Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau substansi atau
masa zat suatu organisme. Misalnya makhluk makro dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel
satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba
dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba merupakan
pertambahan dari sel-sel mikroba. Aspek lingkungan sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup organisme di lingkungan tersebut. Faktor eksternal dari
lingkungan mampu mempengaruhi metabolisme pada tubuh suatu individu dalam
hal ini yaitu aspek fisiologinya.
Mahluk hidup berukuran mikroskopis termasuk diantarnya mahluk hidup
uniseluler memerlukan lingkungan yang benar-benar sesuai dengan syarat
tumbuhnya dikarenakan tubuhnya yang hanya tersusun dari beberapa bahkan hanya
tersusun oleh satu sel saja sehingga organisme tersebut akan sangat sensitif apabila
terjadi perubahan pada lingkungan tempat tinggalnya.Dalam pertumbuhannya
setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi
lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga
bakteri dan jamur. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.Aktifitas mikroorganisme umumnya sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, antara lain faktor fisik, misalnya suhu, pH, tekanan osmosis,
kandungan oksigen, dan lain-lain. Faktor kimia, misalnya logam-logam beracun
dan zat toksin.
Jamur merupakan eukariota yang dapat dijumpai dalam bentuk uniseluler yang
mikroskopis hingga multiseluler yang mudah diamati bahkan dapat dikonsumsi.
Aspek fisik seperti sinar UV akan dengan mudah diamati pada pengaruhnya
terhadap pertumbuhan jamur uniseluler seperti ragi roti atau Saccharomyces

1
cereviceae dengan membandingkan kerapatan miselium atau hifanya pada daerah
yang terpapar sinar UV dengan daerah yang tidak terpapar.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis-jenis mutasi secara fisik maupun kimia.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya mutasi dan dampak yang ditimbulkan.
C. Manfaat Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis mutasi secara fisik maupun
kimia.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses terjadinya mutasi dan dampak yang
ditimbulkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sinar UV
Sinar ultraviolet (sinar UV) adalah jenis radiasi elektromagnetik, seperti
gelombang radio, radiasi inframerah, sinar-X dan sinar gamma. Sinar UV,
merupakan sinar dari matahari, tidak terlihat bisa terihat oleh mata manusia. Sinar
ultraviolet terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dikenal sebagai spektrum
elektromagnetik (EM). Sinar Ultraviolet (UV) memiliki frekuensi sekitar 8 × 1014
sampai 3 × 1016 siklus per detik, atau hertz (Hz), dan panjang gelombang sekitar
380 nanometer (1,5 × 10-5 inci) sampai sekitar 10 nm (4 × 10-7 inci). Sinar UV
umumnya dibagi menjadi tiga sub-pita: UV A, atau dekat UV (315-400 nm); UV
B, atau UV tengah (280-315 nm); dan UV C, atau UV jauh (180-280 nm). Radiasi
pada panjang gelombang dari 10 nm - 180 nm biasanya disebut vakum ataupun
disebut dengan UV ekstrim.” Panjang gelombang ini distak oleh udara, dan
bagiannya disebar dalam ruang hampa (Isfardiyana dan Safitri, 2014).
Radiasi UV, tergantung pada intensitas, dosis dan lamanya paparan, dapat
menginduksi kerusakan DNA sel-sel pluripoten stratum basalis kulit dan
menimbulkan mutasi pada tumor suppressor gene p53. Jenis mutasi p53 yang sering
terjadi akibat paparan UV adalah transisi sekuens dipyrimidine CàT dan CCàTT
pada kodon 241, 248, 250 dan 258. Pada sebagian kecil kasus, juga ditemukan
adanya LOH. Terjadi inaktivasi p53 sehingga fungsinya sebagai guardian of the
genome tidak berjalan. Efek antiproliferasi untuk perbaikan kerusakan DNA serta
induksi apoptosis tidak terjadi, sehingga sel dengan DNA yang mengalami
kerusakan non lethal terus berkembang dan sifatnya yang labil akan menginduksi
mutasi-mutasi selanjutnya, sehingga terjadilah KSB (Dewi dan Ni, 2014).
Sinar ultra violet dalam beberapa hal bermanfaat untuk manusia yaitu
diantaranya untuk mensintesa Vitamin D dan juga berfungsi untuk membunuh
bakteri. Namun disamping manfaat tersebut di atas sinar ultra violet dapat
merugikan manusia apabila terpapar pada kulit manusia terlalu lama. Sinar ultra
violet (UV) UV A dengan panjang gelombang diantara 320 – 400 nm, UV B dengan

3
panjang gelombang 290 – 320 nm dan UV C dengan panjang gelombang 10 – 290
nm. Semua Sinar UV A di emisikan ke bumi, sedangkan sinar UV B sebagian
diemisikan ke bumi (terutama yang panjang gelombangnya mendekati UV A).
Sinar UV B dengan panjang gelombang lebih pendek dan sinar UV C tidak dapat
diemisikan ke bumi karena diserap lapisan ozon di atmosfir bumi. Dengan demikian
apabila lapisan ozon yang ada di atmosfir rusak, sinar UV B yang masuk ke bumi
akan semakin banyak (Isfardiyana dan Sita, 2014).
Secara umun, spectrum UV dibagi menjadi tiga bagian, UV-A, UV-B, dan
UV-C, meskipun tidak ada beberapa variasi ada beberapa variasi dalam spesifikasi
panjang gelombang dari divisi-divisi tersebut. Radiasi ultraviolet adalah komponen
paling berbahaya dan genotoksik dari spektrum radiasi matahari. Mutagenisitas dan
aksi mematikan sinar matahari menunjukkan dua maxima, keduanya di wilayah UV
spektrum. Ini karena basis DNA dapat secara langsung menyerap foton UV dengan
panjang gelombang tertentu. Radiasi matahari dapat menimbulkan kerusakan DNA
seluler dengan eksitasi langsung DNA (UV-B dan UV-C) atau (2) mekanisme tidak
langsung yang melibatkan eksitasi kromofob seluler lainnya yang bertindak sebagai
fotosensitizer endogen (UV-A). Eksitasi langsung dari DNA menghasilkan dimer
dan photo produk cyclobutane yang dominan, yang sangat penting bagi efek
sitotoksik, mutagenik, dan karsinogenik dari radiasi UV gelombang pendek (UV-B
dan UV-C). Beberapa radiasi UV paling berbahaya memiliki panjang gelombang
antara 240 dan 300 nm. Dalam rentang ini, panjang gelombang dengan TLV
minimum, atau paling berbahaya, adalah sekitar 270 nm (Herndon dkk, 2018).
Sinar ultra violet bermanfaat untuk manusia yaitu diantaranya untuk
mensintesa Vitamin D dan juga berfungsi untuk membunuh bakteri. Namun
disamping manfaat tersebut sinar ultra violet dapat merugikan manusia apabila
terpapar pada kulit manusia terlalu lama. Dampak negatif yang diakibatkan paparan
sinar ultra violet yang terlalu lama adalah kemerahan pada kulit, kulit terasa
terbakar, sampai dapat mengakibatkan kanker kulit. Kulit mempunyai sistem
perlindungan alami yaitu lapisan melanin. Namun, hal itu tidak cukup untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet. Salah satu cara untuk melindungi
kulit adalah dengan menggunakan sunblock (Isfardiyana dan Sita, 2014).

4
B. Yeast (Khamir)
Sebagai salah satu sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup di alam
liar. Selama ini jamur banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, selain itu ada
yang memanfaatkannya untuk obat. Banyak jenis jamur liar diburu oleh penduduk
untuk dimakan. Di antara jamur yang tumbuh secara alami sebanyak 49 spesies di
laporkan pada warga jawa. Adapun jamur dikomsumsi dengan cara dimakan
mentah, dibakar, dimasak dengan “bakar batu”, dimasak dengan sayuran lainnya
atau digoreng. Budi daya jamur merupakan proses kompleks yang melibatkan
beberapa tahap pekerjaan yang berbeda seperti seleksi jamur yang akan
dibudidayakan, inokulasi bibit jamur pada media tanam, pemeliharaan jamur
selama proses budi daya, panen jamur, pasca panen jamur, serta pemasarannya.
Setiap tahap dalam budi daya jamur juga terdiri atas serangkaian langkah yang sama
pentingnya agar budi daya berhasil (Gunawan, 2008).
Media isolasi terdiri dari medium GPA, YEA dan PDA. Medium Glucose
Peptone Agar (GPA) berkomposisi glucose, peptone, dan agar. Medium ini
digunakan untuk penghitungan total mikroba (bakteri dan khamir) dalam sampel
nira aren. Medium Yeast Extract Agar (YEA) berkomposisi yeast extract, glucose
dan agar. Medium ini digunakan untuk melihat keberadaan khamir dalam sampel
nira aren. Sedangkan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berkomposisi sari dari
200 g kentang, dekstrosa dan agar dengan aquadest dan pH 5,6. Medium ini
digunakan untuk pemurnian dan pemeliharaan khamir (Periadnadi dkk, 2018).
Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan
persyaratan dengan pH yang sesuai, media harus steril, media harus mengandung
nutrisi yang mudah digunakan mikroba. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi Untuk dapat mengamati jamur secara morfologi serta mengetahui berbagai
ciri jamur, pengamat harus mengetahui cara pembiakan jamur melalui media biakan
jamur. Pembiakan jamur dapat diamati dengan cara inokulasi. Media tanam jamur

5
yang biasa digunakan yaitu PDA (Potato Dextrose Agar). PDA merupakan media
yang terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar, media tersebut merupakan media
yang sering digunakan dalam pertumbuhan jamur (Rahayu dkk, 2015).
Medium yang baik untuk pertumbuhan miselium jamur antara lain media
nutrient sintetik, media kultur cair, dan media substrak. Medium sintetik merupakan
medium yang sangat baik untuk pertumbuhan miselium jamur contohnya, Mait
Pepton Agar (MPA) dan Malt Extract Agar (MEA). Namun, yang popular di
kalangan pembibitan jamur skala rumahan adalah PDA (Potato Dextrose Agar).
Pertumbuhan jamur dapat dipercepat dengan penambahan bahan pengabsorbsi
seperti arang aktif. Selain itu dapat pula ditambahkan nutrient dan garam-garam
seperti sulfit liquor berbagai sakarida , bahan-bahan yang mengandung protein
seperti tepung kedelai (Sumarsih, 2010).
C. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida
dari genom DNA (deoxyribonucleic acid) atau pada urutan angka dari gen atau
kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui media
lain. Mutasi dapat disebabkan oleh agen-agen tertentu. Suatu agen yang
menyebabkan perubahan kedalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu
organisme disebut mutagen. Agen-agen tersebut dapat berupa bahan kimiawi atau
fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga menyebabkan mutasi. Organisme
yang mengalami perubahan atau mutasi disebut mutan, sedangkan mutagenesis
merupakan istilah yang dipakai untuk meyebutkan proses yang menyebabkan
mutasi atau penciptaan suatu mutasi (Hartati dan Ferry, 2017).
Susunan genetik semua organisme terkandung dalam heliks ganda DNA.
Semua informasi untuk pengembangan, fungsi, dan reproduksi organisme
dikodekan dalam urutan pasangan basa yang cocok sangat penting bahwa informasi
ini diteruskan ke keturunan tanpa jumlah paling sedikit kesalahan mungkin terjadi.
Replikasi DNA bukan proses dan mutasi sempurna, yang dapat didefinisikankarena
berbagai jenis perubahan permanen pada DNA, memang terjadi pada semua
organisme. Mekanisme yang mendasari mutasi telah dipelajari dengan baik. Jenis
mutasi pertama terjadi karena penggabungan basis yang salah selama replikasi. Jika

6
ini tidak diperbaiki, itu akan menyebabkan mutasi di babak selanjutnya replikasi.
Misinkorporasi mengarah ke transisi di dimana pirimidin diubah menjadi pirimidin
lainnya atau purin ke purin lain dan ke transversi di mana pirimidin diubah menjadi
purin atau wakil sebaliknya (Verheyen dkk, 2017)
Mutasi dapat terjadi secara spontan atau diindukasi, induksi mutasi dapat
dilakukan secara fisik atau kimia. Induksi mutasi secara fisik misalnya dilakukan
dengan menggunakan sinar-x, sinar gamma, sinar uv. Induksi mutasi dengan
menggunakan zat kimia dilakukan dengan menggunakan EMS (ethyl
methanesulfonat), NMU (nitrosomethyl urea) atau sodium azide (NaN3). Mutasi
juga bertanggung jawab terhadap keanekaragaman luar biasa yang ditentukan pada
organisme karena gen merupakan sumber pemungkas gen baru (Hartati dan Ferry,
2019).

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari /Tanggal : Rabu, 09 Oktober 2019
Waktu : Pukal 09.10 s.d 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai 2 FMIPA UNM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Gelas kimia 100 ml (1 buah)
b. Gelas ukur 250 ml (1 buah)
c. LAF (1 buah)
d. Inkubator (1 buah)
e. Enkas (1 buah)
f. Cawan petri (2 pasang)
g. Autoklaf (1 buah)
h. Batang penyebar (1 buah)
2. Bahan
a. Medium PDA (Secukupnya)
b. Plastic wrap (1 rol)
c. Sunblock (1 buah)
d. Aquades (50 ml)
e. Khamir (Saccharomyces cereviceae) (1 bungkus)
f. Kertas (2 lembar)
g. Kantong plastik hitam (1 buah)
h. Alkohol

8
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan PDA dan Pensterilan Cawan Petri

Menyiapkan alat dan Memotong kentang dengan


bahan untuk pembuatan bentuk dadu lalu masukkan ke
dalam gelas kimia tambahkan
PDA serta capet untuk
aquades lalu panaskan higga
disterilisasi air menjadi keruh

Setelah pembuatan PDA Ekstrak dari rebusan


selesai bungkus capet kentang dimasukkan ke
dengan kertas dengan dalam Erlenmeyer lalu
plastik rol terlebih dahulu tambakan agar dan dextrose
untuk persiapan sterilisasi sesuai takaran aduk hingga
rata (homogen)

9
PDA yang telah di tutup Menunggu PDA dan capet
dengan kapas dan aluvo
hingga selesai disterilisasi.
dimasukkan ke dalam autoklaf
bersama dengan capet yang
telah dibungkus
2. Pembuatan Uji Coba

Menyiapkan alat dan bahan Mengencerkan Khamir (S


Saccharomyces cereviceae
yang digunakan
accharomyces ceerevicease)
sebanyak 10 ml

Mensterilkan alat yang Mensterilkan enkas dengan


akan digunakan didalam memasukkan Bunsen hingga
enkas seperti capet, batang panas lalu setiap badan enkas
penyebar, dan juga spoit disemprotkan alkohol

10
Memberikan label atau
Menuang PDA ke dalam
tanda pada capet dan
capet hingga rata menunggu hingga PDA
padat

Menyebarkan ragi diatas


Membungkus capet dengan
PDA yang telah padat
kantong hitam sebagai
dengan menggunakan
pembanding normal
batang penyebar

11
Memberikan samblock Memasukkan capet ke

setengah dari badan capet dalam LAF

Memasukkan capet
kedalam inkubator dan
lakukan pengamatan
selama 3 hari

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Mutasi Khamir Selama 3 Hari
Pertumbuhan Jumlah Khamir
Jenis Hari Tidak
No Tanpa Dengan
Sunblok Ke- Terkena
Sunblok Sunblok
Sinar UV
1 - - +
Nivea
1 2 - + ++
Spf 15
3 Berbau + +++
1 - - +
Vaseline
2 2 - + ++
Spf 10
3 Berbau + +++
1 - - +
Emina
3 2 - + ++
Spf 30
3 Berbau ++ +++
1 - - +
Wiwis
4 2 - + ++
Spf 35
3 Berbau ++ +++
1 - - +
Sunplay
5 2 - + ++
Spf 99
3 Berbau ++ +++
1 - - +
Wardah
6 2 - + ++
Spf 30
3 Berbau ++ +++
Sumber : Data primer
Keterangan:
+ : Ada/sedikit

13
++ : Banyak
+++ : Sangat banyak
- : Tidak ada
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan unit lima pengaruh sinar
ultraviolet (UV) terhadap pertumbuhan khamir dengan menggunakan media
berupa PDA (Potato Dextros Agar), Praktikum ini dilakukan untuk pengaruh
radiasi sianr UV terhadap pertumbuhan Khamir dengan prinsip kerja penyinaran
ultraviolet pada Saccharomyces cereviceae melalui tiga perlakuan yang dilakukan
yaitu pertama medium dipaparkan dengan sinar matahari tanpa sunblock, kedua
medium dipaparkan dengan sinar matahari dengan olesan sunblock, dan yang ketiga
medium tidak terkena sinar matahari. Pada praktikum kali ini untuk tiap cawan petri
dioleskan dengan sunblock dengan jenis yang berbeda-beda, dan dilakukan
pengamatan selama tiga hari.
Menurut Suharyono (2009), Sinar ultraviolet yang merupakan mutasi secara
fisik memiliki kemampuan untuk mempengaruhi fungsi sel makhluk hidup dengan
mengubah material inti sel, atau DNA, sehingga makhluk tersebut mati. Sinar
ultraviolet diserap oleh protein dan asam nukleat. Reaksi kimia yang terjadi dapat
menyebabkan kegagalan proses metabolisme pada mikroorganisme yang mengarah
pada kematian. Bakteri terutama bentuk sel vegetatifnya akan mati oleh penyinaran
sinar ultraviolet (UV) dan sinar-sinar ionisasi. Sinar ultraviolet menyebabkan
bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan suatu benda
yang terpapar sinar ultraviolet akan mati.
Menurut Purwaningsih (2018), menyatakan bahwa krim tabir surya bahan
kimia atau sunblock dapat menyerap sedikitnya 85% sinar matahari pada panjang
gelombang 290-320 nm yang dapat menghalau sinar UV . Tabir surya dari oksida
logam merupakan partikel inorganik titanium dioksida dan seng oksida memang
tidak menimbulkan efek dermal, namun kurang diterima karena dapat membentuk
lapisan film penghalang. Salah satu contoh mutagen bahan kimia ialah kolkisin dan
zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-
benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada

14
anafase. Mutasi Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yang dilakukan
oleh kromosom yang mengalami kesalahan sehingga mengakibatkan susunan
kimianya berubah pula.
Pengamatan pada tabel diatas dihasilkan lotion SPF yang sebagai mutasi yang
secara kimia dimana SPF tertinggi dimiliki oleh sunplay dengan SPF 99 diikuti
wiwis SPF 35, emina dan juga warda dengan SPF 30 dengan hasil yang diperoleh
pertumbuhan jamur lebih banyak dikarenakan SPF yang tinggi yang dapat
menghalau sinar UV masuk pada medium sehingga pertumbuhan jamur tidak
terhambat sedangkan, pada SPF yang rendah yang dimiliki oleh vaselin dan nivea
dengan SPF 10 dan 15 tampak pertumbuhan jamur yang sedikit karena sinar UV
tidak terhalau secara signifikan sehingga dapat menghambat pertumbuhan jamur.
Pada praktikum hasil pengamatan berhasil dan sesuai dengan teori yang dinyatakan
Rahmawati (2018), untuk mengetahui efektivitas sediaan sunscreen atau
kemampuan menahan cahaya ultraviolet, tabir surya dinilai dalam faktor proteksi
cahaya dinyatakan dengan nilai SPF (Sun protection factor). Sun protection faktor
(SPF) merupakan indikator universal yang menjelaskan tentang keefektifan dari
suatu produk atau zat yang bersifat UV protektor, semakin tinggi nilai SPF dari
suatu produk atau zat aktif tabir surya maka semakin efektif untuk melindungi dari
pengaruh buruk sinar UV.
Hasil pengamatan yang diperoleh untuk proses mutasi ialah mutasi buatan
dimana adanya campur tangan manusia dalam proses pembentukan mutasi tersebut
dengan memberikan sinar UV dengan panjang gelombang 400 nm di dalam LAF
(Laminar Air Flaw) lalu dimasukkan kedalam inkubator dan diamati selama 3 hari.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Warmadewi (2017) yakni Mutasi
buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan manusia. Proses
perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan oleh manusia dengan zat
kimia, sinar x, radiasi. dan sebagaimanya maka sering disebut juga mutasi induksi.
Mutasi buatan dengan sinar x dipelopori olel, Herman Yoseph Muller (murid
Morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945). Muller berpendapat
bahwa mutasi pada sel soma tidak mengalami perubahan, sedangkan mutasi pada
sel-sel generatif atau gamet kebanyakan letal dan membawa kematian sebelum atau

15
segera sesudah lahir. selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X
dapat menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya menjadi labil.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sinar ultraviolet (UV) merupakan mutagen secraa fisik yang mampu
menghambat pertumbuhan dan menekan perkembangbiakan khamir dengan
cara merusak selnya atau mengakibatkan mutasi dengan mengubah susunan
gen atau kromosom. Mutasi secara fisik dengan mutagen berupa suhu dan
radiasi (sinar X, sinar gamma, sinar UV) terbagi atas radiasi pengion (berenergi
tinggi) dan radiasi bukan pengion (berenergi rendah), mutasi secara kimia
dengan mutagen bahan kimia (kolkisin dan zat digitonin).
2. Proses mutasi yang menurut kejadiannya dibagi menjadi dua yaitu mutasi alam
atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui. Mutasi
ini terjadi di alam secara spontan (alami), secara kebetulan dan jarang terjadi.
Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio aktif alam, dan sinar
ultraviolet dan mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur
tangan manusia. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja
diusahakan oleh manusia dengan zat kimia, sinar x, radiasi. dan sebagaimanya
maka sering disebut juga mutasi induksi. Dampak yang ditimbulkan ialah gen
mengalami ionisasi sehingga sifatnya menjadi labil dan dengan mutasi sinar
UV ini membuat perubahan DNA sehingga makhluk dapat mati.
B. Saran
1. Praktikan lebih fokus pada saat praktikum.
2. Sebaiknya praktikan mengikuti praktikum dari awal hingga akhir karena unit-
unit praktikum saling berkaitan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi K.P., Ni W.W. 2014. Peran Mutasi Gen p53 Pada Karsinogenersis Sek Basal
Kulit. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 4 (5): 1-2.

Gunawan. A.W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hartati., Ferry I. 2017. Modul Genetika Berbasis Pendekatan Saintifik. Makassar:


Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Herndon. J.M., Raymond D. H., Mark W. 2018. Deadly Ultraviolet UV-C and UV-
B Penetration to Earth’s Surface: Human and Environmental Health
Implications. Journal of Geography, Environment and Earth Science
International. 14 (2): 1-11
Isfardiana S.H., Sita R.S. 2014. Pentingnya Melindungi Kulit Dari Sinar Ultraviolet
dan Cara Melindungi Kulit Dengan Sunblock Buatan Sendiri. Jurnal
Inovasi dan Kewirausahaan. 3 (2): 1-5.
Periadnadi., Diah K.S., Nurmiati. 2018. Isolasi dan Keberadaan Khamir Potensial
Pemfermentasi Nira Aren (Arenga Pinnata Merr) Dari Daratan Rendah dan
Dataran Tinggi di Sumatera Barat. Jurnal Bioksperimen. 4 (1): 1-2.
Rahayu U.T., Kukuh M., Novy E. 2015. Komparasi Media PDA Paabrikan Dengan
Media PDA Modifikasi Sebagai Media Tumbuh Jamur. Jurnal Seminar
Nasional Biologi. 1(1): 1-2.
Sumarsih, S. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Verheyen G.R., Koen V.D., Sabine V.M. Testing The Mutagenecity Potential of
Chemical. Journal Genetics and Genome Research. 4 (1):1.

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai