Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

“PEMBUATAN SABUN PADAT MINYAK ZAITUN DENGAN EKSTRAK


GREEN TEA”

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM: 1. Widia Ambar Wati (17 614 021)


2. Mirnawati (17 614 022)
3. Juniardo Hose Manullang (17 614 025)
4. Derry Tri Angga K (17 614 032)
5. Fitri Nurhayati (17 614 045)
6. Renaldy Saputra S (17 614 048)
JENJANG : D3 Petro & Oleo Kimia
KELAS :VA
KELOMPOK : 1 (Satu)

LABORATORIUM PILOT PLANT


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mampu mengetahui cara pembuatan sabun minyak zaitun dengan
penambahan ekstrak green tea.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Sabun
Sabun adalah satu senyawa kimia tertua yang pernah di kenal .Sabun di buat
dari campuran senyawa alkali (NaOH,KOH) dan minyak ( Trigliserida).
Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus gliserol.
Asam lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan gugus asam
karboksilat pada ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari sebuah atom
karbon yang berikatan dengan dua buah atom oksigen. Satu ikatannya terdiri dari
ikatan rangkap dua dan satunya merupakan ikatan tunggal. Setiap atom karbon
memiliki gugus asam karboksilat yang melekat, maka dinamakan “tri-
gliserida”(Abdillah dkk,. 2017).
Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO – Na + dan
merupakan hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom Carbon. Dapat
digunakan untuk membersihkan karena  bersifat polar, merupakan komponen
ionik yang larut dalam air dan tidak larut dalam larutan organik, yaitu minyak.
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7
asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam lemak terdiri
dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila semua atom karbon
berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak
jenuh dapat dikonversikan menjadi asam lemak jenuh dengan menambahkan atom
hydrogen pada lokasi ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh dalam
pembuatan sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang
dibuat.
Bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu:
1. Sabun cair
a. Dibuat dari minyak kelapa
b. Alkali yang digunakan KOH
c. Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar
2. Sabun lunak
a. Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak tumbuhan
yang tidak jernih
b. Alkali yang dipakai KOH
c. Bentuk pasta dan mudah larut dalam air
3. Sabun keras
a. Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan
dengan proses hidrogenasi
b. Alkali yang dipakai NaOH
c. Sukar larut dalam air

1.2.2 Metode Pembuatan Sabun


Sabun dapat dibuat melalui dua proses, yaitu saponifikasi dan netralisasi.
Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali.
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Reaksi Saponifikasi pada Sabun


Reaksi kimia proses netralisasi asam lemak adalah sebagai berikut :
Gambar 2.Reaksi Netralisasi pada Sabun
Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus
diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas
yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali
(KOH/NaOH) dilakukan sedikit demisedikit sambil diaduk dan dipanasi (Perdana
dkk., 2008).

1.2.3 Minyak Zaitun


Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut
bagi kulit. Minyak zaitun dengan kandungan asam oleat hingga 80% dapat
mengenyalkan kulit dan melindungi elastisitas kulit dari kerusakan. Minyak zaitun
kaya tokoferol (vitamin E) yang merupakan anti penuaan dini. Minyak zaitun juga
bermanfaat untuk menghaluskan dan melembabkan permukaan kulit tanpa
menyumbat pori.
Tabel 1. Kisaran jumlah kandungan asam-asam lemak yang terdapat dalam
minyak zaitun (Rohman & Che Man,2011)

1.2.4 Ekstrak Green Tea


Teh hijau adalah jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi akan
tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama
dibandingkan teh putih.Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi saat ini
teh hijau lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan
dengan teh hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat
mencegah pertumbuhan penyakit kanker.
Berasal dari bahan yang sama dengan black tea daun (Camelia sinensis) teh
hijau tidak mengalami fermentasi seperti teh hitam. Proses pembuatannya secara
garis besar terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Proses Pelayuan
2. Proses Pendinginan
3. Proses Pengeringan
4. Proses Sortasi
Secara taksonomi, teh hijau (Camellia sinensis) di klasifikasikan sebagai
berikut (Tuminah, 2004):
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Guttiferales (Clusiales)
Genus : Camellia
Spesies : Sinensis
Song (2001) dalam penelitiaanya melakukan optimalisasi ekstraksi teh hijau
dengan metode maserasi menggunakan pelarut air dengan variasi suhu, waktu,
dan nisbah bahan baku pelarut. Maserasi dengan suhu 90 oC selama 10 menit
secara signifikan meningkatkan rendemen ekstrak polifenol dibandingkan dengan
suhu yang lebih rendah. Namun, agar mendapatkan mutu ekstrak yang lebih baik,
digunakan suhu 80oC karena beberapa senyawa tidak diinginkan akan ikut
terekstrak pada suhu 90oC atau lebih. Hal ini karena polifenol memiliki gugus
hidroksil yang polar, sehingga terekstraksi sempurna dengan air. Akan tetapi, air
sendiri dapat melarutkan protein dan polisakarida yang tidak diinginkan, terutama
pada suhu tinggi (Handoko, 2007).

1.2.5 Natrium Hidroksida (NaOH)


NaOH (soda kaustik) merupakan alkali yang paling banyak digunakandalam
pembuatan sabun keras. Penambahan NaOH harus dilakukan dengan jumlah yang
tepat pada proses pembuatan sabun. Apabila NaOH yang ditambahkan terlalu
pekat, maka alkali bebas yang tidak berikatan dengan trigliserida atau asam lemak
akan terlalu tinggi sehingga dapat mengritasi kulit. Sebaliknya apabila NaOH
yang ditambahkan terlalu encer atau terlalu sedikit, maka sabun yang dihasilkan
akan mengandung asam lemak bebas yang tinggi (Diah dkk., 2012).

1.2.6 Asam Stearat (C18H36O2)


Asam stearat berupa hablur padat, keras, mengkilap, warna putih atau
kekuningan pucat.Asam stearat seringkali digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan krim dan sabun. Asam stearat berperan dalam memberikan konsistensi
dan kekerasan pada sabun serta dapat menstabilkan busa (Diah dkk., 2012)

1.2.7 Etanol (C2H5OH)


Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun karena
sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak (Hambali dkk, 2005).

1.2.8 Gliserin (C3H8O3)


Gliserin atau biasa disebut juga dengan gliserol merupakan cairan kental,
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, berasa manis dan memiliki sifathigroskopis.
Gliserin mudah bercampur dengan air dan etanol 95% namun praktis tidak larut
dalam kloroform, etanol, minyak lemak dan minyak atsiri.

1.2.9 Analisa Mutu Sabun


1. Analisa Jumlah asam-asam lemak
Sampel harus dihidrolisa dengan asam dan asam-asam lemak diekstraksi
dengan eter, yang kemudian dievaporasi dan residunya ditimbang.
2. Analisa Warna
 Warna sabun biasanya mendekati warna asam-asan lema sisa pencucian
yang sudah dipisahkan dari sampel.
 Warna asam-asam lemak dibandingkan dengan warna standar.
3. Analisa alkali bebas
Suatu sampel dilarutkan dalam alcohol dan dititrasi dengan indikator
phenolphthalein dengan asam standar. Titik akhir titrasi ditandai dengan
pembentukan Na2O.
4. Analisa Garam
Ditentukan melalui titrasi dengan perak nitrat menggunakan kalium kromat
sebagai indikator.
1.2.10 Jenis - Jenis Sabun
Menurut Agus Priyono (2009) macam macam jenis sabun dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Shaving Cream
a) Shaving Cream disebut juga dengan sabun kalium. Bahan dasarnya adalah
minyak kelapa dengan asam stearar dengan perBandingan 2:1
b) Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak
jarak dengan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun depat
ditambahkan gliserin atau alkohol.
c) Sabun Kesehatan
Sabun kesehatan merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang
rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptik, bahab-bahan yang
digunakan dalam sabun ini adalah trisalisil anilida, trichloro carbonylida
dan sulfur.
d) Sabun Chip
Pembuatan sabun Chip tergantung pada tujuan konsumen didalam
menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan
beberapa pilihan komposisi tertetu. Sabun Chip dapat dibuat dengan
berbagai cara melalui pengeringan, menggiling atau menghancurkan sabun
yang berbentuk batangan.
e) Sabun bubuk untuk mencuci
Sabun bubuk dapat diroproduksi melalui prosesdry mixing. Sabun bubuk
mengandung berbagai macam komponen seperti sabun, sodaash,
natrium karbonat, natrium sulfat dan lain lain.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat Yang Digunakan

1) Gelas kimia 500, 100, 50 ml 7) Hot plate


2) Gelas ukur 50 ml 8) Stirer
3) Kaca arloji 9) Termometer
4) Neraca Analitik 10) Botol semprot
5) Spatula 11) Cetakan sabun
6) Batang pengaduk

2.1.2 Bahan yang digunakan

1) Minyak zaitun 5) Gliserin


2) NaOH 30 % 6) Ekstrak green tea
3) Asam stearat 7) Aquadest
4) Etanol 8) Gula

2.2 Prosedur Kerja


1. Menimbang minyak zaitun 60 gram, dimasukkan ke dalam gelas kimia 100
ml. Dipanaskan hingga temperatur ± 700C
2. Menimbang 24 gram asam stearat, dimasukkan ke dalam minyak zatun yang
sedang dipanaskan sambil diaduk hingga homogen. Pastikan asam stearat
larut dalam campuran minyak.
3. Menimbang larutan NaOH 30% sebanyak 66 gram, dimasukkan ke dalam
campuran sedikit demi sedikit, diaduk hingga terbentuk stok sabun.
4. Menambahkan 45 gram etanol 96% ke dalam campuran tersebut sambil
diaduk hingga campuran homogeny dan transparan pada suhu 60-700C.
5. Menimbang gliserin sebanyak 39 gram dan dimasukkan ke dalam campuran
tersebut sambil diaduk dipanaskan pada suhu 70-800C.
6. Menambahkan ekstrak green tea kedalam campuran tersebut dan diaduk
hingga homogen.

7. Tuangkan ke dalam cetakan sabun dan didinginkan.


8. Mengeluarkan sabun dari cetakan dan menimbang berat sabun.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 1.Hasil Percobaan
Keterangan Hasil
Massa Minyak Zaitun 60,0255 gram
Bahan Baku Massa Asam Stearat 24,0415 gram
Massa NaOH 66,0166 gram
Massa Sabun 145 gram
Produk
pH Sabun 11

3.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sabun dengan
menggunakan minyak zaitut dan penambahan ekstrak green tea. Pembuatan sabun
dilakukan dengan menggunakan proses saponifikasidimanaprosesnya dilakukan d
engan mereaksikan minyakdengan alkali. Minyak yang digunakan dalam percobaa
n kali ini adalah minyak zaitun yang banyak mengandung asam oleat hingga 80%
dan alkali yang digunakan yaitu NaOH. Adapun reaksi penyabunan yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Proses awal pembuatan sabun dengan mencampurkan minyak zaitun dan
asam stearat, asam stearat disini berfungi untuk memberikan kekerasan pada
sabun serta dapat menstabilkan busa. Setelah pencampuran minyak zaitun dengan
asam stearat dilkukan pencanouran dengan NaOH yang berfungsi sebagai alkali
untuk membentuk sabun dan dilakukan dengan proses pemanasan untuk mencapai
energy aktivasinya. Ketika energy aktivasinya sudah tercapai reaksi antara minyak
dan NaOH menjadi eksotermis sehingga harus diperhatikan agar tidak terjadi
pemanasan yang berlebihan. Bahan lain yang ditambahkan selain bahan untuk
proses saponifikasi adalah etanol, gliserin dan ekstrak green tea.
Etanol digunakan sebagai pelarut karena merupakan pelarut yang baik untuk
senyawa organik dan gliserin berfungsi sebagai moisturizer, yaitu skin conditionin
g agents yang dapat melembabkan kulit. Sedangkan, ekstrak green tea berfungsi s
ebagaipewangi atau pengaroma. Selain ekstrak green tea yang memberikan aroma
pada sabun, minyak zaitun sendiri telah memberikan aroma yang wangi pada
sabun.
Karakteristik sabun yang diperoleh memiliki massa sebesar 145 gram
dengan pH 11. Hasil ini menunjukkan bahwa sabun tidak bisa digunakan sebagai
sabun wajah, karena batas pH untuk wajah sebesar 10
Setelah larutan telah larut, larutan campuran tersebut dimasukkan ke dalam
cetakan dan ditunggu hingga mengeras lalu ditimbang. Produk sabun yang diperol
eh sebesar 70,8389 gram.

Gambar 3.2 Produk Sabun Minyak Zaitun Dengan Ekstrak Green Tea
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Sabun minyak zaitun dengan ekstrak green tea yang telah terbentuk
sebanyak 145 gram dengan bentuk padat, tidak transparan .
2. Sabun minyak zaitun dengan ekstrak green tea berfungsi untuk mengatasi
gatal-gatal, dengan aromaterapi dan dapat menghangatkan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, I., Serah, M., Aulia, N., Dwi, F., & Mustafa, N. (2017). Pembuatan
sabun dari ekstrak minyak serai. Samarinda.

Diah, I., Usmania, A. Y. U., & Pertiwi, W. R. (2012). Pembuatan Sabun


Transparan dari Minyak Kelapa Murni. PEMBUATAN SABUN
TRANSPARAN DARI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL)
Disusun Oleh, 7–10.

Hambali, E., Suryani, A. & Rifai M., 2005, Membuat Sabun Transparan untuk
Gift dan Kecantikan, 19-23, Penebar Swadaya, Jakarta.

Handoko, D. (2007). PENGARUH TEKANAN DAN SUHU PADA KONDISI


EVAPORASI EKSTRAK DAUN TEH HIJAU. INSTITUT PERTANIAN
BOGOR.

Perdana, Kurnia, F., & Hakim, I. (2008). Pembuatan sabun cair dari minyak
jarak dan Soda Q sebagai upaya meningkatkan pangsa pasar soda q.
Universitas Diponegoro.

Priyono, Agus. 2009. Pembuatan Sabun. Riau: Unirau.

Rohman, A. & Che Man, Y. B., 2011, Potential Use of FTIR-ATR Spectroscopic
Method for Determination of Virgin Coconut Oil and Extra Virgin Olive Oil
in Ternary Mixture Systems. Journal of Foof Analyze Method, 4, 155-162.

Song, H.B. 2001. Study on Green Tea Extraction Technology. Journal of Chinese
of Food Sci. and Tech.

Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K var. Assamica (Mast)] sebagai
Salah SatuSumber Antioksidan. Tinjauan kepustakaan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. No. 144: 52 –54.
LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMBUATAN SABUN PADAT MINYAK ZAITUN DENGAN EKSTRAK
GREEN TEA”

DISUSUN OLEH :

NAMA / NIM : 1. Widia Ambar Wati (17 614 021)


2. Mirnawati (17 614 022)
3. Juniardo Hose Manullang (17 614 025)
4. Derry Tri Angga K (17 614 032)
5. Fitri Nurhayati (17 614 045)
6. Renaldy Saputra S (17 614 048)
JENJANG : D3 Petro & Oleo Kimia
KELAS :VA
KELOMPOK : 1 (Satu)
Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal . . . . . . . . . . . 2019
Mengesahkan dan Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dedy Irawan, S.T., M.T


NIP 19750208 200212 1 001

Anda mungkin juga menyukai