KIMIA ANALITIK
Abstrak
Analisis gravimetri merupakan bagian analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah zat berdasarkan
pada penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan atau analit yang dianalisis diperlakukan terhadap
pereaksi itu Kelarutan adalah suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang
dapat larut dalam suatu pelarut. Adapun tujuan pada praktikum ini, yaitu untuk mengetahui prinsip-
prinsip analisis gravimetri, mengetahui kelarutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi larutan,
mengetahui langkah-langkah pengerjaan analisis gravimetric, untuk mengetahui kadar suatu unsur
dalam contoh atau sampel. Uji kadar Cu dalam garam terusi menggunakan metode analisis
gravimetri. Tahapan-tahapan analisis gravimetri, yaitu persiapan larutan sampel, pengendapan,
digest, penyaringan, pencucian, pemijaran, penimbangan dan perhitungan. Hasil dari praktikum ini
adalah menghasilkan garam terusi sebanyak 3,1956% yang dihasilkan dari pemijaran dengan cara
faktor kimia dikali bobot sisa pijar dan dibagi bobot sampel sebelum pemijaran.
Kata kunci : Gravimetri, kelarutan, pengendapan,
selama 2-3 jam dan didinginkan. Timbang ditimbang. Hal ini sesuai dengan
kembali bobot sisa pijar (abu) dan hitung pernyataan Rodiani (2013) bahwa
kadar Cu sampel. Analisis gravimetri merupakan analisis
kuantitatif metode klasik,dimana analat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN direaksikan, kemudian hasil reaksi
III.1 Hasil ditimbang untuk menentukan jumlah
Hasil dari penentuan kadar Cu dalam zat/komponen yang dicari.
garam terusi, yaitu : Kelarutan merupakan suatu zat
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Cu dalam dalam pelarut pada jumlah dan suhu
Garam Terusi tertentu. Faktor-faktor yang dapat
Volume mempengaruhi kelarutan, yaitu
No. NaOH Warna Endapan temperatur karena kebanyakan garam
4N kelarutannya meningkat bila
Biru temperatumya dinaikkan, pengaruh ion
1 1 tetes Biru muda
muda sekutu merupakan suatu endapan
Biru umumnya lebih larut dalam air murni
2 2 tetes Biru muda
muda daripada dalam suatu larutan yang
Hijau mengandung salah satu ion endapan,
3 3 tetes Biru
kebiruan
pengaruh aktifitas karena semakin kecil
Hijau
4 4 tetes Biru koefisien aktifitas ion, semakin besar hasil
kebiruan
kali konsentrasi molar ion - ion
Hijau
5 5 tetes Hijau pembentuknya. Koefisien aktifitas ion
kebiruan
bivalen lebih kecil daripada koefisien
6 6 tetes Hijau Hijau
aktifitas ion univalen. Pengaruh pH
7 7 tetes Hijau Hijau
termasuk faktor mempengaruhi kelarutan
Hijau
8 8 tetes Hijau karena kelarutan garam dari asam lemah
kecoklatan
Hijau Hijau bergantung pada pH larutan. Pengaruh
9 9 tetes kompleks karena kelarutan garam yang
tosca kecoklatan
Hijau sedikit sekali dapat larut juga bergantung
10 10 tetes Coklat
tosca pada konsentrasi zat-zat yang membentuk
11 11 tetes Coklat Coklat kompleks dengan kation garam itu. Hal ini
12 12 tetes Coklat Coklat sesuai dengan pernyataan Kurniati (2009)
13 13 tetes Coklat Coklat bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi
Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Kimia kelarutan, yaitu temperatur, pengaruh ion
Analitik, 2019. sekutu, pengaruh aktifitas, pengaruh pH
III.2 Pembahasan dan pengaruh kompleks.
Analisis gravimetri adalah analisis Langkah-langkah pengerjaan
kimia secara kuantitatif berdasarkan analisis gravimetri, yaitu cuplikan
proses pemisahan dan penimbangan suatu ditimbang dan dilarutkan sehingga partikel
unsur atau senyawa tertentu. Prinsip yang akan diendapkan dijadikan ion-
analisis gravimetri adalah melarutkan ionnya. Selanjutnya, ditambahkan
sampel dengan aquades sampai terbentuk pereaksi agar terjadi endapan. Proses
analit. Analit tersebut diendapkan dan pemisahan endapan/penyaringan endapan
dengan memilih kertas saring yang sesuai.
53
Setelah itu, cuci dan keringkan endapan. dibedakan empat macam yaitu adsorpsi
Endapan yang telah kering, selanjutnya permukaan, inklusi isomorf, inklusi tak
dilakukan pengabuan kertas saring dan isomorf dan oklusi. Sedangkan
memijarkan endapan. proses akhir, yaitu pengendapan susulan yaitu proses ini
menghitung hasil analisa. Hal ini sesuai berupa pengendapan zat pengotor setelah
dengan pernyataan Fatimah (2009) bahwa selesainya pengendapan zat yang
diagram alir dalam pengerjaan analisis diinginkan atau terjadinya endapan kedua
gravimetri adalah penyiapan sampel, pada permukaan endapan pertama.
pelarutan, pengendapan, penyaringan, Berbeda dengan pengendapan bersama,
dan pemijaran. dimana endapan dan pengotor mengendap
Kelarutan zat padat dalam air bersama-sama. Pada proses ini senyawa
semakin tinggi apabila suhunya yang diinginkan mengendap dulu, lalu zat
dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan pengotor menyusul mengendap. Makin
semakin renggangnya jarak antara lama endapan dibiarkan dalam induk
molekul zat padat tersebut. pH disebut larutannya, makin meningkat jumlah zat
juga sebagai derajat keasaman. Nilai pH pengotor menyusul mengendap. Hal ini
sangat terkait dengan jumlah sesuai dengan pernyataan Salim (2016)
karbondioksida yang terlarut dalam air. bahwa cara menentukan kesempurnaan
Hal ini juga berkaitan dengan nilai dengan ditetesi pereaksi pengendapnya
alkalinitas. Semakin tinggi alkalinitas serta dapat dilakukan dua acara yaitu
maka pH juga semakin tinggi. Hal ini pengendapan bersama dan susulan.
sesuai dengan pernyataan Marganingrum Praktikum ini, dihasilkan bobot Cu
(2012) bahwa suhu yang menghasilkan setelah dipijarkan yaitu 3,1956 %.
kalor sehingga mengakibatkan Mendapatkan hasil bobot cawan dimulai
renggangnya jarak antar molekul zat padat dari mengetahui massa relatif Cu. Bobot
menjadikan kekuatan molekul menjadi cawan yang kosong ditimbang dan
lemah dan mudah terlepas dari gaya tarik menghasilkan 22,94 gram. Sedangkan
molekul air. Tingkat keasaman larutan bobot cawan setelah pemijaran, yaitu
basa mudah larut dalam larutan bersifat 22,96 gram dan garam terusi sebanyak 0,5
asam. gram. Mendapatkan bobot sampel setelah
Faktor-faktor yang menentukan pemijaran dengan cara faktor kimia dikali
keberhasilan proses pengendapan, yaitu bobot sisa pijar dan dibagi bobot sampel
suhu, pH, konsentrasi, pembentukan sebelum pemijaran dan akan
kompleks, ukuran partikel dan jenis menghasilkan sebanyak 3,1956 %.
partikel. Endapan yang dikatakan berhasil
jika mudah saat disaring dan tidak IV. PENUTUP
terkontaminan saat dicuci. Hal ini sesuai
IV.1 Kesimpulan
dengan pernyataan Anggraini (2015) Kesimpulan dari praktikum ini,
bahwa kondisi optimum pengendapan yaitu:
tidak hanya dipengaruhi oleh pH, namun 1. Prinsip gravimetri adalah untuk analisa
juga dipengaruhi oleh suhu dan waktu. kuantitatif didasarkan pada stokiometri
Endapan murni dapat dilakukan reaksi pengendapan.
dua cara, yaitu pengendapan bersama dan
susulan. Pengendapan bersama dapat
54
IV.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya,
praktikan lebih mengetahui teori saat
praktikum dan praktikum lebih
memanfaatkan waktu yang ada. Asisten
lebih mengawasi praktikan yang sedang
praktikum agar meminimalisir kesalahan
yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, M. dkk. 2015. Pengendapan
Uranium dan Thorium Hasil Pelarutan
Slag II. Jurnal 36(2).
Fatimah, S. dkk. 2009. Verifikasi Metode
Gravimetri Untuk Penentuan
Thorium. Jurnal II(3).
Kurniati, E. Penurunan Konsentrasi
Detergent Pada Limbah Industry
Laundry Dengan Metode
Pengendapan Menggunakan
𝐶𝑎(𝑂𝐻)2 . Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan 1(1).
55
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Penentuan Kadar Cu dalam Garam Terusi
1. Preparasi Cawan Porselin
Dipijarkan dalam
tanur 600℃ ± 1 jam
Didinginkan dalam
desikator
Ditimbang sebagai
bobot cawan kosong
Sediakan aquades
setengah dari 100 mL
Asam Sulfat
dimasukkan 16,95
mL
Ditambahkan
aquades hingga
100 mL
Dihomogenkan
Larutan H2SO4
56
Sampel ditimbang 32
gr
Dilarutkan hingga
larut sempurna
Ditambahkan
aquades hingga
batas 200 mL
Dihomogenkan
Larutan NaOH
Lampiran 3. Perhitungan
𝑀𝑟 𝐶𝑢 63,546 𝑔𝑟
63,546
Diketahui : FK (Faktor Kimia) = 𝑀𝑟 𝐶𝑢𝑂 = = = 0,7989
⁄𝑚𝑜𝑙
63,546+15,999 79,545
Bobot sisa pijar = bobot cawan setelah pemijaran – bobot cawan kosong
= 22,96 – 22,94
= 0,02 gram
Bobot sampel = 0,5 gram
Ditanyakan : % Cu ?
Penyelesaian :
𝐹𝐾 . 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟 0,7989 . 2
% Cu = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,1956 %
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 0,5
Jadi, bobot Cu adalah 3,1956 %