JUDUL PERCOBAAN : ISOLASI KAFEIN DARI TEH (Isolasi Alkaloid dengan Efek
Salting-Out)
PRODI/KELAS : Pendidikan Kimia/A
KELOMPOK : VI (ENAM)
REKAN KERJA :
1. ROSMAWATI
2. TESY A. NINGKAULA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Judul :
Isolasi Kafein Dari Teh (Isolasi Alkaloid dengan Efek Salting-Out)
B. Tujuan Percobaan
Mengisolasi alkaloid kafein dari teh dengan prinsip salting – out
C. Dasar Teori
Teh kemasan merupakan salah satu produk minuman yang digemari
masyarakat. Jumlah kafein dalam produk minuman teh bervariasi tergantung kepada
cara pengeringan, tipe produk dan cara penyajiannya. Tiap orang rata–rata meminum
teh tiap hari tidak kurang dari 120 ml. Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh
telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Diantaranya, mampu
mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit, mulai dari kanker, jantung koroner,
diabetes, mengurangi stress, mempertahankan berat tubuh ideal, menurunkan tekanan
darah, pelembut kulit dan lain-lain. Sedangkan konsumsi kafein yang berlebihan dapat
menimbulkan beberapa dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia,
hiperestesia, mual, dan kejang (Verawati, 2014 : 43-45).
Teh dan kopi telah menjadi salah satu minuman terpopuler selama berabad-abad,
terutama karena mengandung kafein. Kafein merangsang kerja pernafasan, hati, dan
sistem saraf pusat. Kafein dikenal juga sebagai suatu diuretic (pencetus urinasi) dan
dapat menyebabkan insomnia dan kecanduan. Kafein termasuk kelompok senyawa
yang dikenal sebagai alkaloid. Alkaloid adalah salah satu senyawa bahan alam yang
mempunyai struktur dasar bernitrogen, biasanya mempunyai rasa pahit, berstruktur
kompleks dan mempunyai aktifitas fisiologi tertentu. Umumnya mempunyai nama
berakhiran “in”, seperti nikotin, kokain, morfin (Eko Cahyono, 2010).
Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia
yang dibuat dari tanaman Camellia sinensis. Teh memiliki manfaat diantaranya dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit karena bersifat antibakteri dan antioksidan.
Selain manfaat teh, terdapat pula za dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh.
Zat tersebut adalah kafein. Meskipun kafein aman dikonsumsi, zat tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki jika dikonsumsi secara berlebihan seperti
insomnia, gelisah, delirium, takikardia, ekstrasistole, pernapasan meningkat, tremor
otot dan diuresis (Putri Dianita Devi, 2015: 2337-3520).
Kafein merupakan alkaloid dari golongan metilxantin yang diketahui memiliki
aktivitas farmakologi yakni menstimulasi sistem saraf pusat. Kafein terdistribusi
setidaknya pada 63 jenis tumbuhan yang ada di alam baik pada bagian daun, biji dan
buah. Sumber utama kafein adalah kopi, kola dan teh (Verawati, 2014 : 43-45).
Kafein terdapat pada biji, daun, dan buah lebih dari 60 spesies tanaman di dunia,
di antaranya Coffea sp.(kopi), Camellia sinensis (teh), dan Theobroma cacao (kakao).
Kandungan kafein dalam teh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kopi. Senyawa
yang tergolong purin alkaloid tersebut bersifat basa sangat lemah dalam larutan air atau
alkohol dan tidak berbentuk garam yang stabil. Kafein dapat berwujud serbuk berwarna
putih atau berbentuk jarum putih mengkilat, tidak berbau, dan rasanya pahit. Kafein
larut dalam air (1:50), alkohol (1:75), atau kloroform (1:6) tetapi kurang larut dalam
eter. Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada 80 °C) atau alkohol panas (1:25 pada 60
°C). Genotipe dengan kandungan kafein rendah sangat diperlukan dalam program
pemuliaan teh. Seleksi genotipe teh dengan kadar kafein rendah telah dilakukan di
Jepang dengan ditemukannya sembilan genotipe (Martono Budi, 2015 : 69-76).
Semakin lama teh direndam maka kafein dalam teh akan semakin terekstrak
dan terjadi oksidasi. Untuk mendapatkan teh yang lebih pekat dilakukan dengan
menambahkan daun teh, bukan dengan memperpanjang waktu penyeduhan . Ketika
proses penyeduhan teh maka terjadi proses ekstraksi yaitu kegiatan penarikan
kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang larut dengan
pelarut cair (Putri Dianita Devi, 2015 : 2337-3520).
D. Alat Dan Bahan
1. Alat
Wadah untuk
Untuk memisahkan
larutan yang tidak
2 Corong Pisah I bercampur
Digunakan dalam
3 Corong Buchner I penyaringan vakum
Untuk memisahkan
campuran yang
mudah menyublim
4 Set Alat Sublimasi I dan pengotornya
(tidak dapat
menyublim).
Sebagai penyangga
8. Statif dan Klem I buret
Wadah untuk
9. Kaca arloji I menimbang zat
Untuk mengambil
Untuk melakukan
11. Corong pisah I proses ektraksi cair-
cair
Untuk menentukan
15. Pipa kapiler I titik leleh
2. Bahan
ekstrak 1 ekstrak 2
Filtrat Residu
Kafein kasar
Sublimasi
Kafein kasar
Kafein kasar
Larutan yang telah ditambahkan dengan NaCl dan Ca(OH)2 dan kemudian di
saring menggunakan kertas saring dan corong biasa. Dari proses penyaringan
dihasilkan filtrat yang berwarna merah kehitaman dan residu berwarna coklat.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kristal kafein
dapat dibuat dengan beberapa proses yaitu proses ekstraksi, proses corong pisah dan
penguapan pelarut. Dalam praktikum ini hanya diperoleh endapan kafeini belum
diperoleh kristal kafein, hal ini diakibatkan kurangnya waktu untuk praktikum.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Apa fungsi NaCl ?
Jawab :
Fungsi penambahan NaCl kedalam larutan adalah agar kristal kafein lebih
mudah terbentuk.
2. Apa fungsi Ca(OH)2 ?
Jawab :
Fungsi penambahan Ca(OH)2 agar kafein tidak bercampur dengan tanin yang
merupakan kandungan dari teh.
3. Mengapa untuk mengekstrak kafein menggunakan 1- propanol ?
Jawab :
Karena kafein mudah larut dalam kloroform dan alkohol dalam hal ini 1-
propanol.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil dan Hasmi, 1994. Pengantar praktikum kimia organik. Jakarta.
Depdikbud, hal. 32-33.
Bialangi, N., Mustapa,A., Salimi,Y., Widiantoro,A., Situmeyang,B. 2018. Isolation of
Steroid Compounds from Suruhan (Peperomiapellucida L. Kunth) and Their
Antimalarial Activity. Asian journal of chemistry, 30(8), 1751-1754.
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia
pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-37.
Bialangi, N., & Musa, W. (2007). JA, Subarnas, A., Ischak, Netty.,(2008). Studi
Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi Flavinoid dari Daun Tumbuhan Jarak
Pagar (Jatropha Curcas Linn) Asal Gorontalo, 2007-2008.
Djuramang, r. R., retnowati, y., & bialangi, n. (2017). Pengaruh ekstrak buah
mengkudu (morinda citrifolia) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus
The Effect of Noni Fruit Extracts (Morinda Citrifolia) on Staphylococcus
aureus growth. GLASSER, 2(2).
Gafur, Maryati Abd, Ishak Isa, and Nurhayati Bialangi. "Isolasi dan identifikasi
Senyawa Flavonoid dari daun Jamblang (Syzygium cumini)." Naskah Skripsi S
1 (2013).
Idrus, Rifki Brahmono, Nurhayati Bialangi, and La Alio. "Isolasi dan Karakterisasi
Senyawa Alkaloid dari Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata Linn)."
Sainstek 7.01 (2013).
Kadir, N. A., Bialangi, N., & Ischak, N. (2007). Analisis protein ikan nike asal
gorontalo. Jurnal Entropi, 2(02).
Saman, Sri Iin, B. Nurhayati, and J. A. M. Wenny. "Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Flavonoid dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau."
(2013).
Tengo, Nilda Apriyati, Nurhayati Bialangi, and Nita Suleman. "Isolasi dan
Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana Mill)."
Sainstek 7.01 (2013).
Usman, Anggraini Dj, Astin Lukum, and Nurhayati Bialangi. "Isolasi dan
Karakterisasi Kitosan dari Kulit Udang Windu (Peneaus monodon) yang
Dibudidayakan di Gorontalo." Jurnal Entropi 5.01 (2009).
Eko Cahyono. 2010.http://ilmu-kimia-kimia.co.id/2010/06/solasi-kafein-dari-
teh.pdf
Martono,Budi, dkk. 2015. Kandungan Kafein Dan Karakteristik Morfologi Pucuk
Enam Genotipe Teh. Jurnal Nasional Penelitian Tanaman Industri dan
Penyegar. Vol (2). No(2). Hal 69-76
Putri Dianita Devi, dkk. 2015. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi terhadap Kadar
Kafein dalam Teh Hitam. Jurnal Nasional Sains Dan Seni Vol (4). No (2). Hal
2337-3520
Verawati,dkk, 2014. Penetapan Kadar Konsumsi Kafein Dalam Minuman Teh
Seduhan Yang Beredar Di Pasaran Secara KLT – Densitometri. Jurnal
Nasional Scientia Vol. (4) No(1). Hal 43-45