Anda di halaman 1dari 7

Histologi Sistem sirkulasi

LAPORAN HISTOLOGI HEWAN


Sistem Sirkulasi

Oleh :
VARNI APENSA
135090101111019

Asisten PJ : Ganys Tri Silvana

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah (blood
vascular system) dan sistem pembuluh limfa atau getah bening (lymph vascular
system). Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang memompa darah, arteri
yang membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan, kapiler, saluran kecil
yang bernastosome dan membelah diri untuk pertukaran sebagai zat antara darah dan
jaringan, dan vena yang mengembalikan darah ke jantung (Barvelender dan Judith,
1988). Darah merupakan media transport dari sistem sirkulasi. Sifat paling utama dari
sirkulasi adalah bahwa sirkulasi merupakan lintasan yang kontinyu. Ini berarti apabila
jumlah tertentu darah dipompa oleh jantung, maka jumlah yang sama juga mengalir
melalui setiap bagian sirkulasi (Junquiera et al., 1995).
Darah mempunyai tekanan yang tinggi dan cepat pada sistem ini karena
dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh, sehingga zat-zat dapat diedarkan secara
cepat ke organ maupun jaringan yang aktif mendapatkan aliran yang lebih banyak
daripada organ atau jaringan yang aktif mendapatkan aliran yang lebih banyak
daripada organ atau jaringan yang kurang aktif (Ville,1988). Menurut Kay
(1998), secara garis besar fungsi darah yang terpenting meliputi :
Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan.
Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori
Pengangkutan gas
Pengangkutan hormon
Pengangkutan sel fungsi non respiratori
Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit yang
dilakukan oleh leukosit.
Sistem sirkulasi terdiri atas saluran-saluran atau ruang-ruang (rongga-rongga)
berkesinambungan yang terdapat dalam tubuh hewan yang mengangkut cairan dan
bahan padatan yang terlarut ke dalam tubuh (Karsheva, 2009)
Sistem sirkulasi terdiri atas dua macam, yaitu sistem sirkulasi tertutup dan
sistem sirkulasi terbuka. Sistem sirkulasi tertutup yaitu darah senantiasa berada dalam
tabung kapiler, arteri dan vena. Ciri sirkulasi tertutup meliputi sistem bertekanan
tinggi yang memerlukan resistensi periferal tinggi dan dijaga keberlanjutannya
diantara denyut-denyut jantung, membutuhkan dinding yang elastik, darah di bawa
langsung ke organ, distribusi ke organ dengan baik dan darah kembali ke jantung
dengan cepat. Sirkulasi terbuka yaitu sebagian besar darahnya dipompa dari jantung
ke dalam saluran darah tetapi saluran darah tersebut kontak dengan region terbuka
atau sinuses dan darah mengalir secara bebas diantara jaringan sebelum akhirnya
kembali ke jantung. Sirkulasi darah terbuka biasanya bertekanan rendah, darah
dibawa langsung ke organ seperti pada sirkulasi tertutup, distribusi darah kurang
mudah diregulasi, darah sering kali kembali ke jantung dengan lambat (Yuwono,
2001).
Arteri adalah pembuluh darah yang bertugas untuk membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh. Vena adalah pembuluh darah yang bertugas membawa
CO2 hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan (Kimball,
1993). Hurkat dan Mathur (1976), menyatakan bahwa ada tiga pembuluh, yaitu arteri,
vena dan kapiler. Arteri merupakan aliran darah yang berfungsi membawa darah dari
jantung ke jaringan, vena berfungsi membawa darah ke jantung, sedangkan kapiler
merupakan pembuluh yang berlokasi di jaringan. Pembuluh darah arteri berwarna
lebih merah muda karena mengandung O2 yang tinggi dan CO2 yang rendah, pada
saat darah mengandung O2 tinggi di kapiler jaringan. Tekanan parsial O2 turun, darah
dengan mudah melepaskan O2 dan meningkatkan kemampuan membawa O2 sehingga
vena yang mengalir dari jaringan ke jantung berwarna merah tua karena mengandung
CO2 tinggi dari O2yang rendah (Kimball, 1993).
Arteri berdinding tebal, elastis, berdenyut dengan teratur, mempunyai klep
luarnya pada permukaan aorta (dekat jantung), alirannya dari jantung ke jaringan
tubuh, letaknya di bagian dalam jaringan otot, tekanan cepat karena letaknya dekat
dengan jantung dan darahnya berlawanan dengan gravitasi bumi, berwarna merah
muda, aliran darah pada percabangan menyebar. Vena berdinding tipis, tidak elastis,
tidak berdenyut, pada seluruh vena terdapat klep (untuk mencegah darah kembali ke
jantung), letak vena dekat dengan permukaan dan seringkali tampak dari luar,
tekanannya lambat karena berasal dari cabang aliran yang letaknya jauh dari jantung
serta berlawanan arahnya dengan gravitasi bumi, warna merah tua serta aliran darah
pada percabangan menggumpal (Fadjarwati, 1982).
Menurut (Kay 1998) Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbon
dioksida dari jaringan-jaringan ke paru-paru dan sebaliknya, tetapi juga mengangkut
bahan-bahan lainnya di seluruh tubuh. Hal ini meliputi molekul-molekul makanan
seperti gula, asam amino, vitamin dan sebagainya. Darah juga berfungsi mengedarkan
panas dalam tubuh. Selain fungsinya sebagai suatu pengangkut, darah juga
memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit menular (seperti bakteri
tertentu) yang masuk dalam tubuh. Sirkulasi penting bagi semua hewan mulai dari
hewan tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi. Fungsi sirkulasi darah pada hewan
adalah :
1. Untuk transport zat-zat terlarut
2. Untuk transport panas ke seluruh tubuh
3. Untuk transport energi di dalam tubuh.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam melaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri oto
jantung, pembuluh darah dan sel darah penyusun makhluk hidup
1.3 Manfaat
Manfaat setelah melaksanakan praktikum ini adalah dapat mengenal dan
mengidentifikasi otot jantung, pembuluh darah dan sel darah yang terdapat pada
makhluk hidup.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Sel darah

(a) (b)
(c)

Gambar 2.1.1 (a) Sel darah


(b) Sel darah hasil pengamatan
(c) Sel darah (gustyaditya, 2011).
Dari hasil pengamatan Sel darah terdiri dari Basofil, yang berfungsi untuk membantu
memelihara darah agar selalu dalam keadaan cair. Jumlahnya akan bertambah bila ada kanker,
infeksi dan alergi. Batang lekosit, berfungsi untuk membantu mengurangi infeksi. Jumlahnya akan
bertambah bila tubuh mengalami infeksi. Sel batang ini merupakan lekosit yang belum dewasa.
Eosinofil, berfungsi untuk membentuk kekebalan. Jumlahnya akan bertambah bila ada parasit,
penyakit kulit, asma dan alergi serta beberapa infeksi ringan. Jumlahnya akan menurun bila tubuh
mengalami stres, infeksi berat, luka bakar atau shock. Limfosit, merupakan bagian yang penting
untuk sistem kekebalan. Jumlahnya paling banyak nomor dua dalam lekosit setelah netrofil.
Jumlahnya akan bertambah banyak bila ada infeksi kelenjar, leukimia dan masalah usus. Monosit,
berfungsi untuk memakan fragmen-fragmen sel-sel tua dan sel-sel kanker. Jumlahnya akan
bertambah bila ada bagian tubuh yang kena kanker atau infeksi jantung serta infeksi-infeksi yang
menahun lainnya. Netrofil, berfungsi untuk menghilangkan infeksi dari tubuh. Ukurannya lebih
besar dari sel darah merah (eritrosit). Sel darah merah (Eritrosit), dibantu oleh hemoglobin,
berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Sel darah merah juga mengandung enzim-enzim
untuk energi dan membantu tubuh dalam mengatur kadar asam dan kadar basa
tubuh. Plasma merupakan bagian darah yang cair yang berfungsi untuk membawa (mengalirkan)
seluruh sel-sel darah beserta makanan ke seluruh tubuh.

2.2 Otot Jantung

(a) (b)

(c)

Gambar 2.2.1 (a) Otot jantung


(b) Otot jantung hasil pengamatan
(c) Otot jantung (hanaruhanaru, 2012).

Pada pengamatan kedua yaitu pada preparat otot jantung (cardiac


muscle) terlihat adanya nukleus (inti sel) fungsinya sama saja dengan inti-inti sel yang
ada pada otot yang lain yakni inti sel ini berfungsi sebagai pengkoordinir seluruh
kegiatan sel, atau berfungsi untuk mengatur semua kegiatan sel dan menjadi pusat
semua kegiatan sel, serabut otot yang berfungsi untuk menghubungkan sel otot
jantung yang satu dengan yang lain dan membungkus atau melapisi seluruh
permukaan sel, dan terdapat Discus Interkalaris (cakram berinterkalar), ini jugalah
yang membedakan antara otot jantung dengan yang lainnya, Discus Interkalaris pada
otot jantung berbentuk seperti tangga yang merupakan batas sel yang berbentuk
gerigi-gerigi antara sel otot jantung yang berdekatan yang berfungsi untuk
memperkuat perlekatan otot dan memungkinkan terjadinya komunikasi listrik antar
sel yang berdekatan.
Sesuai namanya, otot jantung adalah otot yang membentuk dinding jantung.
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Jaringan otot
jantung berbentuk silindris memanjang serta bercabang memiliki percabangan yang
membedakannya dengan otot-otot yang lain. terdapat discus intercalaris yang
merupakan batas sel yang berbentuk gerigi-gerigi antara sel otot jantung yang
berdekatan. dengan inti selnya terletak di bagian tengah, Otot jantung bekerja secara
tidak sadar (involunter) sehingga lambat terhadap rangsang serta namun memilki
keistimewaan yaitu tidak mudah lelah. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa
darah ke luar jantung.
Otot jantung juga memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dari sel-sel
individual yang panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu sama lain.
Pada tempat perhubungan ujung ke ujung terdapat diskus interkalaris, struktur yang
hanya ditemukan di dalam otot jantung inti. Inti terletak ditengah. Kontraksi otot
jantung tidak di bawah pengaruh kemauan secara sadar, kuat dan berirama.

2.3 Arteri

(a) (b)

(c)

Gambar 2.3.1 (a) Arteri


(b) Arteri hasil pengamatan
(c) Arteri (Dokteryes, 2011).

Pada pengamatan ketiga yaitu Pembuluh nadi atau arteri. Arteri merupakan pembuluh
darah yang mengalirkan darah dari dalam jantung ke seluruh tubuh. Bisa saja diartikan
pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar dari jantung. Diameter pembuluh nadi
bervariasi, mulai dari yang paling besar yaitu aorta (20 mm ) sampai ke cabangcabang
yang paling kecil yaitu arteriol ( 0,2 mm ). Kebanyakan pembulu nadi mengalirkan darah
yang mengandung oksigen. Pada pembuluh nadi terdapat dinding yang bersifat elastis
(kenyal) dan mampu berkontraksi. Dinding pembuluh nadi ini terdiri atas 3 macam
jaringan, meliputi jaringan ikat pada lapisan paling luar, jaringan otot yang tebal, dan
jaringan endotelium yang melapisi permukaan dalam arteri. Penimbunan
senyawa-senyawa lemak pada dinding arteri dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
dan hilangnya kekenyalan dinding. Kondisi demikian disebut arteriosklerosis. Arteri yang
membawa darah dari ventrikel kiri jantung menuju seluruh tubuh disebut aorta. Sementara,
arteri bercabang-cabang membentuk pipa yang lebih kecil disebut arteriola. Arteriola ini
membentuk cabang-cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung dengan
sel-sel tubuh. Cabang-cabang inilah yang dinamakan kapiler. Di dalam sistem peredaran
darah, arteri terdiri atas 2 macam, yakni arteri pulmonalis dan arteri hepatica. Arteri
pulmonalis (arteri paru-paru) merupakan pembuluh nadi yang membawa darah kotor atau
mengandung CO2 keluar dari jantung menuju paru-paru (pulmo). Adapun arteri hepatica
merupakan pembuluh nadi yang membawa darah bersih (kaya O2) menuju ke hepar (hati).

Arteriol merupakan cabang-cabang kecil yang terakhir dari sistem arteri; dan
berfungsi sebagaisaluran kendali untuk menentukan darah yang akan dilepaskan ke
kapiler. Arteriol memiliki dinding otot yang kuat sehingga dapat menutup arteriol
secara total, atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga beberapa kali lipat,
sehingga mempunyai kemampuan untuk sangat mengubah aliran darah di dasar setiap
jaringan sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan (Guyton, 2007).
Pembuluh darah Arteri berfungsi untuk mentranspor darah ke jaringan di bawah
tekanan yang tinggi. Karena alasan inilah arteri mempunyai dinding pembuluh darah
yang kuat, dan darah mengalir dengan kecepatan yang tinggi di arteri (Guyton, 2007).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Sirkulasi adalah bagian dari sistem peredaran darah. Sistem
sirkulasi terdiri dari aliran oksigen darah dari jantung ke tubuh dan kemudian aliran
darah terdeoksigenasi dari semua bagian tubuh ke jantung.
Sel darah terdiri dari limposit, monosit, eusinofil, eritrosit, netrofil dan
basofil.Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya
lurik tetapi bekerja seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak.
Kerja ototo ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding
jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia.
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh yang meninggalkan jantung, pola
alirannya menyebar, bertekanan tinggi dan berjalan cepat, warnanya merah muda dan
dindinya tebal serta elastis.

3.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih tertib dalam
melaksanakan praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Barvelender, G., and Judith A. R. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Brill, R. W., K. L. Cousins, D. R. Jones, P. G. Bushnell dan J. F. Steffensen.
1998. Blood Volume, Plasma Volume and Circulation Time in a
Highenergy-Demand Teleost, The Yellowfin Tuna (Thunnus albacares). The
Journal of Experimental Biology, Vol 201, Hal: 647-654.
Fadjarwati, T. 1982. Ikhtisar Biologi. IPIEMS, Surabaya.
Frandson, R. D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta.
Guyton, Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11, Jakarta, Penerbit
buku kedokteran EGC.
http://gustyaditya.blogspot.com/2011/11/jaringandarah.html. Diakses pada tanggal 31
maret 2014
http://hanaruhanaru.blogspot.com/2012/10/jaringan-hewan-otot.html. Diakses pada
tanggal 31 maret 2014
http://dokteryes.blogspot.com/2011/05/histologi-sistem-cardiovascular.html. Diakses
pada tanggal 31 maret 2014
Hurkat, P. and Mathur. 1976., A Text Book of Animal Physiology. S Chand and Co.
Ltd., New Delhi.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya,
Surabaya.
Junquiera, Carlos L., Carnerro Jote, Kelley Robert V. 1995. Histologi Dasar. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kay, I. 1998. Introduction to Animal Physiology. Bios Scientific Publisher United,
New York.
Karsheva, M., P. Dinkova., I. Pentchev., T. Ivanova. 2009. Blood Rheologi - A Key
Blood Circulation In Human Body. Journal of the University of Chemical
Technology and Metalurgy, Vol. 44 No. .halaman 50-54.

Kimball, J. W. 1993. Biologi. Erlangga, Jakarta.


Parker, J. T and William A. H. 1978. Text Book of Zoology Volume II: Vertebrates.
The Mac Millan Press LTD. London and Basingtoke
Ville, Claude A. 1988. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Yustina, Arnentis, dan Rifa Suryasi. 2005. Efek Subletal Sulfida Pada Fisiologi
Darah Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L). 2(1):20-24.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai