11180960000027
Kelompok 2
2021/1442H
BAB I
PENDAHULUAN
penetapan kadar dan identifikasi suatu senyawa. Panjang gelombang yang secara
(intensitas cahaya dari sumber sebelum melewati sample). Cahaya yang diterima
phototube adalah diukur sebagai persen transmitansi (%T) atau sebagai log
kebalikannya, absorbansi(A).
Gula pereduksi adalah adalah salah satu golongan dari karbohidrat atau
Keberadaanya sangat lah luas karena gula pereduksi adalah salah satu jenis gula
yang dapat ditemukan di sekitar kita salah satunya adalah glukosa dan fruktosa.
Gula pereduksi banyak ditemukan pada makanan, dalam tubuh manusia, ataupun
di alam sekitar kita. Gula pereduksi memiliki banyak sekali manfaat salah
satunya adalah sebagai sumber energy pada makhluk hidup dan juga sebagai
tersebut juga terdapat efek samping yang mengintai jika mengonsumsi nya
dalam jumlah berlebih atau melebihi kadar maksimal yang sudah ditentukan.
Salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus atau kadar gula dalam darah
yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi rentan
penyakit. Maka dari masalah tersebut kadar gula pereduksi dalam suatu produk
atau sampel harus diuji kadarnya. Salah satunya adalah dengan menggunakan
1.3 Tujuan
Metode Nelson-Somogyi
1.4 Manfaat
sehingga mengahasilkan hasil yang lebih akurat dan presisi. Dari kegiatan
praktikum ini juga dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menekan angka
TINJAUAN PUSTAKA
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi.(Gusnedi 2013)
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.
Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energy yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spectrum
ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.
diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau
elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).
Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah
dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu
sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan
pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas.
basa memiliki gugus aldehida atau keton yang memungkinkan gula bertindak
sebagai zat pereduksi. Dalam dekade terakhir, potensi reduksi gula telah
yang didasarkan pada potensi reduksi gula terhadap ion logam transisi dengan
pereduksi. Semua monosakarida ialah gula pereduksi. Ketika dua atau lebih
monosakarida diikat bersama melalui grup aldehid dan ketonnya maka grup
reduksi ini tidak bebas dan gula bukan pereduksi. Disakarida maltose ialah gula
Nirmagustina 2012).
pada analisis gula pereduksi (RSs) yang terbentuk sebagai hasil pemecahan
enzimatik dari ikatan glikosidik antara dua karbohidrat atau antara satu
Somogyi (NS) dengan reagen tembaga dan arsenomolybdate [3, 4] dan assay
asam dinitrosalisilat (DNS) 3,5- yang dijelaskan oleh Miller [5] adalah metode
paling populer yang digunakan oleh banyak peneliti. Metode lain, seperti yang
ion Cu+, kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi senyawa arsenomolibdat
METODELOGI PERCOBAAN
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari kamis, 1 april 2021 secara
3.2.1 Alat
Vis Lambda 25 Perkin Elmer, Tabung reaksi, Pipet volume, dan Rak
tabung reaksi.
3.2.2 Bahan
larutan II ke larutan I dan simpan dalam botol coklat dengan suhu 370 C
selama 24 jam].
3.3 Prosedur Percobaan
Tabung
Larutan
1 2 3 4 5 6
Standar 0 0,2 0.4 0.6 0.8 1.0
Aquadest (ml) 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Kadar Gula
0 2 4 6 8 10
(100mg/100ml)
Cu2O yang berwarna merah bata larut. Setelah semua endapan Cu2O
ml. Perlu diperhatikan bahwa larutan sample ini harus jernih dan
tidak berwarna. Karena itu bila dijumpai larutan sample yang keruh
larutan gula tersebut bebas dari Pb. Selanjutnya 1ml larutan sample
sebelumnya.
BAB IV
penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Nelson Somogyi. Gula pereduksi adalah
gula yang sifatnya dapat mereduksi atau dapat menerima electron. Jenis gula ini banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena salah satu jenis gula pereduksi adalah
glukosa yang banyak dikonsumsi makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhan harian
nya. Metode Nelson Somogyi adalah metode dengan prinsip gula pereduksi akan
mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang kemudian akan mereduksi senyawa arsenomolibdat
dan akan terbentuk senyawa kompleks berwarna biru hijau yang nantinya akan
Pada penentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson Somogyi diawali
mL dari larutan glukosa 100 ppm dan ditambahkan aquades hingga 1 mL ke dalam
reagent Nelson C, dimana reagen Nelson C adalah campuran dari reagen Nelson A
ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat). Penambahan reagen Nelson C berfungsi agar
mereduksi senyawa kupri oksida (CuO) menjadi kupro oksida (Cu 2O) menjadi endapan
merah bata, kemudian penambahan K-Na tartrat agar mencegah terjadinya pengendapan
selama 20 menit sampai terbentuk merah bata. Fungsi pemanasan yaitu, mempercepat
reaksi dan menghasilkan warna yang lebih jelas yang menunjukkan adanya gula
dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali
arsenomolibdat menjadi molibdene blue yang berwarna biru kehijauan yang nanti
dihasilkan menunjukkan jumlah gula pereduksi dalam sampel, hal tersebut karena
Anggraini and Damayanti 2019). Reaksi antara glukosa dengan reagen nelson dapat
gelombang tersebut lah senyawa glukosa dapat diserap. Setelah dilakukan pengukuran
panjang gelombang didapatkan nilai absorbansi pada setiap konsentrasi standar pada
Tabel 1. Dari hasil absorbansi tersebut dapat dibuat kurva regresi linear pada Gambar 2
yang nantinya akan digunakan untuk menghitung konsentrasi gula pereduksi pada
Larutan Standar
Absorbansi
Glukosa (mg/L)
0.0 -0,0003
20.0 0,1119
40.0 0,2724
60.0 0,3783
80.0 0,5057
100.0 0,6579
0.4
0.27
0.3
0.2 0.11
0.1
0
0
-0.1 0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi
0,9974 yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi dari gula pereduksi pada
sampel. Sampel yang digunakan adalah kentang ditimbang sebanyak 277 mg, nasi 100
mg, jagung 389 mg dan ketiga sampel dilarutkan dalam aquades sebanyak 50 mL.
Perlakuan yang diberikan pada sampel sama dengan perlakuan yang diberikan pada saat
pengukuran absorbansi standar yang dilakukan pada panjang gelombang 540 nm. Hasil
absorbansi yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil pengukuran
absorbansi tersebut akan dimasukan ke dalam persamaan regresi linear yang telah
didapakan dari hasil pengukuran absorbansi standar untuk mendapatkan konsentrasi dari
pereduksi tertinggi pada jagung sebesar 49,3 mg/L diikuti dengan kentang sebesar 23,4
mg/L dan yang terakhir adalah sampel nasi sebesar 1,1 mg/L. Pengujian ini diharapkan
dapat membantu untuk mengontrol konsumsi glukosa pada manusia agar terhindar dari
penyakit yang disebabkan oleh terlalu tingginya kadar gula dalam darah seperti penyakit
diabetes mellitus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan kali ini menetukan kadar gula pereduksi menggunakan metode
pada gula pereduksi akan mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+, kemudian ion Cu+ ini
kehijauan. Panjang gelombang yang digunakan pada pengukuran ini sebesar 540 nm.
Kadar gula pereduksi terbesar adalah pada sampel Jagung sebesar 49,3 mg/L diikuti
dengan sampel Kentang sebesar 23,39 mg/L dan kadar gula pereduks terendah ada pada
5.2 Saran
harus dilakukan kalibrasi alat agar hasil yang digunakan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Afriza, Renita, and Isma Nilda. 2019. “Analisis Perbedaan Kadar Gula Pereduksi
Dengan Metode Lane Eynon Dan Luff Schoorl Pada Buah Naga Merah
Al-kayyis, Hasanul Kiyan, and Hari Susanti. 2016. “Perbandingan Metode Somogyi-
Nelson Dan Anthrone-Sulfat Pada Penetapan Kadar Gula Pereduksi Dalam Umbi
Community 13(02):81–89.
Universitas Andalas.
2011:1–4.
Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.” Pillar of Physics, 2:76–83.
11(01):30–37.
BrewingScience 64(7–8):61–67.
Pratiwi, Y. H., O. Ratnayani, and I. N. Wirajana. 2018. “Perbandingan Metode Uji Gula
Sari, Nurmala. 2019. “The Use of Glucose Syrup as Product of Selulosa Hidrolyze from
Vifta, Rissa Laila, and Yustisia Dian Advistasari. 2018. “Analisis Penurunan Kadar
Science 7(3):249–53.
Zulfahmi 1) Dan Dwi Eva Nirmagustina 1).” Jurnal Penelitian Pertanian Terapan
12(2):125–30.
LAMPIRAN
1. Sampel Kentang
Absorbansi : 0,1467
y = 0,0654x -0,006
0,1527 = 0,0065x
x = 23,4 mg/L
2. Sampel Jagung
Absorbansi : 0,3168
y = 0,0654x -0,006
0,3228 = 0,0065x
x = 49,39 mg/L
3. Sampel Nasi
Absorbansi : 0,0012
y = 0,0654x -0,006
0,00072 = 0,0065x
x = 1,1 mg/L