Oleh:
Kelompok 6
Farmasi 4A
Aryana Naufal (31113006)
Ms Rochmatin Sholihati (31113031)
Siti Nuraeni (31113048)
diuapkan akan terdifusi lalu menyebabkan pelarut turun dan mengekstraksi sempel
hingga didapatkan cairan lemak. Cairan lemak yang didapatkan lalu dipekatkan
thermogravimetri dengan pemanasan pada suhu 105C selama 30 menit atau sampai
berat konstan.
V. Dasar Teori
malam (wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait. Sifat umum lipid antara lain
tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti misalnya eter dan
kloroform. Lipid merupakan salah satu zat yang kaya akan energi yang penting dan
dinding sel1, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial, transporter vitamin
larut lemak, dan sebagai pelumas. Lemak yang beredar dalam tubuh diperoleh dari
dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati. Lemak disimpan di
dalam jaringan adiposa, yang berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan.
Lipid diklasifikasikan menjadi dua yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks.
Lipid sederhana meliputi ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh lipid
3. Wax (malam) merupakan ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berat
molekulnya tinggi.
Berbeda dengan lipid sederhana, lipid kompleks merupakan ester asam lemak
yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti fosfolipid dan
glikolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain
asam lemak dan alkohol, sedangkan glikolipid adalah lipid yang mengandung asam
lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid kompleks lain juga meliputi sulfolipid,
Mie merupakan salah satu jenis makanan yang sangat populer di Asia,
khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, mie dibuat
pertama kali di daratan Cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan
Dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan,
dan negaranegara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Benua Eropa, mie mulai
Selanjutnya, mie berubah menjadi pasta di Eropa, seperti yang dikenal saat ini
(Suyanti, 2008).
sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan,
berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air
mendidih paling lama 4 menit. Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini
dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah diperoleh mie segar. Tahaptahap
tersebut adalah pengukusan, pembentukan, dan pengeringan. Kadar air mie instan
cara menggoreng menghasilkan mie instan (instant atau fried noodle), sedangkan
pengeringan dengan udara panas disebut mie kering (dried noodle). Mie instan
pembuatan mie) sehingga mie instan memiliki keunggulan rasa dibanding mie jenis
lain. Namun demikian, mie instan diisyaratkan agar pada saat perebusan tidak ada
minyak yang terlepas ke dalam air dan hasilnya mie harus cukup kompak dan
Penentuan kadar lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat ekstraktor
Soxhlet. Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena
pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak
atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain
memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan
Proses ekstraksi selesai apabila pelarutnya sudah jernih. Pelarut yang jernih
menandakan bahwa lemak yang terdapat dalam soxhlet telah masuk semua kedalam
labu didih, pelarut dan minyak dapat dipisahkan dengan cara dipanaskan karena titik
didih lemak lebih tinggi dari pelarut, sehingga kita bisa mengukur berat lemak hasil
ekstraksinya.
Kesalahan yang sering terjadi pada saat ekstraksi kadar lemak ini adalah
praktikan tidak mengetahui apakah pelarut tersebut sudah bening atau belum,
kesalahan ini akan sangat fatal karena jika praktikan menghentikan proses ekstraksi
sedangkan kandungan lemak dlam bahan masih banyak maka perhitungan kadar
lemak bahan akan berkurang sihingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.
tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh
atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman
memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998). Prinsip
Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
e.
Haluskan sampel dengan menggunakan mortir dan timbang
f. sebanyak 2 gram
g.
Tambahkan HCl encer sebanyak 100 ml,
h.
i.
k.
b. Penjenuhan n-heksan
l.
n.
Masukan 200 ml n-heksan kedalam labu alas bulat
o.
p.
Lakukan destilasi pada suhu 60-70C
q.
r.
Destilasi dihentikan sampai n-heksan dan air terpisah
s.
t.
u.
c. Penetapan kadar sampel
v.
w.
Endapan hasil hidrolisis dibungkus dengan kertas saring dan
x. dimasukan kdalam klonsong
aa.
Ekstraksi dihentikan sampai cairan pada sifon menjadi bening
ab.
ac.
Cairan hasil soklet diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator
ad.
ae.
Kemudian dikeringkan pada suhu 105C selama 30 menit
af.
ag.
Dinginkan dalam desikator, kemudian timbang
ah.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
as.
VIII. Data Pengamatan
at. S au. S aw. B ax.
ampel ampel erat Berat
lemak labu labu +
av. ( kosong ay. Kadar Lemak %
sampe
g) konsta l (g)
n (g)
az. M bf.
ie instan bb. ( Berat labu+sampel )( berat labukosong )
dalam ba. x 100
5 bc. 1 be. berat sampel
kemasa 61,66 162,02
n bd. (162,02)(161,66)
bg. x 100 =7,2
5 gram
bh.
bi.
IX. Pembahasan
bj. Praktikum kali ini yaitu penetapan kadar lemak dari suatu
dari penentuan kadar lemak ini yaitu lemak diekstrak dengan pelarut organik
yaitu n-heksan secara terus menerus, pelarut yang diuapkan akan terdifusi
hidrokarbon yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam bahan pelarut
organik. Sifat kelarutan dari lemak ini merupakan parameter penting dalam
upaya ekstraksi lemak dari suatu bahan. Pemilihan bahan pelarut yang
1996).
yaitu untuk memutuskan ikatan antara lemak dengan non lemak sehingga
terdapat dalam n-heksan. Kemudian pelarut disimpan pada labu dasar. Pada
labu dasar ditambahkan batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan
panas.
pelarut non polar. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet
menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar
mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Berakhirnya proses
dikeringkan terlebih dahulu karena kadar air yang tinggi dalam bahan
Hal ini karena bahan pelarut sukar masuk ke dalam jaringan yang basah dan
(misalnya untuk menghilangkan sebagian air yang ada dalam bahan) juga
tidak baik untuk proses ekstraksi lipida karena sebagian lipida akan terikat
dengan karbohidrat dan protein yang ada dalam bahan sehingga menjadi
dalam oven pada suhu 105C selama 30 menit dan didinginkan dalam
didapatkan berat labu kosong sebesar 161,66 gram, sedangkan berat labu
didapatkan kadar mie instan dalam kemasan less fat sebesar 7,2 %.
bq.
X. Kesimpulan
br. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kadar lemak dalam sampel (mie instan dalam kemasan
tropicana slim less fat) adalah 7,2 %. Sedangkan berdasarkan SNI 01-3551-
2000 kadar mie instan less fat maksimal 20 %. Sehingga sampel mie instan
dalam kemasan tropicana slim less fat masih dalam rentang batas yang baik,
Swadaya
bv. Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta:
Penerbit EGC
bw. Ketaren.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
Jakarta: UI-Press
bx. Sudarmadji,S.1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
bz.
a. b. Kriteria Uji c. Mutu ca. LAMPI
d. e. Keadaan : i. RAN
f. 1.1 Aroma j. Normal
g. 1.2 Rasa k. Normal
h. 1.3 Warna l. Normal cb. Syarat
m. n. Kadar Air (% bb) o. Maksi Mutu
mal 10 (SNI 01-
p. q. Kadar Abu (% bb) r. Maksi
3551-
mal 3 2000)
s. t. Protein (% bb) u. Minim
al 8
v. w. Lemak (% bb) x. Maksi
mal 20
y. z. Bahan tambahan : ac.
aa. 6.1 Boraks ad. Tidak
ab. 6.2 Pewarna ada
ae. Tidak
ada
af. ag. Cemaran Logam (ppm) am.
ah. 7.1 Timbal/Pb an. Maksi
ai. 7.2 Tembaga/Cu mal 10
aj. 7.3 Seng ao. Maksi
ak. 7.4 Raksa/Hg mal 10
al. 7.5 Arsen/AS ap. Maksi
mal 40
aq. Maksi
mal
0,05
ar. Maksi
mal
0,05
as. at. Cemaran mikroba aw.
(koloni/g) ax. Maksi
au. 8.1 Angka Lempeng mal
Total 1.10-6
av. 8.2 E.coli ay. Maksi
mal 10