dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks
atau asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat
deterjen, mengurangi kesadahan air dan antiseptic (Wardayati,
2012).
Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat
mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati.
Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan
organ paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang
lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g
(Simpus, 2005).
Penggunaan boraks dalam dosis yang rendah tidak akan
menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak,
hati, lemak dan ginjal. Jika terakumulasi terus akan
menyebabkan mal fungsi dari organ-organ tersebut sehingga
membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang
banyak mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan
pencernaan, demam, anuria.
Dan dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit,
apatis, depresi, slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen.
Bahkan bisa menimbulkan kematian. Oleh sebab itu
berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai
bahan campuran dan pengawet makanan.
Identifikasi Boraks
Preparasi sample