PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan latar belakang dari
permasalahan sebagai berikut:
a. Apa pengertian sistem sirkulasi?
b. Apa saja komponen sistem sirkulasi?
c. Bagaimana sistem sirkulasi pada Vertebrata?
d. Bagaimana sistem sirkulasi pada Invertebrata?
e. Apa pengertian sistem imun?
f. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Darah mengalir secara langsung ke setiap sel tubuh
Pasokan sari makanan dan oksigen dalam jumlah yang memadai ke tiap sel
Proses metabolisme dapat terselenggara dengan baik
Apabila terjadi peningkatan aktivitas metabolisme, hewan meningkatkan jumlah
pasokan darah ke organ yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran
darah ke daerah yang kurang/tidak aktif (misalnya organ gastrointestinal).
4
berelaksasi sehingga darah tidak masuk ke pembuluh besar arteri dan pembuluh
kembali mengkerut ke ukuran semula, dan melepaskan sebagian energi yang
tersimpan pada dindingnya. Tekanan pada arteri ketika jantung berkontraksi dan
berelaksasi disebut tekanan Sistolik dan Diastolik. Pada arteri terdapat bagian yang
disebut arterioles, yaitu pembuluh arteri kecil yang dindingnya mengandung
sejumlah besar otot polos. Proses kontraksinya tidak dikendalikan oleh pusat
kesadaran dan berfungsi mengendalikan aliran darah dengan cara mengubah derajat
kontraksi otot polos sehingga besarnya tekanan dapat diatur.
Pembuluh darah terkecil dalam sistem sirkulasi adalah kapiler yang berfungsi
sebagai ntempat terjadinya pertukaran gas dan zat lainnya antara pembuluh darah
dan sel jaringan.
Vena berfungsi untuk membawa darah dari jaringan kembali ke jantung. Pada
vena terdapat bagian yang disebut venula, yaitu pembuluh vena yang paling kecil
dan berhubungan langsung dengan kapiler. Sebagian besar vena dilengkapi dengan
klep. Klep ini berfungsi untuk mencegah aliran darah kembali ke arah jaringan dan
menjamin kelancaran aliran darah menuju jantung. Aliran darah dalam pembuluh
vena dibantu oleh kontraksi otot dinding pembuluh vena dan kontraksi otot lurik di
sekitar pembuluh.
b) Pembuluh limfe
Pada vertebrata tingkat tinggi, pembuluh limfe berupa saluran buntu dengan
ujung terbuka dan berfungsi mengangkut kelebihan cairan di ekstrasel ke sirkulasi
darah. Pada invertebrata, pembuluh limfe tidak ditemukan (kecuali pada Teleostei)
sedangkan pada hewan tingkat rendah ditemukan berbagai bentuk peralihan
(intermediet) yang menunjukkan adanya perkembangan sistem pembuluh limfe.
3) Cairan Tubuh
Caran tubuh pada hewan multiseluler mencapai 70% (cairan intrasel 45%
dan cairan ekstra sel 25%). Cairan eksrtasel ditemukan di berbagai tempat dengan
sebutan yang berbeda-beda, ada yang disebut cairan jaringan, cairan darah, cairan
limfe, dan ada pula yang disebut hemolimfe.
Cairan darah merupakan cairan dalam pembuluh darah yang beredar ke
seluruh tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung. Cairan darah
tersusun atas sel darah dan plasma darah. Dimana sel darah itu sendiri terdiri atas
5
eritrosit, leukosit, dan trombosit sedangkan plasma darah mengandung sekitar 90%
air dan berbagai zat terlarut di dalamnya. Plasma darah memiliki komposisi sangat
berbeda dari cairan intrasel, yaitu mengandung protein penting dalam konsentrasi
relatif rendah, antara 1,0 hingga 100-150 mg/ml. Protein plasma pada Vertebrata
tingkat tinggi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu fibrinogen yang berperan dalam
proses pembekuan darah, globulin yang berperan dalam reaksi imun dan transpor
molekul, serta albumin yabg berperan dalam mempertahankan volume plasma.
Secara umum darah berfungsi mempertahankan kondisi lingkungan dalam keadaan
relatif konstan, yang mana mekanismenya disebut Homeostatik sedangkan secara
khusus darah berfungsi untuk mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan
ke jaringan-jaringan, mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan,
membawa dan membuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan-jaringan ke
organ organ ekskresi, mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang
mengatur fungsi sel, dan membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi
air dalam berbagai organ tubuh.
Fungsi umum darah adalah untuk mempertahankan kondisi lingkungan
dalam keadaan relatif konstan, yang mana mekanismenya disebut Homeostatik.
Sedangkan fungsi khusus darah:
1. Mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke jaringan-jaringan
2. Mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan
3. Membawa dan membuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan-jaringan
ke organ-organ ekskresi
4. Mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang mengatur
fungsi sel
5. Membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi air dalam berbagai
organ tubuh
Cairan darah adalah cairan dalam pembuluh darah yang beredar ke seluruh
tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung. Darah terdiri atas plasma
darah dan sel darah.
Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut di
dalamnya. Kandungan zat terlarut di dalam Plasma darah:
Nutrien: glukosa, monosakarida, asam amino, dan lipid
6
Bahan untuk dibuang: urea dan senyawa nitrogen
Berbagai ion, misalnya natrium, kalium, dan sulfat
Bahan lain yang terdapat dalam darah, misalnya hormon, gas respiratori,
vitamin, dan enzim
Protein plasma: albumin, globulin, dan fibrinogen
Plasma darah memiliki komposisi sangat berbeda dari cairan intrasel,
mengandung protein penting dalam konsentrasi relatif rendah, antara 1,0 hingga
100-150 mg/ml. untuk menghasilkan tekanan osmotik koloid yang bekerja untuk
reabsorpsi. Protein plasma pada Vertebrata tingkat tinggi dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
a. Fibrinogen: proses pembekuan darah
b. Globulin: reaksi imun dan transpor molekul
c. Albumin: mempertahankan volume plasma
Sedangkan sel darah terdiri atas:
a. Eritrosit
Gambar 1 Eritrosit
Eritrosit adalah sel darah yang paling banyak terdapat dalam darah makluk
hidup sel darah merah bertambah merah jika di dalamnya mengandung banyak
oksigen dan warna merah ini berasal dari hemoglobin yang membentuk sel darah
merah,hemoglobin dibentuk oleh zat besi.sel darah merah yang memiliki fungsi
untuk mengangkut oksigen ke jaringan pada tubuh lewat darah, fungsi yang lain
penentu golongan darah karena ditentukan oleh ada atau tidaknya anti gen bernama
7
aglutinogen dalam sel darah merah ada dua anti gen yang telah dikenali dalam sel
darah merah yaitu anti gen A dan B.
b. Leukosit
Gambar 2. Leukosit
Sel darah putih memiliki fungsi menjaga sistem kekebalan tubuh yang
memiliki ciri khas yaitu tidak berwarna dan dapat bergerak secara amoebeit dan
dapat menenbus dinding kapiler.Selain itu sel darah putih tidah berasosiasi secara
ketat dengan organ tertentu,mereka bekerja secara independen seperti organisme
sel tunggal.Leukosit mampu bergerak secara bebas berinteraksi dan menangkap
serpihan seluler,partikel asing atau mikroorganisme penyusup.
Memiliki 5 jenis :Neutrofil,Linfosit,Monosit,Eosinofil,Basofil
8
c. Trombosit
Gambar 4 Trombosit
9
Pada vertebrata, darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan, disebut plasma darah yang di dalamnya terkandung sel-sel darah. Sel-
sel darah terdiri dari :
1. Sel darah merah (eritrosit)
2. Sel darah putih (leukosit)
3. Keping darah (trombosit).
Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah.Pada
umumnya, eritrosit vertebrata berbentuk oval dan berinti.Akan tetapi eritrosit pada
mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti.Sel darah putihnya ada beberapa
macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus.Menurut jenis cairan yang
diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam,
yaitu peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan
cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada dua macam, yaitu sistem
peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada
darah.
Transpor internal pada manusia dan vertebrata lain dapat dilakukan melalui
sistem sirkulasi tertutup, yang disebut sebagai sistem kardiovaskuler. Komponen
sistem kardiovaskuler adalah jantung, pembuluh darah, dan darah.Jantung
mempunyai satu atrium atau dua antria (jamak), yaitu ruangan (bilik) yang
menerima darah yang kembali ke jantung, dan satu atau lebih ventrikel, ruangan
(bilik) yang memompakan darah keluar dari jantung.Arteri, vena, dan kapiler
adalah tiga jenis utama pembuluh darah. Arteri membawa darah meninggalkan
jantung menuju organ-organ di selutuh tubuh, Di dalam organ-organ ini arteri
bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler.
Kapiler (capillary) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis
dan berpori.Jaringan kerja pembuluh ini, yang disebut hamparan kapiler
(capillary bed), menginfiltrasikan setiap jaringan.Melalui dinding tipis kapiler
inilah zat-zat kimia, termasuk gas, dipertukarkan antara darah dan cairan interstisial
yang mengelilingi sel-sel tersebut.
Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan venula
menyatu membentuk vena.Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung.
Perhatikan bahwa arteri dan vena berbeda dalam hal arah aliran darah yang
10
dibawanya, bukan oleh karakteristik darah yang dikandungnya. Tidak semua arteri
membawa darah yang kaya akan oksigen, dan tidak semua vena membawa darah
dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Akan tetapi, semua arteri memang
membawa darah dari jantung menuju kapiler, dan hanya vena yang mengembalikan
darah ke jantung dari kapiler.Pada hewan vertebrata vena yang membawa darah
meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke
susunan kapiler yang lain. Jika kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar)
maka vena ini disebut vena porta hepatika.Pada umumnya vertebrata tingkat rendah
memiliki vena portal renalis (ginjal).Sistem kardiovaskuler vertebrata merupakan
variasi dari skema sirkulasi umum yang baru saja dijelaskan. Adaptasi sistem
kardiovaskuler berkorelasi dengan pernapasan insang pada vertebrata akuatik dan
pernapasan paru-paru pada vertebrata terestrial
11
Jantung atau cor terdapat di dalam cavum pericardii.Ia terdiri atas sinus
venosus, atrium, ventriculus, dan bulbus arteriousus. Dinding sinus venosus,
atrium, dan ventriculus ialah kontraktil, tetapi dinding bulbus arteriosus
tidak.Bulbus arteriosus merupakan pangkal dari aorta ventralis.Sistem peredaran
darah pada ikan terdiri dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan
sebuah seeambi (atrium).Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga
perikardium, yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior (muka). Selain
itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.
Darah ikan tampak pucat dan volumenya relatif sedikit jika dibandingkan
dengan vertebrata darat.Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti
dan sel darah putih dan lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran, terdapat
di dekat lambung dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Proses sirkulasi pada pisces:
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh mengandung CO2
kembali ke jantung melalui vena dari berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk
ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju
insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen
brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen diikat oleh darah, selanjutnya menuju
arteri aferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh.
Di jaringan tubuh darah mengikat CO2. Dengan adanya sistem vena, darah
dikembalikan dari bagian kepala dan badan menuju jantung.Beberapa vena yang
penting misalnya vena cardinalis anterior, dan vena cardinalis posterior (membawa
darah dari tubuh melewati hati) dan vena porta renalis (membawa darah dari tubuh
melewati ginjal). Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena
darah hanya satu kali melewati jantung.
Perhatikan bahwa pada ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan
kapiler selama masing-masing sirkuit (perputaran), satu dalam insang dan yang
kedua, yang disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang.Ketika darah
mengalir melalui hamparan kapiler, tekanan darah, tekanan hidrostatik yang
mendorong darah mengalir melalui pembuluhm menurun tajam. Dengan demikian
12
darah yang kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat
lambat pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama
berenang.
13
Gambar 6 Skema peredaran darah pada katak
14
yang menuju jantung.Sistem porta yang penting adalah sistem porta hepatika pada
hati dan sistem porta renalis pada ginjal
15
Gambar 7. Skema peredaran darah reptil
16
bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi dorsalis (pembuluh
nadi puggung).Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri
pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru) yang kemudian bercabang menuju paru-
paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (vena) dibedakan atas:
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior).Vena ini membawa darah
dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior).Membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke jantung.
3. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri
serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
17
ventrikel dexter yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis. Pembuluh
darah pada Mammalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh darah balik.
18
oksigennya dan mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi seluler.
Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah
ke vena. Darah yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke
dalam suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior). Vena besar
lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian
tubuh utama dan tungkai belakang.Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke
dalam atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke
dalam ventrikel kanan (Campbell, 2000:46).
2.4.2 Coelenterata
Pada Coelenterata, misalnya hydra, makanan yang telah dicerna didalam
rongga gastrovaskuler langsung diserap oleh sel-sel endoderma penyusun dinding
rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, sel-sel endoderma memberikan makanan ke
sel-sel ektoderma secara difusi dan osmosisi. Sisa-sisa makanan dikeluarkan
melalui mulutnya.
19
Gambar 10. Sistem sirkulasi Coelenterata
2.4.3 Platyhelminthes
Pada cacing tingakat rendah, misalnya planaria, makanan masuk kedalam
usus. Selanjutnya, usus bercabang-cabang ke seluruh tubuh untuk mengedarkan
makanan. Usus tersebut disebut gastrovaskuler, yang berfungsi sebagai pencerna
makanan dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
2.4.4 Annelida
Cairan yang terdapat dalam tubuh cacing tanah berupa darah. Darah ini
beredar ke seluruh tubuh dengan melewati pembuluh darah sehingga disebut juga
peredaran darah tertutup. Darah cacing tanah mengandung hemoglobin yang
berfungsi untuk mengangkut O2.
Alat transfortasi cacing terdiri atas.
1. Pembuluh darah punggung (dorsal)
20
2. Pembuluh darah perut (ventral) Pembuluh kapiler, yang menghubungkan
pembuluh punggung dan pembuluh perut.
3. Lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta fungsinya sebagai jantung.
Sistem peredaran darahnya :
a) Cacing tanah menyerap oksigen melalui seluruh permukaan tubuhnya.
b) Oksigen tersebut masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Selanjutnya, oksigen
akan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah punggung. Ke dalam pembuluh
punggung juga masuk pembuluh darah dari usus yang kaya zat-zat makanan.
c) Selanjutnya, darah dari pembuluh punggung menuju lengkung aorta. Lengkung
aorta berdenyut berfungsi sebagai jantung.
d) Dari lengkung aorta, darah mengalir ke tubuh bagian depan dan bagian belakang
melalui pembuluh perut.
e) Dari pembuluh perut, darah melalui kapiler, kemudian masuk ke pembuluh
punggung. Selanjutnya darah mengalir ke lengkung aorta.
f) Darah pada caccing tanah beredar di dalam pembuluh, oleh sebab itu disebut
peredaran darah tertutup.
Pada sikulasi cacing tanah, darah selamanya ada di dalam pembulub-
pembuluh darah. Kontraksi pembuluh darah dorsal dan lima pasang lengkung aorta
menyebabkan darah tetap mengalir. Darah pada cacing tanah terdiri atas plasma
darah dan butir-butir darah. Plasma darah berwarna merah karena mengandung
hemoglobin, sehingga mampu mangikat oksigen. Selain mengangkut oksigen,
darah juga mengangkut zat-zat makanan dan sisa metabolisme.
21
2.4.5. Insecta
Serangga contohnya belalang. Alat peredaran darahnya berupa jantung
pembuluh yang terletak di atas saluran pencernaan. Pada bagian jantung pembuluh,
terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang punya suatu katup. Ketika jantung
pembuluh berdenyut, ostium pun tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
Darah keluar dari pembuluh darah, kemudian masuk ke hemosel.
Peredarannya adalah peredaran darah terbuka. Sistem peredaran darah
terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya tidak selamanya
beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui
pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh.
Dari seluruh tubuh darah masuk kembali ke jantung pembuluh melalui
lubang-lubang di kanan-kiri pembuluh. Darah belalang tidak dapat mengikat
oksigen, karena tidak mengandung hemoglobin. Plasma darah yang jernih ini
mengandung sel-sel darah yang tidak berwarna yang bekerja sebagai fagositosit
untuk membinasakan organism asing.
22
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi
yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri
dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.
Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada
keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut
termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem
komplemen. Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif
baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti
manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang berinteraksi
pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih
kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus
secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan membuat
perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen
tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi.
Respons pejamu yang terjadi juga tergantung dari jumlah mikroba yang
masuk. Mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya
meliputi
1. Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air
liur, urin, asam lambung serta lisosom dalam air mata
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
mencegah invasi mikroorganisme
3. Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel polimorfonuklear
(PMN) dan makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein fase akut,
interferon, sel NK (natural killer) dan mediator eosinofil
4. Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler. Secara umum
pengontrolan infeksi intraselular seperti infeksi virus, protozoa, jamur dan
23
beberapa bakteri intraselular fakultatif terutama membutuhkan imunitas yang
diperani oleh sel yang dinamakan imunitas selular, sedangkan bakteri
ekstraselular dan toksin membutuhkan imunitas yang diperani oleh antibodi
yang dinamakan imunitas humoral. Secara keseluruhan pertahanan imunologik
dan nonimunologik (nonspesifik) bertanggung jawab bersama dalam
pengontrolan terjadinya penyakit infeksi.
24
netralisasi antibodi terhadap bakteri terjadi melalui dua cara. Pertama, melalui
kombinasi antibodi di dekat lokasi biologi aktif infeksi yaitu secara langsung
menghambat reaksi toksin dengan sel target. Kedua, melalui kombinasi antibodi
yang terletak jauh dari lokasi biologi aktif infeksi yaitu dengan mengubah
konformasi alosterik toksin agar tidak dapat bereaksi dengan sel target. Dengan
ikatan kompleks bersama antibodi, toksin tidak dapat berdifusi sehingga rawan
terhadap fagositosis, terutama bila ukuran kompleks membesar karena deposisi
komplemen pada permukaan bakteri akan semakin bertambah.
b. Opsonisasi
Opsonisasi adalah pelapisan antigen oleh antibodi, komplemen, fibronektin,
yang berfungsi untuk memudahkan fagositosis. Opsonisasi ada dua yaitu opsonisasi
yang tidak tergantung antibodi dan yang ditingkatkan oleh antibodi.
Pada opsonisasi yang tidak tergantung antibodi, protein pengikat manose
dapat terikat pada manose terminal pada permukaan bakteri, dan akan mengaktifkan
C1r dan C1s serta berikatan dengan C1q. Proses tersebut akan mengaktivasi
komplemen pada jalur klasik yang dapat berperan sebagai opsonin dan
memperantarai fagositosis. Lipopolisakarida (LPS) merupakan endotoksin yang
penting pada bakteri Gram negatif. Sel ini dapat dikenal oleh tiga kelas molekul
reseptor. Sedangkan opsonisasi yang ditingkatkan oleh antibodi adalah bakteri yang
resisten terhadap proses fagositosis akan tertarik pada sel PMN dan makrofag bila
telah diopsonisasi oleh antibodi.
Dalam opsonisasi terdapat sinergisme antara antibodi dan komplemen yang
diperantarai oleh reseptor yang mempunyai afinitas kuat untuk IgG dan C3b pada
permukaan fagosit, sehingga meningkatkan pengikatan di fagosit. Efek augmentasi
dari komplemen berasal dari molekul IgG yang dapat mengikat banyak molekul
C3b, sehingga meningkatkan jumlah hubungan ke makrofag (bonus effect of
multivalency). Meskipun IgM tidak terikat secara spesifik pada makrofag, namun
merangsang adesi melalui pengikatan komplemen.
Antibodi akan menginisiasi aksi berantai komplemen sehingga lisozim
serum dapat masuk ke dalam lapisan peptidoglikan bakteri dan menyebabkan
kematian sel. Aktivasi komplemen melalui penggabungan dengan antibodi dan
25
bakteri juga menghasilkan anfilaktoksin C3a dan C5a yang berujung pada
transudasi luas dari komponen serum, termasuk antibodi yang lebih banyak, dan
juga faktor kemotaktik terhadap neutrofil untuk membantu fagositosis.
c. Fagositosis
Sel PMN merupakan fagosit yang predominan dalam sirkulasi dan selalu
tiba di lokasi infeksi lebih cepat dari sel lain, karena sel PMN tertarik oleh sinyal
kemotaktik yang dikeluarkan oleh bakteri, sel PMN lain, komplemen atau makrofag
lain, yang lebih dahulu tiba di tempat infeksi. Sel PMN sangat peka terhadap semua
faktor kemotaktik.
Sel PMN yang telah mengalami kemotaktik selanjutnya akan melakukan
adesi pada dinding sel bakteri, endotel maupun jaringan yang terinfeksi.
Kemampuan adesi PMN pada permukaan sel bakteri akan bertambah kuat karena
sinyal yang terbentuk pada proses adesi ini akan merangsang ekspresi Fc dan
komplemen pada permukaan sel. Sel PMN juga akan melakukan proses diapedesis
agar dapat menjangkau bakteri yang telah menginfeksi.
Proses penelanan bakteri oleh fagosit diawali dengan pembentukan tonjolan
pseudopodia yang berbentuk kantong fagosom untuk mengelilingi bakteri,
sehingga bakteri akan terperangkap di dalamnya, selanjutnya partikel granular di
dalam fagosom akan mengeluarkan berbagai enzim dan protein untuk merusak dan
menghancurkan bakteri tersebut.
Mekanisme pemusnahan bakteri oleh enzim ini dapat melalui proses
oksidasi maupun nonoksidasi, tergantung pada jenis bakteri dan status metabolik
pada saat itu. Oksidasi dapat berlangsung dengan atau tanpa mieloperoksidase.
Proses oksidasi dengan mieloperoksidase terjadi melalui ikatan H2O2 dengan Fe
yang terdapat pada mieloperoksidase. Proses ini menghasilkan komplek enzim-
subtrat dengan daya oksidasi tinggi dan sangat toksik terhadap bakteri, yaitu asam
hipoklorat (HOCl). Proses oksidasi tanpa mieloperoksidase berdasarkan ikatan
H2O2 dengan superoksida dan radikal hidroksil namun daya oksidasinya rendah.
Proses non oksidasi berlangsung dengan perantaraan berbagai protein dalam
fagosom yaitu flavoprotein, sitokrom-b, laktoferin, lisozim, kaptensin G dan
difensin. Pada proses pemusnahan bakteri, pH dalam sel fagosit dapat menjadi
26
alkalis. Hal ini terjadi karena protein yang bermuatan positif dalam pH yang alkalis
bersifat sangat toksik dan dapat merusak lapisan lemak dinding bakteri Gram
negatif. Selain itu, bakteri juga dapat terbunuh pada saat pH dalam fagosom
menjadi asam karena aktivitas lisozim. Melalui proses ini PMN memproduksi
antibakteri yang dapat berperan sebagai antibiotika alami (natural antibiotics).
27
partikel antigen yang dipresentasikan melalui MHC II pada permukaan makrofag
yang terinfeksi bakteri intraseluler. Sel T helper (Th1) ini akan mengeluarkan
sitokin IFN yang akan mengaktivasi makrofag dan membunuh organisme
intraseluler, terutama melalui pembentukan oksigen reaktif intermediat (ROI) dan
nitrit oxide (NO). Selanjutnya makrofag tersebut akan mengeluarkan lebih banyak
substansi yang berperan dalam reaksi inflamasi kronik. Selain itu juga terjadi lisis
sel yang diperantarai oleh sel T CD8.
Beberapa bakteri ada yang resisten sehingga menimbulkan stimulasi antigen
yang kronik. Keadaan ini menimbulkan pengumpulan lokal makrofag yang
terkativasi yang membentuk granuloma sekeliling mikroorganisme untuk
mencegah penyebaran. Hal ini dapat berlanjut pada nekrosis jaringan dan fibrosis
yang luas yang menyebabkan gangguan fungsi. Oleh karena itu, kerusakan jaringan
terutama disebabkan oleh respons imun terhadap infeksi bakteri intraseluler.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Sistem sirkulasi ini adalah sistem organ yang menjamin terpenuhinya
kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, menjamin pembuangan zat
sisa metabolisme dari tubuh dengan segera, berperan penting dalam penyebaran
panas tubuh, dan menyebarkan tekanan/kekuatan.
b. Komponen penyusun sistem sirkulasi terdiri atas 3 komponen utama, yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan darah.
c. Sistem peredaran darah pada Vertebrata terbagi menjadi sistem peredaran darah pada
Pisces, Amfibi, Reptilia, Aves, dan Mamalia, yang berlangsung secara sirkulasi
tertutup.
d. Sistem peredaran darah pada Invertebrata diwakili oleh sistem peredaran darah pada :
Porifera , Coelenterata, Platyhelminthes, dan Annelida, serta Insecta..
e. Sistem iimun adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor.
f. Mekanisme pertahanan tubuh dalam sistem imun dapat berupa netralisasi toksin.
opsonisasi, fagositosis, sistem imun sekretori, serta pertahanan diperantarai sel T
(Celluar Mediated Immunity, CMI)
3.2 Saran
Agar lebih memahami materi sel dan membran sel, perlu dilakukan
praktikum di laboratorium terutama dalam mengamati sistem sirkulasi pada
Vertebrata dan Invertebrata. Selain itu dapat ditunjang dengan menggunakan media
pembelajaran agar dapat menampilkan pemahaman yang lebih konkrit.
29
DAFTAR PUSTAKA
30