ANALISIS DATA
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi boraks dan identifikasi formalin.
Percobaan pertama, dilakukan identifikasi boraks pada beberapa sampel makanan,
seperti bakso, kerupuk, mie basah, dan tahu. Langkah pertama pada percobaan ini
adalah menyiapkan kertas Whatman yang akan direndam dengan air kunyit.
Pembuatan air kunyit tidak dilakukan pada saat praktikum karena air kunyit sudah
disiapkan sebelum praktikum. Potongan kertas Whatman direndam dengan air kunyit
sampai seluruh bagian kertas berwarna kuning merata, kemudian kertas tersebut
dikeringanginkan. Kertas Whatman yang sudah direndam air kunyit ini yang nantinya
akan digunakan sebagai indikator untuk menentukan ada atau tidaknya kandungan
boraks pada sampel. Selanjutnya semua sampel dihaluskan satu per satu dengan
menggunakan mortar dan alu. Perlakuan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran
partikel sampel sehingga zat-zat yang terdapat dalam sampel mudah larut saat
diekstraksi. Kemudian sampel tersebut ditambahkan aquadest secukupnya hingga larut
menjadi ekstrak. Penambahan aquadest berfungsi sebagai pelarut sampel.
Dimana pada reaksi tersebut, gugus aldehid pada formalin akan bereaksi dengan gugus
OH dari pereaksi Fehling dengan membentuk asam karboksilat. Sedangkan Cu2O yang
terbentuk merupakan hasil samping dari pembentukan asam karboksilat. Apabila
terdapat endapan Cu2O yang terbentuk dengan warna merah bata, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel makanan yang diuji terdapat mengandung formalin. Hal
ini terjadi karena senyawa aldehid (formaldehid) yang ada dalam sampel makanan
dapat mereduksi Cu2+ dari pereaksi Fehling menjadi Cu+ membentuk Cu2O berupa
endapan merah bata. Sampel yang telah diuji kemudian dibandingkan dengan formalin
standar untuk mengetahui sampel mana saja yang positif mengandung formalin.
Berdasarkan hasil perubahan warna yang terjadi dan setelah dibandingkan dengan
standar, terdapat satu sampel yang positif mengandung formalin, yaitu sampel mie
basah. Warna yang terbentuk pada sampel tersebut yaitu warna coklat kemerahan pada
lapisan bawah tabung yang mengindikasikan terbentuknya endapan Cu2O. Sedangkan
pada sampel bakso, kerupuk, dan tahu tidak terdapat bercak maupun endapan merah
bata yang menunjukkan bahwa ketiga sampel tersebut tidak mengandung formalin dan
aman untuk dikonsumsi.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
identifikasi boraks dapat dilakukan menggunakan kertas Whatman yang sebelumnya
sudah direndam dalam air kunyit sebagai indikatornya dan sampel yang positif
mengandung boraks akan meninggalkan noda warna coklat pada kertas Whatman
yang sesuai dengan standar uji kandungan boraks. Pada hasil percobaan ditemukan
bahwa mie basah dan kerupuk positif mengandung boraks. Sedangkan untuk
identifikasi formalin pada sampel makanan dapat dilakukan dengan mereaksikan
filtrat sampel dengan Fehling A dan Fehling B disertai dengan pemanasan yang akan
memberikan hasil positif berupa endapan merah bata Cu2O yang merupakan hasil
samping dari pembentukan asam karboksilat. Dari hasil percobaan didapatkan sampel
yang positif mengandung formalin hanya sampel mie basah.