Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN MAKANAN


ACARA III
IDENTIFIKASI BORAKS

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD KHAIRURROZI

NIM : G1C018046

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PEEGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA III
IDENTIFIKASI BORAKS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.Tujuan Praktikum
Mempelajari cara mengidentifikasi borak pada bahan makanan.
2.Waktu Praktikum
Senin, 18 Oktober 2021
3.Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Fisik, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Makanan merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia yakni
sebagai kebutuhan dasar untuk tumbuh dan bertahan hidup. Kehadiran berbagai
makanan yang mengandung formaldehida, boraks dan zat pangan berbahaya
lainya dapat membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu diperlukaan
adanya upaya dan bahan-bahan untuk mengidentifikasi keberadaan zat
berbahaya tersebut. Identifikasi ini dilakukan secara spesifik untuk menentukan
ada tidaknya suatau zat adiktif berbahaya tertentu pada suatu sampel makanan
yang sering dikonumsi. Salah satu uji spesifik yang bisa dilakukan adalah
identifikasi formalin dan boraks (Rochyani, 2018)
Boraks merupakan senyawa kimia yang berbahaya apabila digunakan
sebagai bahan adiktif pangan. Boraks memiliki nama kimia natrium tetraborat
(NaB4O7.10H2O), memiliki berntuk berupa kristal putih yang apabila
dilarutkan didalam air akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam borat
(H3BO3). Boraks atau asam borat biasanya digunakan sebagai bahan baku
pembuatan deterjen, bersifat antiseptik dan mampu mengurangi kesadahan air.
bahan kimia bebahaya ini banyak disalah gunakan dalam berbagai industri
bahan makanan walaupun secara jelas sudah dilarang penggunaanya dalam
undang-undang (Cahyadi, 2008:40).
Boraks yang merupakan nama dagang dari garam sodium tetraborat
dehidrat (NaB4O7.10H2O) memiliki bentuk kristal putih yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam borat.
Keberadaan boraks dalam suatu sampel makanan dapat dideteksi dengan
menggunakan kertas kurkumin. Hasil positif dari uji kurkumin adalah adanya
bercak noda merah kecoklatan pada kertas. Hal ini terjadi akibat dari boraks
yang bersifat basa akan bereaksi dengan larutan alkali (salah sataunya adalah
kurkumin yang dilarutkan dalam alkohol) membentuk senyawa berwarna
merah (Tiku, dkk, 2019).
Pada uji kualitatif boraks menggunakan kertas kurkumin, sebanyak 1 mL
supernatan diambil dari masing-masing sampel yang telah digerus dalam
cawan porselin sampai halus dan dilarutkan dengan aquades. Kemudain pada
larutan sampel yang telah diambil ditambahkan 1 mL asam sulfat (H2SO4).
Cawan tersebut kemudian dipanaskan didalam penangas air sampai kering dan
dilajutkan dengan pemanasan didalam oven selama 5 menit pada suhu 100
500C. Cawan yang telah dioven kemudian didinginkan dan diamati perubahan
yang terjadi (Kresnadipayana dan lestari, 2017).
Selain uji kertas kurkumin, identifikasi boraks secara kualitatif juga
dapat menggunakan metode uji nyala. Pada uji ini, sampel yang mengandung
boraks akan diuji nyala api menggunakan asam sulfat (H2SO4 95%) dan
metanol (CH3OH). Prinsip uji nyala adalah akan terbentuk senyawa trimetil
borat yang memiliki sifat fisika titik didih rendah dan mudah terbakar akibat
reaksi asam borat dan metanol dengan bantuan asam sulfat sebagai katalisator.
Senyawa trimetil borat inilah yang akan menghasilkan warna hijau florens
akibat pemanasan atom boron (Hardiana, dkk, 2018).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a) Cawan porselin
b) Gelas kimia 100 mL
c) Hot plate
d) Korek api
e) Mortar dan alu
f) Pipet tetes
g) Pipet volume 2 mL
h) Penjepit krus
i) Rubber bulb
j) Sendok
k) Tanur
l) Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a) Aquades (H2O)(l)
b) Bakso(s)
c) Kerupuk(s)
d) Kertas label
e) Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
f) Larutan metanol (CH3OH) absolut
g) Martabak manis(s)
h) Mie basah(s)
i) Padatan boraks (Na2B4O7)
j) Set tes kit boraks

D. SKEMA KERJA
1. Perlakuan terhadap Standar (Boraks)

5 gram boraks

 Ditimbang
 Dimasukkan dalam cawan porselin
Boraks

 + 10 tetes H2SO4 pekat


 + 2 mL metanol absolut

Campuran
 Dibakar (dalam cawan porselin)

Hasil nyala api berwarna

2.Pengujian Boraks pada Sampel Makanan


Sampel makanan

 Digerus dengan mortar sampai halus


 Dimasukkan dalam cawan porselin

Sampel makanan yang halus

 Dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 200℃


 Dipanaskan sampai terbentuk arang

Sampel (arang)

 + 10 tetes H2SO4 pekat


 + 2 mL metanol absolut
Sampel menghasilkan uap

3.Pengujian Boraks Menggunakan Test Kit

Sampel makanan

 Digerus dengan mortar sampai halus


 Dimasukkan dalam cawan porselin

Sampel makanan yang halus

 + 5 mL larutan campuran

Ekstrak kental sampel

 Diuji dengan kertas kuning


 Dibiarkan mengering

Hasil (+) kertas kuning berwarna merah


E. HASIL PENGAMATAN
1. Perlakuan Terhadap Standar Boraks
No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. Standar boraks ditimbang 5  Warna awal boraks putih berbentuk
gram padatan serbuk dan tidak berbau
2. + 10 tetes H2SO4 pekat dan  Warna H2SO4 pekat bening
+ 2 mL metanol absolut  Setelah ditambahkan H2SO4 pekat
boraks tidak mengalami perubahan
 Warna metanol absolut bening
 Setelah ditambahkan metanol
absolut terdapat uap yang
dihasilkan pada campuran
3. Dibakar  Nyala api yang dihasilkan berwarna
hijau. Ini digunakan sebagai standar
pembanding untuk sampel makanan
yang akan diuji

2. Uji Nyala Boraks pada Bahan Makanan


No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. Sampel digerus dengan  Sampel yang digunakan yaitu bakso,
mortar kerupuk, martabak manis dan mie
basah
2. Sampel dipanaskan dengan  Semua sampel dimasukkan kedalam
tanur cawan porselin lalu di oven dalam
tanur dengan suhu 200℃ sampai
membentuk arang
3. + 10 tetes H2SO4 pekat dan  Setelah dimasukkan H2SO4 pekat
+ 2 mL metanol absolut dan metanol absolut pada masing-
masing sampel tidak terjadi
perubahan warna, hanya
menghasilkan uap
4. Sampel dibakar  Pada masing-masing sampel tidak
menunjukkan adanya perubahan
yang sama dengan standar boraks
yang ditunjukkan dengan nyala api
berwarna jingga. Semua sampel
makanan yang diuji tidak
mengandung boraks
3. Test Kit Boraks pada Bahan Makanan
No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. Sampel digerus dengan  Sampel yang digunakan yaitu
mortar bakso, kerupuk, martabak manis
dan mie basah
2. + aquades dan + 10 tetes  Warna aquades bening
reagen cair kedalam sampel  Warna reagen cair bening
 Didapat ekstrak kental sampel
3. Ekstrak kental sampel Warna campuran pada sampel yaitu:
ditambahkan 5 mL air  Bakso: abu kental
mendidih  Kerupuk: putih kental
 Martabak: cokelat kental
 Mie basah: kuning kental
4. Ekstrak kental di aduk  Uji positif boraks yaitu kertas
selama 1 menit dan diuji kuning menjadi merah
kandungan boraks  Semua sampel negatif karena
menggunakan kertas pada kertas kuning tidak berubah
kuning dan tunggu sampai warna
berubah warna

4. Tabel Uji Nyala Sampel


Sampel Warna Nyala Keterangan
Bakso Merah Negatif mengandung boraks
Kerupuk Merah Negatif mengandung boraks
Martabak manis Merah Negatif mengandung boraks
Mie basah Merah Negatif mengandung boraks

5. Gambar Uji Nyala Sampel Makanan


Sampel makanan Gambar sampel makanan Standar boraks
Bakso
Kerupuk

Martabak manis

Mie basah

6. Tabel Test Kit Sampel Makanan


Sampel Warna kertas kuning Keterangan
Bakso Tetap kuning Negatif mengandung
boraks
Kerupuk Tetap kuning Negatif mengandung
boraks
Martabak manis Tetap kuning Negatif mengandung
boraks
Mie basah Tetap kuning Negatif mengandung
boraks
7. Gambar Test Kit Sampel Makanan
Sampel Gambar sampel makanan keterangan
Bakso Semua sampel negatif
Kerupuk mengandung boraks
Martabak
Mie basah

F. ANALISIS DATA
Persamaan Reaksi:
Na2B4O7 + H2SO4(aq) + 5H2O(l) 4H3BO3 + 2 Na+(aq) + SO42-
H3BO3(g) + 3CH3OH(aq) B(OCH3)3 + 3H2O(l)

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dilakukan identifikasi kandungan boraks
pada sampel makanan yang ada sekitar kampus. Boraks mrupakan nama
dagang untuk sodium tetraborat dehidrat (Na2B4O7. 10H2O) yang selama ini
sering disalah gunakan oleh oknum pedagang untuk mengawetkan dagangan
mereka. Dalam uji boraks ini dilakukan 2 metode uji yakni uji nyala dan uji kit
untuk sampel makanan (mei basah, bakso, kerupuk, dan martabak manis).
Pada percobaan petama dilakukan uji boraks dengan metode uji nyala api,
yakni membakar sampel makanan dengan metanol dan bantuan asam sulfat.
Sebagai pembanding, terlebih dahulu disiapkan 5 gram standar boraks yang
ditetesi 10 tetes H2SO4 pekat dan ditambahkan 2 ml metanol kemudian dibakar
dan diamati nyala api yang terbentuk yakni hijau. Warna api standar boraks
(hijau) menjadi pembanding positif terhadap sampel (mie basah, bakso,
kerupuk, dan martabak manis). Pada perlakuan ini, penambahan asam sulfat
dimaksudkan sebagai katalisator (menggeser arah kesetimbangan reaksi kearah
kanan) dalam pembentukan senyawa trimetil borat yang dihasilkan dari reaksi
asam borat dengan metanol. Senyawa trimetil borat inilah yang apabila dibakar
akan menghasilkan nyala api hijau. Perlakuan yang sama dilakukan untuk
masing-masing sampel yang terlebih dahulu dioven sampai terbentuk arang.
Pembentukan arang ini dimaksudkan untuk membebaskan boraks dari sampel
makanan (ekstraksi boraks). Pada uji nyala ini, sampel (mie basah, bakso,
krupuk dan martabak manis) negatif boraks, ditandai dengan nyala api
berwarna merah/ orange yang artinya tidak ada senyawa trimetil borat yang
terbentuk.
Identifikasi boraks selanjutnya adalah menggunakan metode uji kit. Metode
ini menggunakan reagen bersensitifitas tinggi. Pada prinsipnya zat makanan
yang mengandung boraks akan menimbulkan perubahan warna pada kertas kit
akibat adanya senyawa resosianin dari reaksi boron dengan kurkumin. Pada uji
ini, sampel yang telah digerus kemudian dilarutkan dengan air hangat.
Penggunaan air hangat bertujuan untuk memastikan semua sampel larut
sempurna. Hasil percobaan uji kit boraks menunjukkan semua sampel yang
digunakan negatif boraks (tidak terjadi perubahan warna pada kertas kit).

H. KESIMPULAN
Dari serangkaian percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa: uji boraks dapat dilakukan dengan metode uji nyala dan tes kit, serta
sampel mie basah, bakso, krupuk, dan martabak manis yang didapatkan di area
sekitar kampus negatif boraks.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi,W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan


Pangan,.Jakarta:Bumi Aksara.
Hardiana, Safrida., Y., D, Andriana., A, Raihanato, dan Maulidda., S. 2020.
Identifikasi Kandungan boraks terhadap Roti Bantal Komersil dan
Tradisional di Kecamatan Blang Pidde. Lantanida Jurnal. 1(8):1-95
Kresnadipayana, D., dan Dwi, L. 2017. Penentuan Kadar Boraks pada Kurma
(Pheonix dactyliferai) dengan Metode Spektrofotmetri UV-Vis. Jurnal
Wiyata. 4(1):2442-6555.
Rochyani, N. 2018. Comparasion Analysis of Formalin and Borax Content in
Food . Web of Confrerenessricoeny. 1-9.
Tiku. M, Mey. A., T, dan Imam. S. 2019. Test of Sodium Aluminate (Borax)
Content in meatballs (Bakso) in Nort Sangatta Sub District (Case Study in
Meatballs Store). Journal of Animal Science. 1(1):1-11.

Anda mungkin juga menyukai