PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi system cardiovaskuler dan pengontrolan curah jantung
2. Mengetahui fisiologi sistem peredaran darah manusia
3. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
4. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
5. Mengetahui fisiologi sistem konduksi jantung
1.4 Manfaat
Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembaca dan
jugakhususnya bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam memahami
materitentang Sistem Kardiovaskuler.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran
darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui
[Type text]
pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut
sebagai peredaran darah ganda, yaitu :
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen
dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke
paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra
dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan
darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium sinistra melalui vena
pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran
darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya
tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa
melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung
beredar dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem
peredaran darah terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah, sejumlah
sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada,
berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus oleh perikardium. Arteri
merupakan saluran yang berasal dari jantung, mempunyai valve (katub-katub) yang
mencegah darah masuk kembali ke jantung. Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat
empat jenis arteri berikut:
1. Arteri Optalmik (mata)
2. Dua arteri antenna
3. Dua arteri hati
4. Arteri dorsal abdominalis
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh –
pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati arteri dan
kembali ke jantung melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing
tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung
sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah
cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali
ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa
darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh.
Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian
dorsal tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke
jantung. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
3
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein
dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah
(seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ
ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel
kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.
2.3 JANTUNG
Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai
pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator
kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang
rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis
tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat jantung orang
dewasa berkisar 250-300 gr.
STRUKTUR JANTUNG :
Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium terdiri dari
dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous pericardium
superficial adalah lapisan keras, tidak elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak
beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung,
melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah
lapisan dalam yang tipis, memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal
adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa.
Bagian dalam adalah lapisan viseral yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada
[Type text]
permukaan jantung, antara lapisan parietal dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan
perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk
mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi. Dinding jantung terdiri
dari 3 lapisan yaitu : Epikardium ( lapisan terluar ), Myocardium ( lapisan tengah ),
Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous perikardium.
Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang bertekstur
licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal
dari jantung dan berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium
adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang
memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup
jantung. Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar
jantung.
5
bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta
ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian
darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan
membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta
desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
• Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )
SIRKULASI JANTUNG
[Type text]
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga
berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
Sisrkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.
2. Hanya berfungsi untuk paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah → venacava jantung →
jantung.
Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :
1. Peningkatan aktifitas
2. Jantung berdenyut
3. Rangsang sistem saraf simpatis
7
1. Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)
2. Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
3. Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan hanya 2
% untuk otot rangka)
4. Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan
5. Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+
sisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang
menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri
memanjang di sisi dalam ventrikel dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker
lain. Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan mempertahankan
denyut jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.
Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah
pars membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara atrium
dan ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju
apeks kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars septalis dekstra berlanjut ke
arah berkas AV di dalam pars muskularis septum interventrikulare menuju ke dinding depan
ventrikel kanan. Pars septalis sinistra berjalan di antara pars membranasea dan pars
muskularis sampai di sisi kiri septum interventrikularis menuju basis papilaris inferior
ventrikel kiri. Serabut-serabut pars septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut
terminal (serabut purkinje).
Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang
cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian
diikuti dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan
darah yang terkoordinasi.
Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.
Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan hubungan antara
atria dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada kecepatan normal, tetapi
denyut ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak berkaitan dengan denyut
atrial.
9
dan lengkung reflex sehingga memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan
atau menghambat kerja jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan
darah meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus prasimpatikus dan
penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah maka akan terjadi
penggiatan kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan penurunan tonus fagus.
Pengaruh oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan.
Karena zat ini secara langsung atau mealui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan
kerja jantung.
Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah ditembus ion
natrium. Kebocoran natrium ini menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini,
pontensial aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul A-V. Kecepatan
penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi, penghatar dalam otot
atrium, sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa berkas kecil serabut otot
atrium sebagian diantarnnya berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul A-V dan
menghantarkan implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45 sampai 0,6 meter
perdetik.Llintasan ini, yang dinamakan lintasan inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila
SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan
impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan
dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung.
Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan
depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium. Impuls dari nodal
SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui berkas Bachman)
yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui traktus internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan
dibelakang katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga
memberi kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi
11
ventrikel dari stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial. Nodal AV
menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik. Impuls dari
nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri. Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior
kiri, posterior dan septal. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan,
sedangkan berkas kiri menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri
dengan kecepatan konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-
cabaang kecil atau serabut purkinje yang tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke
muskulus papilaris dan menghasilkan impuls 20-40x/menit dengan kecepatan konduksi 4
meter/detik. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir
mencapai epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa
darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.
13
2.9 SEL-SEL DARAH
darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal
di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari
serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut
leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia. Macam- macam leukosit meliputi:
1.Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
a) Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya
ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar,
banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk
ke dalam jarigan tubuh.
b) Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai
fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar,
warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan
panjang, warnanya lembayung muda.
2.Granulosit
disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti
terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih
besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
3.Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya
kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul
perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan
zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan
menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati
dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah.
Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media
sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel
pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu
jaringan atau organ.
15
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang
besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping
itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Golongan darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolysis, gagal ginjal, syok dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut :
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengangolongan darah A-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif.
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti swedia dan norwegia. golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan
[Type text]
keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang
dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi
dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Hematopoiesis
merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan
diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses
pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang
terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda. Hematopoiesis pada manusia terdiri atas
beberapa periode :
1.Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1,
HbG2, dan Hb Portland.
2.Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur
12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3.Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi,
dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama
menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel
limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam
amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.
Tipe trombos :
17
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit
(pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan
aliran yang cepat [arteri] ).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan
perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos
ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama
dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik.
Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang
dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan
dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan
suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam
sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi
thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada
pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal
19
setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular
yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam
merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai
darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
3.2 Saran
Dilihat dari fungsi serta manfaatnya pada tubuh, tentulah jantung sangat berharga.
Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak ataupun mengalami
gangguan, perbiasakanlah hidup sehat serta mengurangi kegiatan yang dapat membuat
jantung bekerja lebih cepat dari normalnya.
Di samping itu, kurangilah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak
dan perbanyaklah mengkonsumsi buah serta makanan yang memenuhi standar (gizi
seimbang), dan lakukanlah olahraga dan istirahat yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Edisi 8.Jakarta : EGC Ganong William F,MD.2008.BukuAjar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.Jakarta: EGC
Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.edisi 1.Jakarta : EGC Smeltzer,Suzanne
C.2011.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth.Edisi 8. Jakarta: EGC
21