Anda di halaman 1dari 17

Darah sebagai Komponen dalam Sistem Sirkulasi Korbiana Stella Ayu Amelia Lalung Mahasiswa Semester II Fakultas Kedokteran

UKRIDA Jakarta 2012 JL. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : ameliastella@rocketmail.com

Pendahuluan Manusia memiliki system peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sirkulasi darah dan darah itu sendiri.

Pembahasan System peredaran darah adalah salah satu system yang penting di dalam tubuh. System ini mengedarkan darah bermula dari jantung ke seluruh tubuh dan masuk ke jantung semula. Sistem peredaran darah manusia juga dikenali sebagai system peredaran tertutup karena darah mengalir didalam saluran darah yang tertutup. Fungsi peredaran darah ialah membawa zat-zat makanan dan oksigen kepada sel-sel didallam tubuh dan mengeluarkan kabon dioksida dan bahan yang tidak diperlukan tubuh dari sel. Sistem peredaran darah manusia mempunyi dua jenis yaitu: 1. Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Peredaran darah ini membawa darah tidak beroksigen dari jantung melalui arteri pulmonary ke paru-paru dan balik ke jantung melalui vena pulmonary. 2. Sirkulasi sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan system tubuh lain. peredaran ini membawa darah beroksigen dari jantung melalui aorta ke semua bagian tubuh dan balik ke jantung. Komponen system sirkulasi : 1. System kardiovaskular adalah bagian dari system sirkulasi. System ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), dan darah yang mengalir di dalamnya. a. Jantung adalah pompa ganda yang terdiri atas empat ruang,yang bekerja memompa darah ke pembuluh-pembuluh darah. Lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan : pericardium (luar), myocardium (tengah), endocardium (dalam). Jantung mempunyai 4 ruang yaitu 2 ruangan atas, atrium dan 2 rungan bawah, ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang mengawali pengaliran darah di dalam jantung.

b. Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tempat darah mengalir. Arteri yang membawa darah dari jantung ke jaringan. Vena yang mengembalikan darah dari jaringan ke jantung.kapiler adalah pembuluh darah yang sangat halus yang ada pada seluruh jaringan tubuh kita. Kapiler menghubungkan arteri kecil ke vena kecil. Pertukaran gas-gas pernapasan dan zat nutrisi di jaringan terjadi melewati dinding kapiler. c. Darah adalah cairan yang mengalir dalam pembuluh. Jarak semua sel tubuh dari sumber nutrisi ini tidak pernah melebihi satu millimeter. Darah terus-menerus mengaliri sisten sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua lengkung vascular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dan berakhir di jantung. System limfatik juga bagian dari system sirkulasi. System ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam pembuluh limfe besar. 2. Organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe juga berhubungan dengan system sirkulasi.1 A. Sirkulasi Darah Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. Siklus jantung terdiri atas periode sistol ( kontraksi dan pengosongan isi ) dan juga periode diastol ( relaksasi dan pengisian jantung ). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ( mekanisme listrik jantung ) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi dari otot jantung. Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin
3

oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh. Sirkulasi sistemik kerja jantung memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masingmasing bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.2 B. Pembuluh darah 1. Arteri Arteri membawa darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh. Arteri terbesar disebut aorta. Aorta berasal dari ventrikel kiri jantung, pangkal aorta : aorta asenden ke arcus aorta lalu ke aorta desendens (aorta torakalis di rongga dada dan aorta abdominalis di rongga perut) lalu berakhir sebagai a. iliaca komunis sinistra dan dextra di rongga panggul. Arkus aorta mempunyai 3 cabang utama: o Anonima ( bercabang: a. karotis komunis dextra dan a. subclavia dextra) o Carotis Comunis sinistra

o Subclavia sinistra Setiap a. carotis komunis bercabang menjadi a. carotis eksterna (menuju ke leher, wajah, mulut dan rahang) dan a. carotis interna (ke otak). Mikroskopik : Setiap arteri memperlihatkan pola tata bentuk yang umum. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika: a. Tunika intima yang terdiri atas selapis sel endotel di sebelah dalam, di luarnya diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis yang halus; dan yang paling luar (merupakan batas antara tunika intima dengan tunika berikutnya) berupa sabuk serat elastis yang disebut membran/tunika elastika interna yang mungkin tidak terdapat pada pembuluh lain. b. Tunika media, terutama terdiri dari sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip di antara sel-sel otot polos. c. Tunika adventisia, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh (memanjang). Berbatasan dengan tunika media mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang terlihat jelas.

Gambar 1. Dari kiri-kanan. Arteri besar , arteri sedang, arteri kecil8 Pembuluh arteri dapat digolongkan menjadi tiga golongan: a. Arteriol, pembuluh darah arteri yang paling kecil b. Arteri kecil sampai sedang, memunyai banyak unsur otot c. Arteri besar yang terutama terdiri atas serat elastin

2. Vena Fungsi vena : mengembalikan darah ke jantung yang dilengkapi dengan katup.
5

Darah di dalam vena bertekanan sepersepuluh dari tekanan arteri dan karena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri. Diameter lumen vena umumnya lebih besar daripada arteri, tetapi dindingnya jauh lebih tipis yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastinnya. Pembuluh vena digolongkan atas tiga golongan:

Gambar 2. Dari kiri-kanan. Venula, vena kecil, vena besar.9 a. Venula b. Vena kecil dan sedang c. Vena besar Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada ekstremitas bawah dilengkapi dengan katup yang mencegah aliran balik ke perifer. Katup ini berupa lipatan berbentuk bulan sabit atau kantung akibat lipatan tunika intima setempat. Mereka biasanya terdapat berpasangan menonjol ke dalam lumen dengan tepi bebasnya menghadap ke arah jantung. Kedua permukaannya dilapisi endotel dan pada sisi yang menghadap aliran darah jaringan ikat subendotel mengandung jalinan serat elastin. 3 C. Darah Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
6

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.4 Komponen darah Meskipun secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya darah terdiri dari bagian yang cair dan padat. Apabila diperiksa di bawah mikroskop, tampak banyak benda bundar kecil di dalamnya, yang dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah. Sel-sel darah merupakan bagian yang padat, sedangakan cairan tempat sel-sel ini berada merupakan bagian cair yang disebut plasma. Sel-sel darah membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh volume darah. 1. Plasma Plasma atau bagian cair darah adalah cairan jernih berwarna kekuningan. Komponen plasma : Air membentuk sekitar 90% volume plasma. Air dalam plasma berfungsi menyuplai air segar untuk mencuci sel-sel tubuh dan memperbaharui air yang terdapat di dalam sel-sel tersebut. 60% berat badan kita adalah air dan pada pria dengan berat badan 70 kg, hal itu berarti sekitar 46 lliter. Dari 46 liter tersebut, sekitar 29 liter terdapat di dalam sel (cairan intrasel) dan 17 liter terdapat di luar sel (cairan ekstrasel). Cairan ekstrasel terbagi atas cairan di dalam pembuluh darah (3 liter) dan cairan pencuci sel yang disebut cairan interstisial (14 liter). Garam mineral mencakup garam-garam klorida, fosfat, dan karbonat dari natrium, kalium, dan kalsium. Keseimbangan akurat berbagai garam ini diperlukan untuk fungsi normal jaringan tubuh, dan terdapat sekitar 0,9% zat anorganik.garam-garam didalam plasma diperlukan untuk membentuk protoplasma dan berfungsi sebagai zat buffer (dapar) yang akan menetralisir asam atau basa ddi dalam tubuh dan mempertahankan pH normal darah.
7

Protein plasma : albumin, globulin, fibrinogen, protombin, dan heparin. Protein plasma membuat konsistensi darah lengket, yang disebut viskositas, yang diperlukan untuk mencegah cairan berlebihan menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan. Kelebihan cairan di dalam jaringan dikenal sebagai edema. Viskositas darah juga berperan mempertahankankan tekanan darah. Albumin dibentuk di hati, sedangkan globulin dihasilkan oleh sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Fibrinogen dan protombin diproduksi di dalam hati dan keduanya diperlukan untuk mekanisme pembekuan darah. Plasma tanpa fibrinogen disebut serum. Serum bisa ditemukan sebagai cairan kuning yang keluar dari luka setelah bekuan darah terbentuk. Heparin juga dihasilkan oleh hati dan berfungsi mencegah pembekuan di dalam pembuluh darah.

Zat-zat nutrisi dalam bentuk yang paling sederhana : glukosa, asam amino, asam lemak serta gliserol, diabsorpsi dari saluran cerna ke dalam darah. Mereka merupakan haril akhir metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

Gas terlarut : oksigen, karbondioksida, dan nitrogen Sisa produk jaringan : urea, asam urat, dan kreatinin merupakan produk sisa metabolisme protein. Mereka diproduksi di dalam hati dan dibawa oleh darah untuk kemudian diekskresi oleh ginjal.

Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan tubuh, yang akan menyebabkan perubahan kimiawi pada zat-zat lain tanpa terlibat langsung dalam reaksi perubahan tersebut.5

2. Eritrosit atau sel darah merah

Gambar 3. Eritrosit atau sel darah merah Sumber: rihandicha.blogdetik.com Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas tinggi. Membrane ini elastic dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Struktur kimia hemoglobin Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein,globin. Globin terdiri dari empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik, masing-masing membawa gugus hemnya. Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin berwarna merah terang. Hematokrit adalah presentase volume darah total yang mengandung eritrosit. Hematokrit dapat bertambah atau berkurang bergantung pada jumlah eritrosit atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah seperti asupan cairan atau air yang hilang.

Fungsi sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Pengaturan produksi sel darah merah diatur eritropoietin, suatu hormone glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang akan mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah. 3. Leukosit atau sel darah putih

Gambar 4. Leukosit atau sel darah putih sumber : aianpramadhan.blogspot.com

Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm 3. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah. Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membrane kapilar dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan amuba). Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif)
10

atau menjauhi (kemotaksis negative) sumber zat. Semua leukosit adalah fagisitik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit. Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nucleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit.

Gambar 5. Jenis-jenis leukosit Sumber: www.gkisuryautama.org a. Granulosit terbagi berdasarkan warna granula sitoplasmanya menjadi : 1. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 m sampai 12m. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai dijaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau agens penyebab cedera lainnya. 2. Eusinofil mencapai 1 sampai 3% jumlah sel darah putih. Eusinofiil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nucleus berlobus 2, dan berdiameter 12 m sampai 15 m. eusinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamine yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung. 3. Basofil mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna
11

keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nucleus besbentuk S. diameternya sekitar 12 m sampai 15 m. Basofil menyerupai fungsi sel mast. b. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma yaitu : 1. Limfosit mencapai 30%jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik. Limfosit mengandung nucleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5 m sampai 8 m, ukuran terbesar 15 m. limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasiya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis. 2. Monosit mencapai 3sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit adalah sel darah terbesar, diameternya rata-rata berukuran 12 m sampai 18 m. nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap). 4. Trombosit atau keping darah

Gambar 6. Trombosit
12

sumber: e-dukasi.net

berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm 3. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nucleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membrane plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah. Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan perbaikan pembuluh darah yang robek. D. Hematopoiesis (pembentukan sel darah) Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi ecara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietic pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

13

Gambar 7. Proses pembentukan darah Sumber : Adwintaactivity.blogspot.com

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode : 1. Mesoblastik dari embrio berumur 2-10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac (kantung kunir) yangdihasilkan adalah HbG1, HbG2, dn hb Portland. 2. Hepatik dimulai sejak embrio berumur 6 minggu, terjadi di hati, sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Proses ini menghasilkan Hb. 3. Myeloid dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung sumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama mengahsilkan sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T. Selama perkembangan embrio, hematopoiesis pertama kali berlangsung dalam kantong kuning telur dan berlanjut di hati, limpa, nodus limfe, dan seluruh sumsum tulang janin yang sedang berkembang. Setelah lahir dan selama masa kanak-kanak sel-sel darah terbentuk dalam sumsum semua tulang. Pada orang dewasa, sel darah hanya terbentuk pada sumsum tulang merah yang ditemukan dalam tulang membranosa seperti sternum.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah adalah sebagai berikut : 1. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan : a. Protein, glukosa, dan lemak b. Vitamin B12, B6, asam folat, dan vitamin C. c. Elemen dasar Fe, ion Cu, dan Zink.
14

2. Sumber pembentukan darah (sumsum tulang) 3. Kemampuan resorbi usus halus terhadap bahan yang diperlukan. 4. Umur sel darah merah (eritrosit) yang terbatas (seitar 120 hari). Sel-sel darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali untuk dijadikan bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru. 5. Perdarahan kronis a. Gangguan menstruasi b. Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada perempuanseperti mioma utei, polip serviks, dan penyakit darah.7 Destruksi eritrosit Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari sebelum mmenjadi rapuh dan mudah pecah. Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nuclei, mitokondria ataupun reticulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu memproduksi ATP untuk waktu yang terbatas ini. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limpa, hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain. globin (bagian protein) HgA terdegradasi menjadi asam amino, yang kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular. Hem (bagian yang mengandung zat besi) diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang dilepas ke dalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu. Sebagaian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya.5

15

Penutup Berdasarkan pembahasan diatas mengenai materi yang berkaitan dengan scenario dapat disimpulkan pembentukan darah dipengaruhi oleh komponen yang berasal dari makanan seperti protein. Vitamin B12, dan elemen dasar Fe. Anemia defisiensi besi timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Jadi pengaruh bahan makanan yang masuk ke tubuh mempengaruhi penyediaan besi dan hem.

16

Daftar Pustaka 1. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002 2. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011 3. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histology. Edisi ke-5. Jakarta: EGC; 2003
4. http://www.scribd.com/doc/50526279/SGD-14-SISTEM PEREDARAN DARAH

5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003 6. Manuaba IBG. Manuaba C. Manuaba F. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta: EGC; 2007 7. Sacher. Ronald A. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2004

17

Anda mungkin juga menyukai