Anda di halaman 1dari 5

Nama : Desri Wulandari

Kelas : Agroteknologi C
NIM : 20160210122

RANGKUMAN LIPID

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi


sejumlah senyawa yang ada di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-
pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu lipid sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid
merupakan ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam pelarut lemak. Menurut Iskandar (1974), Pelarut lemak adaah
eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton
panas. Lipid berkarakteristik  sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau
sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti
chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas
Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry
adalah kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :
1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari
sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.
2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid
terdapat 95%asam lemak).
3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh makhluk hidup seperti
asam lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat
dibuat asam linolenat dan asam arakidonat.
Menurut Rolifarttika (2011), berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid,
yaitu :
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam
lemak tak jenuh. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut
dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang
tidak larut dalam air.
3. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas
merupakan pelarut lemak yang baik.
4. Pada suhu kamar, jika  berbentuk cair cenderung disebut dengan  minyak.
Jika berbentuk padat disebut sebagai lemak.
5. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini
sangat penting dalam pembentukan membran sel.
6. Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian
molekul yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan
hidrofil (suka air).
7. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar
oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga
larut dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai
titik leleh dan titik didih lebih rendah daripada lemak.
Karakteristik Kimia Lipid
Beberapa karakteristik lipid adalah sebagai berikut (Iskandar, 1974):
1. Penyabunan atau Saponifikasi
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase.
Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah
garam asam lemak yang disebut sabun. Reaksi hidrolisis berguna untuk
menentukan bilangan penyabunan.
2. Pembentukan membran, misel (micelle) dan emulsi.
Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung
hidrokarbon adalah nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid,
sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar dibandingkan dengan
bagian yang non polar. Karena itu dinamakan polar lipid.
3. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam
lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. 
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan
rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan
lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan.
4. Hidrogenasi
Dengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak jenuh
(biasanya lemak tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi sehingga membentuk
asam lemak jenuh, sehingga dapat menjadi lebih keras.
5. Angka Keasaman
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dari
1 gr lemak. Gunanya untuk menetukan banyaknya asam lemak yang terdapat pada
lemak tersebut.
6. Angka Iodine
Banyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi oleh 100
gr lemak (minyak). Gunanya untuk menetukan banyaknya (derajad)
ketidakjenuhan dari lemak.
7. Angka Asetat
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat yang
didapat dari 1 gr lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk menetukan
banyaknya gugusan hidroksil dari lemak tersebut.
Metabolisme Lipid Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari
makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat
telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester
dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan
trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus
asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Fungsi Lipid Secara Umum
1. lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang sangat berharga untuk
pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu,
2. Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai
pemelihara dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena
keterbatasan fosfolipid sebagai agen pengemulsi) dan
Sedangkan menurut (Soendoro, 1981) lipid memiliki fungsi, antara lain:
1. Penyimpan energy dan transport.
2. Struktur membran.
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel.
4. Penyampai kimia.
Selain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk hidup
adalah sebagai berikut (Toha, 2005)  :
1. Komponen struktur membrane. Semua membran sel termasuk mielin
mengandung lapisan lipid ganda. Fungsi membran diantaranya adalah sebagai
barier permeabel.
2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad. Fungsi membran yang sebagian
besar mengandung lipid sperti barier permeabel untuk mencegah infeksi dan
kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.
3. Bentuk energi cadangan. Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang
ditemukan dalam jaringan adiposa.
4. Kofaktor/prekursor enzim. Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam
darah, koenzim A, dan sebagainya.
5. Hormon dan vitamin. Prostaglandin: asam arakidonat adalah prekursor
untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid, dan lain-lain.
6. Insulasi Barier. Untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17.


EGC: Jakarta.

Poedjadi. 2006. Dasar-dasar Biokom. Jakarta: UI

Rolifartika. 2011. Sifat Lipid. http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-


xii/8-makromolekul/a-lemak/sifat-lemak/. Diakses tanggal 29 April
2012

Toha, Abdul Hamid A.,2005. BIOKIMIA : Metabolisme Biomolekul. Anggota


Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI ) : Manokwari

Zulfikar, 2010. Steroid. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-    


kesehatan/biomolekul/steroid/. Diakses tanggal 13 September 2013
pukul 18.00 wita.

www.chemistry.com/lipida. Diakses tanggal 30 Mei 2017

http://id.wikipedia.org/wiki/lemak. Diakses tanggal 30 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai