Anda di halaman 1dari 20

BIOKIMIA

UJI LIPID

DAHMANA INTAN LESTARI

4001418019

IPA TERPADU

PENDIDIKAN IPA

4OKTOBER 2020

2
INDAH URWATIN WUSQO, S.Pd., M.Pd

ERNA NOOR SAVITRI S.Pd., M.Pd


WAHYU DINA SAPUTRI
PERCOBAAN 2
LIPIDA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengidentifikasi adanya komponen lipida melalui uji kualitatif secara komparatif

2. Membedakan lemak jenuh dan tidak jenuh

3. Melalakukan uji emulsi lemak

B. Landasan Teori

Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang umumnya
hidrofobik, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Golongan – golongan yang
secara biologis penting adalah lemak netral, lipid terkonjugasi, dan sterol. Lemak netral terdiri
dari asam lemak (terutama oleat, linoleat, stearat, arakidonat, dan palmitat) dalam bentuk
trigliserida ( yaitu tiga molekul asam lemak teresterifikasi menjadi satu molekul gliserol). Lipid
terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak. Sterol juga
berfungsi sebagai building blocks struktural di sel dan membran serta konstituen hormon dan
metabolisme lain (Sacher dan Richard, 2016).

Lipopolisakarida terletak di dinding sel bakteri gram negatif di mana mereka terbentuk,
dikomplekskan dengan lipid dan protein, membran luar sel. Mereka mewakili 0 antigen dan
endotoksin organisme ini. Lipopolisakarida terdiri dari tiga wilayah dari sifat kimia dan biologi
yang kontras. Polisakarida spesifik-O (wilayah I), membawa spesifisitas serologi utama, terkait
dengan inti polisakarida (wilayah II), yang umum kelompok bakteri. Inti dihubungkan melalui a
Trisakarida 2-keto-3- deoxyoctonate (KDO) menjadi komponen lipid (wilayah III) disebut lipid
A Investigasi biokimia dan genetik pada endotoksin yang dilakukan dalam dekade terakhir telah
memimpin untuk memahami struktur rinci, itu biosintesis, dan genetika yang mendasari
komponen polisakarida dari lipopolisakarida salmonella(Berger, 2016). Hasil ini diperoleh oleh
penggunaan mutan yang disebut kasar (R) rusak dalam sintesis lipopolisakarida lengkap. Jadi,
mutan diisolasi dari strain Salmonella, Escherichia coli, Shigella flexneri, dan bakteri lain yang
lipopolisakarida tidak memiliki rantai khusus O atau bagian tambahan dari inti. Namun,
pengetahuan tentang kimiawi komponen lipid A dari perjalanan lipopolysaccha agak terpisah-
pisah sampai upaya baru-baru ini( Weckesser, 2012) di berbagai laboratorium mengarah pada
penjelasan struktur dan biosintesis bagian endotoksin ini. Secara bersamaan, studi biologi
tentang lipid A dilanjutkan; ini telah menyebabkan 15 tahun yang lalu indikasi kuat bahwa lipid
A berperan endotoksisitas. Konsep ini, bagaimanapun, tidak diterima secara umum pada saat itu.
Makalah ini merangkum hasil terbaru diperoleh di laboratorium kami tentang kimia dan biologi
lipid A. Sebagian besar penelitian dilakukan pada Salmonella, tetapi perbandingan akan dibuat
dengan kelompok bakteri lainnya(Hewett, 2017).

        Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid
kompleks. Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit
penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida.
Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot
lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran.
Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung
muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi(Lehninger 2017).

  Suatu lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter. Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan
yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi
beberapa golongan  yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia diartikan
sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. Rumus umum lemak yaitu R1, R2, dan R3 adalah rntai
hidrokarbin dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai
yaitu 15 dan 17 (Salirawati, 2017).

          Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol,kedua istilah ini berarti “triester
(dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur
kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan
adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak
(Fessenden & Fessenden, 2019).v
          Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam
lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani
misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat
di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam
lemak jenuh (Salirawati, 2017).

          Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi,
namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Penyusun lipid lainnya
berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipid
sederhana (yang tidak mengandung komponen asam lemak) seperti derivat senyawa
terpenoid/isoprenoid serta derivat steroida. Lipid sering berupa senyawa kompleks dengan
protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (glikolipida) (Hart, 2015).

          Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak
tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya tidak jenuh
(peristiwa adisi). Lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu
kamar, disebut minyak, sedangkan lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang
sering disebut lemak (Gordon, 2014).

          Selama penyimpanan, lemak atau minyak mungkin menjadi tengik. Ketengikan terjadi
karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi
hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol) dengan BM relatif
rendah dan bersifat volatil dengan aroma yang tidak enak (tengik/rancid). Karena mudah
terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun
nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering,
serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara. Dari segi gizinya, asam lemak
mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam
pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan
antioksidan di dalam tubuh (Fessenden & Fessenden, 2019)
Lilin atau malam adalah sebagian dari kelompok lipid. Secara kimiawi, lilin merupakan
ester dari asam lemak berantai panjang. Panjang rantai hidrokarbon asam maupul alcohol pada
lilin biasanya berkisar dari 10 sampai dengan 30 karbon. Lilin adalah padatan stabil bertitik leleh
rendah yang dapat ditemui pada tumbuhan dan hewan. Spermaseti terdapat dalam kepala ikan
paus, karmauba yang merupakan bahan utama dalam lilin penyemir mobil dan lantai yang
berasal dari daun pohon palem di USA. Lilin lebah yang sebagian besar berupa mirisil palmitat,
adalah ester dari mirisil alkohol dan asam palmitat. Lilin berguna untuk melindungi permukaan
daun dari penguapan air dan serangan mikroba. Lilin juga melapisi kulit, rambut dan bulu unggas
sehingga tetap lentur dan kedap air (Natsir, dkk., 2013).

Trigliserida adalah trimester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah
karboksilat berantai panjang, yang umumnya memiliki jumlah atom karbon genap, jarak yang
bercabang, dan dapat memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (tidak jenuh). Sifat fisik
maupun sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jenis asam lemak pembentuknya.
Tingkat kejenuhan dari asam lemak menentukan titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya.
Asam lemak jenuh umumnya rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika ikatan ganda dua cis
dalam rantai asam lemak, maka rantainya akan membelok dan tidak teratur strukturnya (Natsir,
dkk., 2013). Lemak adalah suatu ester trigliserida(TG) dari gliserol dengan 3 asam lemak terikat
pada rantai utamanya 6. Asam lemak yang berikatan dengan trigliserida pada dasarnya
merupakan rantai karbon(C) dengan gugus karboksil (COOH) pada salah satu ujungnya yang
dapat bereaksi (berikatan) dengan molekul lain (Tuminah, 2009).

Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil
hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat
dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan
rangkap serta letak ikatan rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan
menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki
ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam
lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid
(MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1
atau lebih ikatan rangkap (Sartika, 2018).
C. Alat dan Bahan

Alat :

1. Alat untuk menumbuk

2. Pipet tetes 1 buah/sedotan

3. Gelas plastik

Bahan :

1. Kemiri 2 butir
2. Wortel 1 buah
3. Seledri 1 tangkai
4. Biji jagung kering 1 genggam
5. Singkong kering 1 iris
6. Kacang tanah yang dikupas kering 3-5 butir
7. Pepaya 1 potong kecil
8. Santan 1-3 sendok teh
9. Minyak goreng 5 ml
10. Susu murni cair 1-3 sendok teh 1
11. Air 5 ml
12. Sampel bahan alam (pisang)

Sampel tambahan untuk praktikum ke 2 dan ke 3

13. Air

14. Minyak goreng baru

15. Minyak goreng yang sudah digunakan untuk menggoreng berkali-kai (cokelat kehitaman)

16. Margarin

17. Kuah bakso/kuah soto/air rebusan ayam/ air rebusan daging (pilih salah satu yang mudah
didapatkan pastikan terlihat berminyak)

18. Iodine (betadine)

19. Putih telur

20. Soda kue

21. Sabun cair


D. Cara Kerja

1. Uji Kualitatif keberadaan lipid

1 2 3 Mengambil masing-
masing minyak dari
Memotong kertas
Menyiapkan Kertas sampel bahan dengan
minyak(kertas sampul
minyak (kertas menggunakan pipet
coklat polos) dengan
sampul coklat polos) dan teteskan pada
ukuran 5x5 cm
kertas minyak (1
kertas 1 sampel)

4 5 5
Mendiamkan kurang Mengamati dan
lebih 10 menit, mencatat permukaan Mendokumentasikan
kemudian memeriksa kertas. Apakah dan mencatat hasil
dengan menghadap meninggalkan bekas pengamatan pada
cahaya noda minyak ? tabel pengamatan.

2. Membedakan lemak jenuh dan tidak jenuh

2
Menyiapkan 4 gelas Mengambil sampel 2 sendok Memasukkan sampel
plastik/ gelas kaca makan( MInyak goreng, minyak kedalam gelas plastik
bening bekas, margarin, kuah bakso, kedalam gelas plastik atau
atau air gelas bening yang sudah
disiapkan dan diberi tanda
1 3

5
Amati perubahan warnanya ,
apabila terdapat warna yang
Menyiapkan 4 gelas memudar pada suatu sampel Meneteskan iodine sebanyak
bisa menambahkan lagi iodine
plastik/ gelas kaca beberapa tetes sampai warna 3 sendok kedalam sampel
bening iodine tidak pudar lagi. tersebut, dan aduklah
dengan sendok.

6 4
8
Menghitung jumlah tetesan Mendokumentasi dan mencatat
iodine yang dimasukkan kedalam hasilnya
sampek dan bandingkan

3. Emulsi Lemak

2. Mengisi semua gelas 3. Menambahkan air


1. Menyiapkan 4 gelas yang sudah disiapkan sebanyak 2 sendok ke
plastik/kaca bening dengan 2 sendok minyak dalam masing-masing
goreng gelas

4. Menambahkan dengan
½ sendok makan soda kue
5. Gojoglah dengan kuat
ke dalam gelas 2, sabun
masing-masing gelas
cair ke gelas 3, dan putih
telor ke gelas 4

6. Mengamati dan 7. Mencatat dan


membandingkan yang terjadi mendokumentasikan
pada masing-masing gelas percobaan
E. Data Pengamatan

1. Uji Kualitatif keberadaan lipid

No. Bahan Uji Hasil Gambar Keterangan


1. Kemiri Kemiri sebelum (+)
dicek dan ditetesi

Setelah dicek dan (+)


diteteskan ke
kertas minyak
kemiri
mengandung
minya
2. Wortel Wortel sebelum
dicek dan ditetesi

2. Membedakan minyak jenuh dan tidak jenuh

No. Bahan uji Hasil Gambar Keterangan


3. Uji emulsi lemak

No. Bahan uji Hasil Gambar Keterangan

F. Pembahasan

1. Uji Kualitatif Keberadaan Lipid

Pada praktikum pertama ini yaitu bertujuan untuk Mengidentifikasi adanya


komponen lipida melalui uji kualitatif secara komparatif. Praktikum ini digunakan untuk
mengetahui adanya lipid dalam bahan makanan. Lipid adalah sekelompok senyawa
heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait yang
berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya.
Pada praktikum ini menggunakan sampel kemiri, wortel, seledri, biji jagung, singkong
kering, kacang tanah, papaya, santan, minyak goreng, susu murni, air, dan sampel bahan
alam, disini saya menggunakan pisang. Percobaan ini dengan menggunakan kertas minyak
yang tentu dapat menyerap minyak yang ada pada bahan makanan bila bahan makanan
tersebut mengandung lipid. Sampel yang sudah tersedia kemudian ditumbuk dengan
menggunakan alat penumbuk atau biasa disebut dengan cobek. Setelah itu, sampel diberi air
secukupnya dan diambil sarinya dengan menggunakan pipet dan diteteskan diatas kertas
minyak yang sudah disiapkan.

Praktikum yang pertama yaitu pada kemiri, kemiri yang sudah dihaluskan kemudian
diberi air dan diambil sampelnya dengan menggunakan pipet tetes, kemudian diteteskan
keatas kertas minyak dan ditunggu selama ± 10 menit. Setelah itu amati kertas minyak yang
sudah didiamkan 10 menit yang lalu. Diperoleh hasilnya yaitu terdapat bercak minyak yang
cukup banyak pada kertas minyak tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa kemiri
mengandung lipid. Kemiri mengandung asam lemak yang cukup banyak sehingga saat
diteteskan keatas kertas minyak terdapat bercak minyak yang cukup banyak. Yang kedua
yaitu wortel, wortel yang sudah dihaluskan diberi air dan diambil sampelnya kemudian
diteteskan diatas kertas minyak, setelah ± 10 menit diamati. Diperoleh hasil bahwa tidak
terdapat bercak minyak pada kertas minyak yang ditetesi wortel, karena wortel mengandung
vitamin dan beta karoten dan tidak mengandung lipid. Yang ketiga yaitu seledri, pada seledri
yang sudah dihaluskan dan diteteskan keatas kertas minyak dan sudah diamati selama ± 10
menit. Diperoleh hasil bahwa seledri tidak mengandung lipid karena kertas minyak yang
ditetesi tidak terdapat bercak minyak seperti pada kemiri. Selanjutnya yang keempat yaitu
biji jagung kering yang dihaluskan dan sampelnya diteteskan keatas kertas minyak yang
sudah disiapkan, kemudian diamati ± 10 menit. Diperoleh hasilnya yaitu tidak mengandung
lipid karena tidak ditemukan bercak minyak pada kertas minyak. Hal tersebut dikarenakan
jagung lebih banyak mengandung minyak daripada lemaknya. Kemudian yang kelima yaitu
singkong kering yang kemudian dihaluskan dan diambil sampelnya serta diteteskan keatas
kertas minyak. Diamati sekitar ± 10 menit, diperoleh hasil bahwa pada kertas minyak
tersebut terdapat bercak minyak sedikit sekali tidak sebanyak kemiri. Hal ini terjadi karena
singkong mengandung sedikit lemak hanya 0,30 gram saja.

Yang keenam yaitu kacang tanah, kacang tanah tersebut dihaluskan dan diambil
sampelnya kemudian diteteskan keatas kertas minyak, diamati selama ± 10 menit. Diperoleh
hasil bahwa pada kertas minyak kacang terdapat bercak minyak yang cukup banyak hampir
sama seperti kemiri, hal ini disebabkan karena pada kacang tanah terdapat lemak jenuh.
Selanjutnya yang ketujuh yaitu pepaya, disini saya menggunakan pepaya yang matang
kemudian dihaluskan dan diambil sampelnya kemudian diteteskan keatas kertas minyak.
Tunggu dan amati selama ± 10 menit, hasil yang diperoleh yaitu tidak terdapat bercak minyak
pada kertas minyaknya. Hal ini terjadi karena, pepaya tidak mengandung lipid namun
mengandung vitamin-vitamin yang berguna untuk tubuh seperti vitamin C, A, B1, B3, B5, E, K,
serat, kalsium, folat, potassium, dan magnesium.
Kemudian yang kedelapan yaitu santan, disini saya menggunakan santan yang diperas.
Santan tersebut diambl sampelnya dan diteteskan keatas kertas minyak, setelah diamati ± 10
menit, hasil yang diperoleh yaitu snatan mengandung lipid karena pada kertas minyaknya
terdapat bercak minyak cukup banyak. Hal ini disebabkan karea santan mengandung lemak
yang cukup tinggi, untuk ukuran 1 cangkir santan mengandung lemak hingga 48,21 gram.
Yang kesembilan yaitu minyak goreng, minyak goreng langsung diambil sampelnya dan
diteteskan pada kertas minyak. Diamati selama ± 10 menit, diperoleh hasil bahwa minyak
mengandung lipid karena begitu sampel diteteskan langusng terlihat hasilnya terdapat
bercak minyak yang sama dengan sampel.

Yang kesepuluh yaitu susu murni, disini saya menggunakan susu dengan merk
bearbrand yang kemudian diambil sampelnya dan diteteskan keatas kertas minyak. Diamati ±
10 menit, diperoleh hasil bahwa susu tersebut tidak terdapat bercak minyak yang berate susu
tersebut tidak mengandung lipid. Kemudian yang kesebelas yaitu air, air tersebut diteteskan
keatas kertas minyak. Diamati selama ± 10 menit, diperoleh hasil yaitu air tidak menempel
pada kertas minyak jadi air hanya bergulir, jadi air tidak mengandung lipid.

Bahan yang kesebelas adalah air. dalam praktikum kali ini air adalah sebagai variabel
control. Air tidak mengandung minyak karena ada kertas minyak tidak mengandung noda
bekas minyak. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air sering
disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah pelarut yang kuat,
melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air
(misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang
tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat
"hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol)
antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar
molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.

Bahan yang terakhir adalah pisang. Pisang tidak mengandung minyak. Pada kertas
minyak tersebut tidak ada bekas noda dari cairan pisang tersebut. Nilai energi pisang sekitar
136 kalori untuk setiap 100 gram yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai
energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram)
hanya mengandung 54 kalori. Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis
roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai
cadangan energi. Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia
dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat.

Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara
bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat
pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat
tersedia bagi tubuh. Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang
mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik
sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras
atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak
kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun. Untuk melakukan
aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak
untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat.

Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai
cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya. Glukosa darah terutama didapat dari
asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan
energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang
cepat tersedia untuk aktivitas biologis. Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata
kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian,
kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel yang hanya 0,3 persen.
Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.

2. Uji Membedakan Lemak Jenuh dan Tak Jenuh

Pada uji membedakan lemak jenuh dan tak jenuh, bertujuan untuk mengetahui sifat
ketidak jenuhan dan kejenuhan dalam lemak. Lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Yang berarti asam lemak jenuh tidak peka
terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh.
Fungsi penambahan iodine adalah sebagai oksidator yang memecahkan ikatan rangkap lemak
(lemak tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (asam lemak jenuh).

Berdasarkan hasil praktikum yang saya lakukan, disini saya menggunakan beberapa
bahan untuk membedakan lemak jenuh dan tak jenuh yaitu kuah bakso, minyak jelantah,
minyak goreng baru, dan margarin. Dari keempat sampel tersebut diketahui bahwa minyak
jelantah dan minyak sayur mengandung asam lemak jenuh karena pada saat ditetesi dengan
iodine warna iodine tidak hilang atau masih tetap terlihat. Pertama yaitu pada minyak goreng
baru, ditetesi iodine pertama kali sebanyak 3 tetes warnanya tetap, tidak berubah. Hal ini
dapat dikatakan benar karena menurut referensi yang ada bahwa minyak jelantah, minyak
sayur dan margarin memang mengandung asam lemak jenuh. Kemudian pada minyak
jelantah ditetesi iodine pertama kali sebanyak 3 tetes kemudian warnanya kembali kesemula.
Selanjutnya ditambah lagi 3 tetes iodine dan warnanya tidak kembali ke semula, jadi minyak
jelantah membutuhkan 6 tetes agar tidak kembali ke warna awalnya. Selanjutnya pada
margarin, awalnya ditetesi 3 tetes iodine kemudian warnanya kembali keawal. Kemudian
ditambah 2 tetes iodine, dan ditunggu beberapa saat baru warnanya kembali lagi kesemula,
jadi dapat disimpulkan bahwa margarin mengandung lemak tak jenuh. Sedangkan pada kuah
bakso, saat ditetesi 3 tetes iodine pertama kali warna kuah bakso sudah mulai terlihat
perubahan warnanya menjadi biru kehitaman.

Kemudian setelah beberapa saat warnanya kembali kesemula, saat ditambahkan


beberapa tetes iodine kembali, warnanya berubah menjadi kehitaman pekat lagi dan tidak
berubah. Asam lemak tidak jenuh lebih baik untuk kesehatan daripada asam lemak jenuh dan
asam lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol yang buruk sehingga tidak menyehatkan
jantung dan bisa membuat obesitas. Sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menyehatkan
jantung, menurunkan kolesterol yang buruk, dan meningkatkan atau kolesterol baik yang
biasanya terdapat pada makanan seperti kacang alpukat juga minyak zaitun. Fungsi iodine
dalam percobaan tersebut yaitu larutan iodine berfungsi unutk memutuskan ikatan rangkap.
Reaksi masuknya iodine ke dalam rantai asam lemak tidak jenuh tubuh ketika iodine
memutuskan ikata rangkap pada asam lemak tak jenuh, kemudian berikatan dengan asam
lemak, sehingga jumlah ikatan rangkap asam lemak tersebut menjadi berkurang.

3. Uji emulsi lemak

Pada uji pembentukan emulsi, dimana emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil
suatu cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk
emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau agent, yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier
dapat berupaprotein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama
disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air.
Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya
tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.

Pada percobaan pertama hasil pengamatan menunjukkan bahwa air setelah ditetesi
minyak kelapa, dapat membentuk emulsi. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau
dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu), larutan mengalami
emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji sehingga kondisinya stabil.
Minyak kelapa akan menyatu dengan minyak kelapa yang ditetesi. Sedangkan pada sabun,
minyak kelapa tersebut larut. Hal ini dikarenakan larutan sabun termasuk emulsifier sehingga
dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Emulsifier akan
membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan
dan diadsorpsi melalui butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya
butir-butir minyak satu sama lain.

Pada percobaan yang kedua ketika minyak dan air dicampurkan dan ditambah
dengan soda kue. Pada saat prtama menunjukkan terbentuknya emulsi. Ditandai dengan
sebelum pengocokan larutan soda, larutan minyak kelapa yang telah dicampur dengan air
membentuk 2 lapisan. Dimana lapisan atas merupakan minyak dan lapisan kedua merupakan
aquades dan larutan soda. Setelah dikocok larutan dapat tercampur hal ini menandakan
bahwa terbentuk emulsi. Fungsi ditambahkanya soda kue adalah sebagai emulgator.
Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antar permukaan minyak dngan air.
semakin tinggi perbedaan yang terjadi mengakibatkan antara kedua zat cair itu. Semakin
susah untuk tercampur. Larutan soda kue merupakan larutan non polar yang minyak akan
llarut dalam senyawa non polar dan membentuk emulsi Pada percobaan yang ketiga adalah
air dicampurkan dengan minyak kemudian ditambah dengan larutan sabun.

Pada sampel yang ketiga menunjukkan dapat terbentuk emulsi. Sabelum dikocok
campuran tersebut terdapat 2 lapisan yaitu lapisan atas yang terdiri dari minyak kelapa dan
lapisan bawah air tersebut. Kemudian setelah dikocok campuran tersebut dapat menyatu
sehingga terbentuk emulsi. Larutan sabun dalam percobaan ini berfungsi sebagai emulgator.
Penambahan larutan sabun membentuk emulsi yang stabil karena dapat menurunkan
tegangan permukaan antara dua fase cairan, inilah yang disebut zat pengemulsi. Daya kerja
emulfier terutama disebabka oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak
atau pada air. emulfier atau emulgator akan membentuk lapisan disekeliling minyak sebagai
akibat menurunya tegangan permukaan dan diabsorbsi melapisi butir-butir minyak. Sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain. Sabun merupakan
senyawa non polar dan minyak kelapa merupakan senyawa non polar sehingga dapat
bersatu.

Pada percobaan yang keempat adalah air dicammpurkan dengan minyak dan
ditambah dengan putih telur. Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu
menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.] Umumnya emulsifier merupakan senyawa
organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat
tersebut dapat bercampur.. Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel
minyak dikelilingi)

sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar
kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga
menjadi bermuatan negatif Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat
yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil. Pada industri
makanan, telur dikenal sebagai pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada.[2] Di dalam
telur (banyak pada kuning telur dan sedikit pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan
suatu emulsifier.
G. Kesimpulan

1. Mengidentifikasi adanya komponen lipida melalui uji kualitatif secara komperatif


menggunakan kertas minyak ditandai dengan adanya bekas noda minyak pada kertas minyak
tersebut. Pada bahan praktikum terdapat 3 bahan yaitu minyak, kemiri dan kacang tanah

2. Lemak jenuh tidak memiliki ikatan rantai ganda dalam struktur kimianya, dan jenis
lemaknya jenuh dengan atom hidrogen. Karena struktur kimianya tersebut, lemak ini
memiliki konsistensi yang padat bila berada dalam suhu ruang. Sedangkan Lemak tak jenuh
umumnya berbentuk cair saat berada dalam suhu ruang. Perbedaannya dengan lemak jenuh
adalah struktur kimianya yang memiliki satu atau lebih ikatan rantai ganda. Lemak tak jenuh
bisa dikategorikan lagi jadi dua kelompok berikut: Lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak
jenuh ganda

3. Uji emulsi adalah dimana emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Disini yang menyaji emulgator
adalah sabun, soda kue dan telur putih.

H. Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat menghitung jumlah iodium pada saat melakukan
percobaan lemak jenuh dan tidak jenuh

2. Praktikan harus lebih jeli untuk melihat apakah makanan tersebut mengandung minyak
atau lipid tidak

3. Praktikan harus mengocok dengan kuat bagian percobaan emulsi lemak sehingga mengerti
apakah sudah melakukan emulsi atau belum
J. Jawaban pertanyaan Praktikum 1

1. Ciri hasil positif terdapatnya lipid dengan menggunakan uji kualitatif adalah
ditandai dengan adanya bekas noda minyak pada kertas uji minyak atau pada
kertas minyak tersebut

2. Dari beberapa bahan, yang memberi uji positif terhadap keberadaan lipid
adalah kemiri, kacang tanah dan minyak goreng.

Praktikum 2

1. Lemak jenuh tidak memiliki ikatan rantai ganda dalam struktur kimianya, dan
jenis lemaknya jenuh dengan atom hidrogen. Karena struktur kimianya tersebut,
lemak ini memiliki konsistensi yang padat bila berada dalam suhu ruang.
Sedangkan Lemak tak jenuh umumnya berbentuk cair saat berada dalam suhu
ruang. Perbedaannya dengan lemak jenuh adalah struktur kimianya yang memiliki
satu atau lebih ikatan rantai ganda. Lemak tak jenuh bisa dikategorikan lagi jadi
dua kelompok berikut: Lemak tak jenuh tunggal adalah Jenis lemak tak jenuh ini
hanya mengandung satu ikatan rantai ganda dalam struktur kimianya. Lemak
jenuh tunggal biasanya masih berbentuk cair dalam suhu ruang, contohnya minyak
kanola dan minyak zaitun dan Lemak tak jenuh ganda yaitu Lemak ini mengandung
dua atau lebih ikatan rantai ganda dalam struktur kimianya. Jenis lemak tak jenuh
ganda berbentuk cair dalam suhu ruang, misalnya minyak bunga matahari dan
minyak jagung.

2. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna


merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna
merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap
pada rantai hidrokarbon asam lemak. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut
minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. 3. Sampel yang termasuk lemak
tidak jenuh adalah minyak goreng dan minyak goreng yang sudah dipakai.
Sedangkan sampel yang termasuk lemak jenuh adalah margarain dan kuah sotoo
Jurnal yang terkait dalam pembahasan:

Fitriana, Y. A. N., & Fitri, A. S. (2020). Uji Lipid pada Minyak Kelapa, Margarin, dan
Gliserol. Sainteks, 16(1). 4. iodin sering digunakan untuk menentukan jumlah
ketidakjenuhan dalam asam lemak. Ketidakjenuhan tersebut berada dalam bentuk
ikatan rangkap, yang akan bereaksi dengan senyawa iodin. Semakin tinggi bilangan
iodin, semakin banyak pula ikatan C=C yang ada pada lemak tersebut. Suatu
larutan iodin berwarna kuning/coklat. Ketika ini ditambahkan ke dalam larutan
yang akan diuji, tetapi, setiap gugus kimia (biasanya dalam tes ini adalah ikatan
rangkap C=C) yang bereaksi dengan Iodium secara efektif mengurangi kekuatan,
atau besarnya warna (dengan mengambil Iodium dari larutan). Dengan demikian
jumlah iodium yang diperlukan untuk membuat larutan tetap mempertahankan
karakteristik warna kuning/coklat dapat secara efektif digunakan untuk
menentukan jumlah gugus sensitif iodium yang terdapat dalam larutan.

Praktikum 3

1. air dan minyak pada dasarnya tidak dapat bercampur. Tetapi jika ada emulgator
atau Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat
menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak,
sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
2. emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain di
mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent,
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupaprotein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja
emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik
pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak
sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-
butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak
satu sama lain

3. pada praktikum ketiga semuanya tetbentuk 2 lapis antara minyak dan air. tetapi
setelah diberi emulgator akan mencampurkan minyak dair karena senyawa non
polar akan larut dalam senyawa non polar.

4. Yang menjadi emulgator adalah larutan soda kue, larutan sabun dan larutan
putih telur. Cara kerjanya adalah emulfier atau emulgator akan membentuk
lapisan disekeliling minyak sebagai akibat menurunya tegangan permukaan dan
diabsorbsi melapisi butir-butir minyak. Sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butirbutir minyak satu sama lain. Misal saja Sabun merupakan
senyawa non polar dan minyak kelapa merupakan senyawa non polar sehingga
dapat bersatu. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antar
permukaan minyak dngan air. semakin tinggi perbedaan yang terjadi
mengakibatkan antara kedua zat cair itu. Semakin susah untuk tercampur. Larutan
soda kue merupakan larutan non polar yang minyak akan llarut dalam senyawa
non polar dan membentuk emulsi

5. Pencernaan adalah langkah pertama untuk metabolisme lipid, dan langkah itu
adalah proses memecah trigliserida menjadi unit monogliserida yang lebih kecil
dengan bantuan enzim lipase. Pencernaan lemak dimulai di mulut melalui
pencernaan kimiawi oleh lipase lingual. Kolesterol yang dicerna tidak dipecah oleh
lipase dan tetap utuh sampai memasuki sel epitel usus halus. Lipid kemudian
berlanjut ke lambung, tempat pencernaan kimiawi dilanjutkan oleh lipase lambung
dan pencernaan mekanis dimulai (peristalsis). Namun, sebagian besar pencernaan
dan penyerapan lipid terjadi setelah lemak mencapai usus halus. Bahan kimia dari
pankreas (famili lipase pankreas dan lipase yang bergantung pada garam empedu)
disekresikan ke usus halus untuk membantu memecah trigliserida, bersamaan
dengan pencernaan mekanik lebih lanjut, hingga masing-masing merupakan unit
asam lemak individu yang dapat diserap ke dalam sel epitel usus halus. Enzim ini
adalah lipase pankreas yang bertanggung jawab untuk pensinyalan hidrolisis
trigliserida menjadi unit asam lemak dan gliserol yang terpisah.

Anda mungkin juga menyukai