Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Sistem Sirkulasi pada Manusia, Organ, dan Mekanismenya

Penulis: Ega Krisnawati

02 Agustus 2021

Sistem sirkulasi merupakan suatu sistem transportasi yang bertugas untuk mengedarkan semua sari
makanan dan oksigen (O2) ke jaringan tubuh, mengembalikan karbon dioksida (CO2) ke paru-paru
zat sisa metabolisme

ke ginjal, serta mengedarkan hormon untuk kelangsungan hidup sel tubuh.

Manusia memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme selama hidupnya.
Dikutip dari Modul Biologi Kelas XI KD 3.6, proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat berguna,
juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh.

Bahan-bahan yang diperlukan tubuh, yaitu seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme, dan sisanya
diangkut. Kemudian, diedarkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah.

Lalu, hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan
tubuh, sementara semua sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju
organ-organ pembuangan.

Pengertian Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang berfungsi untuk mengangkut berbagai zat di dalam
tubuh, pada manusia berupa sistem peredaran darah. Berikut beberapa fungsi peredaran darah dan
menunjukkan betapa pentingnya darah bagi manusia.

a. Mengedarkan oksigen dari pari-paru ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida sisa
aktivitas sel dari tubuh ke paru-paru untuk dibuang.

b. Mengangkut nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh dari sistem pencernaan dan
membawa sisa metabolisme ke ginjal untuk dibuang.

c. Mengangkut hormone

d. Mengangkut sistem kekebalan tubuh

e. Mengatur suhu tubuh

Tubuh manusia membutuhkan sistem sirkulasi yang baik karena, darah tidak bisa mengalir dengan
sendirinya ke seluruh tubuh. Tubuh manusia membutuhkan sebuah mesin pemompa agar darah
dapat mengalir di dalam tubuh, organ tersebut adalah jantung.
Darah yang terdapat di dalam tubuh akan tetap terus berada di dalam pembuluh-pembuluh darah,
yaitu pada pembuluh besar dan pembuluh kecil. Dilansir laman Rumah Belajar, sistem sirkulasi darah
pada manusia terdiri dari sistem sirkulasi pulmonalis dan sistem sirkulasi sistemik.

1. Sistem sirkulasi pulmonalis

Sistem sirkulasi pulmonalis (peredaran darah kecil), yaitu darah yang kaya karbon dioksida mengalir
dari ventrikel kanan jantung menuju ke paru-paru, melalui arteri pulmonalis. Kemudian, darah yang
kaya oksigen akan kembali menuju ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis

2. Sistem sirkulasi sistemik

Sistem peredaran darah sistemik (peredaran darah besar) adalah darah yang kaya oksigen dan
mengalir dari ventrikel kiri jantung ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru melalui aorta. Kemudian,
darah yang kaya karbon dioksida akan kembali dari seluruh tubuh menuju atrium kanan jantung
melalui vena cava superior dan vena cava inferior.

Organ Sirkulasi

Menurut e-Modul Biologi, terdapat dua komponen penting untuk menjalankan fungsi sistem


sirkulasi. Dua komponen itu adalah darah dan alat-alat peredaran darah.

1. Darah

Darah adalah medium transport dalam sistem sirkulasi. Secara keseluruhan darah manusia berwarna
merah

karena mengandung haemoglobin.

Adapun komponen pada darah terdiri dari dua bagian utama. Pertama, plasma darah yang
berbentuk cair. Kedua, sel darah yang berbentuk padat.

Plasma Darah terdiri atas air dan zat, ion, yang terlarut di dalamnya. Sementara sel darah terdiri dari
tiga jenis, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

2. Alat-alat peredaran darah

Alat-Alat Peredaran Darah adalah sarana untuk mengedarkan darah seluruh tubuh berupa pembuluh
darah

dan jantung. Berikut penjelasannya.

- Pembuluh darah

Pembuluh Darah adalah sarana untuk mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Terdapat dua
jenis pembuluh darah, yaitu arteri dan vena.

Arteri adalah pembuluh yang berperan sebagai pengangkut darah yang keluar dari jantung. Tekanan
darah di pembuluh memiliki muatan cukup besar terhadap dinding pembuluh.

Agar dapat menahan tekanan tersebut, arteri harus mempunyai dinding yang cukup tebal dan
elastis. Letak pembuluh arteri lebih ke dalam jaringan tubuh.

Vena atau pembuluh balik adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Di sepanjang
pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh
vena terletak lebih ke permukaan jaringan tubuh.

- Jantung

Jantung berperan sebagai alat pemompa darah dan terletak di rongga dada sebelah kiri. Jantung
dibungkus oleh

tiga lapisan, yaitu endokardium, miokardium dan perikardium.

Endokardium merupakan selaput yang membatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung
pembuluh darah, saraf. dan cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung.

Kemudian, miokardium merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot. Sementara,
perikardium merupakan selaput pembungkus jantung yang terdiri dari dua lapis dengan cairan
limpha di antaranya yang bertugas sebagai pelumas untuk menahan gesekan.

Ruang jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,
dan

ventrikel kiri. Di antara atrium kanan dengan ventikel kanan terdapat katup trikuspidalis.

Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam ventrikel kanan tidak masuk kembali ke
atrium

kanan. Di antara atrium kiri dengan ventikel kiri terdapat katup bikuspidalis.

Katup bikuspidalis berfungsi untuk mencegah darah dalam ventrikel kiri tidak mengalir kembali ke
atrium kiri. Lalu, untuk mencegah terjadinya aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri dibatasi
oleh katup semilunaris aorta.

Untuk mencegah terjadinya aliran balik darah dari arteri pulmoner ke ventrikel kanan maka dibatasi
oleh

katup semilunaris pulmoner.

Mekanisme Sirkulasi

Sistem peredaran darah atau sirkulasi pada manusia dikendalikan oleh organ jantung yang berguna
untuk memompa darah agar mampu mengalir ke semua tubuh. Ketika otot jantung berelaksasi,
jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan tekanannya kecil.

Berdasarkan cara kerjanya sistem peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil
dan peredaran darah besar.

1. Peredaran darah Kecil

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-
paru dan lagi lagi ke jantung. Urutannya adalah Jantung (bilik kanan) > arteri pulmonalis > paru-paru
> vena pulmonalis > jantung (serambi kiri).

2. Peredaran darah besar


Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik
kiri jantung lalu diedarkan ke semua jaringan tubuh. Urutannya adalah Jantung (bilik kiri) > aorta >
seluruh tubuh > vena cava > jantung (serambi kanan).

https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/rangkuman-sistem-sirkulasi-pada-
manusia-organ-dan-mekanismenya-
gig8amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16412987623066&referrer=https%3A%2F2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Frangkuman-sistem-sirkulasi-pada-manusia-
organ-dan-mekanismenya-gig8

2. Etiologi

Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung karena masalah kesehatan ini mengganggu
kinerja pembuluh darah.

Melansir WebMD, tingginya kolesterol dalam darah dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di
dinding pembuluh darah arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis.

Saat arteri menyempit, aliran darah ke otot jantung jadi menyempit atau terhambat. Hal ini bisa
berdampak fatal. Pasalnya, darah membawa oksigen ke jantung.

Hiperkolesterolemia biasanya tidak menunjukkan gejala khas, seringkali seseorang baru mengetahui
terkena hiperkolesterolemia ketika mereka melakukan pemeriksaan kesehatan ke

pelayanan kesehatan atau karena keluhan lain. Hanya saja gejala yang sering ditemui yaitu sering

pusing di kepala bagian belakang, tengkuk dan pundak terasa pegal, sering pegal, kesemutan di

tangan dan kaki bahkan ada yang mengeluhkan dada sebelah kiri terasa nyeri seperti tertusuk.

Jika hiperkolesterolemia ini dibiarkan begitu saja, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
jantung koroner dan stroke (Dadan, 2012).

2.1.4 Patogenesis Aterosklerosis

Arterosklerosis merupakan sekumpulan kompleks yang melibatkan darah dan kandungan materi
didalamnya, endotel vaskular dan vasa vasorum. Daerah yang sering terjadi yaitu di daerah aorta
dan arteri koronaria.Prosesnya diawali dengan perubahan kolestrol LDL yang mengalami oksidasi
menjadi LDL yang teroksidasi (Ox LDL). Kemudian hal tersebut akan semakin beresiko jika pada
pembuluh darah terdapat kemungkinan kerusakan dari nitrogen monoksida (NO) yang berfunsi
untuk melindungi dinding endotel pembuluh darah dari bahan-bahan yang beresiko menempel dan
membentuk trombus seperti Ox LDL, trombosit dan monosit yang berubah menjadi makrofag. Jika
terdapat kerusakan, maka endotel dapat menjadi aktif dan mengalami gangguan fungsi kemudian
dapat terjadi

deendotelisasi dengan atau tanpa disertai proses adesi trombosit. Berdasarkan


ukuran dan konsentrasinya, molekul plasma dan molekul lain lipoprotein bisa

melakukan ekstravasasi melalui endotel yang rusak dan masuk melalui ruang

sub endotelial. Ox LDL yang tertahan akan berubah menjadi bersifat

sitotoksik, proinflamasi, khemotaktik dan proaterogenik. Karena keadaan

tersebut, endotel sulit untuk menghasilkan NO sebagai pelindung serta fungsi dilatasi pun berkurang
(Adi, 2014).

NO yang berkurang juga mengakibatkan keluarnya sel-sel adesi

(Vascular Cell Adhesion Molecule-1, Intercelular Adhesion Molecule-1, E

selectin, P selectin) dan menangkap monosit dan sel T. kemudian monosit

tersebut melewati endotel memasuki lapisan intima dinding pembuluh dan

berdiferensiasi menjadi makrofag yang selanjutnya mencerna tumpukan Ox

LDL dan berubah menjadi sel busa (foam cell). Foam cell macrophage

kemudian menjadi satu pada pembuluh darah dan membentuk fatty streak

yang nampak. Jika dibiarkan terus menerus, fatty streak akan bertambah besar

seiring berjalannya waktu bersamaan dengan berproliferasinya jaringan ikat fibrosa dan jaringan
otot polos disekitarnya sehingga membentuk plak yang makin lama makin membesar. Plak yang
membesar menunjol kearah dalam lumen arteri sehingga mengurangi aliran darah menyebabkan
timbunan sejumlah besar jaringan ikat padat dan arteri pun menjadi lebih kaku dan tidak lentur.
Selanjutnya, garam kalsium seringkali mengendap bersamaan dengan kolesterol dan lipid yang lain
sehingga menyebabkan arteri mengeras akibat

kalsifikasi (Guyton & Hall, 2012). Dinding plak akan mengalami degenerasi sehingga mudah sekali
untuk robek. Pada robekan tersebut memungkinkan untuk trombosit menempel pada permukaan
tersebut sehingga dapat membentuk suatu bekuan darah dan

sewaktu-waktu dapat menyumbat aliran darah sehingga aliran darah dapat terhenti secara tiba-tiba
(Guyton & Hall, 2012).

Anda mungkin juga menyukai