KARBOHIDRAT
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menghidrolisis karbohidrat
menggunakan iodin dan benedict.
B. Uji Benedict
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengambil 2 buah tabung reaksi dan memasukkan masing-masing tabung
reaksi dengan 2,5 mL larutan sukrosa pada tabung I dan 2,5 mL larutan
amilum pada tabung II.
3. Menambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 1,5 mL larutan HCl
1M. Mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian memanaskan masing-
masing larutan pada tabung I dan II selama 15 menit.Mengamati kembali
perubahan yang terjadi.
4. Menambahkan masing-masing tabung dengan larutan Na2CO3.
5. Mengamati perubahan yang terjadi. Kemudian menambahkan masing-
masing tabung dengan 10 tetes larutan benedict. Mengamati kembali
perubahan yang terjadi. Setelah itu memanaskan masing-masing tabung
hingga terjadi perubahan. Mengamati kembali perubahan yang terjadi.
6. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu :
A. Uji Iodin
Amilum
No. Perlakuan Hasil pengamatan
Sukrosa
No. Perlakuan Hasil pengamatan
B. Uji Benedict
Amilum
No. Perlakuan Hasil pengamatan
Sukrosa
No. Perlakuan Hasil pengamatan
A. Uji iodin
Uji Iodin bertujuan untuk mengetahui kandungan polisakarida.
Berfungsi untuk mendeteksi kandungan amilosa atau amilum yang ditandai
dengan warna biru atau ungu pekat. Hasil pengamatan percobaan menunjukan
bahwa pati 1% karena positif terhadap larutan iodin, sedangkan aquades,
glukosa, dan sukrosa bereaksi negatif. Pati menunjukan reaksi positif
terhadap larutan iodine karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa
yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan pati menghasikan warna
ungu kehitaman atau ungu pekat pada saat percobaan. Sesuai dengan
pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang
dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.
B. Uji Benedict
Prinsip dari uji ini yaitu bila larutan tembaga yang basa direduksi oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
membentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah.
Adanya perubahan warna hijau, kuning, jingga atau merah menunjukkan
reaksi positif. Pada uji Benedict ini dilakukan pada larutan amilum 0,1% dan
sukrosa 0,1%.
Langkah awal yang dilakukan yaitu menyiapkan 2 tabung reaksi.
Kemudian memasukkan 2,5 mL larutan amilum 0,1% pada tabung I dan 2,5
mL larutan sukrosa pada tabung II, selanjutnya menambahkan 1,5 mL larutan
HCl 1 M pada masing-masing tabung, hasil yang diperoleh pada tabung I
yaitu larutan bening dan pada tabung II yaitu larutan bening. Setelah itu
memanaskan kedua tabung diatas penangas listrik selama 15 menit
Langkah berikutntya menambahkan 1,5 mL Na2CO3 dan 10 tetes
reagent Benedict pada masimg-masing tabung. Selanjutnya memanaskan
kembali kedua tabung diatas penangas listrik sampai terjadi perubahan warna.
Kemudian mengamati dan mencatat hasil yang diperoleh pada tabel hasil
pengamataan.
a) Untuk sukrosa
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 2,5 mL
sukrosa kedalam tabung reaksi dan menambahkan 1,5 mL HCl 1M
mengahasilkan larutan bening, kemudian dipanaskan selama 15 diperoleh
hasil yang tidak ada perubahan. Selanjutnya menambahkan Na2CO3 5%
sebanyak 1,5mL, larutan tetap tidak ada perubahan. Lalu menambahkan
reagen benedict sebanyak 10 tetes hasil yang di peroleh yaitu larutan
berwarna biru muda. Langkah yang terakhir yaitu dipanaskan sampai
terjadi perubahan, larutan berubah menjadi warna merah bata dan
terdapat endapan.
Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan pada uji benedict
menunjukkan reaksi positif karena yang ditandai dengan perubahan
warna yang terjadi pada sukrosa sebelum ditetesi berwarna bening
setelah ditetesi bewarna biru muda. Hal ini sudah sesuai dengan teori
bahwa pada uji benedict reaksi positif ditandai dengan adanya warna
hijau, kuning, jingga dan warna merah
Uji iod merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian mengandung iodium dan
pati yang dapat membentuk ikatan kompleks berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap beberapa
bahan uji terlihat semua reaksi perubahan pada uji iodium menunjukkan
reaksi negatif karena tidak terjadi perubahan warna hasil yang terlihat
hanya warna bening pm nvada amilum, sukrosa, maltosa, agar-agar dan
warna kuning pada fruktosa dan glukosa. Hal ini tidak sesuai dengan
teori dimana prinsip dari uji iodium dapat membentuk ikatan kompleks
yang berwarna biru, kemungkinan hal ini terjadi karena kondisi larutan
yang tidak memungkinkan atau dikarenkan praktikan yang kurang teliti
dalam melakukan percobaan ini.
Praktikum kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji
kualitatif yaitu uji Molisch, uji Seliwanoff, uji Benedict, dan uji Iodin.
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini efektif untuk
senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi
senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi seperti
hidroksimetil furfural, preaksi Molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol
yang akan bereaksi dengn furfurl yang membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat
terhadap karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah
untuk menghidrolisa ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfurl.
Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu
maka larutan tersebut positif mengandung karbohidrat. Larutan yang
bereaksi psitif akan menghasilkan cincin berwarna ungu ketika
direaksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat (Pratama,2003). Hasil
pengamatan percobaan menunjukkan bahwa larutan yang di uji yaitu
aquades, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan pati 1% tidak terjadi
pembentukan cincinberwarna ungu. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat
Sumardjo (2006) yang menyatakan bahwa warna violet atau ungu
terbentuk karena adanya karbohidrat. Menurut Campbell (2002) bahwa
golongan karbohidrat monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa,
disakarida yaitu sukrosa dan laktosa. Perbedaan antara hasil pengamatan
percobaan dengan literature kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
praktikan pada saat mengikuti prosedur kerja seperti pada proses
penggojogan yang terlalu cepat atau kelebihan asam sulfat (H2SO4).
Uji yang terakhir yaitu uji Iodin. Uji Iodin bertujuan untuk
mengetahui kandungan polisakarida. Berfungsi untuk mendeteksi
kandungan amilosa atau amilum yang ditandai dengan warna biru atau
ungu pekat. Hasil pengamatan percobaan menunjukan bahwa pati 1%
karena positif terhadap larutan iodin, sedangkan aquades, glukosa, dan
sukrosa bereaksi negatif. Pati menunjukan reaksi positif terhadap larutan
iodine karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada
tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan pati menghasikan
warna ungu kehitaman atau ungu pekat pada saat percobaan. Sesuai
dengan pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks
ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin
yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru
tua pada kompleks tersebut.
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami
reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi maka aakan
menghasilkan endapan berwarna merah bata (Cu2O). gula pereduksi
didasarkan pada prinsip reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Dari hasil pengamatan percobaan
glukosa dan sukrosa bereaksi positif terhadap uji Benedict. Glukosa
bereaksi positif disebabkan karena glukosa mampu mereduksi senywa
pengoksidasi, dimana yang pereduksinya adalah ujung yang mengndung
aldehida. Hal ini sesuai dengan literature Anam, dkk (2013) bahwa gula
reduksi adalah monosakarida (glukosa,fruktosa,dan galaktosa), glukosa
dapat mereduksi ion Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O yang berwarna
merah bata. Aquades, fruktosa, dan pati negatif dengan pereaksi
Benedict. Menurut literatur Anam,dkk (2013) contoh dari gula pereduksi
adalah monosakarida (glukosa,fruktosa, dan galaktosa) dan disakarida
(laktosa dan maltose) kecuali sukrosa dan pati. Ketidak sesuaian antara
hasil pengamatan sukrosa dan fruktosa dengan literature kemungkinan
disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam proses praktikum seperti
pada saat pengambilan larutan sehingga larutan terkontaminasi dengan
zat lainnya.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan percobaan dapat disimpulkan bahwa hidrolisis
karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan larutan amilum dan sukrosa
yang diberi pereaksi benedict yang menghasilkan warna positif merah bata dan
warna negatifnya biru. Sedangakan uji iodin menghasilkan warna positif biru dan
warna negatifnya tidak adanya perubahan warna.
Daftar Pustaka
Robert T. Marison & Robert N. 1992. Organic Chemistry. Sixth Edition. Prentice-
Hall. England Cliffs, New Jersey
Winarno, F. O. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.