Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

ROLE PLAY KEGIATAN TIMBANG TERIMA

Dibimbing oleh : Ns.

Disusun oleh : Kelompok 2 / 2017 B

Laelatul Fitriyah (17010058)

M. Maulana Abduh Ramadhani (17010064)

Rike Islamiyah (17010071)

Safira Andriyani (17010073)

Ardina Dwi Saputri (17010090)

Ika Nur Rahmawati (17010096)

Ivan Restu Retnadiyanto (17010102)

Faughfira Rahmatika (16010164)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES DR. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

(JIS)

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas


segala rahmat dan karuniaNya sehingga “Proposal Kegiatan  Role
Play Timbang Terima” telah selesai disusun oleh kelompok 2 kelas
2017B pada mata kuliah manajemen keperawatan. Laporan ini
dibuat untuk melaporkan proses kegiatan penerimaan pasien
baru, timbang terima dan ronde keperawatan dalam penerapan
model asuhan keperawatan profesional pada profesi manajemen.

Kami juga berterima kasih pada dosen pembimbing yang


telah memberikan waktu luang untuk membimbing, memberi saran
dan masukan atas laporan yang kami buat. Laporan ini dibuat
dengan mengerahkan tenaga dan pikiran semua anggota kelompok
yang telah membantu proses penyelesaian proposal penerimaan
pasien baru, timbang terima dan ronde keperawatan. Penyusun
berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan
dan bermanfaat bagi perawat dan masyarakat pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dan


ketidaksempurnaan dalam laporan kegiatan yang kami buat, baik
dari segi isi maupun penulisan. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal kami
selanjutnya.

Jember, 22 September 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antara perawat, maupun dengan
tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
dengan singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada perawat primer
(penanggung jawab) dinas berikutnya secara tertulis dan lisan.
Hampir di semua ruang perawatan di rumah sakit selalu dilakukan timbang terima,
namun masih belum sesuai dengan model asuhan keperawatan professional. Oleh karena
itu, penulis bermaksud untuk menerapkan timbang terima yang berdasarkan standar
asuhan keperawatan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan menerapkan timbang terima sesuai standar
asuhan keperawatan dan mampu menjalin hubungan kerjasama antar perawat
serta terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
2. Membina hubungan saling percaya
3. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
4. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
5. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti.
6. Menyusun rencana kerja berikutnya.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Pasien

a. Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.


b. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.

1.3.2 Bagi Perawat


a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan..

1.3.3 Bagi Institusi


a. Terciptanya model asuhan keperawatan professional.
b. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerma
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima 
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebeum pergatian shift. Selain
laporan antar shift, dapat disampakan juga informasi-informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dlaksanakan.

2.2 Tujuan
a. Menyampaikan kondisi ataau keadaan klien secara umum.
b. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditinjak lanjuti oleh
dinas berikutnya.
c. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2.3 Langkah-langkah
a. Kedua kelompok shif dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapan apa yang akan
disampaikan oleh dinas berikutnya.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:

1) Kondisi atau keadaan klien secara umum.

2) Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.

3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

d. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak


terburu buru.

e. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama sama secara
langsung melihat keadaan klien.

2.4 Prosedur Timbang Terima


TAHAP KEGIAAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Timbang terima dilaksankan 5 menit Nurse PP dan PA
setiap pergantian shift/overran Station
2. prinsif timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya
pasien yang memiliki permasalahan
belum dapet teratasi serta yan
membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3. PP menyampaikan timbang trima
pada PP berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima :
- Jumlah pasien
- Identitas klien dan diagnosis medis
- Data (keluhan/subjektif dan
objektif)
- Masalah keperawatan yang asih
muncul
- Intervensi keperawatan yang usdah
dan belum dilaksanakan ( secara
umum)
- Intervensi kolaboratif dan
dependen
- Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang dan
lain-lain)
Pelaksana 1. Kedua kelompok dinas sudah siap 20 menit Ners KARU, PP dan
an (shif jaga) Station PA
2. Kelompok yang akan bertugas
berkumpul bersama dengan
kelompokyang selesai bertugas
3. perawat yang melakukan timbang
terima dapat mealkkan klarifikasi
Tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang
kuran jelas
5. Kepala ruangan/PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
6. penyampaian yang jelas, singkat
dan padat
7. Perawat yang melaksanakan
timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tndakan yang telah/belum
dilaksanakan sera hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan
8. hal-hal yan bersifat khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya docatat secara khusu dan
diserahterimakan kepada petugas
berikutnya
9. Lama timbnag terima untuk setiap
pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang urmit.
Penutup 1. Diskusi 5 menit Ners KRU, PP dan
2. Pelaporan untuk itmbang terima Station PA
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang telah
ditanatangani oleh PP yan jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya,
diketahui oleh kepala ruangan
3. Ditutup oleh kepala ruangan
2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup, sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat klien
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shjock sebaiknya
dibicarakan di ners station.
2.6 Timbang Terima dengan SABR
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat
membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan
perawatan pasien. Prinsip komunikasi efektif dalam timbang terima menurut.
Komunikasi yang tidak efektif dapat mengancam keselamatan pasien di rumah
sakit. Alvarado, et al (2006) mengatakan ketidakakuratan informasi dapat
menimbulkan dampak yang serius pada pasien, hamper 70% kejadian sentinel
yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah
sakit disebabkan karena buruknya komunikasi.  Sejalan dengan prinsip komunikasi
efektif di atas, Nursalam (2012) membagi kegiatan timbang terima menjadi
beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap post timbang
terima.
Menurut Jefferson (2012), dalam melakukan timbang terima ada
perkembangan alternatif komunikasi efektif yang dapat dilakukan yaitu metode
SBAR. Rekomendasi WHO2 pada tahun 2007, mewajibkan untuk anggota Negara
WHO dalam memperbaiki pola komunikasi pada saat melakukan operan jaga harus
menggunakan suatu standard yang strategis yaitu dengan mengunakan metode
komunikasi S-BAR. Proses komunikasi S-BAR terbukti telah menjadi alat
komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawatan akut untuk tingkatan
komunikasi yang urgen, terutama antara dokter dan perawat,.
2.7 Definisi SABR
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face
yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
a. S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu.
b. B (Background): merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi.
c. A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah.
d. R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk
tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut.
(Jefferson,2012).
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu
sasaran dari program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang
efektif. Selain itu dengan menggunakan komunikasi SBAR dapat menghemat
waktu sehingga perawat yang akan dinas dapat melakukan tindakan segera
terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif (Smith, et al, 2008;
Rushton, 2010; JCAHO, 2013).
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat
digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau
antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota
tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
2.8 Ruang Lingkup SBAR
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,
Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga
kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah
sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi
dengan baik. sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan
pasien.
a. Situation :
Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan
Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
Diagnosa medis
Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
b. Background :
Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi
Obat saat ini dan alergi
Tanda-tanda vital terbaru
Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan
Riwayat medis
Temuan klinis terbaru
c. Assessment :
berbagai hasil penilaian klinis perawat
Apa temuan klinis ?
Apa analisis dan pertimbangan perawat ?
Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
d. Recommendation :
apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter ?
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi ?
BAB III

PRE PLANING

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Hari/Tanggal   : Kamis, 22 Oktober 2020
Pukul               : 14.00 WIB
Tempat            : Ruang Kritis RSUD dr Soebandi
3.2 Pengorganisasian

Kepala ruangan : Ardina, Ns. S. Kep

Ka tim pagi : Rama, Ns. S. Kep

Ka tim siang : Ika, Ns. S. Kep

Perawat pelaksana 1 pagi : Rike, Ns. S. Kep

Perawat pelaksana 2 pagi : Safira, Ns. S. Kep

Perawat pelaksana 1 sora : Fitri, Ns. S. Kep

Perawat pelaksana 2 Sore : Faugfira

Pasien : Ivan

Pembimbing Akademik      : Dina, Ns. S.Kep.M.Kep


Pembimbing Ruangan         : Andriani, Ns. S.Kep.M.Kep
3.3 Metode
Demonstrasi
3.4 Media
Status klien
Buku timbang terima.
Alat tulis.
Sarana dan Prasarana
3.5 Alur Timbang Terima
3.6 Format Timbang Terima

Ruang : …..

Nama Diagnosa Diagnosa Keadaan Obat Tindak


Klien Medis Keperawatan Klien Lanjut

Jember, ……
Perawat Shift…. Perawat Shift….

(…………………….) (…………………..)
3.7 Skenario Timbang Terima

SKENARIO TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

Kelompok 2

Kepala ruangan : Ardina

Ka tim pagi : Rama

Ka tim siang : Ika

Perawat pelaksana 1 pagi : Rike

Perawat pelaksana 2 pagi : Safira

Perawat pelaksana 1 sora : Fitri

Perawat pelaksana 2 Sore : Faugfira

Pasien : Ivan

Narasi : timbang terima dilakukan setiap pergantian sift pagi, siang dan malam

1. PRE KONFERENS DI NURSE STATION

Kepala Ruangan: Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan operan, marilah kita
ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah swt. karena rahmat serta karunianya lah kita dapat
berkumpul disini. Pada siang hari ini hari Senin, tanggal 3 November 2020 akan dilakukan
kegiatan operan yang rutin kita lakukan setiap pergantian shift.(perkenalan perawat pagi)

Kepada perawat pelaksana yang dinas pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-
masing pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas sore. Dan untuk masing-masing
ketua tim saya persilahkan memvalidasi data yang sudah ada untuk merencanakan tindakan
keperawatan selanjutnya.

PP Tim 1 (Pagi): Assalamu’alaikum Wr.Wb, Terima Kasih Untuk Kesempatan Yang


Diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini, Jumlah Pasien Dari
Tim 1 Saat Ini Adalah 4 orang Dengan Tingkat Ketergantungan Minimal 2 orang, Parsial 2
orang dan Total care 1 orang.

Identitas Pasien Yang Pertama Nama Ny.F, umur 50 tahun, Tingkat Ketergantungan
minimal care Diagnosa Medis Ca. Mammae. Keadaan Umum Pasien baik. Ttv Terakhir
Pukul 13.00 120/80 mmHg, Suhu 36,80c, Nadi 8x/i, RR 20x/i GCS 15. pasien Mengeluhkan
nyeri bagian mammae. Masalah Keperawatan Yang Ditemukan Adalah gangguan rasa
nyaman nyeri.

Implementasi Yang Sudah Dilakukan :

1. Mengkaji tingkat nyeri dengan hasil nyeri sedang


2. Mempertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

4. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

5. Membatasi aktivitas.

6. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan. Intervensi Yang Belum Terlaksana

Intervensi Yang Belum Terlaksana

Hindari merokok atau menggunakan nikotin. (yang ini perlu gak ma soalnya kan di RS)

Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi,hindari konstipasi.

Evaluasi (Soap)

S : pasien mengatakan nyeri mammae berkurang

O : pasien Nampak rileks

A : masalah nyeri sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi.

Demikian yang dapat saya sampaikan tentang keadaan pasien di ruang melati saat ini.

NB: adakah rencana pemberian kemoterapi?, IV line terpasang gak? Berapa tts/menit?,
dokternya sudah visit apa belum?

PP Tim 2 (Pagi): Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi
dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu ditambahkan dari masing-masing ketua
tim untuk memvalidasi data. Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju ke
ruangan pasien care 1 orang.

Identitas Pasien Yang Pertama Nama Tn.T, umur 51 tahun, Tingkat Ketergantungan partial
care. Diagnosa Medis Fraktur Femur 1/3 distal. Keadaan Umum Pasien lemah TTV
Terakhir Pukul 13.00. Tensi 130/70 mmHg, S: 37,50c. Nadi 64x/mnt. Rr : 22x/mnt. Gcs 15.
Pasien Mengeluhkan tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

Masalah Keperawatan Yang Ditemukan adalah hambatan mobilitas fisik b/d terpasangx
gips/traksi.

Implementasi Yang Sudah Dilakukan

1. Mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas.

2. Mengkaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas

3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan, menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan sebagainya ditempat tidur.
Intervensi Yang Belum Terlaksana :

Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode

aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah


kelemahan). Jelaskan pada pasien pentingnya melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

Evaluasi (Soap)

S : pasien mengatakan sebagian aktivitasnya bisa dilakukan di tempat tidur.

O : pasien nampak terbaring lemah

A : masalah belum teratasi

P : ulangi intervensi

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar Dahlia Saat Ini

NB: dokternya sudah visit belum? Terpasang gips gak?

Kepala Ruangan: Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi
dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu ditambahkan dari masing-masing ketua
tim untuk memvalidasi data. Kalau tidak ada tambahan mari kita langsung saja menuju ke
ruangan pasien.

2. KONFERENS SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN

Kepala Ruangan:”Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya bapak Rama Saat Ini?


Seperti Biasa , bapak, Kita Disini Akan Melakukan Kegiatan Timbang Terima Yang Rutin
Setiap Pergantian Shift, Tujuan Dari Timbang Terima Ini Adalah Mengkomunikasikan
Keadaan bapak Sekarang Dan Menyampaikan Informasi Yang Penting Antar Shift Jaga.

Perkenalkan kepada perawat pelaksana sore dari tim 1 ada Ns.Ika Dan Ns. safira Dari tim 2
ada Ns rike dan Ns. fitri .Yang akan bertugas menggantikan perawat pelaksana pagi ini.

Masing-masing perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas sore melakukan validasi
langsung ke pasien.

PP tim 1 (Sore) : Apa yang dirasakan bu Santi Saat ini apakah sudah ada perkembangan yang lebih
baik dari sebelumnya?

Pasien () : Iya suster saya masih lemas dan sakit pada bagian dada terutama pada payudara dan kepala
saya jd pusing.

PP tim 1 (Sore): Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian kepala yang dirasakan merupakan efek dari
proses penyakit, namun ibu jangan terlalu cemas karena sudah ada perawatan yang akan
memberikan terapi obat yang di berikan dokter untuk mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini,
(perawat memberikan posisi senyaman mungkin pada pasien dan mengajarkan teknik distraksi,
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri ) baik ibu tidak perlu sungkan jika memerlukan sesuatu kami
akan akan selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik.

Ibu apa ada yang perlu didiskusikan kembali ?

Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mengikuti timbang terima ini.
Wassalamu’alaikum wr wb. (sambil berjabat tangan dengan semua anggota timbang terima
sambil meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke nurse station).

4. POST KONFERENS

Kepala ruangan: Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima, saya berharap
dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift bisa jelas dan terstruktur. Mungkin
dari pasien tadi ada yang masih harus di diskusikan lagi?

Perawat pelaksana dari tim 1 dan tim 2 yang dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada
Karu, Katim 1 dan 2, serta Perawat pelaksana tim 1 dan 2 yang dinas pagi.

PP tim 2 (Sore): Iya, ada tambahan dari pasien kamar VII atas nama Ny. Nursia masih mengeluh
nyeri bagian post oprasi.

PP (Pagi): Sudah diberikan terapi obat tramadol Yang sesuai dengan anjuran dari dokter.

Ketua Tim : Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim 1 dan ketua tim 2 beserta perawat
pelaksana yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga apa yang telah
kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran
dalam melaksanakan tugas masing- masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.

3.8
DAFTAR PUSTAKA

 Nancy & Patricia (2012) Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. Jakarta : EGC
 Nursalam (2014 Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam (2014) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai