Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

PENENTUAN KADAR Cu DALAM GARAM TERUSI

NAMA : DEWI BURHAN


NIM : G031181317
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : NANDITA IRSA ULUL NURHISNA

LABORATORIUM ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
50

PENENTUAN KADAR Cu dalam GARAM TERUSI


Dewi Burhan1), Nandita Irsa Ulul Nurhisna2)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Analisis gravimetri merupakan bagian analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah zat berdasarkan
pada penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan atau analit yang dianalisis diperlakukan terhadap
pereaksi itu Kelarutan adalah suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang
dapat larut dalam suatu pelarut. Adapun tujuan pada praktikum ini, yaitu untuk mengetahui prinsip-
prinsip analisis gravimetri, mengetahui kelarutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi larutan,
mengetahui langkah-langkah pengerjaan analisis gravimetric, untuk mengetahui kadar suatu unsur
dalam contoh atau sampel. Uji kadar Cu dalam garam terusi menggunakan metode analisis
gravimetri. Tahapan-tahapan analisis gravimetri, yaitu persiapan larutan sampel, pengendapan,
digest, penyaringan, pencucian, pemijaran, penimbangan dan perhitungan. Hasil dari praktikum ini
adalah menghasilkan garam terusi sebanyak 3,1956% yang dihasilkan dari pemijaran dengan cara
faktor kimia dikali bobot sisa pijar dan dibagi bobot sampel sebelum pemijaran.
Kata kunci : Gravimetri, kelarutan, pengendapan,

I. PENDAHULUAN ini sangat luas. Diantaranya dari


CuSO4.5H2O ini sebagai fungisida yang
I.1 Latar Belakang
merupakan pestisida yang secara spesifik
Dalam melakukan analisis kimia
membunuh atau menghambat cendawan
banyak metode yang dapat digunakan.
akibat penyakit, reagen analisa kimia,
Namun secara umum, metode yang
sintesis senyawa organik, pelapisan anti
digunakan dalam praktikum ini adalah
fokling pada kapal, sebagai kabel
metode analisis gravimetri. Metode
tembaga, electromagnet, papan sirkuit,
analisis gravimetri yang merupakan salah
solder bebas timbal dan magneton dalam
satu metode analisis kuantitatif yang
oven microwave.
didasarkan pada pengukuran berat pada
Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan
suatu sampel atau bahan. (Darsati, S.
Kristal biru ini dapat dibuat dengan
2007). Metode analisis gravimetri adalah
mereaksikan tembaga dengan asam sulfat
suatu metode analisis yang didasarkan
dan asam nitrat yang kemudian
pada pengukuran berat, yang melibatkan
dipanaskan hingga terbentuk Kristal.
pembentukan, isolasi dan pengukuran
Selain denga bahan baku logam tembaga,
berat dari suatu endapan.
Kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari
Analisis gravimetri merupakan bagian
tembaga bekas atapun tembaga dalam
analisis kuantitatif untuk menentukan
bentuk sponge yang diperoleh dari larutan
jumlah zat berdasarkan pada penimbangan
CuCl2.
dari hasil reaksi setelah bahan atau analit
yang dianalisis diperlakukan terhadap
pereaksi itu.
Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah
satu bahan yang banyak dibutuhkan di
industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O
51

I.2 Rumusan Masalah II.2 Alat dan Bahan


Rumusan masalah dari praktikum ini, Alat-alat yang digunakan pada
yaitu : praktikum ini adalah neraca analitik,
1. Apa saja prinsip-prinsip analisis beaker glass, corong, batang pengaduk,
gravimetri ? cawan schoot, cawan porselin dan tanur.
2. Bagaimana kelarutan dan apa saja Bahan-bahan yang digunakan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi praktikum ini adalah garam terusi,
larutan ? NaOH (4 N), H2SO4 (4 N), aquadest,
3. Apa saja langkah-langkah pengerjaan kertas saring dan kertas lakmus.
analisis gravimetri ?
II.3 Prosedur Praktikum
4. Bagaimana kadar suatu unsur dalam
II.3.1 Preparasi Cawan Porselin
contoh atau sampel ?
Cawan porselin dipijarkan terlebih
I.3 Tujuan dan Kegunaan dahulu didalam tanur pada suhu 600℃
Tujuan dari praktikum ini, yaitu : selama ± 1 jam. Kemudian cawan porselin
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip didinginkan dan dimasukkan kedalam
analisis gravimetri. desikator. Setelah dingin, cawan
2. Untuk mengetahui kelarutan dan ditimbang sebagai bobot cawan kosong.
faktor-faktor yang mempengaruhi
II.3.2 Pembuatan larutan H2SO4 4 N
larutan. Aquades ditambahkan kedalam
3. Untuk mengetahui langkah-langkah gelas piala sebanyak 50 mL dan masukkan
pengerjaan analisis gravimetri. asam sulfat pekat sebanyak 16,95 mL.
4. Untuk mengetahui kadar suatu unsur tambahkan aquades hingga batas 100 mL.
dalam contoh atau sampel.
kemudian dihomogenkan hingga menjadi
Kegunaan yang diharapkam dari larutan H2SO4.
praktikum ini adalah praktikan dapat
memahami dan mengetahui teori tentang II.3.3 Pembuatan larutan NaOH 4 N.
prinsip-prinsip gravimetri, faktor-faktor NaOH ditimbang sebanyak 32 gr,
yang dapat mempengaruhi larutan, kemudian dilarutkan dengan aquades
langkah-langkah pengerjaan analisis hingga larut sempurna. Tambahkan
gravimetri dan kadar suatu unsur dalam aquades hingga batas 200 mL dan
contoh dihomogenkan hingga menjadi larutan
atau sampel. NaOH.
II.3.4 Penentuan Kadar CuSO4.5H2O
II. METODOLOGI PRAKTIKUM Sampel CuSO4.5H2O ditimbang
II.1 Waktu dan Tempat Praktikum 0,5 gram dan dilarutkan dalam aquades
Praktikum dilaksanakan pada Selasa, sebanyak 100 mL. Kemudian diasamkan
20 Februari 2019 pukul 13.00, bertempat menggunakan H2SO4 4 N sebanyak 2-3
di Laboratorium Analisa dan Pengawasan tetes. Kemudian dipanaskan dan
Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan diendapkan menggunakan NaOH 4 N.
Teknologi Pangan, Departemen Setelah diendapkan, saring menggunakan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, kertas saring dan hasil saringannya
Universitas Hasanuddin, Makassar. disimpan dalam cawan porselin. Pijarkan
menggunakan tanur dengan suhu 600℃
52

selama 2-3 jam dan didinginkan. Timbang ditimbang. Hal ini sesuai dengan
kembali bobot sisa pijar (abu) dan hitung pernyataan Rodiani (2013) bahwa
kadar Cu sampel. Analisis gravimetri merupakan analisis
kuantitatif metode klasik,dimana analat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN direaksikan, kemudian hasil reaksi
III.1 Hasil ditimbang untuk menentukan jumlah
Hasil dari penentuan kadar Cu dalam zat/komponen yang dicari.
garam terusi, yaitu : Kelarutan merupakan suatu zat
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Cu dalam dalam pelarut pada jumlah dan suhu
Garam Terusi tertentu. Faktor-faktor yang dapat
Volume mempengaruhi kelarutan, yaitu
No. NaOH Warna Endapan temperatur karena kebanyakan garam
4N kelarutannya meningkat bila
Biru temperatumya dinaikkan, pengaruh ion
1 1 tetes Biru muda
muda sekutu merupakan suatu endapan
Biru umumnya lebih larut dalam air murni
2 2 tetes Biru muda
muda daripada dalam suatu larutan yang
Hijau mengandung salah satu ion endapan,
3 3 tetes Biru
kebiruan
pengaruh aktifitas karena semakin kecil
Hijau
4 4 tetes Biru koefisien aktifitas ion, semakin besar hasil
kebiruan
kali konsentrasi molar ion - ion
Hijau
5 5 tetes Hijau pembentuknya. Koefisien aktifitas ion
kebiruan
bivalen lebih kecil daripada koefisien
6 6 tetes Hijau Hijau
aktifitas ion univalen. Pengaruh pH
7 7 tetes Hijau Hijau
termasuk faktor mempengaruhi kelarutan
Hijau
8 8 tetes Hijau karena kelarutan garam dari asam lemah
kecoklatan
Hijau Hijau bergantung pada pH larutan. Pengaruh
9 9 tetes kompleks karena kelarutan garam yang
tosca kecoklatan
Hijau sedikit sekali dapat larut juga bergantung
10 10 tetes Coklat
tosca pada konsentrasi zat-zat yang membentuk
11 11 tetes Coklat Coklat kompleks dengan kation garam itu. Hal ini
12 12 tetes Coklat Coklat sesuai dengan pernyataan Kurniati (2009)
13 13 tetes Coklat Coklat bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi
Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Kimia kelarutan, yaitu temperatur, pengaruh ion
Analitik, 2019. sekutu, pengaruh aktifitas, pengaruh pH
III.2 Pembahasan dan pengaruh kompleks.
Analisis gravimetri adalah analisis Langkah-langkah pengerjaan
kimia secara kuantitatif berdasarkan analisis gravimetri, yaitu cuplikan
proses pemisahan dan penimbangan suatu ditimbang dan dilarutkan sehingga partikel
unsur atau senyawa tertentu. Prinsip yang akan diendapkan dijadikan ion-
analisis gravimetri adalah melarutkan ionnya. Selanjutnya, ditambahkan
sampel dengan aquades sampai terbentuk pereaksi agar terjadi endapan. Proses
analit. Analit tersebut diendapkan dan pemisahan endapan/penyaringan endapan
dengan memilih kertas saring yang sesuai.
53

Setelah itu, cuci dan keringkan endapan. dibedakan empat macam yaitu adsorpsi
Endapan yang telah kering, selanjutnya permukaan, inklusi isomorf, inklusi tak
dilakukan pengabuan kertas saring dan isomorf dan oklusi. Sedangkan
memijarkan endapan. proses akhir, yaitu pengendapan susulan yaitu proses ini
menghitung hasil analisa. Hal ini sesuai berupa pengendapan zat pengotor setelah
dengan pernyataan Fatimah (2009) bahwa selesainya pengendapan zat yang
diagram alir dalam pengerjaan analisis diinginkan atau terjadinya endapan kedua
gravimetri adalah penyiapan sampel, pada permukaan endapan pertama.
pelarutan, pengendapan, penyaringan, Berbeda dengan pengendapan bersama,
dan pemijaran. dimana endapan dan pengotor mengendap
Kelarutan zat padat dalam air bersama-sama. Pada proses ini senyawa
semakin tinggi apabila suhunya yang diinginkan mengendap dulu, lalu zat
dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan pengotor menyusul mengendap. Makin
semakin renggangnya jarak antara lama endapan dibiarkan dalam induk
molekul zat padat tersebut. pH disebut larutannya, makin meningkat jumlah zat
juga sebagai derajat keasaman. Nilai pH pengotor menyusul mengendap. Hal ini
sangat terkait dengan jumlah sesuai dengan pernyataan Salim (2016)
karbondioksida yang terlarut dalam air. bahwa cara menentukan kesempurnaan
Hal ini juga berkaitan dengan nilai dengan ditetesi pereaksi pengendapnya
alkalinitas. Semakin tinggi alkalinitas serta dapat dilakukan dua acara yaitu
maka pH juga semakin tinggi. Hal ini pengendapan bersama dan susulan.
sesuai dengan pernyataan Marganingrum Praktikum ini, dihasilkan bobot Cu
(2012) bahwa suhu yang menghasilkan setelah dipijarkan yaitu 3,1956 %.
kalor sehingga mengakibatkan Mendapatkan hasil bobot cawan dimulai
renggangnya jarak antar molekul zat padat dari mengetahui massa relatif Cu. Bobot
menjadikan kekuatan molekul menjadi cawan yang kosong ditimbang dan
lemah dan mudah terlepas dari gaya tarik menghasilkan 22,94 gram. Sedangkan
molekul air. Tingkat keasaman larutan bobot cawan setelah pemijaran, yaitu
basa mudah larut dalam larutan bersifat 22,96 gram dan garam terusi sebanyak 0,5
asam. gram. Mendapatkan bobot sampel setelah
Faktor-faktor yang menentukan pemijaran dengan cara faktor kimia dikali
keberhasilan proses pengendapan, yaitu bobot sisa pijar dan dibagi bobot sampel
suhu, pH, konsentrasi, pembentukan sebelum pemijaran dan akan
kompleks, ukuran partikel dan jenis menghasilkan sebanyak 3,1956 %.
partikel. Endapan yang dikatakan berhasil
jika mudah saat disaring dan tidak IV. PENUTUP
terkontaminan saat dicuci. Hal ini sesuai
IV.1 Kesimpulan
dengan pernyataan Anggraini (2015) Kesimpulan dari praktikum ini,
bahwa kondisi optimum pengendapan yaitu:
tidak hanya dipengaruhi oleh pH, namun 1. Prinsip gravimetri adalah untuk analisa
juga dipengaruhi oleh suhu dan waktu. kuantitatif didasarkan pada stokiometri
Endapan murni dapat dilakukan reaksi pengendapan.
dua cara, yaitu pengendapan bersama dan
susulan. Pengendapan bersama dapat
54

2. Kelarutan adalah suatu zat dalam Paneo, M. A. dkk. 2017. Pengaruh


pelarut menyatakan jumlah maksimum Penambahan Vitamin E-TPGS (D-α-
suatu zat yang dapat larut dalam suatu Tocopherol Polyethyleneglycol
pelarut. Faktor-faktor yang Succinat) Terhadap Peningkatan
mempengaruhi kelarutan, yaitu Kelarutan Obat. Jurnal 15(1).
temperatur, pengaruh ion sekutu, Rodiani, T. Suprijadi. 2013. Analisis
pengaruh aktifitas, pH dan pengaruh Titrimetri dan Ggravimetri. Cianjur:
kompleks. Kementerian Pendidikan Nasional.
3. Langkah pengerjaan analisis
gravimetri, yaitu persiapan larutan Salim,Y. 2017. Kimia Analisis. Makassar:
sampel, pengendapan, digest, SMK-SMAK Makassar.
penyaringan, pencucian, pemijaran, Widodo, D.S. 2009. Analisis Kuantitatif.
penimbangan dan perhitungan. Modul.
4. Hasil pengukuran kadar Cu dalam
garam terusi adalah 3,1956%.

IV.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya,
praktikan lebih mengetahui teori saat
praktikum dan praktikum lebih
memanfaatkan waktu yang ada. Asisten
lebih mengawasi praktikan yang sedang
praktikum agar meminimalisir kesalahan
yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, M. dkk. 2015. Pengendapan
Uranium dan Thorium Hasil Pelarutan
Slag II. Jurnal 36(2).
Fatimah, S. dkk. 2009. Verifikasi Metode
Gravimetri Untuk Penentuan
Thorium. Jurnal II(3).
Kurniati, E. Penurunan Konsentrasi
Detergent Pada Limbah Industry
Laundry Dengan Metode
Pengendapan Menggunakan
𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan 1(1).
55

LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Penentuan Kadar Cu dalam Garam Terusi
1. Preparasi Cawan Porselin

Sediakan alat (cawan


porselin)

Dipijarkan dalam
tanur 600℃ ± 1 jam

Didinginkan dalam
desikator

Ditimbang sebagai
bobot cawan kosong

2. Pembuatan larutan H2SO4

Sediakan aquades
setengah dari 100 mL

Asam Sulfat
dimasukkan 16,95
mL

Ditambahkan
aquades hingga
100 mL

Dihomogenkan

Larutan H2SO4
56

3. Pembuatan larutan NaOH

Sampel ditimbang 32
gr

Dilarutkan hingga
larut sempurna

Ditambahkan
aquades hingga
batas 200 mL

Dihomogenkan

Larutan NaOH

4. Penetuan Kadar CuSO4.5H2O


57

Lampiran 2. Gambar Percobaan Penetuan Kadar Cu dalam Garam Terusi


58

Lampiran 3. Perhitungan
𝑀𝑟 𝐶𝑢 63,546 𝑔𝑟
63,546
Diketahui : FK (Faktor Kimia) = 𝑀𝑟 𝐶𝑢𝑂 = = = 0,7989
⁄𝑚𝑜𝑙
63,546+15,999 79,545
Bobot sisa pijar = bobot cawan setelah pemijaran – bobot cawan kosong
= 22,96 – 22,94
= 0,02 gram
Bobot sampel = 0,5 gram
Ditanyakan : % Cu ?
Penyelesaian :
𝐹𝐾 . 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟 0,7989 . 2
% Cu = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,1956 %
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 0,5
Jadi, bobot Cu adalah 3,1956 %

Anda mungkin juga menyukai