Anda di halaman 1dari 21

[Type text]

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahluk hidup khususnya manusia memiliki bermacam-macam sistem jaringan dan
organ dalam tubuhnya. Sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu
bagi mahluk hidup.  Salah satu sistem yang ada pada mahluk hidup yaitu sistem
kardiovaskuler. Fungsi utama dari sistem kardiovaskuler adalah untuk memberi oksigen ke
setiap sel tubuh. Sistem kardivaskuler terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah,
pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Jantung adalah organ berongga, berotot,
yang terletak di tengah toraks, dan jantung menempati rongga antara paru-paru dan
diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz). Berat jantung di pengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, berat badan. Selain itu kebiasaan latihan fisik dan penyakit jantung juga
mempengaruhi berat dari jantung. Fungsi jantung adalah untuk memompa darah ke jaringan,
menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil
metabolisme.
Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem
kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi
darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan
melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi
sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi system cardiovaskuler dan pengontrolan curah jantung?
2. Bagaimana fisiologi sistem peredaran darah manusia?
3. Apa saja anatomi sistem kardiovaskuler?
4. Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskuler?
5. Bagaimana fisiologi sistem konduksi jantung?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi system cardiovaskuler dan pengontrolan curah jantung
2. Mengetahui fisiologi sistem peredaran darah manusia
3. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
4. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
5. Mengetahui fisiologi sistem konduksi jantung

1.4 Manfaat
Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembaca dan
jugakhususnya bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam memahami
materitentang Sistem Kardiovaskuler.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan


berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang
disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari
jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem peredaran darah atau
sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari
sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin
kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh :
-     Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan .
-     Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein
dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian
diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga
mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari
sistem pembekuan dalam tubuh

2.2 SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran
darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui
[Type text]

pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut
sebagai peredaran darah ganda, yaitu :
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen
dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke
paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra
dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium sinistra melalui vena
pulmonalis.

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran
darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya
tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa
melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem
peredaran darah terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah, sejumlah
sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada,
berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus oleh perikardium. Arteri
merupakan saluran yang berasal dari jantung, mempunyai valve (katub-katub) yang
mencegah darah masuk kembali ke jantung. Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat
empat jenis arteri berikut:
1. Arteri Optalmik (mata)
2. Dua arteri antenna
3. Dua arteri hati
4. Arteri dorsal abdominalis
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh –
pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati arteri dan
kembali ke jantung melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing
tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung
sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah
cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali
ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa
darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh.
Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian
dorsal tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke
jantung. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.

Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme


setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

3
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein
dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah
(seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ
ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

2.3 JANTUNG

Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai
pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator
kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang
rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis
tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat jantung orang
dewasa berkisar 250-300 gr.

STRUKTUR JANTUNG :
Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium terdiri dari
dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous pericardium
superficial adalah lapisan keras, tidak elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak
beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung,
melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah
lapisan dalam yang tipis, memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal
adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa.
Bagian dalam adalah lapisan viseral yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada
[Type text]

permukaan jantung, antara lapisan parietal dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan
perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk
mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi. Dinding jantung terdiri
dari 3 lapisan yaitu : Epikardium ( lapisan terluar ), Myocardium ( lapisan tengah ),
Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous perikardium.
Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang bertekstur
licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal
dari jantung dan berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium
adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang
memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup
jantung. Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar
jantung.

Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung


Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.
Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium sehingga
atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung terdapat lekuk
yang saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan
sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang
jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda
batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung yang
memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi
permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi
tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.
1.    Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk
daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah
lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
2.    Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian
dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan
serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan
bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda
tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary
muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah
dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang
disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
3.    Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari
paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri
mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri
melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.
4.    Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung
trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup

5
bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta
ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian
darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan
membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta
desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
• Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )              

Struktur Katup-katup Jantung


Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat
jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan
cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
1.    Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel. Katup
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup yaitu katup
trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup
atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke
ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah
dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda
tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi
daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris
berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun
katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan
chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke
atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.
2.    Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta
dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama
yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin
serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik
waktu diastolik ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel
berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-
pembuluh.

SIRKULASI JANTUNG
[Type text]

Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga
berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
Sisrkulasi Pulmonal
1.      Hanya mengalirkan darah ke paru.
2.      Hanya berfungsi untuk paru.
3.      Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4.      Hanya sedikit mengalami tahanan.
5.      Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
Sirkulasi Sistemik
1.      Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3.      Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4.      Banyak mengalami tahanan.
5.      Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah → venacava jantung →
jantung.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :
1.      Peningkatan aktifitas
2.      Jantung berdenyut
3.      Rangsang sistem saraf simpatis

2.4 OTOT JANTUNG

7
1. Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)
2. Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
3. Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan hanya 2
% untuk otot rangka)
4. Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan
5. Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+

2.5 SISTEM PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS


DAN SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG
Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem ini
merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut saraf
tertentu yaitu sinoatrial node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular
bundle (AV bundle, dan serabut penghubung terminal (serabut purkinje).
Impuls untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang
terletak di dekat tempat masuk vena cava superior ke dalam atrium kiri (nodus sinu-atrial)
yang merupakan pemacu (pacemaker) jantung.
Sinoatrial node (SA node) atau Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa
jaringan otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah
pembukaan vena kava superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit,
frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 per menit), dan
ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis sistem
saraf otonom, yang akan mempercepat atau memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur
frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung.
Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke
atrioventrikular node (Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan melalui kedua atrium secara
konsentris (dimungkinkan oleh serabut-serabut otot yang bercabang).
Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau Atrioventrikular node susunannya sama
seperti sino atrial node berada di dalam septum atrium di dekat muara sinus koronarius.
Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-V. Nodus
A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi
kontraksi ventricular.
Atrioventrikular bundle (AV bundle) atau berkas atrioventrikular (berkas A-V atau
berkas His) adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan
membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi
menjadi dua percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan memanjang di
[Type text]

sisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang
menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri
memanjang di sisi dalam ventrikel dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker
lain. Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan mempertahankan
denyut jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah
pars membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara atrium
dan ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju
apeks kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars septalis dekstra berlanjut ke
arah berkas AV di dalam pars muskularis septum interventrikulare menuju ke dinding depan
ventrikel kanan. Pars septalis sinistra berjalan di antara pars membranasea dan pars
muskularis sampai di sisi kiri septum interventrikularis menuju basis papilaris inferior
ventrikel kiri. Serabut-serabut pars septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut
terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang
cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian
diikuti dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan
darah yang terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.
Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan hubungan antara
atria dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada kecepatan normal, tetapi
denyut ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak berkaitan dengan denyut
atrial.

2.6 SUPLAI SARAF JANTUNG


Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10)
memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi melalui
hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan
memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung
di medula oblongata otak. Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua
kelompok reseptor. Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif
terhadap perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada
lengkung aorta. Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang
simpatis dan peningkatan rangsang para simpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan
tekanan darah menurun. Ini adalah salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja
melalui umpan balik negatif.
Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri karotis dan
dekat aorta. Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen. Impuls dihantarkan ke
pusat jantung dan frekuensi jantung dipercepat untuk meningkatkan suplai darah (dan
tentunya suplai oksigen) ke jaringan.
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf
otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat
menghambat kerja jantung
Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian
persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus
simpatikus. Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis meningkat dan tonus vagus menurun.
Pengaturan oleh persarafan terjadi secara reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus

9
dan lengkung reflex sehingga memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan
atau menghambat kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan
darah meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus prasimpatikus dan
penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah maka akan terjadi
penggiatan kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan penurunan tonus fagus.
Pengaruh oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan.
Karena zat ini secara langsung atau mealui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan
kerja jantung.

2.7 SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas
membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion tersebut
maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative. Ada tiga ion yang
mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan
kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi
pada lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam
keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih
potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat
permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial
membrane. Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah
proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu
proses repolarisasi.
Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat sepanjang jalur
konduksi jantung. hal ini meyebabkan otot jantung berkontraksi sehingga menimbulkan
pemompaan darah oleh jantung. System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls
memungkinkan pengaturan irama jantung , system ini merupakan modifikasi dari otot jantung
yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu. Jantung manusia dewasa
normalnya berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72 denyutan/menit. Supaya
pemompaan jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung.
Kontraksi akan terjadi jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls
yang diterima sel tersebut kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction
sehinnga jika ada rangsangan pada salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga
terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi
eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-
komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-auricular node(SA node), jaras
internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel
dan sistem Purkinje.
Komponen – komponen eksitasi jantung :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini terletak pada dinding posterior
atrium masing-masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan serabut atrium sekitarnya yang
berdiameter 15-20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan langsung dengan atrium sehingga
setiap potensial aksi yang mulai pada simpul S-A segera menyebar ke atrium.
Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung lainnya,
yaitu hnya mempunyai potensial membrane istiraha dari -55 milivolt sampai -60
milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian terbesar serabut lainnya.
[Type text]

Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah ditembus ion
natrium. Kebocoran natrium ini menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini,
pontensial aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul A-V. Kecepatan
penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi, penghatar dalam otot
atrium, sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa berkas kecil serabut otot
atrium sebagian diantarnnya berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul A-V dan
menghantarkan implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45 sampai 0,6 meter
perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan lintasan inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila
SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a.    Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b.    Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan
impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.

Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot


jantung timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen kontraktil
yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi.
2. Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut
depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses ini
disebut potensial aksi.
3. Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung
jika terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi depolarisasi dengan manifestasi
klinis berupa aritmia.

Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan
dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung.
Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan
depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium. Impuls dari nodal
SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas Bachman)
yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui traktus internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan
dibelakang katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga
memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi

11
ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial. Nodal AV
menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik. Impuls dari
nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior
kiri, posterior dan septal. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan,
sedangkan berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri
dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-
cabaang kecil atau serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke
muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40x/menit dengan kecepatan konduksi 4
meter/detik. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir
mencapai epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa
darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.

Fase potensial aksi jantung


1. Fase 0:
Depolarisasi cepat (fase sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam
sel melalui saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke
dalam sel melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung
ditandai dengan kompleks QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi
repolarisasi segera yang terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase 1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke
dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+.
Alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang
defleksi negatif kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase 2:
Fase plateau: Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++ Ion K+
terus keluar dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar
sel. Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel.
Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini
menjelaskan terjadi gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+
dihambat, terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4:
Resting membrane potential: kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam
sel serta K+ banyak diluar sel. Pompa Na+K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan
memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus
berikutnya).
[Type text]

2.8 PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,


kapiler, venula dan vena.
1.Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi keseluruh
jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung
jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil pada diastol.
2.Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol
untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga
mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran
darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi
vasodilatasi. Arteriola merupakan penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah, perubahan
diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3.Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah
kembali ke jantung. Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah
ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam
darah.
4.Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain
ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
5.Vena
Vena memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada
arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan
kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem
vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk
menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

13
2.9 SEL-SEL DARAH

Sel Darah merah


Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai
inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–
kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya
mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di
dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin
yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-
oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya
setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi
akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb +
karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan
di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa
dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula
besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian
akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin
yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu
zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb
wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.

Sel Darah Putih (leukosit)


Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna),
banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit /
bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di
dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak
dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di
dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan
penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam
[Type text]

darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal
di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut
leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia. Macam- macam leukosit meliputi:
1.Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
a) Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya
ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar,
banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk
ke dalam jarigan tubuh.
b) Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai
fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar,
warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan
panjang, warnanya lembayung muda.
2.Granulosit
disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti
terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih
besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
3.Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya
kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul
perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan
zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan
menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati
dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah.

Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media
sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel
pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu
jaringan atau organ.

15
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang
besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping
itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

Golongan darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolysis, gagal ginjal, syok dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut :
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengangolongan darah A-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif.
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti swedia dan norwegia. golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan
[Type text]

keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang
dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi
dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Hematopoiesis
merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan
diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses
pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang
terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Hematopoiesis pada manusia terdiri atas
beberapa periode :
1.Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1,
HbG2, dan Hb Portland.
2.Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur
12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3.Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi,
dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama
menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel
limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam
amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.

Hemostasis (Pembekuan Darah)


merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau
hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah,
agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang
melarutkan bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga
aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis
memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan
mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang
terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang
dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan
dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat
hemostatik ataupun trombos.
2. Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat
hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Tipe trombos :

17
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit
(pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan
aliran yang cepat [arteri] ).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan
perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos
ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama
dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik.
Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang
dipertahankan.

Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan
dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan
suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam
sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi
thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada
pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b. Kofaktor
c.  Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

2.10ABNORMALITAS DARAH, JANTUNG, DAN PEMBULUH DARAH


Kelainan Pada Darah
1. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam
Pembuluh darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Luka bisa
menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit menyebabkan
darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk
mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka
dalam yang parah atau hemorrhage.
2. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini
terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel
darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal.
3. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan
(seperti pada operasi).
4. Hemofilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya mekanisme darah,
sehingga pasien dapat mengalami pendarahan yang parah sesudah luka kecil.
5. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh
penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung Virus
HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain melalui
sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut.

Kelainan Pada Jantung


1. Perikarditis,peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong tempat jantung berada.
Selaput yang meradang mengeluarkan cairan yang berkumpul menjadi pembengkakan
perikardial yang menyukarkan gerakan jantung.
2. Endokarditis, peradangan pada endokardium
[Type text]

Kelainan Pada Pembuluh


1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran arteri, tampak seperti
tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang mengakibatkan gejala tekanan atau dapat pula
robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan dengan hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota gerak bawah, yang
menyebabkan rasa baal, pemucatan dan sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan perdarahan hebat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal

19
setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular
yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam
merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai
darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.

3.2 Saran
Dilihat dari fungsi serta manfaatnya pada tubuh, tentulah jantung sangat berharga.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak ataupun mengalami
gangguan, perbiasakanlah hidup sehat serta mengurangi kegiatan yang dapat membuat
jantung bekerja lebih cepat dari normalnya.
Di samping itu, kurangilah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak
dan perbanyaklah mengkonsumsi buah serta makanan yang memenuhi standar (gizi
seimbang), dan lakukanlah olahraga dan istirahat yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan


Kebidanan Edisi 4.Jakarta: EGC Brunner&Suddarth.2007.Buku Ajar Kaperawatan Madikal Bedah
[Type text]

Edisi 8.Jakarta : EGC Ganong William F,MD.2008.BukuAjar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Jakarta: EGC
Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.edisi 1.Jakarta : EGC Smeltzer,Suzanne
C.2011.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth.Edisi 8. Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai