(KONSEP KDM)
KEBUTUHAN DASAR FISIOLOGIS SIRKULASI
DI HOLISTIK CARE KALIBARU
Oleh :
Ika Nur Rahmawati
NIM.21101036
1.2 Anatomi
a. Anatomi Jantung
Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan dan kiri.
Diantara atrium kanan dan atrium kiri terdapat pemisah yaitu septum
interatrial baikkan pemisah ventrikel kanan dan kiri adalah septum
intervetrikuler. Atrium kanan menerima darah dari vena cava superior dan
vena cava inferior, baikkan atrium kirimenerima darah dari vena
pulmonalis. Ventrikel, sebaliknya memompa darah yang diterima dari
atrium. Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis untuk mengalami oksigenasi, ventrikel kiri memompakan
darah yang diterima dari atrium kiri menuju ke aorta (Purba, 2013).
Tabel 1. Klasifikasi LDL, Total, dan Kolesterol HDL (mg / dL) (Sari,
2014)
1.4 Etiologi
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung karena
masalah kesehatan ini mengganggu kinerja pembuluh darah. Melansir
WebMD, tingginya kolesterol dalam darah dapat menyebabkan kolesterol
menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Kondisi ini disebut
aterosklerosis. Saat arteri menyempit, aliran darah ke otot jantung jadi
menyempit atau terhambat. Hal ini bisa berdampak fatal. Pasalnya, darah
membawa oksigen ke jantung (Dadan, 2012).
Hiperkolesterolemia biasanya tidak menunjukkan gejala khas,
seringkali seseorang baru mengetahui terkena hiperkolesterolemia ketika
mereka melakukan pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan atau
karena keluhan lain. Hanya saja gejala yang sering ditemui yaitu sering
pusing di kepala bagian belakang, tengkuk dan pundak terasa pegal, sering
pegal, kesemutan di tangan dan kaki bahkan ada yang mengeluhkan dada
sebelah kiri terasa nyeri seperti tertusuk. Jika hiperkolesterolemia ini
dibiarkan begitu saja, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
jantung koroner dan stroke (Dadan, 2012).
1.6 Patofisiologi
Arterosklerosis merupakan sekumpulan kompleks yang melibatkan
darah dan kandungan materi didalamnya, endotel vaskular dan vasa
vasorum. Daerah yang sering terjadi yaitu di daerah aorta dan arteri
koronaria.Prosesnya diawali dengan perubahan kolestrol LDL yang
mengalami oksidasi menjadi LDL yang teroksidasi (Ox LDL). Kemudian
hal tersebut akan semakin beresiko jika pada pembuluh darah terdapat
kemungkinan kerusakan dari nitrogen monoksida (NO) yang berfunsi
untuk melindungi dinding endotel pembuluh darah dari bahan-bahan yang
beresiko menempel dan membentuk trombus seperti Ox LDL, trombosit
dan monosit yang berubah menjadi makrofag. Jika terdapat kerusakan,
maka endotel dapat menjadi aktif dan mengalami gangguan fungsi
kemudian dapat terjadi deendotelisasi dengan atau tanpa disertai proses
adesi trombosit. Berdasarkan ukuran dan konsentrasinya, molekul plasma
dan molekul lain lipoprotein bisa melakukan ekstravasasi melalui endotel
yang rusak dan masuk melalui ruang sub endotelial. Ox LDL yang
tertahan akan berubah menjadi bersifat sitotoksik, proinflamasi,
khemotaktik dan proaterogenik. Karena keadaan tersebut, endotel sulit
untuk menghasilkan NO sebagai pelindung serta fungsi dilatasi pun
berkurang (Adi, 2014).
NO yang berkurang juga mengakibatkan keluarnya sel-sel adesi
(Vascular Cell Adhesion Molecule-1, Intercelular Adhesion Molecule-1, E
selectin, P selectin) dan menangkap monosit dan sel T. kemudian monosit
tersebut melewati endotel memasuki lapisan intima dinding pembuluh dan
berdiferensiasi menjadi makrofag yang selanjutnya mencerna tumpukan
Ox LDL dan berubah menjadi sel busa (foam cell). Foam cell macrophage
kemudian menjadi satu pada pembuluh darah dan membentuk fatty streak
yang nampak. Jika dibiarkan terus menerus, fatty streak akan bertambah
besar seiring berjalannya waktu bersamaan dengan berproliferasinya
jaringan ikat fibrosa dan jaringan otot polos disekitarnya sehingga
membentuk plak yang makin lama makin membesar. Plak yang membesar
menunjol kearah dalam lumen arteri sehingga mengurangi aliran darah
menyebabkan timbunan sejumlah besar jaringan ikat padat dan arteri pun
menjadi lebih kaku dan tidak lentur. Selanjutnya, garam kalsium seringkali
mengendap bersamaan dengan kolesterol dan lipid yang lain sehingga
menyebabkan arteri mengeras akibat kalsifikasi (Guyton & Hall, 2012).
Dinding plak akan mengalami degenerasi sehingga mudah sekali untuk
robek. Pada robekan tersebut memungkinkan untuk trombosit menempel
pada permukaan tersebut sehingga dapat membentuk suatu bekuan darah
dan sewaktu-waktu dapat menyumbat aliran darah sehingga aliran darah
dapat terhenti secara tiba-tiba (Guyton & Hall, 2012).
1.7 Pathway
1. Nyeri dada
Pembuluh darah arteri adalah bagian dari tubuh yang mengirimkan
darah pada jantung. Jika kerja pembuluh darah arteri terhambat maka
dapat menyebabkan terjadinya nyeri dada atau angina dan gejala lain
dari penyakit jantung.
2. Serangan jantung
Jika plak pada dinding pembuluh darah bocor atau pecah dan terjadi
pembekuan darah maka dapat menghambat peredaran darah pada
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan pengiriman darah ke
jantung juga terhambat. Hal tersebut menyebabkan serangan jantung.
3. Stroke
Seperti pada serangan jantung, jika aliran darah ke otak terhambat
karena terjadi pembekuan darah maka dapat menyebabkan terjadinya
stroke.
1.11Konsep Keperawatan
1.11.1 Pengkajian
1. Health Promotion
Meliputi : kesadaran kesehatan dan manajemen kesehatan tentang
hiperkolesterol.
2. Nutrition
Meliputi : perbandingan antara intake sebelum dan sesudah menderita
hiperkolesterol.
3. Elimination
Meliputi : frekuensi buang air besar dan buang air kecil sebelum dan
sesudah menderita hiperkolesterol. Menjelaskan karakteristik buang air
besar dan buang air kecil tersebut.
4. Activity Rest
Meliputi : jam tidur sebelum dan sesudah menderita hiperkolesterol.
5. Perception/cognition
Meliputi : cara pandang klien tentang hiperkolesterol ,apakah klien
memiliki pemahaman khusus tenteng hiperkolesterol.
6. Self perception
Meliputi : apakah klien merasa cemas/takut tentang penyakit
hiperkolesterol
7. Role perception
Meliputi : hubungan klien dengan perawat yang membantu dalam
menurunkan hiperkolesterol.
8. Sexuality
Meliputi : gangguan atau kelainan seksualitas
9. Coping/Stress Tolerance
Meliputi : bagaimana cara klien mengatasi stressor dalam penyakit yang
dideritanya.
10. Life Principles
Meliputi : apakah klien tetap menjalankan sholat/ibadah yang lain selama
perawatan, apa prinsip hidup yang dimiliki klien.
11. Safety/ Protection
Meliputi : apakah klien merasa nyaman dengan proses perawatan,
bagaimana penampilan psikologis klien seperti tenang, bingung.
12. Growt/ Development
Meliputi : apakah ada kenaikan/penurunan berat badan sebelum dan
sesudah menderita hiperkolesterol.
Pemeriksaan fisik mulai dari pengukuran tanda vital sebagai
berikut; tanda-tanda vital terjadi peningkatan tekanan darah, suhu tubuh,
dan disertai ada atau tidak ada peningkatan nadi, pernapasan. Pada
penderita hiperkolesterol yang tidak diimbangi dengan diet dan aktivitas
fisik kemungkinan besar akan terjadi atherosklerosis yang akan
menjadikan beban berat pada kerja jantung. Jika kerja jantung meningkat
maka frekuensi/irama jantung menjadi tidak teratur dan muncul diagnosa
resiko penurunan curah jantung, jantung tidak akan bekerja dengan normal
sehingga dalam pengangkutan O2 menuju otak menjadi terganggu
sehingga muncul diagnosa nyeri akut dan pola nafas tidak efektif.
1.11.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI Edisi 1 kemungkinan diagnose yang muncul akibat
hiperkolesterolemia yaitu:
a. Risiko perfusi miokard tidak efektif
b. Risiko perfusi perifer tidak efektif
c. Risiko perfusi serebral tidak efektif
d. Defisit pengetahuan
e. Gangguan sirkulasi spontan
f. Penurunan curah jantung
g. Perfusi perifer tidak efektif
h. Risiko pendarahan
g. Risiko perfusi gastrointertinal tidak efektif
1.11.3 Perencanaan
Menurut SIKI Edisi 1 Cetakan II kemungkinan intervensi yang bisa
dilakukan oleh penderita hiperkolesterolemia yaitu:
a. Manajemen Aritmia
b. Perawatan Sirkulasi
c. Edukasi diet
d. Manajemen peningkata tekanan intrakranial
DAFTAR PUSTAKA
Adi PR. 2014. Pencegahan dan penatalaksanaan aterosklerosis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit. Dalam. Ed I. Jakarta:InternaPublishing, pp: 1425-1434.
Dadan, n. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Lemak Jenuh dan Obesitas
Sentral dengan Kolesterol Total pada Dosen dan Karyawan Universitas
Siliwangi.
dengan Kadar Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Padang Tahun 2013. NERS Jurnal Keperawatan, 9(1),30.
https://doi.org/10.25077/njk.9.1.30-38.2013
Erwina, I., & Yeni, F. (2018). Hubungan Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Erwinanto, Santoso, A., Putranto, J. N. eko, Pradana, T., Sukmawan, R.,
Evania, A. (2018). Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol Total pada
Pasien Hiperkolesterolemia di Klinik Pengobatan Islami Refleksi dan
Bekam Samarinda.
Guyton AC, Hall JE, editors. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC; 2008. p. 82-93.
Krisnawati, Ega. 2021. Rangkuman Sistem Sirkulasi pada Manusia, Organ, dan
Mekanismenya.
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/rangkuman-sistem-
sirkulasi-pada-manusia-organ-dan-mekanismenya-
gig8amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw
%3D%3D#aoh=16412987623066&referrer=https%3A
%2F2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https
%3A%2F%2Ftirto.id%2Frangkuman-sistem-sirkulasi-pada-manusia-organ-
dan-mekanismenya-gig8 . Diakses pada Januari 2022.
Purba, B. A. (2013). Fisiologi Kardiovaskuler.
Ramli, D., & Karani, Y. (2018). Anatomi dan Fisiologi Kompleks Mitral, Jurnal
Kesehatan Andalas. Anatomi Dan Fisiologi Kompleks Mitral, 103–112.
Sari, D. K. (2014). Tanda gejala dan bahaya hiperkolesterolemia. Tanda Gejala
Dan Bahaya Hiperkolesterolemia, (1988), 1–8.
Suryawan, R., … Kasiman, S. (2017). Panduan Tata Laksana Dislipidemia 2017.
Widada, S. T., Martiningsik, M. A., & Carolina, S. C. (2016). Gambaran
Perbedaan Kadar Kolesterol Total Metode CHOD-PAP ( Cholesterol
Oxidase – Peroxsidase Aminoantypirin ) Sampel Serum dan Sampel
Plasma. Teknologi Laboratorium, 5(1), 1–4.
https://doi.org/10.1243/09544070260340871
Willy, Tjin. 2019. Aterosklerosis. https://www.alodokter.com/aterosklerosis.
Diakses pada Januari 2022-01-05