersifat paling hidrofilik adalah gugus asam
amino dengan gugus –R bermuatan positif dan negatif. Asam amino dengan gugus -
R bermuatan positif pada pH=7 adalah lisin yang memiliki gugus amino primer kedua
pada rantai alifatiknya, arginin yang memiliki muatan positif pada gugus guanidino
dan histidin yang mengandung gugus imidazol. Histidin adalah satu-satunya asam
amino dengan rantai samping yang terionisasi dengan nilai pKa mendekati netral
.Dalam berbagai reaksi enzimatis,histidin berperan sebagai donor maupunakseptor
proton .Dua jenis asam amino bermuatan negatif pada pH =7 asam aspartat dan asam
glutamat yang masing masing memiliki gugus karboksil kedua. Delapan dari dua
puluh asam amino standar disebut pula sebagai asam amino esensial yaitu asam-sam
amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa-senyawa nitrogen yang
lebih sederhana didalam tubuh manusia, dan jika bisa maka hanya sedikit produk
yang dihasilkan. Oleh karena itu asam amino tersebut harus ada dalam makanan yang
dikonsumsi. Delapan jenis asam amino tersebut adalah
lisin,triptofan,fenilalanin,leusin,isoleusin,treonin,metionin dan valin.
7. Oksidasi asam amino adalah pelepasan utama gugus asam aminodengan proses
transaminasi dan deaminasi. Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus asam amino dari suatu asam amino dipindahkan
kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, α ketoglutarat atau
oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam
amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi
nticodon se yaitu nticod transaminase dan nticodon transaminase yang bekerja
sebagai katalis dalam reaksi berikut : Reaksi 114nticodon114se bersifat reversible.
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase
merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvatalanin sebagai
satu pasang substrat, tetapi tidak terhadap asam-asam amino yang lain. Dengan
demikian 115nticod transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino
menjadi 115nticod, selama tersedia asam piruvat. Glutamat transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap 115nticodon-ketoglutarat sebagai satu
pasang substrat, karena itu enzim ini dapat mengubah asam amino menjadi asam
115nticodon. Dari reaksi-reaksi diatas dapat dilihat bahwa walaupun ada beberapa
jalur reaksi 115nticodon115se, namun asam ketoglutarat merupakan akseptor gugus
amino yang terakhir. Dengan demikian hasil reaksi 115nticodon115se keseluruhan
ialah asam 115nticodon. Reaksi 115nticodon115se ini terjadi dalam mitokondria
maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak
hanya merupakan koenzim pada rekasi 115nticodon115se, tetapi juga pada reaksi-
reaksi 115nticodon115 yang lain. Kemudian pada reaksi deaminasi dapat dijumpai
dua tipe atau sub jalur yaitu yang bersifat oksidatif dan lainnya non-oksidatif. Yang
pertama masih dibedakan atas dasar koenzim yang membantu aktivitas enzim yaitu
NAD+ (atau NADP+) atau FAD (atau FMN). Enzim yang dibantu oleh NAD
bernama dengan akhiran 115nticodon115se115 sedangkan yang dibantu dengan
gugus prostetis FAD/FMN dinamakan oksidase.
a. Deaminasi oksidatif L-Glutamat yang berhasil mengumpulkan gugus amino pada
reaksi 116nticodon116se dapat melepaskannya melalui reaksi deaminasi oksidatif.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah L-glutamat 116nticodon116se116 yang
dibantu oleh NAD (atau NADP+). Reaksinya diduga berlangsung dalam dua tahap
yaitu dehidrogenasi dan hidrolisis. NADH yang terbentuk pada tahap pertama
dioksidasi melalui rantai transport 116nticodo-oksigen. Hasil 116ntico oksidasi ini
disimpan dalam ATP. L-Glutamat 117nticodon116se116 adalah enzim allosetrik
yang dihambat oleh modulator spesifik yaitu ATP, GTP, dan NADH dan dipacu
aktivitasnya oleh ADP, GDP dan bebrapa asam amino, aktifitasnya juga dipengaruhi
oleh homon tiroksin dan beberapa 116nticod steroid.
b. Deaminasi nonoksidatif Deaminasi non oksidatif ialah perubahan L-serin menjadi
asam piruvat yang di katalis oleh serin dehidratase, perubahan treonin menjadi α-
ketobutirat oleh treonin dehidratase dan lain-lain reaksi yang sejenis . Golongan
enzim ini mengandung piridoksal-P sebagai gugus prostetisnya. Siklus Urea Siklus
urea merupakan pelepasan gugus NH4 pada asam amino dalam bentuk amoniak
melalui reaksi transaminase dan deaminasi, kemudian dikeluarkan dalam bentuk urea
dari urine. Dari uraian tentang 117nticodon117 asam amino telah diketahui bahwa
NH4 dapat dilepaskan dari asam amino melalui reaksi transaminase dan deaminasi.
Pada reaksi transaminase, gugus – NH4yang dilepaskan diterima oleh suatu asam
keto sehingga terbentuk asam amino baru dan asam keto lain. Dari uraian metabolism
asam amino telah diketahui bahwa NH4 dapat dilepaskan dari asam amino melalui
reaksi 117nticodon117se, deaminasi, dan dekarboksilasi. Pada reaksi transaminase
gugus NH4 yang dilepaskan diterima oleh asam keto, sehingga terbentuk asam amino
baru dan asam keto lain. Sedangkan pada reaksi deaminasi, gugus NH4 dilepaskan
dalam bentuk ammonia yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk
urea dalam urine. Amonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun dalam tubuh
manusia. Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan
serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa
urea terbentuk dari ammonia dan karbondioksida melalui serangkain reaksi kima
yang berbentuk siklus, yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini
terutama berlangsung dalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam
air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Reaksi
pertama adalah sintesis karbomoil fosfat. Kondensasi 1 mol masing-masing ion
117nticodo, karbon dioksida, dan fosfat (yang berasal dari ATP) untuk membentuk
karbamoil fosfat dikatalisis oleh karbamoil fosfat sintase, enzim yang terdapat dalam
mitokondria hati organisme 117nticodon. Dua mol ATP yang dihidrolisis selama
reaksi ini menyediakan tenaga penggerak untuk sintesis 2 ikatan kovalen-ikatan
amida dan ikatan campuran asam karboksilat-asam fosfat anhidrida dari karbamoil
fosfat. Di samping Mg2+ suatu asam dikarboksilat, lebih disukai N-asetilglutamat.
Peranan tepat Nasetilglutamat tidak diketahui dengan pasti. Kehadiran siklus urea
menyebabkan banyak perubahan konformasional (penyesuaian bentuk) dalam
struktur karbamoil fosfat sintase yang membuka (expose) gugus sulfidril tertentu,
menyembunyikan gugus lainnya, dan mempengaruhi afinitas enzim untuk ATP.
Reaksi kedua adalah sintesis sitrulin. Pemindahan gugus karbamoil dari karbamoil
fosfat ke ornitin, membentuk sitrulin + Pi, dikatalisis oleh L-ornitin
transkarbamoilase mitokondria hati. Reaksi sangat spesifik untuk ornitin dan
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis sitrulin. Reaksi ketiga adalah sintesis
argininosuksinat. Dalam reaksi argininosuksinat sintase, 118nticodon dan sitrulin
diikat bersamaan melalui gugus amino 118nticodon. Reaksi membutuhkan ATP, dan
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat. Reaksi keempat adalah
pembelahan argininosuksinat menjadi 118nticodo dan fumarat. Pembelahan
118nticodon118 arininosuksinat menjadi 118nticodo + fumarat dikatalisis oleh
argininosuksinase, suatu enzim hati dan jaringan ginjal. Reaksi berlangsung melalui
mekanisme pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk dapat dikonversi menjadi
oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat 118nticodon118se118 dan selanjutnya
ditransaminasi untuk membentuk kembali (regenerasi) 118nticodon. Reaksi kelima
adalah pembelahan 118nticodo menjadi ornitin dan urea. Reaksi ini menyempurnakan
siklus urea dan membentuk kembali (regenerasi ornitin), substrat untuk reaksi 2.
Pembelahan hidrolitik gugus 118nticodon dari 118nticodo dikatalisis oleh arginase,
yang terdapat dalam hati semua organisme 119nticodon. Dalam jumlah yang lebih
kecil, arginase juga terdapat dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar mamae, jaringan
testikuler dan kulit. Arginase hati mamalia diaktifkan oleh Co2+ atau Mn2+ Ornitin
dan lisin merupakan penghambat kuat yang bersaing dengan 119nticodo.
Reaksi secara keseluruhan dari siklus urea adalah : NH3 + CO2 + aspartat + 3 ATP +
2 H2O → urea + fumarat + 2 ADP + 2 Pi + AMP + PPi (pirofosfat)
Karena fumarat diperoleh dari menghilangkan NH3 pada aspartat (step 3 dan 4 pada
tabel) dan PP i + H2O → 2 Pi, maka persamaan reaksi kimianya dapat
disederhanakan menjadi : 2 NH3 + CO2 + 3 ATP + H2O → urea + 2 ADP + 4 Pi +
AMP
Peranan Siklus Urea Dalam Tubuh Asam amino yang berasal protein dalam makanan
diabsorsi melalui transpor aktif dan dibawa ke hati. Di hati, asam amino disintesis
menjadi molekul protein atau dilepas ke dalam sirkulasi untuk ditranspor ke dalam sel
lain. Setelah memasuki sel-sel tubuh, asam amino bergabung dengan ikatan peptida
untuk membentuk protein seluler yang dipakai untuk pertumbuhan dan regenerasi
jaringan. Hanya ada sedikit simpanan asam amino dalam selsel tubuh, kecuali sel-sel
hati. Protein intraseluler tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam amino dan
disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan dan asam amino dari
penguraian protein intraseluler membentuk kelompok asam amino utama yang
memenuhi kebutuhan tubuh. Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di
hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam
amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak. Urea tidak
diputus oleh enzim manusia. Namun, bakteri, termasuk bakteri yang terdapat dalam
saluran cerna manusia, dapat memutuskan urea menjadi amonia dan CO2. (urease,
enzim yang mengkatalisis reaksi ini, merupakan enzim pertama yang dapat
dikristalisasi). Sampai tahap tertentu, manusia mengekskresikan urea ke dalam usus
dan air liur. Bakteri usus mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini dan amonia
yang dihasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam usus, diserap masuk ke dalam vena
porta hepatika. Dalam keadaan normal, amonia ini diekstrasi oleh hati dan diubah
menjadi urea.
8.Hubungan katabolisme antara karbohidrat ,protein, dan lemak akan dapat diuraikan
yaitu katabolisme adalah reaksi perombakan, pemecahan atau penguraian senyawa
kompleks (organik) menjadi sederhana yang dapat menghasilkan energi. Contohnya
katabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Akan tetapi untuk dapat digunakan oleh
sel, energi yang dihasilkan harus diubah terlebih dahulu menjadi ATP (Adenosin Tri
Phospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat.
Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang
digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi,
gerak, reproduksi, dan lain-lain.
Contoh katabolisme adalah respirasi sel, yaitu proses penguraian bahan makanan
yang bertujuan menghasilkan energi. Sebagai bahan baku respirasi adalah
karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dan sebagai hasilnya adalah CO2 (karbon
dioksida, air dan energi). Dapat diketahui di dalam sel reaksi metabolisme tidak
terpisah satu sama lain yaitu membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan. Di
dalam tubuh manusia terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Pada
bagan terlihat karbohidrat, protein, dan lemak bertemu pada jalur siklus Krebs dengan
masukan asetil koenzim A.Berikut adalah gambar mengenai hubungan antara
katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

Dari gambar diatas asetil Ko-A sebagai bahan baku dalam siklus Krebs untuk
menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat, protein, maupun
lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini berguna untuk saling
menggantikan bahan bakar di dalam sel. Hasil katabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan senyawa- senyawa lain yaitu dapat
membentuk ATP, hormon, komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan
senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan
protein (asam glutamat) banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen
terikat adalah senyawa yang lebih teroksidasi.
Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila ada
pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya
pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan
menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan. Pada jalur katabolisme yang berbeda
glukosa dan asam glutamat dapat menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36
ATP.
Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan
glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energi yang dihasilkan
pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan
protein. Sedangkan jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang
dihasilkan karbohidrat dalam berat yang sama. Dapatd disimpulkan jika kita makan
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak akan lebih memberikan
rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Karena rasa kenyang
tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk menghasilkan energi
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai