Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI SPEKTROFOTOMETER UV-VIS UNTUK PENENTUAN GULA

PEREDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NELSON SOMOGYI

Arian Rizki Wardana1


Dhea Rizki Pratiwi2, Raihan Hilmy Alim3, Sarah Salsabila Hidayat4.

*Kelompok 7
Praktikum Kimia Analisis Instrumen
Program Studi Kimia, FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412

ABSTRAK
Metode yang digunakan dalam untuk menetapkan kadar gula pereduksi, yaitu glukosa
adalah dengan metode Nelson-Somogyi, yaitu dengan Spektrofotometer UV-Vis. Metode
Somogyi-Nelson adalah metode dalam menentukan kadar gula pereduksi, dimana
prinsipnya adalah dengan gula pereduksi yang akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ ,
kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi senyawa arsenomolibdat membentuk kompleks
berwarna biru kehijauan .Spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-
Beer.sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.Larutan yang dianalisis diukur
serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat dalam larutan
tersebut.Baik standar maupun sampel kemudian dianalisis pada panjang gelombang 540
nm. Pada pengujian sampel ini didapatkan hasil absorbansi sebesar 0,267 dan konsentrasi
gula pereduksi pada percobaan ini sebesar 5,35 mg/100 mL.

Kata kunci : glukosa, spektrofotometeruv-vis, nelson-somogyi

I. PENDAHULUAN
Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa memahami prinsip penetapan kadar gula
pereduksi dengan Metode Nelson-Somogyi, mahasiswa mampu menentukan kadar gula
reduksi dengan metode Nelson Somogyi yang diukur dengan alat spektrofotometer. Glukosa
merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan
madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbon dioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan
menghasilkan glukosa yang digunakan untuk pembentukan amilum dan selulosa (Poedjiadi,
1994).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Glukosa merupakan sumber energy untuk seluruh sistem jaringan otot. Sedangkan,
fruktosa disimpan sebagai cadangan dalam hati untuk digunakan bila tubuh membutuhkan dan
juga untuk mengurangi kerusakan hati (Sarwono, 2001).
Glukosa merupakan sumber energy utama bagi sel manusia. Glukosa terbentuk dari
karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
otot. Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen
yaitu humoral factor seperti hormon insulin, glucagon dan kortisol sebagai sistem reseptor
diotot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
serta aktivitas yang dilakukan (Lestari, dkk., 2013).
Metode yang digunakan dalam penetuan gula pereduksi adalah metode klasik Nelson-
Somogyi (NS) yang menggunakan arsen molibdat dalam penggunaanya. Metode NS memiliki
prinsip gula pereduksi dalam sampel akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ ketika
dipanaskan. Ion Cu+ yang terbentuk akan mereduksi senyawa arsen molibdat membentuk
kompleks berwarna biru kehijauan (Somogyi, 1952).
Metode Somogyi-Nelson merupakan metode penetapan kadar gula pereduksi, dimana
prinsipnya, gula pereduksi akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ , kemudian ion Cu+ ini
akan mereduksi senyawa arsenomolibdat membentuk kompleks berwarna biru kehijauan
(Nelson, 1944).
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula pereduksi dengan
menggunakan preaksi tembaga arsenmoibdat. Kupri mula-mula direduksi menjadi kupro
dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno-
molibdat menjadi molybdenum berwarna biru yang menunjukan ukuran konsentrasi gula
dengan membandingkannya dengan larutan standard, konsentrasi gula dalam sampel dapat
ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel
dengan mengukur absorbansinya (Sudarmadji, 1984 dalam Ermaiza, 2009).
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya
UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra violet atau
sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar
yang diserap oleh zat yang terapat dalam larutan tersebut (Riyani, 2009).
Spektrofotometri UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap,
sebagian dipantulkan sebagian lagi akan dipancarkan (Riyani, 2009).

III. METODE PENELITIAN


Waktu dan Tempat Penelitian
Percobaan ini merupakan bagian dari praktikum kimia analisis instrumen yang
dilaksanalkan pada tanggal 7 April 2020. Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Analisis Instrumen Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Jakarta.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sabgai berikut : Injeksi 500 µg/mL,
Tabung reaksi , Pipet volume, Rak tabung reaksi. Bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah sebagai berikut : Reagent Nelson A, Reagent Nelson B, Reagent Nelson C, dan
Reagent Arsenomolybdat.
.
Prosedur Kerja
Pembuatan Kurva Standar
Dibuat larutan standar glukosa dengan konsentrasi 10 mg glukosa anhidrat/100 ml. lalu
diencerkan dengan penambahan aquadest menjadi 0;2;4;6;8;10 mg/100 ml. sebanyak 1 ml
reagent Nelson C dimasukkan ke dalam masing-masing tabung dan dipanaskan selama 20
menit. Lalu didinginkan hingga suhunya 25oC. Lalu reagent arsenomolibdat ditambahkan dan
dikocok sampai semua endapan CuO2 yang berwarna merah bata larut. Lalu ditambahkan
dengan 7 ml aquadest pada masing-masing tabung dan dikocok sampai homogen. Diukur
absorbansi larutan standar tersebut dengan panjang gelombang 540 nm.
Penentuan Kadar Gula Reduksi
Disiapkan larutan sample dengan kisaran kadar gula sekitar 2-8 mg/100 ml. Diambil 1 ml
larutan sampel jernih dengan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan dengan 1 ml reagent Nelson C. larutan tersebut dipanaskan pada air mendidih
selama 20 menit. Lalu didinginkan hingga suhunya mencapai 25oC. Setelah dingin,
ditambahkan dengan 1 ml pereaksi arsenomolibdat, dikocok sampai endapan CuO2 larut dan
ditambahkan dengan 7 ml aquadest kemudian dikocok lagi sampai homogen. Diukur
absorbansi larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm. Ditentukan konsentrasi gula
pereduksi dengan kurva kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Karbohidrat adalah senyawa organic yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen dan
oksigen (C,H,O). Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan
dalam structural mahluk hidup. Banyak sekali makanan yang berfungsi sebagai karbohidrat
seperti nasi atau beras, singkong dan umbi – umbian. Rumus umum karbohidrat adalah
Cn(H2O)m.
Spektrofotometer UV VIS sering digunakan untuk keperluan penetapan kadar dan
identifikasi suatu senyawa. Kadar ataupun konsentrasi dari suatu sampel dilakukan dengan
melewwtkan cahaya pada sampel, dimana sebagian energi yang diserap sebanding dengan
nilai konsentrasi dari sampel. Salah satu aplikasi penentuan kadar dengan menggunakan
spektrofotometri UV VIS adalah penentuan kadar gula pereduksi metode Nelson Somogyi.
Gula reduksi adalah gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid dan keton bebas. Senyawa – senyawa yang mengoksidasi
atau bersifat reduktor adalah logam oksidator seperti Cu(II). Contoh dari gula pereduksi
adalah glukosa, manosa, fruktosa, maltose, laktosa dan lainnya. Sifat pereduksi dari suatu gula
ditentukan oleh adanya gugus hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya adalah
berdasarkan monosakaridanya yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa.
(Baedhowic, 1982).
Percobaan kali ini digunakan pengendapan karbohidrat melalui penetapan kadar gula
pereduksi dengan metode Nelson Somogyi. Metode Nelson Somogyi digunakan untuk
mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-moblidat.
Reagen Nelson Somogyi digunakan sebagai oksidator antara kuprooksida yang akan bereaksi
dengan gula pereduksi dan membentuk endapan merah bata. Pereaksi Somogyi adalah
pereaksi tembaga alkali yang mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartat.
Sedangkan pereaksi Nelson adalah pereaksi yang mengandung ammonium moblidat dan
H2SO4 (NaHAsO4.7H2O). Konsentrasi gula dalam sampel dapat diketahui dengan
membandingkannya dengan konsentrasi larutan standar. Reaksi warna yang terbentuk akan
menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.
Pada saat penambahan reagen Cu-alkalis (reagen Nelson) larutan glukosa dan sampel
akan menghasilkan warna biru sesuai dengan warga reagen Nelson. Penambahan pereaksi
Nelson ini bertujuan untuk membentuk endapan merah bata (Cu2O) pada larutan yang
mengandung gula pereduksi setelah dipanaskan dalam penangas. Hal ini disebabkan karena
terjadi reduksi antara CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang telah dipanaskan.
Selanjutnya setelah ditambahkan dengan arseno moblidat, endapan tersebut akan larut dan
membentuk kompleks [AsMo4VMo8VIO40]7- berwarna biru kehijauan (Cu+ diubah kembali
menjadi Cu2+) Oleh sebab itu, gula – gula lain non pereduksi yang ada didalam sampel tidak
akan mempengaruhi reaksi yang terjadi. (Kautsar, 2011). Kupro oksida akan larut lagi
menjadi biru tua yang disebabkan karena adanya oksidasi dari Mo. Intensitas warna yang
terbentuk menunjukkan banyaknya gula pereduksi yang terdapat dalam contoh, hal tersebut
karena konsentrasi arsenomolibdat yang tereduksi sebanding dengan konsentrasi tembaga (1)
oksida (Cu2O), sedangkan konsentrasi Cu2O sebanding dengan konsentrasi gula pereduksi
(Nelson, 1944). Semakin tinggi konsentrasi gula pereduksinya, maka akan semakin tinggi
pula intensitas warna biru yang dihasilkan. Pada teknik spektrofotometri ini, analisis dari
sejumlah mono- dan disakarida hanya dapat menggambarkan kadar gula pereduksi (Hart and
Fischer, 1972).
0.5
0.45
0.4 f(x) = 0.04 x + 0.08
0.35 R² = 0.99
Absorbansi

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (mg/100ml)

Gambar 1. Kurva kalibrasi standar glukosa

Dari hasil percobaan ini didapatkan kurva regresi kalibrasi standar dengan R 2 sebesar
0,9862 dan regresi y = 0.0357x + 0.076. Hasil ini menunjukan bahwa nilai absorbansinya
belum presisi karena nilai R2 nya belum mendekati 1. Kurva kalibrasi standar ini menunjukan
bahwa konsentrasi gula pereduksi berbanding lurus dengan nilai absorbansi hasil pengukuran
pada spektrofotometer UV-VIS. Semakin tinggi konsentrasi gula pereduksi yang digunakan,
maka semakin tinggi pula nilai absorbansi yang dihasilkan. Sampel yang digunakan pada
percobaan ini memberi serapan absorbansi sebesar 0,267. Dari hasil perhitungan, diketahui
konsentrasi gula pereduksi sebesar 5,35 mg/100 ml. Hasil ini sesuai dengan nilai absorbansi
sampel yang berada diantara larutan standar dengan konsentrasi 4 mg/100 ml dan 6 mg/100
ml, yaitu 0.189 dan 0.301. Dari percobaan ini diketahui bahwa semakin tinggi kandungan gula
pereduksinya maka akan semakin tinggi pula nilai absorbansinya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Metode Nelson-Somogyi merupakan metode pengukuran kadar gula pereduksi dengan
menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat, menghasilkan warna biru yang diukur
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Konsentrasi gula pereduksi pada percobaan
ini sebesar 5,35 mg/100 mL.

Saran
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan konsentrasi yang berbeda untuk mengukur
kadar gula pereduksi dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi, warna biru yang
terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

DAFTAR PUSTAKA
Ermaiza. 2009. Pengaruh Dua Jenis Polisakarida dalam Biji Alpukat (Persea Americana
mill) terhadap Kandungan Sirup Glukosa melalui Proses Hidrolisis dengan HCl 3%.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. 46 hal.
Hart, A.M.L., and Fischer, H.J., 1972. Modern Food Analysis. Journal Springler Verlag.
Kautsar, H R. 2011. Kajian Hidrolisis Enzimatis Selulosa Dari Alga Merah (Euchema
spinosium dan Euchema cottoni) Menggunakan Enzim Selulase Dari Aspergillus
niger: Malang: Universitas Negeri Islam Malang
Lestari D. D., Purwanto D. S., Kaligis S. H. M. (2013). Gambaran Kadar Glukosa Darah
Puasa pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh.Jurnal e-Biomedik (eBM).1(2).991-996.
Riyani, A. (2009). LaporanPraktikum Kimia Klinik II. Bandung: AnalisKesehatan Bandung.
Sarwono. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Somogyi, M. J., 1952, Notes on Sugar Determination, Journal of Biolological Chemistry,
195: 19–23.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Nelson, N., 1944. A photometric adaptation of the Somogyi method for the determination of
glucose. Journal Biol. Chem, 153(2), 375-379

LAMPIRAN
Perhitungan
Absorbansi sampel 0.267
y = 0.0357 x + 0.076
0.267 = 0.0357x + 0.076
0.191 = 0.0357x
x = 5.35 mg/100 ml

tabel hasil absorbansi


Keterangan Absorbansi
Blanko 0.089
Standar glukosa 2 mg/100ml 0.146
Standar glukosa 4 mg/100ml 0.189
Standar glukosa 6 mg/100ml 0.301
Standar glukosa 8 mg/100ml 0.370
Standar glukosa 10 mg/100ml 0.432
Sampel 0.267

Pertanyaan
1. Jelaskan yang dimaksud gula pereduksi!
 Gula pereduksi merupakan golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa
– senyawa penerima elektron karena adanya gugus aldehida atau keton bebas.
2. Apa saja yang termasuk gula pereduksi?
 Gula yang memiliki gugus keton dan aldehida bebas merupakan gula pereduksi,
contoh dari gula pereduksi adalah golongan monosakarida (glukosa, fruktosa,
galaktosa) , maltosa, dan laktosa.
3. Jelaskan fungsi mereaksikan sampel dengan reagen penguji metode nelson somogyi!
 Pereaksi nelson somogyi merupakan pereaksi tembaga-arsenol-moblidat yang
berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang akan bereaksi dengan gula
pereduksi membentuk endapan merah bata.
4. Tuliskan semua reaksi yang terjadi dalam penentuan kadar gula pereduksi dengan
metode Nelson Somogyi!
 Reagen Cu alkalis spesifik dengan gula pereduksi menjadi Cu+ (endapan merah
bata). Lalu ditambahkan arsenmolibdat, endapat larut dan membentuk kompleaks
[AsMo4VMo8VIO40]7- berwarna biru kehijauan (Cu+ diubah menjadi Cu2+)
5. Dapatkah penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Nelson Somogyi
dilakukan bukan pada panjang gelombang 540 nm (misal 500 nm)? Jelaskan alasan
anda!
 Bisa saja, namun hasilnya tidak optimal, karena pada panjang gelombang 540 nm
merupakan panjang gelombang yang dinilai memberikan serapan optimal dari
kompleks berwarna antara kuprooksida gula dan arsenomolydate.

Anda mungkin juga menyukai