Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI

BORAKS DALAM
MAKANAN
Disusun oleh:
1. Riza Azkia A (4001418003)
2. Nurul Halimah M (4001418055)
3. Dwi Kartika (4001418056)
4. Niza Maulida (4001418058)
TUJUAN
1. Mengidentifikasi boraks dalam makanan.
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan senyawa berbahaya yang
sering kali ditambahkan pada makanan untuk
mengawetkan serta meningkatkan tekstur
kenyal. Boraks dapat menjadi racun bagi sel
apabila dikonsumsi, dan pada keracunan kronik
dapat mengakibatkan anoreksia, penurunan
berat badan, muntah, diare, ruam kulit, dan
lainlain. Sehingga kehadiran senyawa ini pada
makanan dalam konsentrasi berapapun
dilarang tegas oleh pemerintah (Suklan, 2002)
Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat
pengawet berbahaya yang tidak diizinkan untuk
digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks
adalah senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7 10H2O
berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada
suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah
menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah,
2005).
Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang
dikenal juga dengan nama borax. Nama lain dari boraks
adalah “bleng” (Jawa Barat) dan “pijer” (Jawa Tengah
dan Jawa Timur). Fungsi penambahan ke dalam bahan
pangan adalah sebagai pengental ataupun sebagai
pengawet (Cahyadi, 2008).
Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung
beberapa jam hingga seminggu setelah mengonsumsi
atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan
boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut :
a. Sakit perut sebelah atas, muntah dan mencret
b. Sakit kepala, gelisah
c. Penyakit kulit berat
d. Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan
e. Sesak nafas dan kegagalan sirkula
(Saparinto dan Hidayati, 2006)
Analisa kandungan boraks dalam makanan pada
umumnya dilakukan di laboratorium dan menggunakan
bahan- bahan kimia. Cara cepat dan relatif sederhana
dalam memganalisa kandungan boraks dalam makanan
adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan sehari-hari
yang tersedia di rumah. Pengujian secara kualitatif
menggunakan uji kertas warna kurkuma, dapat diganti
dengan penggunaan bumbu dapur yaitu kunyit. Selain
itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji
nyala api. (Panjaitan, 2009).
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
2. Bahan
- Cawan porselin
- Sampel
- Penjepit tabung
- Akuades
- Batang pengaduk
 Korek api
- Kertas kurkumin
CARA KERJA

Memasukan Menambahkan
Menghaluskan
sampel kedalam aquades dan
sampel
cawan porselin mengaduknya

Tunggu sampai Memasukan


kering dan atau Menunggu
amati diidentifikasi selama 15
perubahan yang dengan kertas menit.
terjadi. kurkumin
DATA PENGAMATAN
1. Uji boraks
No Kegiatan Pengamatan Dokumentasi

1 Tahu bulat, Kertas kurkumin


dihaluskan+ air, yang awalnya
didiamkan. berwarna kuning
Teteskan pada berubah menjadi
kertas kurkumin. merah kecoklatan (+
boraks)
2 Bakso, Kertas kurkumin
dihaluskan+ air, yang awalnya
didiamkan. berwarna kuning
Teteskan pada berubah menjadi
kertas kurkumin. sedikit kemerahan.
(+boraks).
2. Uji organoleptis

No Kegiatan Pengamatan Dokumentasi

1 Tahu bulat, warna: agak


didiamkan kecoklatan
ditempat terbuka Bau: tidak menyengat
selama ± 3 hari. Tekstur : lengket

2 Bakso, didiamkan warna: coklat


ditempat terbuka Bau: busuk
selama ± 3 hari. Tekstur : lengket,
lembek berair
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk
mengidentifikasi boraks dalam makanan. Makanan
yang diuji dalam kelompok kami adalah tahu bulat
dan bakso. Hal pertama yang dilakukan adalah
menghaluskan kedua sampel dan direndam air, hal
ini bertujuan agar mempermudah mengidentifikasi
kandungan boraks didalamnya. Selanjutnya
didiamkan selama 15 menit agar kandungan boraks
dalam makanan larut dalam air. Setelah ± 15 menit
air dalam sampel diteteskan pada kertas kurkumin
untuk diuji ada tidaknya kandungan boraks pada
sampel.
Kurkumin sendiri adalah senyawa aktif yang
ditemukan pada kunir atau kunyit, berupa polifenol
dengan rumus kimia . Kurkumin merupakan senyawa
yang berinteraksi dengan asam borat menghasilkan
senyawa berwarna merah yang disebut rososiania. Pada
sampel yang kita uji menunjukkan positif mengandung
boraks ditunjukkan dengan perubahan warna kertas
kurkumin dari kuning menjadi merah kecoklatan. Tahu
bulat menunjukkan warna merah kecoklatkan sedangkan
bakso menunjukkan warna sedikit kemerahan. Hal ini
dikarenkan perbedaan jumlah kandungan boraks
didalamnya.
KESIMPULAN
1. Dari percobaan dapat kita simpulkan bahwa
dari kedua sampel makanan yang diuji yaitu
tahu bulat dan bakso positif mengandung
boraks, ditunjukkan dengan perubahan warna
ada kertas kurkumin dari warna awal kuning
menjadi kemerahan.
+ Kukumin → Resosiania ( warna meah kecoklatan).
Selain menguji boraks kami juga menguji
organoleptis pada kedua sampel selama± 3 hari.
Menunjukkan perubahan pada tahu bulat yaitu
warnanya agak kecoklatan, baunya tidak menyengat
dan teksturnya agak lengket, hal ini karena kandungan
boraks lebih banyak. Sedangkan pada bakso perubahan
yang terjadi yaitu warnanya sudah coklat, baunya busuk
menyengat dan teksturnya lengket berair.
SARAN
1. Praktikan lebih teliti memilih sampel.
2. Praktikan hendaknya lebih menguasai teori.
3. Praktikkan hendaknya mengetahui
rekaisnya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
 Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan Edisi 2 Cetakan I. Jakarta: Bumi Aksara.
 Panjaitan. 2009. Uji Formalin, Boraks, dan Pewarna
Phodamin pada Produk Peternak dengan Metode Spot Test .
Malang: Universitas Brawijaya.
 Saparinto, C. Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan.
Yogyakarta:Kanisius.
 Suklan, H. 2002. Apa dan Mengapa Boraks Dalam
Makanan. Penyehatan Air dan Sanitasi (PAS). Vol. IV No. 7.
 Syah, D. dkk. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan
Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi
Pertanian IPB.

Anda mungkin juga menyukai