Disusun Oleh :
JARINGAN LEMAK
Jaringan lemak (adiposa) adalah sekumpulan sel yang menyimpan lemak. Jaringan ini ialah
jaringan ikat khusus yang menyimpan cadangan lemak. Ciri khas suatu jaringan ikat adalah
tersusun atas sel dan matriks (substansi dasar). Dan jaringan lemak mempunyai sel yang mana
substansi dasarnya adalah lemak. Oleh sebab itu, jaringan lemak digolongkan jaringan ikat
khusus. Sel – sel adiposit mempunyai vakuola untuk menyimpan lemak –lemak tersebut. Ukuran
vakuola ini bervariasi,.
Jumlah lemak pada hewan sangat bervariasi, hal ini juga ditentukan oleh jenis kelamin, usia, dan
aktivitas tubuh. Pada umumnya jumlah sel lemak ini lebih banyak terdapat pada betina dibanding
jantan. Fungsi jaringan lemak pada hewan adalah sebagai berikut ini :
1. Energi cadangan
Lemak adalah sumber energi cadangan yang dapat dimetabolisme untuk menghasilkan energi
ketika tubuh kehabisan asupan glukosa (karbohidrat). Hal ini membantu hewan – hewan yang
berhibernasi. Pada masa hibernasi, hewan tidak aktif mencari makan namun hewan harus tetap
menjaga panas tubuh dan juga menjalankan kestabilan organ. Dengan tidak adanya asupan
makanan yang masuk, maka tubuh akan merombak simpanan lemak dalam sel –sel lemak guna
menghasilkan energi melalui respirasi sel.
Karakteristik lemak yang bisa menahan benturan, bermanfaat untuk melindungi organ – organ
tertentu dari efek guncangan yang mungkin bisa merubah letak atau struktur organ tersebut.
Seperti pada ovarium, ginjal, dan yang lainnya.
3. Isolator panas
Jaringan lemak yaitu paling banyak terletak pada lapisan hipodermis kulit. Semakin banyak
lemak yang disimpan maka lapisan ini semakin tebal. Lemak pada kulit berfungsi sebagai
isolator atau penahan panas tubuh. Hal ini berkaitan dengan suhu pada lingkungan, hewan –
hewan yang hidup di daerah dingin dapat bertahan hidup karena mempunyai lapisan hipodermis
yang cukup tebal dan rambut yang lebat.
4. Penyusun tubuh
Lemak adalah unsur penting bagi tubuh. Hal ini karena lemak berfungsi sebagai penyusun tubuh.
Lemak menyusun membran sel, sel – sel kelenjar, hormon, dan yang lain.
Seperti jaringan ikat longgar lainnya, jaringan lemak bisa ditemukan sebagai pengisi ruang antar
jaringan atau antar organ. Jaringan lemak juga bisa ditemukan sebagai pembungkus organ.
Bagian abdomen (perut) biasanya mempunyai banyak simpanan lemak.
Ciri – Ciri Jaringan Lemak
Sekelompok dengan jaringan ikat, jaringan lemak mempunyai ciri khas yang sama dengan
jaringan ikat longgar, yang membedakan hanya substansi dasarnya saja. Ciri – ciri jaringan
lemak yanng membedakan dengan jaringan lainnya ialah sebagai berikut:
Mayoritas sel yang ditemukan dalam jaringan adiposa adalah adiposit. Adiposit mengandung
tetesan lemak yang tersimpan (trigliserida) yang dapat digunakan untuk energi. Sel-sel ini
membengkak atau menyusut tergantung pada apakah lemak yang disimpan atau digunakan. Jenis
lain dari sel-sel yang terdiri jaringan adiposa termasuk fibroblast, sel darah putih, saraf, dan sel-
sel endotel.
Adiposit yang berasal dari sel-sel prekursor yang berkembang menjadi salah satu dari tiga jenis
jaringan adiposa: jaringan adiposa putih, jaringan adiposa coklat, atau jaringan adiposa beige.
Mayoritas jaringan adiposa dalam tubuh berwarna putih. Putih adiposa toko jaringan energi dan
membantu untuk melindungi tubuh, sementara adiposa coklat membakar energi dan
menghasilkan panas.
Pada orang dewasa, deposito kecil lemak coklat yang ditemukan di punggung atas, sisi leher,
daerah bahu, dan sepanjang tulang belakang. Bayi memiliki persentase yang lebih besar dari
lemak coklat daripada orang dewasa. Lemak ini dapat ditemukan di sebagian besar wilayah
kembali dan penting untuk menghasilkan panas.
Sel-sel pada jaringan ini hanya memiliki satu vakuola lemak yang merupakan tempat
penyimpanan energi utama bagi organisme.
Warna jaringan lemak unilokular dari putih hingga kuning tua, disebabkan adanya karotenoid
yang larut dalam tetes lemak sel ini. Hampir seluruh jaringan lemak pada orang dewasa termasuk
jenis ini. Ia ditemukan tersebar di seluruh tubuh kecuali pada kelopak mata, penis, skrotum dan
aurikula telinga luar kecuali lobulus.
Struktur histologis sel lemak unilokular berbentuk bulat bila diisolasi namun berbentuk
polyhedral dalam jaringan lemak, karena berhimpit padat. Pada sajian mikroskop biasa setiap sel
tampak sebagai cincin tipis sitoplasma atau sel cincin cap (signet ring cell) mengelilingi vakuol
yang ditinggalkan oleh tetes lipid yang larut oleh alkohol dan xilol .
Tinjauan secara histogenesis, sel lemak berkembang dari lipoblas yang asalnya dari mesenkim.
Lipid bertumpuk sedikit demi sedikit secara terpisah namun tidak lama kemudian bergabung
membentuk satu tetes yang lebih besar yang mencirikan sel jaringan unilokular.
Sel-sel pada jaringan ini memiliki sejumlah vakuola lemak dan banyak mitokondria.
Mereka mengubah energi kimiawi menjadi energi panas bila terangsang.Jaringan lemak
multilokular juga disebut lemak coklat karena warnanya, yang disebabkan oleh karena
banyaknya kapiler darah dan mitokondria. Jaringan lemak coklat ini terbatas penyebarannya,
terdapat pada hewan berhibernasi. Pada tikus dan mamalia lain di sekitar bahu, pada embrio
manusia dan bayi baru lahir untuk menghasilkan panas sehingga melindungi diri dari dingin.
Sel jaringan multilokular berbentuk polygonal dan lebih kecil dari sel jaringan lemak unilokular.
Sitoplasmanya mengandung sejumlah besar tetes lipid dengan berbagai ukuran, intinya bulat di
tengah dan banyak mitokondria.
JARINGAN LIMFORETIKULER
Sistem limforetikular terdiri dari jaringan sistem limfoid dan sistem fagosit mononuklear. Sistem
limfoid meliputi timus, sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa, dan jaringan limfoid yang
berhubungan dengan saluran pencernaan.
Jaringan Limforetikuler Yang letaknya tersebar di seluruh tubuh, misal dalam sumsum
tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus, system pernafasan saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-
sel yang terdapat dalam jaringan ini Merupakan jaringan yang berasal dari sel induk (Stem Sel)
dalam sumsum Tulang yang berdiferensasi menjadi berbagai jenis sel, Kemudian beredar dalam
tubuh melalui darah, limfe, serta jaringan limfoid dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu
rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing.
JARINGAN BERPIGMEN
Jaringan ikat berpigmen mengandung sel-sel berpigmen atau kromatopor. Sel-sel ini jarang
ditemukan dalam jaringan ikat longgar, tetapi biasa dijumpai dalam jaringan ikat pada kulit,
piamater, dan lapisan koroid bola mata (tunica suprachoronidca), lamina fusca pada selang bola
mata. Beberapa sel pigmen melanosit, berasal dari kista neuralis embrio, dan tidak berkembang
langsung dari mesenkim. Sel-sel ini secara khas mempunyai tonjolan sitoplasma mengandung
butir-butir pigmen halus, seperti sitoplasma pada umumnya yaitu melanosome. Melanosome ini
merupakan badan-badan lonjong bermembran dan pigmen yang terdapat di dalamnya yaitu
melanin, berperan menyerap sinar cahaya. Selain melanosit, dermis kulit mungkin juga
mengandung melanofot yaitu makrofag yang telah memfagositosis melanosome dari melanosit
yang sudah rusak dan tua. Jaringan tersebut banyak mengandung sel-sel berpigmen. Oleh karena
keberadaan pigmen tidak memerlukan pewarnaan khusus, maka sel-sel berpigmen yang
dinamakan melanosit itu mudah dicari
Jaringan ikat berpigmen, memiliki sel-sel khusus yang mampu mensintesa serta menimbun
pigmen. Selnya disebut „melanosit‟, sedangkan pigmennya „melanin‟ dan warnanya coklat
hitam. Bangun hisologis sel-selnya memiliki penjuluran dan dalam sitoplasma terdapat butir-
butir melanin, berbentuk pipih atu bulat dengan diameter 0,2-0,5 µm. Pada sedian rutin tanpa
pewarnaan melanosit dapat dipelajari dengan jelas, butir melanin jelas hanya inti tampak kosong.
Melanosit terdapat pada lapisan khoroida dan iris mata, stratum germinativum dan korium kulit
hitam (Melanesia, Afrika), rambut serta bulu yang berwarna hitam.
Koroid adalah lapisan luar vaskular dengan jaringan ikat longgar dan melanosit berpigmen.
Lapisan dalam jaringan ikat sklera terletak berbatasan dengan koroid. Koroid ini dibagi
menjadibeberqpq lqpis: lamina suprachoroidea dengan melanosit(11), lamina vascuola(1),
lamina chroidocapillaris(12), dan membrane limitans transparamn atau lamina basalis
DAFTAR PUSTAKA
Kluwer, Wolters. 2005. Atlas Histologi diFIORE Dengan Korelasi Fungsional. USA: Lippincott
Williams and Wilkins.
Mescher, Anthony L. 2011. Atlas Histologi. Jakarta: EGC.